Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI

PENELITIAN KUALITATIF

KEBIASAAN MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR

Dipersembahkan oleh:
Weebo

Kunjungi Website Weebo dan Subscribe Weebo di Youtube

dengan Mengeklik Link / Gambar di Bawah ini:

Website: Youtube:
TERM OF SERVICES, READMORE, AND RELATED LINKS

A. Terms of Services
1. Segala hak cipta penulisan skripsi ini adalah milik penulis asli skripsi. Weebo
hanya membagikan skripsi ini dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang
lain.
2. Sebagian besar skripsi yang diperoleh Weebo berasal dari internet yang dapat
dicari dengan mesin pencarian, kemudian diupload ulang oleh Weebo.
3. Silahkan subscribe youtube Weebo Corner dengan mengeklik link/gambar
pada halaman cover untuk mendukung program-program dari Weebo.
4. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

B. Readmore and Related Links


1. Tips dan Trik Menulis Skripsi Youtube Playlist
Playlist youtube yang berisi video pedoman penulisan skripsi, tips dan
trik penulisan skripsi, cara membuat judul skripsi penelitian kualitatif,
kuantitatif, dan penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya.
2. Ide Proposal Skripsi
Blog yang berisi artikel panduan cara menulis skripsi, contoh judul
skripsi, download contoh skripsi penelitian kualitatif, kuantitatif, dan penelitian
tindakan kelas, dan lain sebagainya. Contoh artikel:
a. Panduan Cara Menyusun Skripsi dari Awal sampai Akhir
b. Contoh Judul Penelitian Kualitatif Terbaik dan Terlengkap
c. Contoh Judul Penelitian Kuantitatif Terbaik dan Terlengkap
d. Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Terbaik dan Terlengkap
e. Download Proposal Skripsi dan Skripsi Penelitian Kualitatif
f. Download Proposal Skripsi dan Skripsi Penelitian Kuantitatif
g. Download Proposal Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
h. Ejaan dan Tanda Baca dalam Penulisan Karya Ilmiah
i. Cara Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Ilmiah
j. Dan lain sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan SD, khususnya kehidupan SDN 3 Purwogondo , dalam
keseharianya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan membaca
yang berlangsung otomatis baik oleh kalangan para siswa maupun oleh kalangan
para guru.
Bukti ini dapat dilihat pada aktivitas dalam perpustakaan SDN 3
Purwogondo, yang mana buka untuk melayani siswanya baik yang hanya
membaca, meminjam buku maupun yang mengembalikan buku yang telah di
pinjam oleh siswa mulai dari hari senin sampai hari sabtu adapun waktunya
adalah mulai dari jam delapan pagi sampai pada jam lima sore.
Jadi, kemungkinan banyak waktu yang di berikan kesempatan bagi siswa untuk
hanya sekedar mengunjungi untuk mencari referensi bahan pelajaran sampai pada
aktivitas membaca dalam perpustakaan. Siswa dalam memanfaatkan perpustakaan
ini banyak yang tertarik untuk mengunjungi perpustakaan SDN 3 Purwogondo.
Hal ini terlihat dalam keseharianya, perpustakaan selalu di penuhi oleh siswa.
Kesempatan yang diberikan kepada siswa SDN 3 Purwogondo untuk
membaca adalah banyak sekali. Baik dari segi buku-buku yang tersedia maupun
waktu yang tersedia dan bahkan waktu pelayanan dari pegawai perpustakaan. Hal
ini juga berarti bahwa, kesempatan bagi siswa untuk membaca juga banyak dan
lengkap.
Fakta yang ada, kebiasaan membaca tidak dapat diukur melalui sering
tidaknya mengunjungi perpustakaan atau ramai tidaknya perpustakaan. Akan
tetapi, perpustakaan merupakan salah satu tempat dan fasilitas yang dapat
membantu siswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan membacanya.
Jika kita melihat fakta yang ada, meskipun perpustakaan ramai oleh siswa
yang datang baik yang hanya sekedar untuk meminjam buku yang berkaitan
dengan mata pelajaran siswa, atau bahkan yang datang ke perpustakaan hanya
sekedar untuk mencari referensi untuk mengerjakan tugas mereka.
Karena hal inilah yang kemungkinan dapat memberikan dampak yang
positif bagi siswa SDN 3 Purwogondo. Meskipun dampak yang terlihat nyata
belum begitu besar dan jelas, akan tetapi hal ini dapat memberikan dampak yang
positif. Hal ini dikarenakan, dari aktivitas kebiasaan membaca akan dapat
mempelajari rahasia segala ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Sebagai siswa, membaca merupakan suatu kebutuhan yang wajib
terpenuhi. Pengertian kebiasaan membaca adalah suatu aktivitas yang rutin
dilakukan dalam proses penalaran untuk mencapai pemahaman terhadap gagasan
dan informasi yang di dapatkan melalui lambang-lambang yang ada baik tertulis
maupun tidak.
Aktivitas membaca tidak hanya membutuhkan mulut untuk mengeja dan
mata untuk melihat, akan tetapi aktivitas membaca membutuhkan otak untuk
memahami untuk melakukan aktivitas pemahaman. Yang mana otak dan aktivitas
kognitifnya terletak jauh dan tersembunyi dari aktivitas mata dan indera lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca merupakan aktivitas
kognitif seseorang yang tidak dapat dilihat hanya dengan indera saja.
Karena kebiasaan membaca merupakan bukan suatu aktivitas yang dapat
dengan mudah terlihat dan dapat di ukur oleh indera saja, serta untuk menghindari
adanya kerancuan dan diskriminasi penilaian tentang mana kebiasaan yang baik
dan mana kebiasaan yang tidak baik, maka disinilah perlu untuk melakukan suatu
penelitian dan penggalian informasi lebih mendalam tentang kebiasaan membaca
pada siswa SDN 3 Purwogondo. Hal ini dapat membantu dalam perkembangan
dan kemajuan serta dapat menjadikan masukan untuk menjadi lebih baik kusunya
bagi siswa SDN 3 Purwogondo.

