Anda di halaman 1dari 2

Persepsi Remaja Putri Terhadap Fenomena Pemakaian Behel Gigi

Kawat pada gigi yang kini dalam bahasa senhari-hari sudah tidak asing lagi dan
dikenal dengan sebutan behel gigi merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
merapihkan atau meluruskan susunan gigi. Behel gigi berupa kawat yang diberi biji-biji
kawat kecil yang berfungsi sebagai Behel gigi sudah dikenal sejak 400 SM, di mana
pada saat itu masyarakat Yunani telah berpikir tentang cara untuk membuat susunan
gigi menjadi rapi dan lurus. sejak masa itu, perkembangan behel gigi semakin
berkembang dari waktu ke waktu.

Narasumber yang pertama bernama Lia. Wawancara dilakukan di Taman


Andhang Pangrenan Purwokerto. Mahasiswi Sastra Inggris angkatan 2007 ini
merupakan orang yang santai dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti. Dengan demikian, tidak ada kendala yang berarti karena
walaupun baru pertama kali bertemu dengan peneliti, narasumber bisa menguraikan
jawaban dengan santai.

Peneliti : Apa yang mba ketahui tentang behel?

Lia : Setau aku sih behel gigi itu awalnya Cuma


sebuah perawatan buat orang2 yang pengen
punya bentuk gigi yang bagus dan teratur… tapi
semakin kesini behel jadi sebuah trend, mungkin
karena dilihat lebih bergengsi kali yaa kalo kita
pake behel… heehehehe

Peneliti : Hmmm… bergengsi yang seperti apa ya mba?

Lia : Bergengsi maksudnya tuh kalo pake behel gigi


yang emang bener buat perawatan gigi kan
lumayan tuh budget nya, jadi buat orang yang gatau kalo behel itu
beneran behel atau Cuma sekedar style, lihatnya jadi lebih bergengsi.

Peneliti : kalo kesan pertama kali lihat orang pake behel gimana?

Lia : Kesannya jadi kelihatan aneh aja…

Peneliti : Oh iya, mba ada keinginan ngga untuk pake behel?

Lia : Wah, aku ngga ada niat deh pake behel…

Peneliti : Alasannya kenapa, mba?

Lia : Aku emang ngga butuh itu. Kalo cuma untuk style, aku tuh orangnya
cenderung apa adanya, ngikutin trend sih iya, tapi cukup update tentang
informasinya aja, bukan sebagai pelakunya. Jadi kan ngga katro-katro
banget… hehehe

Narasumber yang kedua bernama Ria Anggraini, remaja yang satu ini
merupakan pelajar SMA 5 Purwokerto. Wawancara dilakukan salah satu tempat makan
di Purwokerto pada 17 September 2011. Saat itu Ria bersama teman-temannya sedang
asyik mengobrol. Sebelumnya, peneliti memang memperhatikannya dari meja yang
berhadapan dengan mereka. Di antara 3 orang temannya, Ria terlihat lebih humoris
sehingga peneliti tertarik untuk mewawancarainya. Suasana tempat makan sedang
cukup ramai, sehingga percakapan saat wawancara sedikit terganggu karena banyak
suara gaduh.

Peneliti : Selamat siang, bias saya meminta waktunya


sebentar?

Ria : Bisa kok. Ada apa, ya?

Peneliti :

Anda mungkin juga menyukai