Halo, seperti biasa kalo mata kuliah yang ada Miss Ananya pasti pertemuan
pertama bahas soal kontrak pembelajaran dan ujung-ujungnya suruh bikin diari lagi,
lagi, dan lagi. Well, gue mulai aja hari ini dengan bacaan basmallah, gue masuk di
semester 5 itu berarti gue ngga boleh kebanyakan main dan harus belajar lebih lagi
biar ip gue naik. Gue tau Miss Ana pasti bosen karena setiap tulisan diari pertemuan
pertama isinya cuma ngeluh soal ip kemaren terus bilang gue musti naikin ip di
semester ini hahahaa, benerkan miss? Iyain aja deh.
Gue mulai cerita soal tadi di kelas, pertama-tama Miss Ana ngeluh soal
mahasiswa yang ngulang MPP2 selalu banyak dan kalo kelasnya di laboratorium
politik nggak akan cukup soalnya mahasiswanya yang ngambil ada dua kali lipat
tempat duduk di laboratorium politik. Miss Ana juga ngasih tau kalo kebanyakan
nilai yang ngambil MPP2 itu kebanyakan C D E itu aja udah dikasih tambahan nilai
10 tapi tetep aja dapetnya masih C D E, gue jadi takut dapet C tapi semoga aja gue
dapet A ya, amiiiin tapi dalam sejarah gue, gue ngga pernah mata kuliahnya Miss
Ana dapet A, entah karena gue emang bego atau mata kuliahnya yang sulit, tapi
sebenernya kalo ditekuni baik-baik kayanya gue bisa dapet A, gue yakin asalkan
gue bisa ngalahin rasa males gue. Oke mulai dari hal kecil, gue sekarang musti rajin
nulis diari, rajin baca buku referensi, rajin kuliah, dan kudu konsen pas lagi kuliah.
Sebenernya gue punya metode buat mata kuliah Miss Ana kali ini, gue pengen baca
dulu terus diskusi gitu sama kaka angkatan sebelum kuliahnya Miss Ana biar
mudeng pas kuliah, semoga aja ini bukan cuma wacana gue dan bakal gue lakuin
dengan baik biar dapet A.
Gue mulai cerita materi aja kali ya, eh sebenernya belum masuk materi si
cuma flashback aja materi yang dulu pas MPS, Miss Ana tanya apa si bedanya
Quantitative sama Qualitative? Terus tanya juga siapa yang MPS dapet A, anakanak langsung jawab Rantiiiiiiii, otomatis Miss Ana langsung nanya ke Ranti apa
beda kuantitatif sama kualitatif. Ranti jawabnya kuantitatif itu mengandung
paradigma positivisme yang intinya itu itung-itungan terus kalo kualitatif itu
dekonstruktivisme. Miss Ana nanya gimana maksudnya? Menurut kamu gimana
perbedaannya? Lah Ranti ngga jawab terus Miss Ana nanya sama Surya,
kuantitatif itu generalisasi, terus kalo kuantitatif itu detailnya diperhatikan, banyak
aspeknya jawab Surya. Miss Ana menambahkan kalo kualitatif itu tingkat
kedetailan bisa dilihat dari cara pendekatannya. Tapi Miss Ana njelasin lagi nih biar
makin jelas kalo Quantitative itu berarti Quantity yang berarti jumlah dan deals with
number, yang berhubungan dengan angka dan being measurement atau bisa diukur
itu berarti harus eksak. Terus kalo Qualitative itu berarti quality yang deals with
caracteristic, karakteristik itu bisa sifat, warna, dll. Kualitatif itu konseptual dan
tidak bisa diukur jadi being describe. Jadi MPP2 nantinya mau bahas apa aja yang
penting dalam metode kualitatif sampai implikasinya, kata Miss Ana. Kita tidak
bisa menggunakan kualitatif dengan logika kuantitatif. Abis ngomongin kualitatif
Miss Ana liat anak yang bukan mahasiswa politik terus Miss Ana bertanya secara
runtut ke anak itu, sambil becandaan ternyata Miss Ana itu lagi ngasih contoh kalo
penelitian kualitatif ya gitu musti kepo dan nanyain banyak hal. Contoh aja ada dua
anak survei ke pantai Kuta yang anak satu seneng liat pantai Kuta dan yang satunya
lagi berfikir ini bahaya soalnya orang-orang yang bekerja di deket pantai itu hanya
berjarak berapa meter dan tidak ada semak semak yang melindungi kalau terjadi
sesuatu gimana? dan bangunannya juga dekat dengan pantai, bahaya kalo begini,
lah dari dua anak ini yang bisa menjadi penelitian kualitatif adalah anak yang detail
melihat sesuatu, dan selalu kritis terhadap keadaan sekitar. Lah ini udahan nih
bahasnya, sekarang kita masuk ke kontrak pembelajaran, ini adalah kontrak
pembelajarannya:
