Dosen Pengampu:
Nurdahlia,S.Pd.,M.K.M.
Disusun Oleh:
Alisyah Tri Hapsari (P3.73.24.3.22.002)
Muthia Alfarena Fauziah (P3.73.24.3.22.027)
Wiji Nur Utami (P3.73.24.3.22.043)
Najwa Shihab adalah seorang jurnalis, presenter, dan aktivis ternama asal Indonesia. Najwa
Shihab lahir pada tanggal 16 September 1977 di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Dia adalah putri dari Quraish Shihab, mantan Menteri Agama Indonesia, dan Fatmawaty
Assegaf. Najwa Shihab dikenal dengan kecerdasan dan kemampuan berpikir kritisnya yang ia
tunjukkan saat menjadi presenter di acara bincang-bincang "Mata Najwa". Ia juga merupakan
aktivis yang vokal terhadap isu keadilan sosial di Indonesia. Selain kiprahnya di televisi,
Najwa Shihab adalah salah satu pendiri Narasi TV, sebuah perusahaan konten digital yang
bertujuan untuk menginspirasi generasi muda dan meningkatkan kesadaran tentang isu-isu
sosial di Indonesia. Najwa Shihab telah menerima beberapa penghargaan atas kiprahnya,
antara lain Young Global Leader (YGL) 2011 dari World Economic Forum (WEF) dan Asian
Television Awards (ATA) 2011 Pemenang Kedua atau Highly Commended - Best Current
Affairs Presenter dalam acara" Mata Najwa" di Metro TV.
Najwa Shihab menikah dengan Ibrahim Sjarief Assegaf, dan mereka memiliki dua anak
bersama. Najwa Shihab adalah sosok yang sangat dihormati di Indonesia yang telah
memberikan kontribusi signifikan terhadap jurnalisme, aktivisme, dan keadilan sosial.
Najwa Shihab dianggap sebagai pembicara publik yang baik karena beberapa alasan
berikut:
1. Persiapan: Najwa Shihab selalu mengutamakan persiapan matang sebelum berbicara di
depan umum. Hal ini memastikan bahwa dia mendapat informasi yang baik dan percaya diri
saat menyampaikan pidatonya.
2. Gaya tajam dan berani: Gaya komunikasi Najwa Shihab yang tajam, berani, dan tegas
membuat pidatonya menarik dan berwibawa
3. Penggunaan logos, ethos, dan pathos yang efektif: Pidato Najwa Shihab efektif karena
menggunakan logos (logika), ethos (kredibilitas), dan pathos (emosi) secara seimbang
4. Percaya diri: Najwa Shihab memancarkan rasa percaya diri saat berbicara di depan umum,
sehingga pidatonya lebih berdampak
5. Pertimbangan etis: Najwa Shihab dikenal karena pertimbangan etisnya saat menyampaikan
pidato, yang menjadikan pidatonya kredibel dan dapat dipercaya.
6. Latihan: Najwa Shihab percaya bahwa latihan membuat sempurna, dan dia melatih
pidatonya untuk memastikan bahwa pidatonya tersampaikan dengan baik.
Secara keseluruhan, keterampilan berbicara di depan umum Najwa Shihab sangat dihormati
di Indonesia, dan ia dianggap sebagai panutan bagi calon pembicara publik.
1. Penggunaan rima yang berlebihan: Meskipun penggunaan rima yang dilakukan Najwa
telah menjadi ciri khasnya dalam menyampaikan berita, hal tersebut dapat mengganggu
sebagian audiens dan mungkin tidak cocok untuk semua jenis topik.
2. Kurangnya humor: Gaya komunikasi Najwa umumnya serius dan lugas, yang mungkin
tidak menarik bagi semua audiens. Menambahkan humor pada pidatonya dapat membuatnya
lebih menarik dan memikat.