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini tidak
terjadi kerancuan, maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan di angkat
dalam penelitian ini.
Adapun rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kebiasaan membaca pada siswa SDN 3 Purwogondo?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi kebiasaan membaca pada siswa SDN 3
Purwogondo?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kebiasaan membaca pada siswa SDN 3 Purwogondo.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi kebiasaan membaca siswa SDN
3 Purwogondo.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah dapat mendapatkan pengetahuan
tentang kebiasaan membaca siswa SDN 3 Purwogondo.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memotivasi siswa untuk
membaca.
b. Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah dapat menyediakan sarana bacaan bagi peningkatan mutu
sekolah.
c. Bagi Orang Tua
Penelitian ini dapat memberikan motivasi dan bimbingan kepada anaknya
agar terus belajar.
d. Pembaca pada Umumnya
Penelitian ini dapat dijadikan acuan atau petunjuk bagi peneliti lain.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Membaca
Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah
besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan
pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak dapat
membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita.
Henry Guntur Tarigan (dalam Deny, 2010) berpendapat bahwa “Membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata atau bahasa tulis”. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang
merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna
kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,
maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami,
dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Tampubolon (dalam Arisandi, 2010) menjelaskan pada hakekatnya
membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan,
walaupun dalam kegiatan itu terjadi proses pengenalan huruf-huruf. Dikatakan
kegiatan fisik, karena bagian-bagian tubuh khususnya mata, yang melakukannya.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca adalah

B. Pengertian Kebiasaan Membaca


Menurut DP. Tampubolon (dalam Sutisna, 2010) kebiasaan membaca
adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari
segi kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya
dalam suatu masyarakat/.
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa “apabila membaca
buku itu diwajibkan untuk mengulang berkali-kali maka akan terbentuklah
kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan kegemaran
membaca”.
C. Model dalam Membaca
Kebanyakan model teoritis yang ada mengenai proses membaca mencoba
menjawab pertanyaan bagaimana orang mengenali kata-kata yang tercetak dalam
bacaan. Berikut adalah beberapa model yang menjawab sebagian dari pertanyaan-
pertanyaan diatas.
1. Model Atas ke Bawah
Smith (dalam Hombar Pakhan: 2009) mengajukan model atas ke bawah
yang prototipikal. Dalam model ini, representasi yang mewakili kata dalam
memori kita adalah fitur-fitunya seperti garis lurus, setengah lingkaran, dan
letaknya. Pada waktu sebuah kata dibaca, fitur-fitur ini bermunculan, tetapi hanya
fitur-fitur yang cocok, persis dengan apa yang ada dalam leksikon mental itulah
yang akhirnya dipilih. Akan tetapi, retrival fitur-fitur ini dipengaruhi oleh
pengetahuan yang kita miliki dan konteks di mana kata itu dipakai. Seandainya
kata yang tertulis dalam suatu kalimat anting seperti pada kata “Kucing itu sedang
dikejar anting” maka tidak mustahil bahwa pembaca akan menafsirkan kata anting
sebagai salah cetak.
Pemakaian konteks sebagai pembantu menimbulkan kontroversi karena dari
penelitian yang lain ditemukan bahwa orang hanya menerka 1 dari 4 kata dalam
konteks di mana kata itu dipakai. Sebaliknya, fitur yang membentuk kata banyak
mendapat dukungan karena wujud dan macam huruf (font) seperti apapun yang
dipakai, kita tetap saja bisa membacanya.
2. Model Bawah ke Atas
Landasan dasar untuk model yang disebut juga sebagai model yang
berdasarkan stimulus, adalah bahwa rekognisi terjadi secara diskrit, berhierarki,
dan bertahap. Informasi yang ada pada suatu tahap dimanfaatkan untuk
membangun tahap berikutnya. Karena itu pada tahap ini ada tahap sensori, tahap
rekognisi, dan tahap interpretasi. Bila ditemukan makna dari kata itu, maka
selesailah sudah proses interpretasi kata itu. Seandainya kata yang dibaca tidak
ditemukan maknanya, maka pembaca dapat menolak kata itu sebagai kata bahasa
Indonesia, atau dia akan bertanya kepada orang lain, atau melihat dikamus, untuk
mengetahui makna kata itu.
Ada beberapa model lain seperti model Whole-Word, model component-
letter, dan model lagogen yang menangani aspek-aspek lain dalam membaca.
Tentunya, membaca bukan berhenti pada rekognisi kata demi kata saja
tetapi mencakup berkaitan antara satu kata dengan kata lain. Hal ini berarti bahwa
membaca merupakan suatu proses yang kompleks karena ia menyangkut berbagai
kemampuan linguistik dan pengetahuan yang ekstralinguistik.
3. Cara-Cara dalam Membaca
Ada banyak metode yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini,
kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. metode SQ3R
memberikan srategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang
bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu bab
dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban pertanyaan.
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson (dalam
Mizan, 2007) merupakan sistem membaca yang semakin popular digunakan
orang.
Metode ini bukan cara yang lebih cepat untuk memahami suatu bab, namun
tingkat pemahaman yang di peroleh diharapkan lebih mendalam karena kita
membaca dengan aktif sehingga proses membaca menjadi lebih efektif dan
efisien.
Membaca dengan metode SQ3R trediri atas lima tahapan proses yaitu :
a. Survey atau meninjau
b. Question atau bertanya
c. Read atau membaca
d. Recite atau menuturkan
e. Review atau mengulang

a. Survey
Survey adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya
secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang
akan dibaca dengan maksud untuk :
1. Mempercepat menangkap arti;
2. Mendapatkan abstrak;
3. Mengetahui ide-ide yang penting;
4. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut;
5. Mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan; dan
6. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Dengan melakukan survey atau peninjauan dapat dikumpulkan
informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian pada saat membaca.
Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?
1. Baca judul: Hal ini membantu untuk memfokuskan pada topik bab;
2. Baca pendahuluan: Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-
hal penting dalam bab;
3. Baca kepala judul/sub bab: Memberikan gambaran mengenai kerangka
pemikiran;
4. Perhatikan grafik, diagram: Adanya grafik, diagram dan gambar
ditujukan untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas
teks; dan
5. Perhatikan alat Bantu baca: Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan
di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
b. Question
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan
kepala judul/sub bab yang biasanya dicetak tebal dan ubah kepala judul
tersebut menjadi beberapa pertanyaan.
Kita dapat menambah pertanyaan pada waktu membaca. Pertanyaan
yang baik akan memberikan pemahaman yang lebih baik pula. Tahap
bertanya ini akan menyebabkan pikiran kita terlibat secara akthif dalam
proses belajar sehingga akan membantu pemahaman dan mengingat.
c. Read
Membaca dapat dimulai dengan mengisi inforfmasi ke dalam kerangka
pemikiran bab yang telah dibuat pada proses survey. Bacalah suatu subbab
dengan tuntas, jangan pindah ke subbab lain sebelum menyelesaikannya.
Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang dibuat pada
proses Question. Tuliskan jawaban yang diperoleh dengan kata-kata sendiri di
kertas.
Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan ide pokok serta detail yang
penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca anda di
bagian-bagian yang penting atau yang anda anggap sulit dan percepat kembali
pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda ketahui.
Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1)
Jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat anda dalam
membaca. Selain itu juga berbahaya, catatan anda itu bisa jadi hanya
merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) Jangan membuat tanda-
tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi setelah
anda selesai membaca acap kali ternyata anda salah memilihnya. Kalau
memang ada yang menarik atau anda anggap penting cukup beri tanda silang
di pinggir halaman dulu. Untuk kemudian nanti dapat dicek kembali.
Pisahkan keterangan rinci dan contoh- contoh dari konsep utama. Hal
itu ditujukan untuk membantu memahami konsep utama.
Proses membaca ini terkadang berlangsung sangat lambat terutama bila
subbab mengandung informasi yang padat dan kompleks. Subbab seperti ini
dapat membuat binggung bahkan mengalami frustasi. Bila ini terjadi
berhentilah sejenak, coba temukan mengapa menjadi binggung, dapat juga
dengan mencoba menimbulkan pertanyaan lain.
Kalau upaya ini belum membuahkan hasil, tandai subbab ini, teruskan
membaca subbab berikutnya. Kadang-kadang ada masalah yang membuat
kita bingung menjadi jelas pada subbab berikutnya.
d. Recite
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal
penting dari bab itu. Pada kesempatan itu, dapat juga membuat catatan
seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali
lagi.
Pada umumnya bahan yang telah dibaca sering terlupakan. Dengan
melakukan proses recite ini dapat melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan
mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah menyelesaikan
suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan
yang dibuat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada
selembar kertas tanpa melihat buku.
Selain itu Recite dapat dilakukan dengan menuliskan butir-butir
pemikiran yang penting dalam subbab tersebut. Jika menemukan paragraf
yang membuat sulit untuk dapat melakukan proses ini maka bacalah kembali
paragraf tersebut.
e. Review
Daya ingat individu terbatas. Sekalipun dalam waktu membaca 85%
menguasai isi bacaan, kemampuan dalam 8 jam untuk mengingat detail yang
penting tinggal 40%, dan dalam tempo 2 minggu pemahaman kita tinggal
20%.
Review membantu menyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu
bab dan membangun daya ingat. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca
ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara
Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Purwogondo. SD ini letaknya sangat
strategis karena berada di pinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau. SDN 3
Purwogondo memiliki 109 siswa, 12 tenaga pendidik dan kependidikan. SD
tersebut memiliki ruang perpustakaan yang cukup nyaman dan bersih.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada:
Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Penyusunan Proposal √
2 Seminar Proposal √
3 Memasuki Lapangan √
4 Menentukan Fokus √
5 Tahap Seleksi Analisis √
6 Menentukan Analisis √
Data
7 Uji Keabsahan √
8 Penyusunan laporan √
9 Seminar laporan √
10 Revisi laporan √
11 Penyerahan laporan √

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2009: 9).
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis etnografi. Etnografi adalah uraian dan
penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok
tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi
adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi
melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana
dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden
atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti
mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam
kelompok.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau
tempat penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata
dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari
lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini
untuk mendapatkan informasi lansung tentang Manajemen Pembelajaran di SDN
3 Purwogondo yaitu dengan cara wawancara dengan siswa SDN 3 Purwogondo.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian,
notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi
pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin, publikasi dari
berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti
kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan
sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan
dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara lansung
dengan siswa SDN 3 Purwogondo.

D. Teknik Pengumpulan Data


Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam
(in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama.
Tujuan menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan
kongkret tentang perilaku kebiasaan membaca pada siswa SDN 3 Purwogondo.
2.Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang
(tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan
perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan
gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk
membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan
pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut.
Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara
sistematik tentang bagimana peroses dan kebiasaan membaca pada siswa SDN 3
Purwogondo.
3. Dokumentasi
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama
data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada
peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara
detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat
pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
4. Diskusi Teman Sejawat
Diskusi teman sejawat adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah
tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk
mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang
terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk
menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah
yang sedang diteliti.
E. Analisis Data
Pendekatan yang digunakan dalam teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Reduksi data
2. Penyajian data
3. Menarik kesimpulan
4. Verifikasi
Reduksi data dalam penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk proses
pemilihan, pengeditan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan di lapangan. Selanjutnya data
yang merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dalam
penelitian ini akan disajikan dalam bentuk matriks. Format matriks merupakan
abstraksi atau penyederhanaan dari data kasar yang diperoleh dari catatan di
lapangan. Penyusunan matriks beserta penentuan data kasar yang masuk akan
dilakukan berdasarkan kasus atau topic bahasan. Selanjutnya dari data yang
terdapat disusun dalam matriks tersebut, kemudian dilakukan penarikan
kesimpulan yang dideskripsikan secara normatif.
DAFTAR PUSTAKA

Arisandi. 2009. Pengertian Membaca. Diakses dari http://arisandi.com/?p=317


pada tanggal 2 Juni 2011.
Deny. 2009. Pengertian Membaca. Diakses dari
http://matheduunila.blogspot.com/2009/10/pengertian-membaca.html pada
tanggal 1 Juni 2011.
Sutisna. 2010. Kebiasaan Membaca. Diakses
dari http://sutisna.com/artikel/artikel-kebahasaan/kebiasaan-membaca/
pada tanggal 1 Juni 2011.
Hombar Pakpahan. 2010. Membaca Adalah. Diakses dari
http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/10/membaca-adalah.html pada
tanggal 1 Juni 2011.
Mizan. 2010. Cara Membaca Efektif. Diakses dari
http://www.klikmediainformasi.co.cc/2010/02/cara-membaca-efektif.html
pada tanggal 2 Juni 2011
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai