PENELITIAN KUALITATIF
Dipersembahkan oleh:
Weebo
Website: Youtube:
TERM OF SERVICES, READMORE, AND RELATED LINKS
A. Terms of Services
1. Segala hak cipta penulisan skripsi ini adalah milik penulis asli skripsi. Weebo
hanya membagikan skripsi ini dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang
lain.
2. Sebagian besar skripsi yang diperoleh Weebo berasal dari internet yang dapat
dicari dengan mesin pencarian, kemudian diupload ulang oleh Weebo.
3. Silahkan subscribe youtube Weebo Corner dengan mengeklik link/gambar
pada halaman cover untuk mendukung program-program dari Weebo.
4. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan pendidikan sangat
ditentukan oleh kinerja dari proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam
suatau situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Salah satu prasyarat yang harus diwujudkan selama proses
pembelajaran adalah bagaimana guru mampu meningkatkan atau membangun
partisipasi aktif siswa. Selain peran guru dalam mengajar, aspek lain yang tidak
kalah pentingnya ialah bagaimana cara belajar siswa itu sendiri apakah memang
benar-benar sudah optimal atau tidak dalam pelaksanaan untuk meningkatkan
prestasinya.
Keberhasilan belajar seorang siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah
tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut bisa dari
dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa
diantaranya cara belajar dan kebiasaan belajar. Cara belajar sangat berperan dalam
rangka mencapai tujuan belajar. Tanpa adanya cara dari dalam diri siswa untuk
belajar dengan sungguh-sungguh maka ia tidak akan dapat mencapai tujuan
belajar. Seperti halnya cara belajar, dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik
maka tercapai prestasi belajar yang diharapkan. Prestasi belajar siswa akan
optimal apabila siswa memahami berbagai macam kebiasaan belajar yang
dilakukan
Pada dasarnya tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari dua segi, yakni
horizontal dan vertical. Perbedaan segi horizontal adalah perbedaan individu
dalam aspek mental, seperti tingkat kesadaran, bakat, minat, ingatan, emosi, dan
sebagainya. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah,
seperti: bentuk, tinggi dan besarnya badan, tenaga, dan sebagainya. Masing-
1
masing aspek individu tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan
keberhasilan belajar.
Kecerdasan, siswa yang kurang cerdas menunjukkan ciri-ciri belajar lebih
lamban, memerlukan banyak latihan, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
maju, tidak mampu melakukan abstraksi. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan
yang tinggi pada umumnya memilki perhatian yang lebih baik, belajar lebih cepat,
kurang memerlukan latihan, mampu menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu
yang singkat, mampu menarik kesimpulan dan melakukan abstraksi;
Dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti ingin
mengadakan penelitian terhadap siswa yang berprestasi dan siswa yang kurang
berprestasi untuk mengetahui cara belajar yang digunakan dan perbedaan cara
belajara antara keduanya.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, peneliti dapat mengidentifikasi berbagai
masalah sebagai berikut;
1. Bagaimana cara belajar siswa agar hasil belajarnya optimal?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar?
3. Bagimana cara belajar siswa berprestasi?
4. Bagaimana cara belajar siswa yang kurang berprestasi?
5. Bagaimana perbedaan cara belajar siswa berprestasi dan yang kurang
berprestasi?
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dari latar belakang,
peneliti membuat batasan masalah untuk lebih memfokuskan masalah yang akan
peneliti teliti di lapangan. Pembatasan masalahnya adalah:
1. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri
1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD
Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011.
3. Perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5
besar terbawh kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV
SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas
IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Bagaimana perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar
teratas dan 5 besar terbawh kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran
2010/2011?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas kelas IV SD Negeri
1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar terbawah kelas IV SD
Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
3. Perbedaan cara belajar siswa yang masuk ranking 5 besar teratas dan 5
besar terbawh kelas IV SD Negeri 1 Kaleng Tahun Ajaran 2010/2011?