1. Penjelasan silabus dan kontrak pembelajaran.
2. Karakteristik penelitian kualitatif.
3. Metodologi kualitatif. (tindakan sosial, dll)
4. Pendekatan penelitian kualitatif. (fenomenologi, biografi, grounded
research)
5. Latian pendekatan penelitian kualitatif.
6. Pendekatan penelitian kualitatif. (etnografi, analisis wacana, content
analisis, penelitian tindakan)
pokoknya pengen bahas itu deh intinya. Finally, gue udah ceritain yang hari ini ya
bye.
Konstruktivis
Activist
Facilitator
Nilai
etika
merupakan
dan
pilihan
bagian
yang
moral Nilai
etika
tak merupakan
dan
pilihan
bagian
yang
moral
tak
intellectual, fasilitator
advokatdanaktivis
Tujuan
penelitian:
yang
menjembatani
sosial, Tujuang
penelitian:
rekonstruksi
Aspeknya adalah:
1. Hubungan yang diteliti dan yang meneliti itu hubungan dekat empati
outsider.
2. Hubungan teori itu emergent yaitu teori yang dimunculkan di atas data
empirik.
3. Strategi penelitian itu tidak berstruktur.
4. Lingkupnya ideograpic.
5. Konsepsi tentang realitas sosial. Prosedural dan realitas merupakan produk
konstruksi sosial.
6. Analisis data. Multilevelanalisis (mengkaitkan analisis pada level-level
yang berbeda).
Pemberdayaan masyarakat berbasis desa wisata di Kabupaten Kebumen. Kualitatif
itu melampaui berbagai tahapan kritis ilmiah yang mana seorang peneliti mulai
berfikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena
sosial, melalui pengamatan lapangan. Kemudian menganalisisnya dan kemudian
berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu. Studi kasus itu
penyelidikan intensif tentang seorang individu, namun bisa juga dipergunakan
untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok
geng anak muda. Ary (1982) Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Dr.
Muhammad Idrus, 2007. UU Pres Jogja. Jogja.
adalah seorang inspiring dan Yu Mar juga merupakan inspiring karena telah
membuat bumbu pecel dengan singkong sehingga memberikan rasa yang
nikmat dan berbeda. Modelnya Life History (sejarah kehidupan) ini
merupakan cara untuk mengungkap kehidupan individu yang menjadi
partisipan di dalamnya. Di life history orang yang menceritakan cerita orang
dengan kata-kata yang ditranslet ke bahasanya dengan cara investigasi.
(Taylor: Bordan, 1984:124)
Menyusun transkrip wawancara tidak boleh menambah atau mengurangi
satu kata apalagi satu kalimat, pokoknya harus sama persis dengan yang ada
di rekaman. Setelah selesai ditranskrip kemudian disusun. Contohnya ketika
mewawancarai Khairul Tanjung dari sebelum lahir cerita dari orangtuanya
kemudian sampai Khairul Tanjung sukses. Bisa diedit tetapi hanya tanda
bacanya saja dan kata sambung.
Tugas peneliti adalah mengedit info mentah, menata dan menyampaikan
informasi, menyambung ucapan, mengurutkan cerita.
2. Fenomenologi
Fenomenologi yaitu mengungkapkan proses interpretasi yang dilakukan
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang ditulis di laporan adalah
kehidupan sehari-harinya, bagaimana tau kehidupan sehari-harinya.
Mengungkap dunia yang hidup (life world) sebagaimana yang dihasilkan
dan dialami oleh anggota-anggotanya, kehidupan sehari-hari yang selalu
terjadi.