3. Kurangnya variasi nada: Nada suara Najwa umumnya tegas dan berwibawa, sehingga
mungkin tidak cocok untuk semua topik. Menambahkan variasi dalam nada dapat membuat
pidatonya lebih menarik dan menarik bagi audiens yang berbeda.
Gaya bicara merdeka juga bukan berarti tidak mau belajar dari orang lain atau tidak mau
menerima kritik dan saran yang membangun. Hal ini berarti gaya bicara yang menghargai diri
sendiri sekaligus menghargai orang lain.
“Jadi, bongkar dulu paradigma kalau bicara di depan umum itu harus sesempurna Presiden
Soekarno. Suaranya mesti bagus, tidak ngos-ngosan dan tidak ada kata yang salah ucap,”
ujarnya di gelar wicara virtual yang diselenggarakan oleh Terang Jakarta, Jumat (19/6/2020).
- Hindari berbicara hanya berpaku pada teks. “Kalau memang harus begitu, arahkan sesekali
pandangan kita kepada audiens untuk memberi kesan kita memerhatikan mereka,” ujarnya.
a) Ketika melakukan pendekatan, sesuaikan dengan audiensnya. Saat berbicara di hadapan
anak-anak, be genuine. Mereka mampu merasakan orang yang ada di depannya benar-benar
menyukai atau tidak menyukai mereka.
b) Ketika di hadapan remaja, jadilah bagian dari mereka. “Biasanya, saya kumpulkan dulu
informasi seperti siapa guru paling killer (galak), paling disukai, sampai pasangan yang baru
jadian, ha-ha!”
c) Kepada audiens berusia dewasa, beri alasan mengapa mereka harus mendengarkan beserta
tujuannya. “Kepada audiens bapak-bapak, tunjukkan rasa hormat. Lain lagi kepada ibu-ibu.
Mereka umumnya lebih mudah karena kerap menganggap lawan bicara yang usianya di
bawah mereka seperti anaknya sendiri,” ujar ayah dari dua anak itu.
7. Pandji Pragiwaksono, menetapkan pemikiran positif untuk tampil lebih percaya diri
I was cool
Tidak sedikitpun grogi.
Tidak sedikitpun kuatir.
Saya sudah belajar dari kesalahan di Merdeka Dalam Bercanda.
Kala itu, saya berkali kali mengatakan kepada diri saya sendiri “Ini spesial. Ini Museum
Nasional. Ini 800 penonton. Treat it special”
Di Mesakke Bangsaku, saya tenang. Saya katakan kepada diri saya sendiri, ini (Teater
Jakarta) tidak beda dengan kota kota lain. Tidak beda dengan Solo, Pontianak, Jambi,
Malang, dll. Tidak lebih spesial.
Selain itu, saya juga alihkan pikiran saya dengan menyibuki diri. Termasuk dengan membaca
Auto-Biografi Sir Alex Ferguson. Saya harus yakin bahwa saya sudah hafal, dan memang
saya sudah hafal karena sudah 13 kali saya bawakan di kota kota lain.
Kim Nam-joon, lebih dikenal dengan nama RM, adalah pemimpin dan salah satu rapper
utama dari grup musik BTS asal Korea Selatan. Ia lahir pada 12 September 1994 di Ilsan,
Korea Selatan.Ia dikenal sebagai salah satu anggota BTS yang paling aktif dalam berbicara
tentang isu-isu sosial dan memberikan pesan positif kepada penggemar.
Pada tahun 2018, RM dari BTS memberikan pidato di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) dalam kampanye "Generation Unlimited" yang bertujuan untuk mendukung
pendidikan dan pekerjaan bagi generasi muda. Dalam pidatonya, RM berbicara tentang
perjuangan dan harapan generasi muda serta pentingnya memberikan kesempatan bagi
mereka untuk berkembang. Pidato RM di PBB tersebut mendapat perhatian global dan
dianggap sebagai momen bersejarah bagi BTS dan musik K-pop secara keseluruhan. Pidato
ini juga mencerminkan tekad BTS untuk menginspirasi dan memberikan pengaruh positif
kepada generasi muda di seluruh dunia melalui pesan mereka.