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah referensi, literature tentang berbagai macam cara
belajar pada umumnya, khususnya cara belajar siswa berprestasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Untuk menambah pengetahuan bagaimana cara belajar
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam belajar. Selain itu
siswa juga bisa menghindari cara-cara belajar yang kurang efektif
untuk memaksimalkan belajarnya.
b. Bagi Guru
Sebagai acuan untuk menjadikan guru termotivasi
menyajikan pembelajaran yang aktif, kreatif efektif an
menyenangkan guna menambah semangat para siswanya untuk
belajar lebih giat.
c. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan/ gambaran bagi peneliti lain untuk dapat
mengembangkan penelitian sejenis dengan ruang lingkup yang
lebih luas.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Cara Belajar
Belajar merupakan hal yang sudah biasa kita dengar. Belajar sering
diidentikan dengan adanya perubahan perilaku seseorang menjadi yang lebih baik
tentunya.
Gagne dalam Udin S. Winataputra (2007: 1.8) menyatakan bahwa “Belajar
adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal
dari proses pertumbuhan.”
Morgan dkk dalam Mulyani Sumantri (2001: 13) mengatakan “belajar
sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil
latihan dan pengalaman.”
Moh. Surya dalam cafestudi061(2008) mengatakan bahwa “ Belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
Bell-Gredler dalam techonly13 (2009) mengungkapkan bahwa:
“Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai
masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”
Winkel dalam Arya (2010) menyatakan bahwa “Belajar adalah semua
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman.”
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
seesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh perubahan perilaku
secara bertahap dan berkelanjutan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman.
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang
diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie (1987:48) yang
5
mengemukakan bahwa ”cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
dalam usaha belajarnya”. Oemar Hamalik (1983: 38) secara lebih jelas
mengemukakan bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti
pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar
siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar
tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang
dilakukannya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diisyaratkan oleh
banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Sumardi Suryabrata (2002:233) adapun faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap cara belajar adalah:
Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
a) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan
perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
b) Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2 yaitu:
1). Keadaan tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi
aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan
keadaan jasmani yang kurang segar,
2). Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
Faktor dari luar diri siswa:
a) Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran,
disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
b) Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa,
interaksi guru dengan siswa.
c) Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat,
dan lingkungan.
3. Berprestasi
Prestasi merupakan hal yang dicapai oleh seseorang. Prestasi tidak lepas
dari proses belajar. Secra lengkap Muray dalam Sunartombs (2009)
mendefinisikan prestasi adalah “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi
hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik
secepat mungkin.”
Lebih lanjut Nasrun Harahap dalam Achmad Abu Bakar (2011)
menyatakan bahwa “Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang oerkembangan
dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada siswa.” Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mas’ud Khasan
Abdul Qohar dalam Achmad Abu Bakar (2011) “Prestasi adalah apa yang telah
dapat diciptakan hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan cara keuletan kerja.”
Menurut Sardiman M.S dalam Green Heroes (2010) menyatakan bahwa
“Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam
belajar”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah
kemampuan yang bisa dicapai oleh seorang individu yang diperoleh dari keuletan
kerja.
4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang
berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua
belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan
perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya,
perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun
mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi
lingkungan sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki
kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara
mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja
permulaan. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan
dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan
keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat
mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa
mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat
mereka dalam belajar.
Pada masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas
sebagai berikut :
a. adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit,
b. amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar,
c. menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan
sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor,
d. pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan
berusaha menyelesaikan sendiri,
e. pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
tepat mengenai prestasi sekolah,
f. anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk
bermain bersama-sama.
C. Kerangka Berpikir
Belajar adalah seesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh
perubahan perilaku secara bertahap dan berkelanjutan sebagai hasil dari latihan
dan pengalaman.
Cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada
situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha
belajar yang dilakukannya.
prestasi adalah kemampuan yang bisa dicapai oleh seorang individu yang
diperoleh dari keuletan kerja.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dibuat kerangka berpikir bahwa cara
belajar seorang siswa dapat mempengaruhi hasil belajar yang berpengaruh pula
pada prestasi siswa tersebut. Jika cara belajar siswa efektif dan baik, maka prestasi
belajarnya juga baik atau tinggi. Tetapi jika cara belajar siswa tidak efektif, maka
mengakibatkan prestasi belajarnya rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Proposal
2 Konsultasi
3 Seminar
4 Revisi
5 Penyusunan
Instrumen
6 Pengumpulan Data
7 Analisis Data
8 Seminar hasil
11
9 Revisi
10 Ujian
11 Revisi
12 Pelaporan
C. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah:
1. Siswa: yaitu data bagaimana cara mereka belajar.
2. Guru Kelas: yaitu mengenai kondisi dan latar belakang siswa.
3. Dokumen: yaitu data tentang identitas anak (buku induk, raport, absensi).
D. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah:
1. Time Sampling.
Teknik sampling yang mempertimbangkan waktu dan tempat dalam
pengumpulan data.
