Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang
disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar
atau penyimak. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogianyalah sang pembicara
memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Dia harus mampu
mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para pendengarnya. Di samping itu dia
juga harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan,
baik secara umum maupun perorangan. Ketrampilan berbicara (speaking skills)
merupakan salah satu dari empat ketrampilan berbahasa disamping ketrampilan
menyimak (listening skills), ketrampilan membaca (reading skills), dan ketrampilan
menulis (writing skills). Agar kita mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai
keempat ketrampilan berbahasa tersebut serta hubungannya satu sama lain,
perhatikanlah gambar 1 berikut ini. Langsung apresiatif reseptif fungsional
menyimak komunikasi tatap muka berbicara langsung produktif ekspresif
ketrampilan berbahasa tak langsung produktif ekspresif menulis komunikasi tidak
tatap muka membaca tak langsung apresiatif reseptif fungsional Gambar 1 :
Ketrampilan berbahasa dan hubungannya satu sama lain Pada dasarnya berbicara
mempunyai tiga maksud umum, yaitu : 1) memberitahukan, melaporkan (to inform)
2) menjamu, menghibur (to entertain), dan 3) membujuk, mengajak, mendesak,
meyakinkan (to persuade) Gabungan atau campuran dari maksud-maksud itu pun
mungkin saja terjadi. Suatu pembicaraan misalnya mungkin saja merupakan
gabungan dari melaporkan dan menjamu begitu pula mungkin sekaligus untuk
menghibur dan meyakinkan. Ada empat ketrampilan utama yang harus dimiliki agar
seseorang berhasil berkomunikasi dengan baik, yaitu : 1. Ketrampilan sosial yaitu
kemampuan untuk berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan
masyarakat. Ketrampilan sosial menuntut agar kita mengetahui : - apa yang harus
dikatakan, - bagaimana cara mengatakannya, - kapan mengatakannya, dan bilamana tidak mengatakannya. 2. Ketrampilan semantik adalah kemampuan untuk
mempergunakan kata-kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperoleh
pengetahuan semantik maka kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai
makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketepatan dan kepraktisan dalam
penggunaan kata-kata. 3. Ketrampilan fonetik yaitu kemampuan membentuk unsurunsur fonemik bahasa kita secara tepat. 4. Ketrampilan vokal adalah kemampuan
untuk menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara kita. Suara yang
jelas, bulat, dan bergema menandakan orang yang berbadan tegap dan terjamin,
sedangkan suara yang melengking, berisik, atau serak-parau memperlihatkan
pribadi yang kurang menarik dan kurang meyakinkan. Berbicara sebagai seni dan
sebagai ilmu Jika kita memandang berbicara sebagai seni maka penekanan
diletakkan pada penerapannya sebagai alat komunikasi dalam masyarakat.
Sedangkan butir-butir yang mendapat perhatian antara lain : (1) Berbicara di muka
umum (2) Semantik (pemahaman makna kata) (3) Diskusi kelompok (4)

Argumentasi (5) Debat (6) Prosedur parlementer (7) Penafsiran lisan (8) Seni drama,
dan (9) Berbicara melalui udara. Sedangkan jika kita memandang berbicara sebagai
ilmu maka hal-hal yang perlu ditelaah antara lain : (1) Mekanisme bicara dan
mendengar (2) Latihan dasar bagi ujaran dan suara (3) Bunyi-bunyi bahasa (4)
Bunyi-bunyi dalam rangkaian ujaran (5) Diftong, dan (6) Konsonan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusam masalah makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Sebutkan etika berbincang dan berbicara untuk meyakinkan ?
2. Sebutkan tips-tips yang bisa dipakai dalam berbicara meyakinkan ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja etika berbicara untuk meyakinkan.
2. Untuk mengetahui tips-tips yang dapat digunakan dalam berbicara meyakinkan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika Berbincang dan Berbicara Untuk Meyakinkan
Biasanya para pendengar dirangsang untuk berbuat aksi dengan daya-penarik yang
emosional. Dan daya penarik yang fudamental dari semua pembicaraan adalah
daya tarik pribadi mereka. Agar pembicaraan kita dapat diyakinkan oleh orang
(pendengar), berikut adalah etika berbincang dan berbicara untuk meyakinkan :
1. Apabila kita berbincang, buktikanlah dengan ikhlas.
- Buktikan kita ingin megenali dirinya, perasaannya, dan fikiran-fikiranya.
- Buktikan kita berminat mengetahui cita-citanya, harapannya, hobinya bahkan
kebimbangannya.
- Buktikan kita bersikap terbuka dengan demikian kita telah memberi kepadanya
penghormatan.