RM dari BTS dianggap sebagai publik speaker yang baik karena beberapa alasan:
1. Kemampuan Berbicara yang Lancar: RM memiliki kemampuan berbicara yang sangat
lancar dan mengalir. Ia dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan mudah dipahami oleh
berbagai kalangan.
2. Bahasa Inggris yang Mahir: RM mahir berbicara dalam bahasa Inggris, yang
memungkinkannya berkomunikasi secara efektif dengan penggemar internasional dan media
global. Ini membuatnya dapat menjalin hubungan dengan audiens yang lebih luas.
3. Intelektualitas dan Wawasan: RM dikenal sebagai anggota BTS yang memiliki wawasan
luas dan minat dalam berbagai topik, termasuk sastra, seni, musik, dan isu-isu sosial. Hal ini
memungkinkannya untuk menghadirkan pandangan yang mendalam dan berbobot dalam
pidato-pidatonya.
4. Empati dan Kedekatan dengan Penggemar: RM memiliki kemampuan untuk merangkul
dan berempati terhadap perasaan penggemar. Ia sering berbicara tentang pengalaman pribadi
dan memberikan dukungan kepada mereka, yang membuatnya lebih terhubung dengan
audiens.
5. Kepemimpinan dalam BTS: Sebagai pemimpin BTS, RM telah mengembangkan
kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang kuat. Ia sering menjadi juru bicara grup
dan menghadapi berbagai kesempatan wawancara dan penampilan di depan publik.
6. Kemampuan Menyampaikan Pesan Emosional: RM memiliki kemampuan untuk
menyampaikan pesan emosional dan inspiratif dalam pidato-pidatonya. Ia sering berbicara
tentang pentingnya cinta diri, mendorong impian, dan mengatasi rintangan, yang resonan
dengan banyak orang.
1. Ketegangan atau Nervousness: Seperti banyak orang lainnya, RM juga bisa mengalami
rasa gugup atau ketegangan saat berbicara di depan publik.
2. Pilihan Kata yang Tidak Tepat: Terkadang, dalam situasi spontan, RM mungkin
menghadapi kesulitan dalam memilih kata yang tepat atau dalam menyusun kalimat dengan
baik.
3. Ekspresi Tubuh: Ekspresi tubuh seperti bahasa tubuh, gerakan tangan, atau ekspresi wajah
juga bisa memengaruhi cara pesan disampaikan. Ini bisa menjadi tantangan dalam situasi
publik speaking.
Cara RM mengatasinya:
1. Persiapan yang Matang: RM dan BTS secara umum dikenal karena persiapan yang matang
sebelum penampilan penting. Persiapan ini mencakup latihan pidato, memahami konteks
acara, dan mempersiapkan tanggapan untuk pertanyaan yang mungkin muncul.
2. Latihan Berulang-ulang: Latihan berbicara di depan cermin, atau bahkan berlatih dengan
anggota BTS, dapat membantu mengatasi ketegangan dan memperkuat percakapan.
3. Menerima Dukungan dari Anggota BTS: Anggota BTS saling mendukung satu sama lain.
Dukungan ini dapat membantu mengurangi ketakutan dan membangun rasa percaya diri saat
berbicara di depan umum.
5. Belajar dari Umpan Balik: RM mungkin belajar dari umpan balik setelah pidato-pidato
sebelumnya. Ia dapat mengidentifikasi area di mana ia dapat memperbaiki dan memperkuat
keterampilan berbicaranya.
1. Bahasa: Mereka mungkin menghadapi hambatan bahasa, terutama jika harus berbicara di
luar bahasa ibu mereka. Najwa Shihab, meskipun berbicara dalam bahasa Indonesia, mungkin
perlu menghadapi beragam dialek dan aksen dari berbagai daerah Indonesia. Pandji
Pragiwaksono, dalam konteks komedi stand-up, harus memastikan candaannya dapat
diterima oleh beragam lapisan masyarakat. RM BTS, sebagai seorang K-pop idol, mungkin
harus berbicara dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dalam interaksi internasional.