Peneliti kualitatif itu terlibat di dalamnya. Contohnya tidak bisa hanya tau
awalnya memilih Gerindra kemudian presiden pilih Jokowi. Peneliti
kualitatif harus tau mengapa, dll. Metode fenomenologi menggunakan cara
EPOCHE yaitu meneliti kehidupan sehari-hari secara alami (natural
attitude) dengan cara mengurus (bracketting) dunia yang hidup yaitu
mengesampingkan orientasi orang yang begitu saja (taken for granted)
terhadap dunia yang hidup. Dalam penelitian fenomenologi kata-kata orang
itu penting, kenapa menjadi penting? Karena melalui kata-kata sehari-hari
itu harus dipelihara dengan cara ngomong adanya kepentingan. Ketika tidak
ada kalimat maka menjadi sepi dan tidak terjadi apa-apa jadi melalui katakata lalu muncul yang namanya tipifikasi. Tipifikasi adalah penyusunan
segala sesuatu dalam bentuk kata-kata, supaya luwes.
3. Grounded Research
Grounded research maknanya adalah data. Grounded artinya mendasar atau
bisa data/ informasi. Tujuannya membentuk teori berdasar data. Induktif
berasal dari grounded research karena berawal dari data/ informasi. Metode
untuk mengungkap dan menemukan teori, konsep, hipotesa, dan proposisi
langsung dari data. Penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan dan
membentuk teori adalah memperoleh teori sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Berbeda dengan pembentukan teori dari deduksi logis
berdasar asumsi aprioris.
Karakter teorinya adalah menyediakan kategori dan hipotesis yang
memadai, siap untuk dioperasionalkan dalam studi kuantitatif (jika hal itu
memungkinkan), dapat dipahami oleh ilmuwan sosial, mahasiswa, maupun
orang
awam.
Ini
adalah
generalisasi
teori
observasi
hipotesis
sirkulasi
penelitian.
kemudian di jalan ada sumber yang lain pula maka itu theoritical
sampling.
Ketiga cara menentukan sasaran penelitian yang harus diteliti itu yang empiris, dan
untuk penelitian lapangan. Ada beberapa bentuk teknik pengumpulan data, antara
lain:
1. Observasi adalah kegiatan mengamati, mendengar, dan mencatat kedua
kegiatan tersebut. Tipenya itu partisipan observasi artinya yang diteliti gatau
kalo kita lagi meneliti. Kedua adalah partisipan obsever maksudnya yang
diteliti tau kalau kita sedang meneliti tetapi dengan cara pendekatan dengan
obrolan basa basi kemudian jika sudah dekat baru ngobrolin untuk
penelitian. ketiga, obseverasparticipan itu yang diteliti sudah pasti tau kalo
dia sedang diteliti, biasanya kita cuma dateng, ngobrol, terus pulang.
2. Focused group discussion (FGD) yaitu proses pengumpulan informasi
tentang topik-topik yang terfokus melalui diskusi kelompok. Sekelompok
orang diberi topik dan diminta pendapat harus ada diskusi. Karakternya
yaitu diskusi (bukan wawancara), kelompok (bukan individu), terfokus
(bukan bebas).
3. Wawancara ini dilakukan secara mendalam. Pedoman wawancara biasanya
ada 5 pertanyaan. Jangan pernah melakukan pedoman wawancara seperti
kuesioner. Seringkali wawancara harus dilakukan lebih dari sekali hingga
memperoleh informasi yang dalam, kaya, dan lengkap. Instrumen yang
dibutuhkan adalah pedoman wawancara yaitu beberapa pertanyaan umum
diseputar topik yang diteliti.
yg diteliti.---
mau
meluangkan
waktu
yg
lama,
menyampaikn
antara
bahasa
periset
dan
pribumi,
menjaga
orisinalitas
Althusser : ideologi sbg praksis sosial bukan abstrak. Mahdzab Frankfurt : gagasan
kritis bahwa proses budaya berdampak pd kehidupan sosial, dan merupakan
lingkup perjuangan melawan dominasi dan ketidakadilan utk emansipasi dengan
mengkritisi bentuk-bentuk komunikasi. Micheal
dasarnya
adalah
hubungan
dominasi.
Hubungan
komunikasi
Contoh CDA : Analisis teks media ttg perkembangan industri era Orde Baru
menunjukkan
sistem
produksi
kapitalis,
konsentrasi
modal
negara
di
:Teks berita ttg konflik perebutan tanah oleh petani dan PTPN, dalam hal ini media
bukan sbg media argumentatif kedua pihak, namun dikuasai kelompok dominan
peliput berita jg mempunyai nilai-nilai ttt utk diperjuangkan. Tujuan penelitian dlm
pendekatan ini : mengkritisi-tranformasi hubungan sosial yg timpang. Realitas yg
ada adalah realitas semu
pandangan
hidup
dlm
konteks
ttt
sehingga
mempengaruhi
cara
berpikir/tindakan ttt. Kekuasaan tidak dimiliki tetapi dipraktekkn, dlm suatu ruang
lingkup, berlangsung dimana-mana. Di mana ada hubungan manusia satu sama
lain, disitu ada kuasa (kuasa menentukan susunan, aturan dan hubungan manusia).
Kekuasaan terakulasikan lewat pengetahuan dan pengetahuan selalu punya efek
kuasa penyelenggara kekuasaan memproduksi pengetahuan. Terbentuknya
bangunan wacana bukan sekedar pernyataan, tetapi menyangkut struktur dan tata
aturan wacana. Tafsir terhadap objek/peristiwa tergantung/dibatasi oleh struktur
diskursif tsb. Praktek diskursif mendefinisikan sesuatu bhw yg ini benar yg itu
tidak, misalnya. Contoh: Tafsir trhdp film India, PKI sbg partai telarang, tafsir
trhdp ajaran ttg penyederhaan partai masa Orba.
Analisis teks:
a. Menemukan kekuatan yg dominan dalam meminggirkan kelompok dominan
dlm teks.
b. Menemukan, mengkritisi kelompok minoritas dimarjinalkan dlm teks.
c. Titik perhatian pd penafsiran subjektif peneliti atas teks.
d. Analisis komprhensif, kontekstual dan multilevel analisis.
Posisi peneliti :
a. Peneliti sbg aktivisi/advokat/transformative intellectual.
b. Nilai dan keperpihakan tidak terpisahkan.
media terhadap
pembaca
memposisikn
bagaimana
dirinya
dalam
posisi
ditampilkn/bagaimana
teks/kpd
kelompok
mana
pembaca
pembaca
PAR selain untuk mengembangkan keahlian baru ttg masyarakat juga pemecahan
masalah.
Variasi penelitian tindakan :
skripsi biar gampang dan cepet skripsinya. Jadi, rencananya proposalnya aku mau
bahas tentang keistimewaan Yogyakarta.
Kuliah hari ini kembali ke dasarnya, jadi metodologi itu bukan hafalan
tetapi sesuatu yang dilakukan. Penelitian itu sebuah inquality masalah sosial,
kualitatif itu suatu proses memahami suatu masalah yang kompleks dan tidak
melihat hanya dari satu sisi saja, harus holistik. Menurut Strais penelitian kualitatif
adalah segala jenis penelitian yang mengenai temuan-temuan tidak sekedar angkaangka. Basis dari kualitatif, yaitu:
1. Harus memiliki satu pemahaman yang baik dari suatu fenomena. Sekecil
apapun fenomena itu bisa menjadi penelitian yang mungkin tidak dipikirkan
orang.
2. Berikan satu perspektif baru. Contohnya kebijakan pariwisata. Kalo kita
lihat dari pengembangan kebijakan itu biasa-biasanya saja hanya formulasi,
dan lain-lain, tetapi jika membuat kebijakan pariwisata yang berbasis
kearifan lokal itu yang baru (dulu) kalo sekarang sih udah banyak.
Asumsi penelitian kualitatif (meriam, 1988):
1. Peneliti kualitatif itu mengutamakan proses. Contohnya gini kalo
mahasiswa yang dibimbing Pak Titong itu selalu mengutamakan proses jadi
proposalnya diperbaiki nanti pas lagi jalan yang penting terus lanjut ujian
dulu soalnya proposal itu semakin lama kita turun di lapangan maka semkin
banyak informasi yang kita dapetin, jadi kita bisa sekaligus memperbaiki
proposalnya.
2. Meaning. How people make sense of their lives, experiences, and their
structures of the words. What is beyond fenomena. Jadi apa si makna dari
penelitian ini, maksudnya apa. Contohnya gini kita melakukan penelitian di
Cilacap yang dibangun kolam renang di pinggir pantai yang berbahaya.
3. Primary instrument. Karena tergantung pada makna jadi instrumen utama
adalah peneliti itu sendiri.
4. Field work. Studi lapangan dengan manusia, institusi, negara. Studi pustaka
field worknya adalah buku.
5. Descriptive. Laporan penelitian ini nantinya bersifat deskriptif, jadi harus
dideskripsikan semua ceritanya. Reseacher is interested in process,
meaning, and understanding gained through words or behaviors. Grand
questionnya adalah how.
6. Inductive. Hal-hal yang kecil diambil intisarinya.
Biasanya kalo Miss Ana sama Pak Khairu jadi penguji pasti keluar sebuah
pertanyaan coba sebutkan satu atau dua kalimat dari intisari tersebut, nahkan dikit
si tapi kalo orang yang ngga njalanin sendiri penilitian itu atau ngga paham apa
yang ditelitinya pasti haa hee kaya orang bloon.
Kalo membuat pertanyaan itu berasal dari kekepoan kita. Research
questionsnya ada dua kata yaitu what and how. Mau menjelaskan apasi kita
dalam penelitian itu, dan bagaimana kasus itu terjadi kalo studi kasus. Yang kedua
itu metodologinya, pertanyaan terdiri dari what, when, where, why, who,.... yang
ketiga adalah data analisis, reduction and interpretation of coding. Contohnya bisa
membuat tabel, jadi bikin lockbook.
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
.....................
......................
dalam studi kasus satu desa akan dikembangkan jadi desa wisata atau bisa
juga menjadi desa tabuh bencana, jika studi kasus itu dilihat bagaimana
pengembangannya, tetapi jika fenomenologinya bagaimana orang-orang
tersebut merasakan dampak dan keuntungannya, bisa juga bagaimana
orang-orang yang di dekat daerah tersebut melakukan protes karena merasa
terganggu atau apapun itu, dan kita melihat juga bagaimana masyarakat
melakukan gerakan perlawanan. Fenomenologi akan sangat bersinggungan
dengan studi kasus, dampak dari studi kasus mengenai orang-orang
berdasarkan pengalaman si subyek.
Kalo kita ambil kualitatif itu harus komit sama waktu yang ekstensif di lapangan,
kalo misalkan orang yang betean jangan ngambil kualitatif deh dari pada ngga
selese-selese nanti malah ngga kelar-kelar. Contoh ada anak yang lagi skripsi tapi
pengajuan pertama lancar terus abis itu liburan selama tiga bulan terus baru balik
ngurusin skripsi lagi yang menggunakan kualitatif maka selesainya ngga tau kapan,
jadi penelitian kualitatif itu bener-bener kudu rajin dan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya. Kemudian harus menulis dan mendeskripsikan secara detail dan
tuntas supaya orang yang membaca akan paham apa maksudnya. Participate in a
form of social and human science, ikut acara dan ikut berpartisipasi jadi peserta
atau apapun supaya tau prosesnya dan membongkar kasus dari pengalamannya.
Alasan penelitian kualitatif itu biasanya diawali dengan pertanyaan how
and what ini gunanya untuk mendeskripsikan. Contohnya kasus tanah yang ada
di Bintaro, bagaimana sengketa tanah di Bintaro? Kalo kata Miss Ana dulu
papahnya punya tanah di Bintaro yang sekarang hilang karena lama kelamaan
tanahnya hilang entah kemana, dan sekarang sudah dibangun mall. Studi kasus itu
the topic needs to be explored, jadi contohnya gini kalo mau ngajuin yang di Bintaro
berarti kita harus baca dulu masalah-masalah yang ada sebelumnya supaya kita tau
dan kita bisa tau bagaimana cara eksporasinya. Topiknya harus detail.
Jadi, poin penting dari laporan penelitian kualitatif adalah ketekunan,
kelengkapan tentang laporan penelitian, bisa menjadi bagian (participant-obsever),
suka menulis, explore, paradigma naturalistik, membuat design dan outline.
Walaupun tidak berangkat dari teori, bukan berarti penelitian ini kosong, tetap saja
harus ada satu tema tentang konsep. Sekian~
bilang ya itu miss tentang Karang Rau yang dulunya merupakn desa tertinggal
sekarang jadi agrowisata, lah Miss Ana nanya lagi lah itu yang ada di dalamnya
apa? Mau bahas tentang apa? Lah masnya bilang ya dari ekonomi politik miss. Miss
Ana nanya lagi ekonomi politiknya apa? Lah masnya planga plongo lagi hahaha
terus dijelasin sama Miss Ana jadi masyarakatnya yang dulunya tertinggal sekarang
jadi engga tuh gimana? Terus ada anak yang jawab pemberdayaan miss, lah itu yang
dimaksud Miss Ana. Jadi kalo kita mau bikin outline itu dari tema umum terus ke
tema khusus, lah tema khusus itu merupakan konsep kunci penelitian.
Miss Ana njelasin lagi apa itu bedanya studi kasus sama fenomenologi
karena ada kaka angkatan yang masih bingung, pas dia ditanya mau bikin outline
tentang apa dia jawab tentang perilaku pragmatis masyarakat saat pemilu di desanya
lah Miss Ana nanya itu studi kasus apa fenomenologi? Lah masnya malah bingung
terus dijelasin sama Mas Tobar kalo fenomenologi itu lebih ke pengalaman si
subyek. Udah dijelasin gitu tapi dianya masih tetep bingung jadi Miss Ana njelasin
lagi kalo studi kasus itu membongkar suatu kasus, fokusnya lebih ke kasusnya tapi
kalo fenomenologi itu fokus ke pengalaman si subyek itu, jadi kalo mau ngambil
tentang perilaku pragmatis ya kamu berarti fenomenologi.
Penulisan manfaat penelitian itu penting karena jika tidak menggunakan
manfaat penelitian dalam proposal maka penelitian itu seperti kosong ngga ada
manfaatnya. Biasanya ada beda antara perspektif lapangan dan perspektif kita.
Setelah ditanya siapa saja yang ambil fenomenologi dan studi kasus sudah
semuanya menjawab sekarang Miss Ana menjelaskan apa itu hermeunetik.
Hermeunetik itu fokusnya pada pengalaman si penulis. Pengalaman si penulis ini
bisa dipahami oleh si peneliti. Udah dijelasin sama Miss Ana tapi akunya belum
nangkep lah akhirnya Miss Ana njelasin lagi apa itu hermeunetik jadi diibaratin ada
tiga benda yang satu itu penulis kedua teks yang ditulis oleh penulis dan yang ketiga
itu si peneliti. Lah itu merupakan lingkaran hermeunetik, jadi untuk memahami
sebuah teks yang ditulis oleh penulis, peneliti harus memahami penulisnya kenapa
nulis gitu, jadi harus tau latar belakang kenapa penulis itu nulis itu supaya paham
dengan maksud teks yang ditulis oleh penulis. Ini dilakukan jika berhubungan
langsung dengan penulisnya. Hermeunetik yang meneliti tentang fakta dalam suatu
teks bisa melalui studi pustaka. Contohnya seorang peneliti akan meneliti tentang
fenomena dunia yang berdampak di Amerika. Syarat menggunakan hermeunetik
adalah ada dalam teks (berupa pemikiran, dll). Pandangan Derrida tentang
kebenaran
(fakta)
itu
terdapat
pada
teks.
Menggunakan
pandangan
menggunakan
paradigma
konstruktivisme
yakni
memaknai
pengalaman.
Semiotika itu sama-sama penelitian pustaka, sebenarnya hampir sama
dengan hermeunetik, bedanya di pengaruhi paradigma yang mempengaruhinya.
Semiotika menggunakan paradigma dekonstruksinya. Semiotika bertumpu pada si
pembaca teks (peneliti), dan adanya sistem tanda yang berarti memaknai tandatanda yang akan diteliti bisa berupa gambar, puisi, lagu, film, dll. Kita menelitinya
dengan kacamata kuda yang artinya benar-benar pandangan dari peneliti. Jika akan
meneliti film dengan menggunakan pendekatan semiotik maka harus jelas fokus
tema yang akan diangkat dan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan
kenapa mau mengangkat film tersebut.