- Keterbukaan juga akan mampu menerbitkan rasa saling percaya-mempercayai.


- Dalam keadaan ini kita telah memberi sokongan dan dukungan emosi dan
psikologi kepadanya.
2 Apabila dia sedang berbicara, kita jangan sibuk mememotong pembicaraan.
- Orang yang bersikap terbuka adalah orang yang sanggup mendengar.
- Dengar pendapatnya, fikirannya, dan idea-ideanya termasuk juga keluhannya.
- Tetapi kita ikut juga berbicara untuk meyakinkan dia kita berminat pada apayang
diucapkannya.
- Apabila kita berminat mendengar apa yang dibicarakannya, dia akan berasa kita
begitu rapat padanya.
- Barulah dia yakin, kita bukan saja teman yang baik tapi juga merupakan sahabat
karibnya.
- Dalam keadaan begitu hubungan akan tumbuh, segar dan berkembang.
Persahabatan juga tambah mendalam.
3 Apabila kita berbicara, buktikan padanya kita memang mempunyai keyakinan
terhadap diri dan bakatnya.
- Dengan sikap begini kita mendidiknya untuk belajar dari kesalahan dan
pengalaman lampau.
- Apabila dia mendapatkan kegembiraan, ucapkan selamat dengan ikhlas, pujian
dengan kuat dan jelas.
- Tunjukan padanya agar dia tahu bahwa kita menghargai dia dan Kita tidak
membohongi dia.
- Percakapan yang suka didengar orang ialah percakapan yang membawa
kebahagian dan perkara yang positif.
- Lebih penting daripada kepandaian bercakap atau mengucapkan kata yang betul
dan manis ialah kepandai mendengar.
4 Sebagai Pendengar yang Baik apabila berbicara tumpukan perhatian kita.
- Dengan ini kita telah menunjukan bahwa dia adalah orang yang paling penting
dalam dunia.
- Apa yang diucap dan dibicarakan amat bermakna kepada diri dan kehidupan kita.
- Kalau kita benar berminat dengan apa yang dibicarakan buktikanlah melalui
bahasa tubuh kita.
- Tegak dan condongkan badan kita kearah dirinya apabila kita mendengar
percakapannya.
- Tindakan ini menunjukkan bukan hanya menghormati dirinya tapi juga menghargai
isi percakapanya.
- Biarkan dia habiskan percakapanya dahulu sebelum kita berkata sesuatu padanya.
- Jangan sambung kata-katanya seolah-olah kita tau apa yang akan dia ucapkan.
- Jangan merebut pembicaraan dia dengan kata-kata yang terlintas di kepala kita.
- Untuk apa kita berebut dalam pebincangan seolah-olah tidak ada waktu untuk
berbicara.
5 Jika seorang teman berbincang tentang masalah yang sedang dialami.
- Jangan cepat memberi pendapat atau mengemukan cadangan penyelesaian

untuknya.
- Orang yang sedang berbicara dengan kita bukan berarti karena dia perlukan
nasihat daripada kita.
- Dia mungkin cuma perlu sepasang telinga yg pandai mendengar & perasaan yg
sanggup mengerti beban dirinya.
- Dan mungkin dia tidak memerlukan nasihat dari kita atau cadangan penyelesaian
daripada kita.
- Dia luapkan masalahnya bukan untuk diselesaikan tapi dia perlukan tempat share
dengan kita.
- Perbuatan kita mendengar dengan baik ialah bukti kita perhatian, mencintai dan
mengasihinya
B. Tips-tips Yang Dapat Dilakukan Dalam Berbicara Meyakinkan
Apakah Anda seorang pelajar atau mahasiswa yang sering menyampaikan
presentasi di depan dosen?
Atau Anda seorang karyawan yang kerap memberikan presentasi di depan klien,
bos atau para pejabat lainnya?
Siapapun Anda, saya yakin Anda pasti pernah merasa gugup atau cemas ketika
harus memberikan presentasi atau diminta berbicara di depan umum. Dalam
sebuah polling opini publik, ketakutan seseorang akan kematian berada di urutan
kedua, masih di bawah ketakutan berbicara di depan umum. Tentunya memberikan
presentasi ataupun berbicara di depan umum tidaklah menakutkan seperti yang
dibayangkan banyak orang. Asalkan Anda mau berlatih, siapapun bisa memberikan
presentasi yang meyakinkan dan memorable.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda pakai untuk mempersiapkan sebuah
presentasi yang meyakinkan. Tips ini berdasarkan pengalaman saya pribadi dalam
memberikan presentasi dan berbicara di depan umum dipadukan dengan beberapa
pelatihan tentang presentasi yang pernah saya pelajari.
Untuk tips bagaimana memberikan presentasi itu sendiri dan aspek-aspek yang
penting diperhatikan akan dijelaskan dalam posting berbeda.
1. Tentukan tujuan dari presentasi Anda
Sebuah presentasi pasti memiliki tujuan. Apakah Anda mempresentasikan
suatu produk agar dibeli oleh klien, proposal rencana bisnis untuk disetujui dan
didukung atasan, atau menjelaskan suatu topik yang Anda kuasai agar orang lain
memahaminya. Secara umum tujuan presentasi biasanya salah satu dari dua hal
berikut: pertama untuk memberikan informasi (to inform), kedua untuk
membujuk audiens melakukan sesuatu (to persuade).
Menetapkan tujuan menjadi penting karena akan menentukan cara Anda
memberikan presentasi. Sebuah presentasi yang memberikan informasi perlu
dirancang seinformatif mungkin sehingga audiens yang sama sekali belum tahu
persoalan menjadi mengerti. Presentasi yang bertujuan membujuk harus memiliki
sisi emosi untuk mengubah sikap audiens dan mengajak audiens melakukan
sesuatu: menyetujui ide Anda, membeli produk Anda, atau memberi dukungan atas
apa yang telah dan akan Anda lakukan.
2. Kenali audiens Anda

Tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini juga berlaku dalam presentasi.
Sempatkan waktu untuk mencari tahu siapa saja yang akan hadir dalam presentasi
Anda. Apa posisi mereka di dalam organisasi dan apa yang mereka harapkan dari
presentasi Anda. Hal ini penting karena sebuah presentasi pada dasarnya adalah
penyajian kepada orang lain. Meskipun menurut Anda menyajikan yang terbaik,
tidak selalu audiens yang mendengar akan merasakan hal yang sama.
Dengan mengenal audiens nantinya Anda dapat menentukan pendekatan
dalam presentasi. Mungkin yang hadir adalah seorang penting dalam organisasi
yang sangat senang dengan grafik dan angka. Maka penyajian grafik yang baik dan
penjelasan di balik apa yang terjadi pada angka-angka akan menjadi nilai tambah.
Sebaliknya bisa jadi orang yang ingin Anda pengaruhi dalam presentasi memiliki
tipe visual, sangat senang dengan gambar, diagram dan contoh-contoh kongkrit.
Untuk orang seperti ini Anda pun dapat menyesuaikan slide presentasi dengan
gambar yang dibutuhkan.
Di saat yang lain mungkin orang yang ingin Anda yakinkan memiliki tipe kinestetik.
Untuk orang seperti ini Anda perlu mendemonstrasikan sesuatu di hadapannya. Jika
perlu bawalah produk, benda atau apapun yang bisa menjadi model dari apa yang
Anda presentasikan. Jika audiens Anda memiliki tipe yang beragam, tinggal
disesuaikan masing-masing pendekatan secara berimbang.
3. Susun kerangka presentasi
Secara umum presentasi terdiri dari pembuka, isi, dan penutup. Pembuka
berisi gambaran awal topik yang akan dipresentasikan dan apa tujuan yang
diharapkan. Isi akan menjelaskan struktur materi yang Anda sampaikan mulai dari
latar belakang, persoalan dan solusi yang Anda tawarkan. Sedangkan Penutup
berisi kesimpulan dari topik yang dibawakan serta ajakan kepada audiens untuk
melakukan sesuatu apakah menyetujui ide Anda, membeli produk Anda atau
memahami lebih baik suatu topik yang Anda sajikan.
Dalam menyusun kerangka ini, Anda dapat membuat mind mapping untuk
menggambarkan pokok-pokok pikiran yang penting atau keyword dari hal-hal yang
akan Anda jelaskan dalam presentasi. Membuat mind mapping ini juga akan
memudahkan Anda melihat gambaran lengkap dari presentasi dan poin-poin
penting yang harus disampaikan agar dimengerti dan diterima dengan baik oleh
audiens.
Dua hal yang paling penting dalam membuat kerangka ini adalah bagian pembuka
dan penutup. Ini adalah bagian yang paling diingat oleh audiens dan merupakan
kesempatan terbaik Anda untuk mendapatkan perhatian mereka.
Untuk bagian pembuka, jika perlu hapalkan bagian pembukaan yang Anda
persiapkan berupa pernyataan, kutipan, pertanyaan, kisah atau bahkan sebuah
humor. Pembukaan yang baik dan lancar akan menciptakan rasa percaya diri untuk
kelanjutan presentasi.
Adapun untuk bagian penutup, merupakan intisari dari seluruh presentasi Anda dan
kesempatan untuk memberikan kesimpulan yang akan diingat terus oleh audiens
setelah mereka keluar dari ruangan. Persiapkan dengan baik bagian ini dan Anda
tinggal selangkah lagi dalam memberikan presentasi yang meyakinkan.

4. Jika diperlukan, persiapkan slide presentasi dan alat bantu visual lainnya.
Di zaman modern ini, hampir semua presentasi sudah menggunakan slide
komputer memakai Powerpoint atau program lainnya yang sejenis. Prinsip umum
dalam mempersiapkan slide adalah Keep It Simple. Mengapa? Audiens Anda
ingin dijelaskan sebuah persoalan yang sulit menjadi mudah. Bukan persoalan
yang mudah Anda buat menjadi sulit dan rumit.
Perlu dicatat bahwa slide presentasi adalah alat bantu, bukan presentasi itu sendiri.
You are the presenter, not the slide. Anda-lah sang presenter yang menentukan
apakah sebuah presentasi menjadi menarik atau tidak. Selama alat bantu visual
tadi sejalan dengan pesan yang Anda sampaikan secara verbal, silakan digunakan.
Tapi jika alat bantu malah membuat audiens semakin bingung, hindarkan.
Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam menyiapkan slide adalah gunakan hanya
poin-poin utama dan penting. Jangan membuat slide yang terlalu detail dan berisi
seluruh hal yang Anda akan ucapkan. Jika itu dilakukan, audiens akan membaca
slide dan mereka tidak perlu lagi mendengarkan kata-kata Anda lagi. Tujuan
presentasi menjadi gagal.
Beberapa tips dalam pembuatan slide adalah tidak terlalu banyak teks dalam suatu
slide. Gunakan gambar, diagram dan tabel untuk membantu menjelaskan suatu
konsep, data dan fakta. Jangan membuat slide yang terlalu kompleks karena akan
sulit dicerna dalam waktu singkat oleh audiens dan cenderung membuat audiens
lelah sehingga tidak fokus pada apa yang Anda sampaikan.
Secara khusus mengenai pembuatan slide presentasi yang baik akan saya jelaskan
dalam posting yang lain.
Selain slide, masih banyak alat bantu lain yang bisa Anda gunakan misalnya:
flipchart, contoh produk, video, dan bahkan bahasa tubuh Anda sendiri.
Pertimbangkan dan persiapkan jika Anda memerlukan alat bantu tersebut.
5. Latihan
Pepatah mengatakan practice make perfect. Maka demikian juga jika Anda
mempersiapkan presentasi yang penting, berlatihlah. Latihan terbaik dapat
dilakukan dengan mengundang beberapa teman untuk mendengarkan presentasi
Anda. Minta mereka untuk memberikan komentar terhadap materi yang
disampaikan, cara penyampaian dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki.
Latihan ini akan membantu Anda mengetahui sejak dini apakah Anda sudah cukup
siap dan menguasai materi presentasi atau masih ada hal-hal lain yang perlu
diperbaiki. Lewat latihan ini, cobalah berpikir dari sudut pandang audiens: apakah
mereka punya pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan dipresentasikan,
apa kepentingan yang mereka bawakan, pertanyaan apa yang mungkin mereka
tanyakan, apa yang mereka harapkan dari presentasi tersebut. Dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut maka Anda telah mempersiapkan segala
sesuatunya dengan baik.
6. Rileks
Ini adalah bagian yang penting. Banyak orang sudah gugup duluan bahkan
ketika salam pembuka baru diucapkan. Jika ini terjadi maka buyarlah seluruh
materi yang telah dipersiapkan dengan matang sebelumnya. Kondisi yang rileks

akan membantu Anda untuk memberikan presentasi dengan tenang dan


meyakinkan.
Kondisi rileks akan membantu Anda me-recall kembali apa-apa yang telah Anda
latih dan hapal. Selain itu, jika Anda lupa akan sesuatu yang penting untuk
disampaikan, Anda akan tetap tenang dan audiens tidak merasakan ada sesuatu
yang hilang dari apa yang Anda sampaikan. Banyak orang gugup ketika sudah
mulai berbicara. Hal itu mungkin terjadi juga pada Anda. Jangan panik, rasa gugup
atau nervous dalam takaran yang wajar normal terjadi, bahkan pembicara publik
terhebat sekalipun merasakan hal itu. Manfaatkan rasa gugup tadi sebagai energi
membuat diri Anda fokus pada presentasi yang akan disampaikan.
Tips sederhana untuk mengurangi rasa gugup ini dan menggantinya dengan
perasaan rileks adalah tutup mata Anda, tarik nafas dalam-dalam dan lepaskan
kembali secara perlahan. Lakukan beberapa kali maka Anda akan merasakan
kesegaran dan dapat tersenyum kembali. Jangan lupa berdoa kepada Allah agar
Anda dimudahkan dalam berbicara dan menjelaskan sesuatu kepada audiens.
Demikianlah tips untuk mempersiapkan presentasi yang meyakinkan. Dalam
posting berikutnya, saya akan menjelaskan bagaimana memberikan presentasi itu
sendiri mulai dari salam pembuka, penggunaan humor, kutipan, atau pertanyaan
sebagai pembuka presentasi. Di lain kesempatan juga akan saya jelaskan
penggunaan bahasa tubuh (gesture) untuk memberi penekanan pada presentasi,
penggunaan ruang dan bagaimana menemukan style pribadi Anda sendiri secara
alami. Saya juga akan menjelaskan bagaimana menjawab pertanyaan audiens dan
apa yang harus dilakukan jika tiba-tiba Anda merasa blank ketika memberikan
presentasi maupun ketika menjawab pertanyaan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Berbicara dan Berbincang Untuk Meyakinkan .............. 4
B. Tips-tips yang Dapat Dilakukakn Dalam Berbicara Meyakinkan 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Colin,W.W. 2009. Dasar-Dasar Berbicara . (online)
Guntur, Henry Tarigan. 1980. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa
Finoza, Lamuddin. 2005. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Diksi Insan
Mulia
Sukino. 2004. Memahami Wacana Bahasa Indonesia. Bengkulu : Perpustakaan
UNIB Press

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Etika berbicara dan berbincang, antara lain :
Buktikanlah dengan ikhlas
Jangan sibuk memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara
Membuktikan keyakinan kepada diri dan bakat
Menumpukan perhatian kepada pembicara
2. Tips-tips dalam berbicara meyakinkan
Menentukan tujuan dari presentasi
Kenali audensi
Susun kerangka presentasi
Persiapkan slide persentasi
Latihan
Rileks

Anda mungkin juga menyukai