2. Teknik Berbicara: Meskipun mereka memiliki keahlian berbicara yang baik, mereka
mungkin perlu menghadapi tantangan teknis dalam mengekspresikan ide-ide mereka secara
efektif. Ini bisa termasuk mengatur intonasi, memahami audiens mereka, dan menjaga
keteraturan dalam presentasi mereka.
3. Tekanan Publik: Sebagai figur publik, mereka mungkin menghadapi tekanan dari berbagai
pihak, termasuk kritik publik, ekspektasi tinggi, atau bahkan kontroversi. Ini bisa menjadi
hambatan dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan berbicara dan tanggung jawab
mereka sebagai publik speaker.
Najwa Shihab, Pandji Pragiwaksono, dan RM BTS memiliki kesamaan dalam cara
mereka mengatasi hambatan sebagai publik speaker:
1. Latihan Berulang: Semua dari mereka telah berlatih secara intensif. Najwa Shihab melalui
pengalaman bertahun-tahun sebagai jurnalis dan pembawa acara, Pandji Pragiwaksono dalam
komedi stand-up dan pertunjukan langsung, dan RM dalam pertunjukan konser dan
wawancara media. Latihan berulang membantu mereka menjadi lebih percaya diri dan
mengatasi rasa gugup.
2. Belajar dari Pengalaman: Mereka belajar dari pengalaman mereka. Setiap kali mereka
berbicara di depan publik, mereka mengumpulkan umpan balik, merenungkan apa yang
berhasil dan tidak berhasil, dan terus meningkatkan keterampilan berbicara mereka.
3. Mengenali Audiens: Mereka semua memahami pentingnya mengenali audiens mereka. Ini
termasuk memahami latar belakang dan kebutuhan audiens, sehingga mereka dapat
menyampaikan pesan mereka dengan cara yang lebih relevan dan menarik.
4. Memahami Konteks: Mereka selalu memahami konteks di mana mereka berbicara. Ini
termasuk memahami situasi, tema acara, dan tujuan mereka sebagai publik speaker.
6. Mengelola Tekanan: Sebagai figur publik yang terkenal, mereka telah mengembangkan
kemampuan untuk mengelola tekanan dan stres yang mungkin timbul ketika berbicara di
depan publik. Ini termasuk teknik relaksasi dan konsentrasi.
7. Memperkuat Pesan: Mereka selalu berfokus pada pesan utama yang ingin mereka
sampaikan dan berusaha untuk menyampaikannya dengan jelas dan efektif.
Apa yang membuat mereka menjadi publik speaker yang hebat adalah:
1. Dedikasi dan Keterampilan: Mereka semuanya memiliki dedikasi tinggi untuk mengasah
keterampilan berbicara mereka. Mereka telah berlatih dan terus meningkatkan kemampuan
mereka dalam berbicara di depan publik.
2. Keberagaman Topik: Mereka tidak terpaku pada satu topik tertentu. Mereka aktif dalam
berbicara tentang berbagai isu, yang membuat mereka relevan dan memiliki daya tarik yang
lebih luas.
3. Kejujuran dan Keaslian: Mereka tampil dengan cara yang jujur dan autentik. Ini membuat
mereka dapat terhubung dengan audiens mereka dengan lebih baik.
5. Karisma dan Kepribadian: Mereka memiliki karisma dan kepribadian yang menarik, yang
membuat mereka menjadi sosok yang disukai oleh banyak orang dan dengan demikian lebih
efektif dalam berkomunikasi.
Penting untuk diingat bahwa hambatan dan kualitas yang membuat seseorang menjadi publik
speaker yang baik dapat bervariasi tergantung pada konteks dan audiens yang dituju.