Tahap-tahap penelitian adalah pra-observasi yang disimpan di latar
belakang, kemudian interest (kepentingan) peneliti, penyesuaian dengan subyek
yang akan diteliti, triangulasi data (pemotretan dan pembongkaran), pengalaman
individu (fenomenologi) studi kasus lebih secara menyeluruh dan holistic,
penelitian transformatif, titik beratnya pada aksiologi yakni manfaat (nilai
kegunaan).
Sekian untuk hari ini. Bye~
paling suka baca novel. Kalo kasus yang aku minati itu tentang daerah-daerah
istimewa kaya Yogyakarta, Aceh, dan Papua, walaupun Jakarta termasuk daerah
istimewa tapi aku ngga suka bahas soal Jakarta. Udah pahami minatku sekarang
tinggal banyak membaca sesuai minat, kalo aku banyakin bacanya itu kurang tapi
kalo banyakin nonton film itu pasti dan setelah aku nonton film ada nih film yang
aku pengen bahas judulnya Mandela, Long Walk to Freedom ceritanya itu
tentang kulit hitam yang menginginkan kebebasan di negaranya sendiri. Strategi
yang ketiga itu yang ngga aku jalanin haha.
Strategi awal untuk menemukan masalah adalah dengan memahami minat
kita, karena minat itu merupakan hal yang penting dan membuat kita semangat, jika
kita mengambil masalah tidak sesuai minat maka ketika di pertengahan jalan
biasanya semangat untuk melanjutkannya itu hilang. Kemudian banyak membaca
sesuai minat, karena semakin kita banyak membaca maka semakin kita tahu minat
kita dan itu akan mempermudah kita menemukan suatu masalah yang ingin dibahas.
Terakhir adalah mengamati lingkungan sekitar.
Bu Sofa juga ngasih tau cara menemukan masalah, cara yang pertama
adalah kumpulkan hasil penelitian (dalam bentuk artikel ilmiah/ laporan/ penelitian/
buku), identifikasi kelebihan atau kelemahan aspek apa yang sudah diteliti atau
yang belum diteliti. Cara kedua dapat pula membuat matrik yang dipecah menjadi
aspek-aspek khusus, seperti ini:
Bidang : Politik
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Aspek 6
Mengapa
politik
memberikan kapan,
demikian
suara
Berpendidik
an
tidak penurunan
baru
yang
rendah
yang
suara
peningkatan
tidak ada
sebelum
nya
sama Bu Sofa. Katanya ruh utama dari latar belakang masalah itu terletak di
bagaimana latar belakang itu menarik perhatian kalo skripsi sama pembimbing. Ada
teknik yang cukup membantu yaitu cara piramida terbalik, dari menulis gambaran
umum, lebih khusus, lebih khusus lagi, dan kemudian menukik ke permasalahan.
umum
khusus
Jadi tidak mungkin langsung menunjuk ke wilayah penelitian tentang apa dan
disertai dengan uraian alasan pemilihan wilayah, contohnya ruang lingkupnya
tentang politik anggaran, kalo politik anggaran ya harus ke politik anggaran tidak
boleh ke kebijakan publik. Kalau ruhnya implementasi berarti kebijakan publik,
misalnya UU memberikan otonomi pada daerah untuk mengelola daerah dalam
pengelolaan itu sudah termasuk kebijakan. Contoh penulisan latar belakang
mengenai kebijakan lingkungan yaitu UU No. 34 Tahun 2004 tentang otonomi
daerah di mana daerah mengelola sendiri daerahnya itu merupakan kebijakan
ligkungan kemudian masuk ke kebijakan-kebijakan lanjut ke pedesaan dan lebih
khusus lagi ke permasalahan yang akan dibahas. Contoh lainnya adalah contoh latar
belakang era reformasi, pertamanya bahas tentang kebijakan berdasarkan etnisitas,
suku, agama, kemudian bahas tentang kebijakan-kebijakan mengenai perempuan
setelah itu identifikasi kebijakan-kebijakan perempuan dalam adat suatu daerah,
khususnya Kabupaten Banyumas, lah abis itu sebutin desa-desa yang ada adatnya.
Kecenderungan yag terjadi tidak boleh dituliskan di latar belakang masalah yang
seharusnya dilakukan.
Prinsip umum latar belakang, yaitu:
1. Memuat alasan secara jelas mengapa meneliti topik tersebut.
2. Tunjukan betapa secara empirik fenonema sosial politik yang dimaksud
penting dan menarik.