2. Snowball Sampling.
Teknik ini dapat dilakukan tanpa melakukan seleksi. Peneliti tidak
membatasi/menyeleksi jumlah informan
3. Purposive Sampling.
Teknik ini dilakukan secara selektif karena penelitui tidak melakukan
generalisasi temuannya.
Berdasarkan beberapa kategori teknik sampling di atas, maka peneliti
menggunakan Teknik Theoretical Sampling yaitu penggunaan Snowball
Sampling dan Purposive Sampling dalam penelitian ini.
2. Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data,
terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru. Dengan demikian hasil
observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul
melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini digunakan
untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang cara belajar siswa
berprestasi kelas IV SD Negeri 1 Kaleng.
3. Dokomentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar
sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Suharsimi
Arikunto (2010: 274) “Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya.”
F. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, kesahihan data dapat diperoleh melalui:
1. Keabsahan Konstruk (Construct validity)
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa yang berukur
benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat
dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah
dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
Sebagai pembanding terhadap data itu. Ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik
pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a. Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu
subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan
data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai
pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil
pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori
telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya
data tersebut.
d. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
wawancra dilakukan.
4. Keajegan (Reabilitas)
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian
berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang
sama, sekali lagi.
Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti
selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi
dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian
kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan
data dan pengolahan data.
G. Analisis Data
Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 248) menyatakan analisis data
kualitatif adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satua yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada
orang lain.”
Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan
yang perlu dilakukan, diantaranya:
1. Mengorganisasikan Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
mendalam (indepth inteviwer), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder
dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil
wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data
yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau
hasil yang telah di dapatkan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap penjajagan,
eksplorasi dan tahap member check. Tahap Penjajagan, dilakukan untuk
mengenal permasalahan dan menentukan fokus penelitian; Tahap Eksplorasi,
merupakan tahap penelitian sebenarnya, dan sudah melibatkan alat-alat
pengumpul data melalui proses observasi; Tahap Member Check, setiap perolehan
data baik melalui hasil wawancara maupun hasil pengamatan, ditriangulasi kepada
sumber datanya.
1. Tahap Penjajagan
Tahap penjajagan ialah tahap orientasi, menyajikan berbagai persiapan
sebagai langkah awal menuju tahapan berikutnya. Dalam tahap ini dilakukan
pula pengurusan surat ijin penelitian kepada instansi berwenang. Selain itu,
dilakukan pula studi penjajagan ke lokasi penelitian untuk memperoleh data
awal dan menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan permasalahan
penelitian serta menentukan jumlah responden yang diperlukan.
2. Tahap Eksplorasi
Tahap ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data secara terarah
dan spesifik yang pada tahap ini digali data sebanyak mungkin secara lebih
berstruktur dengan harapan memperoleh informasi yang lebih mendalam
mengenai permasalahan penelitian, sehingga menjamin keabsahan data yang
diperoleh.
3. Tahap “Member Check”
Tahap ini merupakan tahap akhir yang dilakukan untuk menguji
keabsahan dan keakuratan data yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
Selain itu, tahap ini juga bertujuan untuk melengkapi data yang masih kurang
serta memberikan penjelasan baru kepada responden agar hasil penelitian
dapat lebih dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Tahap ini dilakukan
dengan mengadakan konfirmasi kepada responden tentang data yang telah
diperoleh sebelumnya dalam bentuk laporan hasil wawancara dan eksplorasi
untuk memastikan kebenaran hasil laporan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
The Liang Gie. 1987. Cara Belajar Yang Efisisen. Yogyakarya: Liberty.