PENGANGGURAN
Dibuat oleh :
Ahmad Rizki Pratama
Kelas : XI.10
MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI
C. Pembatasan Masalah.......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran adalah kondisi saat seseorang tidak bekerja dalam usia produktif
antara 15 hingga 65 tahun. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang mampu
menyerapnya. Masalah pengangguran merupakan masalah yang cukup pelik, bukan hanya
menjadi masalah lokal atau regional tetapi juga telah menjadi perhatian internasional. Hal
ini terbukti dengan kepedulian ILO dalam mengatasi masalah pengangguran dengan
diterbitkannya Konvensi ILO No. 88 dan telah ditindaklanjuti pemerintah dengan
meratifikasinya melalui Keppres No. 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan Konvensi ILO
No. 88 mengenai lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja. Sehubungan dengan telah
diratifikasinya konvensi tersebut, pemerintah Indonesia dituntut untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada pencari kerja maupun pengguna tenaga kerja.
1
juga menggariskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi
yang bersifat ”Life long learning”.
Data BPS Provinsi Kalimantan Timur per Februari 2021 menunjukkan jumlah
pengangguran masih terhitung mencapai 5,57 persen yaitu sebanyak 940 ribu orang dari
total angkatan kerja yang mencapai 16,91 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja
mencapai 15,97 juta orang. Jenjang pendidikan SD ke bawah hingga Februari 2021 masih
tetap mendominasi penduduk yang bekerja di Kalimantan Timur yaitu mencapai 55,50
persen atau sekitar 8,86 juta orang dari jumlah penduduk yang bekerja. Dalam periode satu
tahun terakhir (Februari 2020-2021), penduduk bekerja dengan pendidikan rendah secara
persentase mengalami penurunan dari 55,87 persen menjadi 55,50 persen tersebut.
Perbaikan kualitas tenaga kerja ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya tenaga kerja
berpendidikan rendah (SMP ke bawah) dan meningkatnya tenaga kerja berpendidikan
tinggi (diploma dan universitas). Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
2
Tabel 1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Terakhir
yang Ditamatkan (juta orang)
Pendidikan 2019 2020 2021
Terakhir Februari Agustus Februari Agustus Februari
SD ke 9,27 9,14 9,15 9,01 8,86
bawah
SMP 3,09 3,05 2,92 3,06 2,90
SMA 2,81 2,81 2,88 2,98 3,01
Diploma 0,97 0,92 1,17 1,08 1,13
I/II/III dan
Universitas
Jumlah 16,14 15,92 16,12 16,13 15,97
Sumber: Data Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Februari dan Agustus 2019-
2021
3
Demikian halnya bila dibandingkan dengan Kota-kota lainnya se-kalimantan Timur. Kota
Berau menduduki posisi pertama yang memiliki presentase TPT tinggi dari 6 Kota di Jawa
Tengah, yaitu:
Per Februari 2021, Kabupaten Berau memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
terakhir sebesar 8,71 persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) terakhir
sebesar 69,46 persen. TPT merupakan angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran
terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja, sedangkan TPAK dihitung
dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun ke atas)
dikali 100. Data untuk Kabupaten/Kota Betah tahun 2019 hingga 2021 dapat dilihat dalam
tabel berikut:
4
Penduduk usia kerja ialah penduduk berumur 15 tahun ke atas, baik yang memiliki
kegiatan sebagai angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja. Data yang menjelaskan
jumlah angkatan kerja, baik yang bekerja maupun pengangguran untuk Kabupaten/Kota
Berau per Agustus 2021 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Sumber : Data Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2012 Berdasarkan
tabel tersebut, jumlah angkatan kerja yang berstatus bekerja di Kota Berau yaitu sebanyak
57.669 orang, sehingga terhitung mencapai 91,29 persen dari total angkatan kerja. Sedangkan
jumlah angkatan kerja yang berstatus pengangguran di Kabupaten Berau yaitu sebanyak
5.501 orang, sehingga terhitung mencapai 8,71 persen dari total angkatan kerja. Berdasarkan
pengamatan bidang ketenagakerjaan, penyebab pengangguran di Kabupaten Berau ialah
karena adanya ketidaksesuaian antara kualifikasi tenaga kerja yang diminta perusahaan, jenis
jabatan dan lokasi penempatan yang kurang diminati oleh para pencari kerja, serta
kompetensi tenaga kerja yang kurang sesuai dangan jabatan yang tersedia.
5
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau sebagai salah satu
instansi yang memberikan pelayanan publik bidang ketenagakerjaan diharapkan
memberikan kemudahan pelayanan informasi, penyediaan fasilitas, serta melaksanakan
program-program yang menunjang karier mereka di masa depan. Salah satu upaya yang
dilakukan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau Untuk menekan
angka pengangguran ialah melalui penyelenggaraan program pelatihan kerja. Program
pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang melibatkan
masyarakat sebagai sasaran utama yang harus diberdayakan secara maksimal karena
program tersebut mulai menunjukkan hasil yang signifikan untuk menekan angka
pengangguran di Kabupaten berau, terbukti dengan rendahnya TPT Kabupaten Berau
tahun 2021.
Program pelatihan kerja tahun 2021 terdiri dari sebelas jenis pelatihan kerja, yaitu :
bordir, menjahit, bahasa inggris, tata boga, tata rias, batik jumputan, teknisi handphone,
teknisi komputer, batik kayu, fiber cenderamata, dan montir sepeda motor. Waktu dan
tempat pelaksanaan, serta instruktur program pelatihan kerja tersebut berbeda-beda untuk
setiap jenis pelatihan kerja karena Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten
Berau belum memiliki UPTD BLK yang menyediakan instruktur dan tempat khusus untuk
kegiatan pelatihan kerja, sehingga tidak memungkinkan waktu pelatihan kerja
dilaksanakan secara serempak. Hal tersebut menunjukkan bahwa program pelatihan kerja
belum dilaksanakan secara optimal.
6
bekerjasama menyeimbangkan perannya masing-masing untuk mencapai tujuan program
pelatihan kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai penyelenggaraan program pelatihan kerja tahun 2021 sebagai upaya
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau dalam meminimalisir
jumlah pengangguran. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Kebijakan Menekan
Angka Pengangguran Melalui Program Pelatihan Kerja di Dinas Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau”.
B. Identifikasi Masalah
1. Daya saing tenaga kerja Kabupaten Berau masih kurang jika dibandingkan dengan
kota-kota lainnya se-kalimantan Timur.
2. Program pelatihan kerja menunjukkan hasil yang signifikan dalam menekan angka
pengangguran, namun peran pemerintah dalam penyelenggaraan belum optimal.
3. Sosialisasi program terhadap masyarakat Kabupaten Berau belum memberikan hasil
yang maksimal.
4. Penentuan kuota peserta pelatihan tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang
ada.
5. Kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan tujuan program pelatihan kerja.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperoleh beberapa hal yang dapat diteliti. Namun
karena keterbatasan waktu dan sumber daya yang dimiliki, maka peneliti membatasi
masalah mengenai peran Disnakertransos Kabupaten Berau beserta penyelenggaraan
program pelatihan kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau
pada tahun 2021.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau terkait
7
3. Apa faktor penghambat yang muncul terkait program pelatihan kerja beserta upaya
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang untuk mengatasinya?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten berau
3. Mengetahui faktor penghambat yang muncul terkait program pelatihan kerja beserta
upaya Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Berau untuk
mengatasinya.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dan memenuhi
sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sosial, serta untuk menambah
wawasan dan pengaplikasian berbagai ilmu pengetahuan yang telah dipelajari, juga
mendapatkan pemahaman tentang strategi untuk menekan angka pengangguran
melalui Program Pelatihan Kerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial
Kota Magelang secara lengkap, mendalam serta sesuai kaidah-kaidah metodologi
penelitian yang ada.
8
b. Bagi akademisi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan bacaan tambahan untuk
disusunnya penelitian lanjutan dalam permasalahan yang serupa, juga sebagai
wahana bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuannya.
Penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam menjalankan peran dan
fungsinya sebagai pelayan publik sehingga dapat meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanannya.
d. Bagi masyarakat
9
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat pengangguran terbuka,
pendidikan, dan angka harapan hidup terhadap kemiskinan di Provinsi Kalimantan
Timur. Dari hasil regresi, dapat kita simpulkan bahwa dalam penelitian kemiskinan di
Kalimantan Timur yang diukur dengan tingkat pengangguran terbuka, rata-rata lama
sekolah, dan angka harapan hidup berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di
Kalimantan Timur.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang di dapat, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
10
b. Pemerintah daerah diharapkan dapat mendorong program wajib belajar 12 tahun
supaya dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.memberikan suntukan dana
kepada daerah daerah yang membutuhkan seperti sarana dan prasarana
pendidikansehingga dapat menekan kemiskinan di Kalimantan Timur
11