3. Tunjukan juga bahasa secara teoritik fenomena tersebut menarik untuk
dikaji lebih lanjut.
4. Tunjukan pula bahwa kajian tersebut belum pernah diteliti orang lain
sehingga memberi sumbangan. (catatan: terdapat pula format bagian ini
masuk bab II)
5. Membuat research question harus sudah disinggung dalam latar belakang.
Mengutip memang tidak menunjukan ilmiah atau tidaknya, tapi
menentukan penguasaan kajian yang beragam menguatkan kerangka
berpikir.
Misal ada orang yang sudah pernah membahas masalah kita. Kita mencari
kekurangan dari penelitian orang yang belum pernah diteliti. Dalam hal ini yang
kita tulis bisa satu penelitian walaupun dengan hasil penelitian yang terdahulu,
namun tulisan kita bersifat melengkapi penelitian terdahulu. Uraian latar belakang
mengerucut pada kebutuhan merumuskan masalah, tidak ada research question
yang tidak terkait dengan uraian latar belakang.
Kutipan itu untuk memperkuat kerangka pikir peniliti bukan sebaliknya.
Banyaknya kutipan juga menunjukan bahwa kita kaya akan bacaan-bacaan dan
sumber. Dalam penulisan perumusan masalah secara umum pendekatan kualitatif
sering menggunakan kata apa, siapa, bagaimana, mengapa. Kalo penelitian
eksploratif relevan dengan pertanyaan apa, sedangkan penelitian deskriptif
relevan dengan pertanyaan bagaimana dan siapa, jika penelitian eksplanatif
relevan dengan pertanyaan mengapa. Perumusan masalah umumnya berupa
kalimat tanya, arahnya jelas, dan berimplikasi teoritik. Selain itu kalimat bersifat
lugas dan managerable, bukan sambil lalu. Contoh pemetaan yaitu pengrajin batik
dan pemilik usaha, jadi harus milih salah satu pemetaan/ tempat sentral batik yang
dipilih dengan alasan yang jelas. Kalo untuk S1 perumusan masalah lebih pada
pengembangan teori.
ketinggalan materi. Pas gue masuk pak Hendri sudah menjelaskan tentang judul,
jadi judul itu harus ada keywordnya dan ketika sudah menemukan keyword
dilanjutkan dengan landasan teori dan tinjauan pustaka. Ini contoh judul yang
diberikan oleh Pak Hendri Gerakan Mahasiswa di Indonesia (Representasi
Kekuatan Politik Mahasiswa Untuk Melawan Rezim Orba Dalam Foto-Foto
Dokumentasi Peristiwa Mei 1998) dari contoh tersebut tema khususnya itu tentang
kekuatan politik yang terdiri dari lima topik diantara Gerakan Mahasiswa,
Representasi, Kekuatan Politik, Rezim Orba, dan Peristiwa Mei 1998.
Landasarn teori dan tinjauan pustaka itu mengulas tentang konsep-konsep
yang akan digunakan dalam penelitian kita. Jadi sebuah penelitian harus ada
landasan teori/ landasan berfikir, jadi ada pertanyaan kenapa kita meneliti topik A
bukan topik B? Di landasan teori harus dijelaskan apa alasannya memilih topik itu
bukan topik yang lain. Pertamanya kita menjelaskan sendiri dulu kenapa kita
memilih topik kita/ konsep yang kita pilih sampai paham, kemudian baca lagi edit
lagi kalo bisa temen suruh baca juga biar di revisi lagi terus edit lagi lah baru deh
dikonsulin. Setelah dikonsulin barudeh mencari dan melihat teorinya. Kalo dibikin
bagan seperti ini
konsep
teori
Bikin tulisan
out of head
Masuk jadi
tulisan
Landasan berfikir
Buat catatan teori itu jangan dibahas diawal paragraf dan penelitian kualitatif itu
teorinya bukan mengekor, tetapi membangun teori itu sehingga sesuai dengan
konteks penelitian.
Tinjauan pustaka dan landasan teori:
1. Judul harus sesuai dengan tinjauan pustaka dan landasan teori karena dalam
judul ada beberapa konsep yang harus diselesaikan, dan ini diterapkan di
landasan teori.