Anda di halaman 1dari 6

Masalah pengangguran dan tingkat pengangguran di Indonesia

Pengangguran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai keadaan


tidak melakukan apa-apa atau tidak bekerja.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka tingkat pengangguran terbuka
mencapai 7,01 juta jiwa atau 5,33 persen pada Februari 2017. Jumlah tersebut menurun
0,17 persen dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan terutama karena angka
pengangguran di perdesaan menurun tajam. Lebih jauh, BPS memaparkan tingkat
pengangguran terbuka (TPT) di perdesaan turun cukup besar dari 4,35 persen pada
Februari 2016, menjadi 4 persen pada Februari 2017. Sementara TPT di perkotaan hanya
turun tipis dari 6,53 persen menjadi 6,5 persen.
Pengangguran yang turun cukup tajam di perdesaan karena diserap oleh sektor
pertanian. Penyebab utamanya adalah panen raya yang terjadi pada kuartal I tahun ini.
Tahun lalu, panen raya baru terjadi di kuartal II. Meningkatnya daya serap tenaga kerja
di sektor pertanian berimbas pada meningkatnya partisipasi angkatan kerja perempuan.
Sebab, perempuan turut membantu memanen saat panen raya.
Dilihat dari waktu bekerja, sebanyak 87 juta bekerja penuh; 28 juta bekerja paruh
waktu; dan 9,5 juta setengah menganggur. Adapun, angkatan kerja terbanyak berada di
sektor pertanian yaitu sebesar 39,68 juta pada Februari 2017 atau meningkat dari Februari
2016 yang sebesar 38,29 juta

Kalau kita melihat pengangguran di perkotaan dan pedesaan di Indonesia, maka kita
dapat melihat bahwa pengangguran - secara signifikan - lebih tinggi di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah pedesaan. Yang tidak kalah menariknya yaitu kesenjangan
antara pengangguran perkotaan dan pedesaan melebar selama empat tahun terakhir
karena pengangguran pedesaan telah menurun lebih cepat daripada pengangguran di
perkotaan. Penjelasan untuk tren ini adalah bahwa banyak orang pedesaan pindah ke
daerah perkotaan dalam rangka mencari peluang kerja.

Indonesia sedang mengalami proses urbanisasi yang cepat. Saat ini lebih dari setengah
jumlah penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan. Di satu sisi, ini adalah
perkembangan positif karena urbanisasi dan industrialisasi diperlukan untuk tumbuh
menjadi negara yang berpenghasilan menengah (middle income country). Di sisi lain,
proses ini perlu disertai dengan penciptaan lapangan kerja yang memadai di kota-kota.
Oleh karena itu, investasi (baik domestik maupun asing) perlu meningkat di daerah
perkotaan yang sudah ada atau daerah urban yang baru. Dengan demikian, pemerintah
Indonesia harus membuat iklim investasi lebih menarik sehingga menghasilkan lebih
banyak investasi.

Isu-isu penting (yang merupakan tanggung jawab pemerintah) adalah penguatan


sumber daya manusia Indonesia (sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan seorang karyawan). Kualitas sumber daya manusia lokal
dapat ditingkatkan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan. Saat
ini banyak perusahaan mengeluh bahwa sumber daya manusia Indonesia terlalu lemah.
Ini berarti bahwa investor lebih suka berinvestasi di negara lain (di mana kualitas pekerja
lebih tinggi), sehingga menyebabkan hilangnya peluang dalam hal penciptaan lapangan
kerja di Indonesia.

Semasa pemerintahan Orde Baru, pembangunan ekonomi mampu menambahkan


banyak pekerjaan baru di Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi angka
pengangguran nasional. Sektor-sektor yang terutama mengalami peningkatan tenaga
kerja (sebagai pangsa dari jumlah total tenaga kerja di Indonesia) adalah sektor industri
dan jasa sementara sektor pertanian berkurang: pada tahun 1980-an sekitar 55 persen
populasi tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka
tersebut berkurang menjadi di bawah 40 persen.

Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India
dan Amerika Serikat). Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang
muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun.
Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang
memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar
lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam
perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Statistik Tenaga Kerja dan Pengangguran (Absolut) di Indonesia:

dalam juta orang 2016 2017 2018¹


Tenaga Kerja 127.8 128.1 133.9
- Bekerja 120.8 121.0 127.1
- Menganggur 7.0 7.0 6.9
Penduduk Usia Kerja,
63.7 64.0 59.6
Bukan Angkatan Kerja
- Sekolah 15.9 16.5 15.6
- Mengurus Rumah Tangga 39.3 39.9 36.0
- Lainnya 8.4 7.6 8.0
¹ data dari Februari 2018

dalam juta 2010 2011 2012 2013 2014 2015


Tenaga Kerja 116.5 119.4 120.3 120.2 121.9 122.4
- Bekerja 108.2 111.3 113.0 112.8 114.6 114.8
- Menganggur 8.3 8.1 7.3 7.4 7.2 7.6

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Tabel di atas ini memperlihatkan angka pengangguran (relatif) di Indonesia


dalam beberapa tahun terakhir. Tabel tersebut menunjukkan penurunan angka
pengangguran (yang terbuka) yang cepat di antara tahun 2006 dan 2012 waktu Indonesia
diuntungkan saat 2000s commodities boom. Waktu itu ekonomi Indonesia tumbuh
dengan cepat maka menghasilkan banyak pekerjaan baru di tengah aktivitas ekonomi
yang yang tumbuh. Alhasil, angka pengangguran Indonesia turun.

