Abstrak
PENDAHULUAN
Tabel 1.
Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, dan
Tingkat Pengangguran Terbuka (2006-2021)
Jumlah Jumlah Tingkat
Tahun Penduduk Angkatan Kerja TPAK Pengangguran
(jiwa) (jiwa) (%) Terbuka (%)
2006 4.661.863 2.051.800 64,9 8,04
2007 4.731.560 2.106.711 65,31 10,31
2008 4.801.852 2.127.512 63,98 8,04
2009 4.869.620 2.172.002 64,19 7,97
2010 4.865.331 2.194.040 66,44 6,95
2011 4.933.112 2.230.662 65,33 8,02
2012 5.000.184 2.234.007 64,42 6,65
2013 5.066.476 2.216.687 62,92 7,02
2014 5.131.882 2.331.993 65,19 6,5
2015 5.196.289 2.346.163 64,56 6,89
2016 5.259.528 2.347.911 67,08 5,09
2017 5.321.489 2.344.972 66,29 5,58
2018 5.382.077 2.840.405 67,56 5,66
2019 5.441.197 2.540.040 67,88 5,38
2020 5.334.472 2.581.524 69,01 6,88
2021 5.580.232 2.581.444 67,72 6,52
Sumber : Sakernas,BPS, 2022
1. Ketidakcocokan Keterampilan
Faktor penyebab terjadinya pengangguran terbuka adalah ketidakselarasan
antara keahlian pekerja dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini sering terjadi
pada fresh graduate atau lulusan baru dari perguruan tinggi.
Selain itu, fenomena tersebut juga bisa dialami oleh pekerja yang
memiliki rencana untuk mengubah jalur karirnya di bidang lain.
2. Minimnya Pengalaman
Selanjutnya, faktor penyebab terjadinya pengangguran terbuka adalah minimnya
pengalaman dari pencari kerja. Kejadian tersebut terjadi akibat kurangnya
persiapan dan pelatihan bagi siswa atau mahasiswa saat akan memasuki dunia
kerja.
Umumnya, pada lowongan dalam jajaran entry-level atau posisi yang
membutuhkan kompetensi, kualifikasi atau kemampuan dasar juga tetap
memberlakukan persyaratan pengalaman terkait.
3. Perubahan Industri
pengangguran jenis ini juga disebabkan oleh adanya perubahan konstan dalam
sebuah industri tertentu. Adanya transformasi tersebut tidak jauh kaitannya
dengan tren pasar, minat konsumen serta kemajuan bidang digital.
Modifikasi industri ini menimbulkan permasalahan baru bagi
kelangsungan usaha mencari kerja para pengangguran karena kemampuan yang
dimiliki belum bisa memenuhi persyaratan perusahaan.
4. Rendahnya Permintaan
Masih terkait dengan revolusi industri, lowongan pekerjaan menjadi semakin
minim karena perusahaan menurunkan kebutuhan karyawan. Selain itu,
pengurangan permintaan staf tersebut juga disebabkan oleh tidak meratanya
kesempatan bekerja.
5. Kondisi Ekonomi
Pengangguran terbuka juga bisa dipicu oleh kondisi ekonomi wilayah atau
negara tertentu. Apabila kestabilan dagang berikut gagal dicapai, maka besar
kemungkinan lowongan pekerjaan akan sangat berkurang dan terjadi efisiensi
karyawan.
6. Isu Diskriminasi
Penyebab berkurangnya kesempatan mencari kerja bagi pengangguran terbuka
ini sering diabaikan karena kepentingannya dirasa tidak terlalu besar. Padahal,
faktor berikut perlu segera diatasi.
Beberapa hal yang termasuk dalam isu diskriminasi adalah membuat
batasan penerimaan pekerja berdasarkan agama, etnis, jenis kelamin, atau syarat
fisik tertentu.
3. Akumulasi Modal
Akumulasi modal sebagai persediaan faktor produksi yang dapat direproduksi.
Akumulasi modal sebagai proses penambahan stok modal fisik buatan manusia
berupa peralatan, mesin dan bangunan. Apabila stok modal naik dalam waktu
tertentu, maka disebut juga akumulasi modal atau pembentukan modal.
Kaitan antara Akumulasi Modal dan pertumbuhan ekonomi sendiri
secara agregat dapat mengukur akumulasi modal dari angka pembentukan modal
bruto (investasi bruto) dikurangi depresiasi yang keduanya berada dalam
cakupan komponen Produk Domestik Bruto (PDB).
Dalam model pertumbuhan ekonomi Harod-Domar meningkatnya
tingkat tabungan memungkinkan lebih banyak investasi yang kemudian
berpengaruh kepada tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam
jangka menengah dan pendek.
5. Teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai salah satu faktor terpenting dalam proses
pertumbuhan ekonomi, sebab Perubahan dan kemajuan teknologi erat kaitannya
dengan perubahan dalam metode produksi. Ia akan menghilangkan batas waktu
dan ruang yang kemudian memunculkan industri baru yang memanfaatkan
perkembangan teknologi.
Hal Inilah yang kemudian mengakibatkan terjadinya pergerakan
ekonomi, jika semula pertukaran barang dilakukan secara fisik kini pertukaran
ini juga terjadi melalui media teknologi. Pergerakan ekonomi yang terjadi
kemudian secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pada level ekonomi makro, perkembangan teknologi berfungsi dalam
memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta mendorong
pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik lagi. Perkembangan teknologi
informasi juga secara tidak langsung akan memperkuat daya saing suatu negara
dalam membangun perekonomiannya.
Perusahaan-perusahaan di dalamnya kemudian dapat meningkatkan
pendapatan nasional yang nantinya dapat digunakan sebagai menunjang
kesejahteraan para penduduknya. Karenanya Perubahan teknologi akan
menaikkan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM), modal, hingga faktor
produksi lainnya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang bersifat deskriptif dan
asosiatif. Penelitian deskriptif adalah suatu jenis penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menerangkan yang diteliti apa adanya dan data yang digunakan
berbentuk angka-angka Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian asosiatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel
bebas yaitu Pertumbuhan Ekonomi (X1), Jumlah Penduduk (X2), dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (X3) terhadap variabel terikat yaitu Tingkat Pengangguran
Terbuka (Y) di Sumatera Barat.
Data yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini melalui data
sekunder. Data yang diperoleh kemudian disusun dan diolah sesuai dengan kepentingan
dan tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja dan
Tingkat Pengangguran Terbuka. Yang terdiri dari data time series mulai tahun 2006
hingga 2021 dan data cross section yakni 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat.
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengumpulan data-data
yang telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier
berganda data panel, data panel adalah gabungan dari data cross section dan data time
series, data cross section diperoleh dari data 19 kabupaten/kota yang ada di Provinsi
Sumatera Barat. Sedangkan data time series diambil dari tahun 2006–2021. Rumus
regresi Data Panel
𝑌 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + β3X3 + 𝑒…............(1)