Tren ini terganggu oleh perlambatan ekonomi Indonesia (2011-2015) ketika


boom komoditas tahun 2000an tiba-tiba berakhir di tengah perlambatan ekonomi global.
Ini adalah tanda lain bahwa ekonomi Indonesia terlalu bergantung pada harga komoditas
(yang volatil). Oleh karena itu, upaya Presiden Joko Widodo untuk mengurangi
ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas (yang mentah) dihargai dan harus
mengarah pada ekonomi yang lebih kuat secara struktural di masa depan. Seharusnya ini
juga berdampak positif pada angka pengangguran di Indonesia.

Alasan Masih Banyaknya Jumlah Penduduk yang Menganggur


Angka pengangguran yang mengalami penurunan ini sayangnya masih bisa dikatakan
cukup banyak. Penyebabnya ternyata tak lain tak bukan adalah faktor preferensi, di mana
masih banyak lulusan baru yang terlalu memilih-milih pekerjaan. banyak lulusan sarjana
yang tidak mau melakukan sembarang pekerjaan karena dianggap tidak setara dengan
kompetensi yang dimiliki. Alhasil, para lulusan ini malah menganggur dan tidak bekerja
sama sekali. Selain faktor tersebut, masih ada lagi faktor yang berperan dalam masalah
pengangguran, yaitu tidak sesuainya kompetensi ilmu dengan kebutuhan di dunia kerja
dan kualifikasi yang dimiliki. Kualifikasi yang dimaksud merupakan kemampuan yang
tidak sesuai, seperti seorang sarjana dengan kompetensi rendah, sehingga mendapatkan
pekerjaan dengan level yang tidak sesuai. Faktor ekonomi juga berperan dalam masalah
satu ini. Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum mampu membiayai
pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
Upaya pemerintah mengatasi atau mengurangi pengangguran:

1. Menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya


Terjadinya masalah pengangguran disebabkan karena tidak seimbangnya
perbandingan antara lapangan pekerjaan dan tenaga kerja. Oleh karena itu salah satu
upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menciptakan lapangan pekerjaan
seluas-luasnya. Menurut ahli ekonomi yaitu Prof. Soemitro Djoyohadikoesoemo
berpendapat bahwa mempeluas kesempatan kerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
yang pertama dengan cara mengembangkan industri padat karya dan yang kedua dengan
menyelenggaraka proyek pekerjaan umum. Cara yang pertama yaitu dengan
mengembangkan industri, pengembangan industri dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan modal asing dan juga modal dalam negeri. Dan cara kedua yaitu dengan
menyelenggarakan proyek pekerjaan umum contohnya seperti proyek dalam pembuatan
jalan tol. Selain itu cara lain pemerintah untuk membuka kesempatan kerja yaitu dengan
mengirimkan tenaga kerja yang ada di Indonesia untuk bekerja di luar negeri dengan
melalui departemen tenaga kerja ataupun melalui jasa tenaga kerja.
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
Salah satu faktor kenapa tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi yaitu
keterampilan atau kinerja setiap tenaga kerja. Oleh karena itu sangat perlu seorang
pengangguran meningkatkan kualitas tenaga kerjanya agar tingkat pengangguran
berkurang. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja
yaitu dengan cara latihan untuk pengembangan profesionalisme tenaga kerja, selain itu
dengan mencoba latihan magang di tempat kerja, dan cara yang sangat ampuh untuk
meningkatkan kualitas tenaga kerja yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan
masyarakat setempat dan juga menyesuaikan bakat yang dimiliki masyarakat dengan
usaha baik itu melalui pendidikan formal, kursus, ataupun lain-lain.
3. Mengadakan proyek magang bagi calon tenaga kerja
Salah satu cara pemerintah untuk mengurangi penganggura yaitu dengan
mengadakan suatu proyek magang bagi calon tenaga kerja. Dengan adanya pelatihan
pada magang maka calon tenaga kerja akan menjadi lebih terampil dan akan membantu
mengatasi masalah pengangguran. Selain itu dengan cara mengadakan berbagai pelatihan
sesuai dengan kebutuhan masing-masing para pencari kerja.
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Upaya pemerintah yang keempat untuk mengatasi masalah pengangguran yaitu
dengan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Adapun cara yang dapat dlakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yaitu dengan cara mengikutikan semua
pekerja kepada asuransi jaminan sosial, menyarankan setiap perusahaan untuk dapat
meningkatkan keselamatan kerja, mewajibkan setiap perusahaan yang ada untuk dapat
memenuhi hak tenaga kerja, dan cara terakhir ayitu dengan menetapkan adanya upah
minimum regional.
5. Pengembangan sektor informal
Upaya Pemerintah dalam mengatasi pengangguran yaitu dengan
mengembangkan usaha pada sektor informal. Sektor informal biasanya banyak
ditemukan di negara-negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang sehingga dengan mengambangkan setor informal akan membantu dalam
mengatasi masalah pengangguran. Sektor informal sangat cocok digunakan untuk upaya
pengangguran sebab pada sektor informal untuk bekerja pada sektor informal tidak harus
memiliki pendidikan yang tinggi. Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat membuat
beberapa perusahaan pada sektor formal mengalami kendala dalam menyediakan
kesempatan kerja. Akan tetapi ada beberapa negara berkembang yang berpendapat
bahwa sektor informal ini merupakan sebuah lambang dari keterbelakangan suatu negara.
Akan tetapi jika kita berpikir optimis maka dengan adanya sektor ini sangat membantu
dalam mengatasi pengangguran
DAFTAR PUSTAKA
http://shaniaunabunana.blogspot.com/2018/03/tingkat-pengangguran-terbuka-
indonesia.html?m=1
https://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/pengangguran/item255
https://glints.com/id/lowongan/fakta-pengangguran-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai