Anda di halaman 1dari 37

Kamis, 04 September 2014

Halo, seperti biasa kalo mata kuliah yang ada Miss Ananya pasti pertemuan
pertama bahas soal kontrak pembelajaran dan ujung-ujungnya suruh bikin diari lagi,
lagi, dan lagi. Well, gue mulai aja hari ini dengan bacaan basmallah, gue masuk di
semester 5 itu berarti gue ngga boleh kebanyakan main dan harus belajar lebih lagi
biar ip gue naik. Gue tau Miss Ana pasti bosen karena setiap tulisan diari pertemuan
pertama isinya cuma ngeluh soal ip kemaren terus bilang gue musti naikin ip di
semester ini hahahaa, benerkan miss? Iyain aja deh.
Gue mulai cerita soal tadi di kelas, pertama-tama Miss Ana ngeluh soal
mahasiswa yang ngulang MPP2 selalu banyak dan kalo kelasnya di laboratorium
politik nggak akan cukup soalnya mahasiswanya yang ngambil ada dua kali lipat
tempat duduk di laboratorium politik. Miss Ana juga ngasih tau kalo kebanyakan
nilai yang ngambil MPP2 itu kebanyakan C D E itu aja udah dikasih tambahan nilai
10 tapi tetep aja dapetnya masih C D E, gue jadi takut dapet C tapi semoga aja gue
dapet A ya, amiiiin tapi dalam sejarah gue, gue ngga pernah mata kuliahnya Miss
Ana dapet A, entah karena gue emang bego atau mata kuliahnya yang sulit, tapi
sebenernya kalo ditekuni baik-baik kayanya gue bisa dapet A, gue yakin asalkan
gue bisa ngalahin rasa males gue. Oke mulai dari hal kecil, gue sekarang musti rajin
nulis diari, rajin baca buku referensi, rajin kuliah, dan kudu konsen pas lagi kuliah.
Sebenernya gue punya metode buat mata kuliah Miss Ana kali ini, gue pengen baca
dulu terus diskusi gitu sama kaka angkatan sebelum kuliahnya Miss Ana biar
mudeng pas kuliah, semoga aja ini bukan cuma wacana gue dan bakal gue lakuin
dengan baik biar dapet A.
Gue mulai cerita materi aja kali ya, eh sebenernya belum masuk materi si
cuma flashback aja materi yang dulu pas MPS, Miss Ana tanya apa si bedanya
Quantitative sama Qualitative? Terus tanya juga siapa yang MPS dapet A, anakanak langsung jawab Rantiiiiiiii, otomatis Miss Ana langsung nanya ke Ranti apa
beda kuantitatif sama kualitatif. Ranti jawabnya kuantitatif itu mengandung
paradigma positivisme yang intinya itu itung-itungan terus kalo kualitatif itu
dekonstruktivisme. Miss Ana nanya gimana maksudnya? Menurut kamu gimana

perbedaannya? Lah Ranti ngga jawab terus Miss Ana nanya sama Surya,
kuantitatif itu generalisasi, terus kalo kuantitatif itu detailnya diperhatikan, banyak
aspeknya jawab Surya. Miss Ana menambahkan kalo kualitatif itu tingkat
kedetailan bisa dilihat dari cara pendekatannya. Tapi Miss Ana njelasin lagi nih biar
makin jelas kalo Quantitative itu berarti Quantity yang berarti jumlah dan deals with
number, yang berhubungan dengan angka dan being measurement atau bisa diukur
itu berarti harus eksak. Terus kalo Qualitative itu berarti quality yang deals with
caracteristic, karakteristik itu bisa sifat, warna, dll. Kualitatif itu konseptual dan
tidak bisa diukur jadi being describe. Jadi MPP2 nantinya mau bahas apa aja yang
penting dalam metode kualitatif sampai implikasinya, kata Miss Ana. Kita tidak
bisa menggunakan kualitatif dengan logika kuantitatif. Abis ngomongin kualitatif
Miss Ana liat anak yang bukan mahasiswa politik terus Miss Ana bertanya secara
runtut ke anak itu, sambil becandaan ternyata Miss Ana itu lagi ngasih contoh kalo
penelitian kualitatif ya gitu musti kepo dan nanyain banyak hal. Contoh aja ada dua
anak survei ke pantai Kuta yang anak satu seneng liat pantai Kuta dan yang satunya
lagi berfikir ini bahaya soalnya orang-orang yang bekerja di deket pantai itu hanya
berjarak berapa meter dan tidak ada semak semak yang melindungi kalau terjadi
sesuatu gimana? dan bangunannya juga dekat dengan pantai, bahaya kalo begini,
lah dari dua anak ini yang bisa menjadi penelitian kualitatif adalah anak yang detail
melihat sesuatu, dan selalu kritis terhadap keadaan sekitar. Lah ini udahan nih
bahasnya, sekarang kita masuk ke kontrak pembelajaran, ini adalah kontrak
pembelajarannya:
1. Penjelasan silabus dan kontrak pembelajaran.
2. Karakteristik penelitian kualitatif.
3. Metodologi kualitatif. (tindakan sosial, dll)
4. Pendekatan penelitian kualitatif. (fenomenologi, biografi, grounded
research)
5. Latian pendekatan penelitian kualitatif.
6. Pendekatan penelitian kualitatif. (etnografi, analisis wacana, content
analisis, penelitian tindakan)

7. Latian pendekatan penelitian kualitatif. (memilih topik, sasaran, teknik


penentuan, tahap penelitian, teknik analisis data, validasi data)
8. Pendekatan penelitian kualitatif. (studi kasus, hermeunetika, semiotika)
9. Latian pendekatan penelitian kualitatif. (outline)
10. Penyusunan proposal penelitian. (perumusan topik, pendahuluan: latar
belakang, perumusan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian)
11. Penyusunan proposal penelitian.
12. Penyusunan proposal penelitian. (metodologi penelitian, pedoman
wawancara)
13. Penulisan proposal lengkap.
14. Penutup.
Setelah selesai membacakan kontrak pembelajaran Miss Ana langsung ngasih
tugas suruh bikin kelompok buat bikin outline yang akan dikumpulkan pas
pertemuan minggu ke-9 setelah semua materi soal pendekatan selesai. Satu
kelompok ada 5 anak dan itu harus campur sama angkatan yang ngulang. Satu
kelompok itu suruh bikin 5 jenis pendekatan diantaranya fenomenologi, studi kasus,
etnografi, hermeunetika, semiotika, dan setiap pengerjaan outline di bawahnya
harus ditulis penanggung jawabnya. Gue kelompokannya sama Ka Adrian, Niko,
Surya dan Anis. Kata Miss Ana mahasiswa angkatan 2012 bisa bikin outline ini
buat proposal mata kuliah MIP semester 7 besok, tapi kalo mau ganti juga ngga
masalah kata Miss Ana, dan untuk yang angkatan tua outlinenya bisa make yang
buat proposal itu cuma dimatengin aja. Lah gue rencananya skripsi mau ngambil
soal Daerah Istimewa Yogyakarta soal studi kasus, ya semoga temen-temen pada
mau kalo aku garap yang studi ksus soalnya outlinenya bisa dipake buat MIP besok
kan lumayan bisa ngeringanin beban semester besok. Tapi ya gue si ngga mau
maksa dan ngeharusin juga, gue mah ngikut anak-anak aja enaknya gimana. Entah
kenapa gue suka banget sama Kota Yogyakarta dan kebudayaannya, dan lain
sebagainya. Dan tiba-tiba muncul RUU yang bilang kalo Daerah Yogyakarta mau
di ambil hak istimewanya, dan pemilu eksekutif bisa dipilih oleh rakyat, ya

pokoknya pengen bahas itu deh intinya. Finally, gue udah ceritain yang hari ini ya
bye.

Sabtu, 13 September 2014


Kuliah hari kamis tanggal 11 September 2014 di ganti jadi hari ini
bertepatan dengan nikahan temenku, jadi aku ngga berangkat kuliah soalnya
ijabnya jam 9 dan kuliah juga jam 9. Walaupun ngga kuliah aku minjem catetan
temen buat nulis diari. Hari ini pertemuannya sama Bu Sofa, dan setiap kuliahnya
beliau aku selalu deg-degan takut ditunjuk makanya kalo pertemuannya bu Sofa
aku sukanya baca-baca materi dulu sebelum kuliah biar ngga keliatan bodo-bodo
banget hahaha. Kata temen pertama masuk langsung dikasih pertanyaan suruh
menjelaskan kulitatif , dan mengapa kuantitatif lebih dulu dari kualitatif? Katanya
karena paradigma yang mendasarinya ada di depan. Maksudnya apa ya? Aku ngga
ngerti. Terus dikasih liat gambar-gambar gitu buat pendidikan kualitatif sangat
interpretasi segara anakan, Cilacap. Gambar yang pertama itu perahu dari jarak jauh
dan warga sedang beraktivitas mengambil ikan dari yang mereka pasang kemaren,
yang kedua itu gambar transportasi umum ke Nusa Kambangan, dan yang ketiga
itu gambar rumah penduduk, yang terakhir itu gambar tanah timbul.
Karakternya itu ada yang interpretatif. Interpretatif adalah melihat gambar
yang terlihat belum tentu sama dengan yang sebenarnya melihat apa yang ada di
balik yang kita lihat.
1. Induktif. Contoh gambarnya adalah sarana pendidikan yang kurang
misalnya tidak ada ac, dan untuk bagian Indonesia Timur. Dari suatu kasus
itu umum dalam melihat detail akan bisa menulis kesimpulan secara umum.
2. Memandang wilayah penelitian dan orang-orang di dalamnya sebagai
kesatuan. Tidak ada fenomena masyarakat yang berdiri sendiri. Contohnya
ada motif batik yang halus dan ada yang juga yang kasar.
3. Peka terhadap efek yang ditimbulkannya kepada orang yang ditelitinya.
Ketika sedang wawancara dengan orang yang berjudi jangan kita terlalu

memperlihatkan kita wawancara. Contohnya tiperecorder disimpan dan kita


mulai mewawancarainya.
4. Memahami orang yang ditelitinya melalui cara/ kerangka berfikir orang
tersebut, jangan kita menyalahkan, misal kita sedang wawancara dengan
orang judi di Kampung Laut.
5. Mesti menyingkirkan keyakinannya, perspektifnya, dan kecenderungankecenderungan yang dimilikinya sendiri. Kalo bahasa kita mah jangan
menjudge.
6. Semua perpektif itu berharga.
7. Bersifat humanistik (kemanusiaan).
8. Menekankan validitas dalam penelitiannya.
9. Semua situasi dan orang di dalamnya menarik untuk dipahami/ dipelajari.
10. Penelitian kualitatif adalah craft.
Karakter yang kedua adalah paradigma konstruktivisme yaitu memandang ilmu
sosial sebagai analisis sistematis terhadap sosially meaning full action melalui
pengamatan langsung dan dinilai terhadap pelaku sosial dalam setting keseharian
yang alamiah, agar mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku
sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/ mengelola dunia sosial
mereka. kemudian yang ketiga adalah paradigma kritis. Paradigma kritis adalah
mendefinisikan ilmu sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha
mengungkap the real structures dibalik ilusi, falseneeds, yang didambakan dunia
materi dengan tujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar
memperbaki dan merubah kondisi kehidupan sosial.
Perbedaan Aksiologisnya adalah
Kritis

Konstruktivis

Activist

Facilitator

Nilai

etika

merupakan

dan

pilihan

bagian

terpisahkan dari peneliti

yang

moral Nilai

etika

tak merupakan

dan

pilihan

bagian

terpisahkan dari penelitian

yang

moral
tak

Peneliti menempatkan diri sebagai Peneliti sebagai passionate participant,


transformative

intellectual, fasilitator

advokatdanaktivis
Tujuan

penelitian:

yang

menjembatani

keragaman subjektivitas pelaku sosial


kritis

sosial, Tujuang

penelitian:

rekonstruksi

transformasi, emansipasi dan sosial realitas sosial secara dialetis antara


empowerment

peneliti dan yang diteliti

Aspeknya adalah:
1. Hubungan yang diteliti dan yang meneliti itu hubungan dekat empati
outsider.
2. Hubungan teori itu emergent yaitu teori yang dimunculkan di atas data
empirik.
3. Strategi penelitian itu tidak berstruktur.
4. Lingkupnya ideograpic.
5. Konsepsi tentang realitas sosial. Prosedural dan realitas merupakan produk
konstruksi sosial.
6. Analisis data. Multilevelanalisis (mengkaitkan analisis pada level-level
yang berbeda).
Pemberdayaan masyarakat berbasis desa wisata di Kabupaten Kebumen. Kualitatif
itu melampaui berbagai tahapan kritis ilmiah yang mana seorang peneliti mulai
berfikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena
sosial, melalui pengamatan lapangan. Kemudian menganalisisnya dan kemudian
berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu. Studi kasus itu
penyelidikan intensif tentang seorang individu, namun bisa juga dipergunakan
untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti keluarga, sekolah, kelompok
geng anak muda. Ary (1982) Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Dr.
Muhammad Idrus, 2007. UU Pres Jogja. Jogja.

Kamis, 25 September 2014


Pertemuan kali ini sama Pak Hendri, beliau ngajarnya enak jadi aku bisa
mahamin soalnya kalo ngajar bahasanya enak dicerna sama otakku, bikin ketawa
juga, abisan kadangan kalo ngacih contoh lucu sih, oke kita masuk ke materi hari
ini. Hari ini mbahas soal metodologi. Metodologi kualitatif itu merupakan
penelitian yang induktif atau penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Dalam
soal data penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif datanya itu bisa sama tapi
dalam wujud lain. Contohnya gini, ketika Pak Hendri tanya kepada wanita yang
berjilbab apa alasannya menggunakan jilbab? Banyak wanita yang menjawab
karena syariat islam, jika menurut penelitian kualitatif maka pertanyaan berikutnya
adalah bagaimana mba memilih untuk mengenakan jilbab, apa karena untuk
menambah kecantikan atau karena hal lain? Dan lain sebagainya contoh untuk
penelitian kualitatif. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang pertanyaannya itu
dari 50 orang yang ditanya apa alasan anda menggunakan jilbab dan menjawab
berjilbab karena syariat islam ada 13 orang.
Data deskriptif adalah kata-kata lisan atau tulisan orang dan perilaku yang
dapat diamati (Robert Bogdan & Steven J. Taylor, Introduction to Qualitative
Research Method: A Search for Meaning, 1984). Data deskriptif itu adalah kasil
dari penelitian kualitatif, itu berarti penelitian kualitatif hasilnya berupa kata-kata
lisan atau tulisan orang dan perilaku yang diamati oleh peneliti, itu menurut Robert
Bogdan dan Taylor. Biasanya penelitian kualitatif itu berdasarkan situasi alamiah.
Situasi alamiah adalah memperlajari suatu peristiwa maksudnya memahami
bagaimana orang-orang memaknai peristiwa tersebut. You can see a lot by just
looking, maksudnya kamu bisa melihat banyak hanya dengan melihat.
Metodologi adalah pengetahuan kita antara apa dan bagaimana pengetahuan
kita tentang metode alat untuk pengetahuan kita tentang apa dan bagaimana apa
yang ingin kita teliti atau bahasa lainnya itu pengetahuan kita tentang apa peristiwa
yang akan kita teliti. Supaya kita bisa memahami apa yang akan kita teliti, antara
lain: (ini individualisme metodologis)

Verstehen/ understanding/ menghayati yaitu memusatkan perhatian kepada siapa


dan mengungkap.
1. Karakter individual tindakan manusia.
2. Bagaimana tindakan itu terbentuk.
3. Interaksi sosial.
4. Interpretasi dan pemahaman adalah mengatasi semua bentuk pendekatan.
5. Bagaimana terbentuknya realitas sosial.
Karakter individual tindakan manusia, antara lain:
a. Tindakan manusia bersifat subyektif. Subyektif itu berarti dirumuskan
sendiri, dilakukan sendiri, dan ditentukan sendiri. Contohnya adalah wanita
yang memilih berjilbab atau tidak itu adalah sebuah pilihan.
b. Tindakan manusia bersifat obyektif. Proses terbentuknya tindakan itu
bertahap, diantaranya:
1. Impuls
2. Persepsi
3. Manipulasi
4. Konsumasi
Interaksi sosial adalah pertukaran simbol. Simbol adalah tanda yang memiliki
makna konvensional. Ada dua macam simbol, yakni simbol signifikan yang sudah
jelas maknanya, contohnya bahasa. Kemudian ada simbol yang non signifikan yang
berarti tidak jelas apa maknanya, contohnya itu gerakan anggota tubuh yang
biasanya dijadikan isyarat untuk seseorang tapi setiap orang belum tentu sama
pemikirannya jadi tidak jelas apa maknanya.
Premis interaksi itu ada 3 macam, yaitu:
1. Seseorang melakukan tindakan yang bermakna.
2. Makna sesuatu tersebut tumbuh dan berkembang dari interaksi sosial.
3. Makna dipelihara dan dikelola melalui proses interpretasi.

Interpretasi dan pemahaman itu merupakan aprioritas sosiologis. Setiap individu


memiliki apriori yaitu kesadaran individu bahwa ia sekaligus adalah subyek dan
obyek di dalam kehidupannya apapun yang ada dipikiran itu apriori. Mungkin
bahasa yang lebih gampang itu pengetahuan yang sudah ada untuk didefinisikan
dan menentukan tindakan itu apriori. Realitas sosial itu dunia intersubyektif dan
dibangun bersama-sama. Contohnya kuliah tanpa harus didefinisikan sudah tahu
kalau itu adalah kuliah. Well done! Selesai perkuliahan hari ini, see you tomorrow
Mr. Hendri.

Selasa, 7 Oktober 2014


Hari ini gue kuliahnya malem, tapi ngga tau kenapa pas kuliah malem itu
gue jadi semangat, ngga ngerti deh karena kuliah malemnya atau karena hari ini
kuliahnya sama Pak Hendri. Well, kuliah hari ini pertama-tama bahas tentang
karakter yang kuat di kualiatif adalah dasar pemikiran yang induktif. Induktif itu
dari fakta ke teori, maksudnya berawal dari data yang kemudian menghasilkan
teori. Induktif juga bisa diartikan dari khusus ke umum, misalnya seperti ini
grendeng dan karang wangkal itu khusus tapi bisa menjadi umum jika bicara
tentang daerah yang lain. Kualitatif juga memperhatikan hal-hal yang biasanya
tidak diperhatikan. Contohnya seperti kenapa si orang-orang lebih tertarik ke
tempat makanan yang namanya aneh-aneh, atau lain sebagainya.
Ada macam-macam bentuk/ pendekatan dalam metode penelitian kualitatif
(I), diantaranya:
1. Biografi
Membuat biografi itu tidak harus tentang orang yang terkenal untuk
penelitian kualitatif, bisa juga membahas tentang Yu Mar (pedagang yang
di fisip Unsoed). Contoh yang terkenal itu tentang biografi anak singkong
penulisnya adalah Khairul Tanjung. Jika ingin menulis tentang biografi Yu
Mar juga bisa karena memiliki persamaan dengan Khairul Tanjung karena
sama-sama merupakan inspiring. Khairul Tanjung yang merupakan penulis

adalah seorang inspiring dan Yu Mar juga merupakan inspiring karena telah
membuat bumbu pecel dengan singkong sehingga memberikan rasa yang
nikmat dan berbeda. Modelnya Life History (sejarah kehidupan) ini
merupakan cara untuk mengungkap kehidupan individu yang menjadi
partisipan di dalamnya. Di life history orang yang menceritakan cerita orang
dengan kata-kata yang ditranslet ke bahasanya dengan cara investigasi.
(Taylor: Bordan, 1984:124)
Menyusun transkrip wawancara tidak boleh menambah atau mengurangi
satu kata apalagi satu kalimat, pokoknya harus sama persis dengan yang ada
di rekaman. Setelah selesai ditranskrip kemudian disusun. Contohnya ketika
mewawancarai Khairul Tanjung dari sebelum lahir cerita dari orangtuanya
kemudian sampai Khairul Tanjung sukses. Bisa diedit tetapi hanya tanda
bacanya saja dan kata sambung.
Tugas peneliti adalah mengedit info mentah, menata dan menyampaikan
informasi, menyambung ucapan, mengurutkan cerita.
2. Fenomenologi
Fenomenologi yaitu mengungkapkan proses interpretasi yang dilakukan
oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang ditulis di laporan adalah
kehidupan sehari-harinya, bagaimana tau kehidupan sehari-harinya.
Mengungkap dunia yang hidup (life world) sebagaimana yang dihasilkan
dan dialami oleh anggota-anggotanya, kehidupan sehari-hari yang selalu
terjadi.
Peneliti kualitatif itu terlibat di dalamnya. Contohnya tidak bisa hanya tau
awalnya memilih Gerindra kemudian presiden pilih Jokowi. Peneliti
kualitatif harus tau mengapa, dll. Metode fenomenologi menggunakan cara
EPOCHE yaitu meneliti kehidupan sehari-hari secara alami (natural
attitude) dengan cara mengurus (bracketting) dunia yang hidup yaitu
mengesampingkan orientasi orang yang begitu saja (taken for granted)
terhadap dunia yang hidup. Dalam penelitian fenomenologi kata-kata orang
itu penting, kenapa menjadi penting? Karena melalui kata-kata sehari-hari
itu harus dipelihara dengan cara ngomong adanya kepentingan. Ketika tidak

ada kalimat maka menjadi sepi dan tidak terjadi apa-apa jadi melalui katakata lalu muncul yang namanya tipifikasi. Tipifikasi adalah penyusunan
segala sesuatu dalam bentuk kata-kata, supaya luwes.
3. Grounded Research
Grounded research maknanya adalah data. Grounded artinya mendasar atau
bisa data/ informasi. Tujuannya membentuk teori berdasar data. Induktif
berasal dari grounded research karena berawal dari data/ informasi. Metode
untuk mengungkap dan menemukan teori, konsep, hipotesa, dan proposisi
langsung dari data. Penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan dan
membentuk teori adalah memperoleh teori sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Berbeda dengan pembentukan teori dari deduksi logis
berdasar asumsi aprioris.
Karakter teorinya adalah menyediakan kategori dan hipotesis yang
memadai, siap untuk dioperasionalkan dalam studi kuantitatif (jika hal itu
memungkinkan), dapat dipahami oleh ilmuwan sosial, mahasiswa, maupun
orang

awam.

Ini

adalah

generalisasi

teori

observasi

hipotesis

sirkulasi

penelitian.

Grounded research mulai dari observasi, tujuannya menemukan teori. Dia


tidak menguji teori tetapi membentuk teori. Bukan saja harus dipahami oleh
peneliti tapi harus dipahami oleh orang awam, dll. Untuk memenuhi
karakter teori seperti itu maka sebuah teori (grounded) dapat dilihat pada
sisi, antara lain:
a. Fit adalah kategori yang ada mesti siap diaplikasikan (applicable), tidak
dipaksakan dan ditunjukan (indicated) oleh data.

b. Work, relevan dan mampu menjelaskan perilaku yang sedang dipelajari.


Contohnya Suicide (Emile Durkheim, 1897), Bureaucracy (Max Weber,
Economy and Society, 1921).
Grounded research tidak melihat metode apa, karena karakternya data jadi
kadang disebut kualitatif. Cukup sekian buat hari ini, karena gue udah
bener-bener ngantuk, see you

Kamis, 9 Oktober 2014


Baru kemaren MPP sekarang MPP lagi, gumoh udah deh gumoh.
Perkuliahan kali ini dimulai dengan dua bentuk pertanyaan penelitian (research
question). Pertanyaan penelitian itu tentang persoalan masyarakat yang akan diteliti
tidak mesti diajukan, untuk menyusun judul itu bukan merupakan kalimat tanya dan
maksimal adalah 20 kata. Dua bentuk pertanyaan penelitian menurut Cresswell,
yaitu:
1. Grand question adalah rumusan pertanyaan penelitian dalam bentuk yang
paling umum. Contohnya menggunakan pendekatan biografi, bagaimana
pengalaman Bu Sumi?
2. Sub question adalah mengurai pertanyaan besar yang dirinci. Contohnya
bagaimana Bu Sumi membangun dirinya sebagai perempuan? Bagaimana
Bu Sumi melaksanakan perannya sebagai seorang istri?
Bolehkah peneliti kualitatif membuat pertanyaan penelitian yang tidak
merujuk pada dua bentuk pertanyaan penelitian? Boleh, karena dua bentuk
pertanyaan itu tidak wajib, penelitian kualitatif itu luwes, syukur bisa
mewawancarai kalau tidak cukup dengan mendengarkan ceritanya saja.
Ada dua kategori pertanyaan penelitian menurut R. Bogdan & S. Taylor,
1984, yaitu:

1. Subtantif adalah pertanyaan yang berkaitan dengan isu-isu spesifik dalam


lingkungan tertentu. Kategori ini butuh wawancara. Contohnya adalah
pendekatan biografi.
2. Teoritis adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan isu-isu teoritis
mendasar. Kalau mau menggunakan pertanyaan kategori ini harus tekun
membaca, mempunyai referensi yang banyak, daftar pustaka. Contohnya
adalah bagaimana imajinasi sosiologis menjadi salah satu alternatif berteori
dalam sosiologi?
Adapula teknik penentuan sasaran penelitian. Prinsip dalam penelitian
kualitatif adalah bukan keterwakilan artinya tidak menghitung berapa jumlah orang
yang diwawancarai. Teknik penentuan sasaran penelitian kualitatif, antaralain:
1. Purposive Sampling adalah sasaran penelitian ditentukan/ dipilih
berdasarkan tujuan penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian sudah
jelas apa yang diteliti.
2. Snowball Sampling adalah sasaran penelitian dimulai dari informan
kunci. Selanjutnya, atas informasi yang diberikan informan kunci,
sasaran penelitian ditambah dan diperluas. Demikian seterusnya. Ketika
menambah informasi maka menambah sasaran. Penggunaan snowball
apabila belum pasti ada yang diteliti. Keberadaan yang diteliti belum
diketahui. Contohnya adalah penelitian pemakai narkoba dari temen A
dikenalin ke temen B, kemudian seterusnya, maka banyak yang
diwawancarai makin banyak informasi.
3. Theoretical Sampling adalah sasaran penelitian yang ditentukan dipilih
menurut pertimbangan bertambah dan mendalamnya informasi atau
untuk memperkaya informasi. Belum tentu sasaran penelitian yang akan
diteliti, tetapi dengan seiring berjalannya waktu maka akan diketahui.
Contohnya adalah apa peran DPRD di Pratistahasa? Fokus tetap ke
anggota DPRD tetapi bisa wawancara ke para pedagang maka akan
semakin jelas. Jadi secara singkat ketika sudah fix yang diteliti A,

kemudian di jalan ada sumber yang lain pula maka itu theoritical
sampling.
Ketiga cara menentukan sasaran penelitian yang harus diteliti itu yang empiris, dan
untuk penelitian lapangan. Ada beberapa bentuk teknik pengumpulan data, antara
lain:
1. Observasi adalah kegiatan mengamati, mendengar, dan mencatat kedua
kegiatan tersebut. Tipenya itu partisipan observasi artinya yang diteliti gatau
kalo kita lagi meneliti. Kedua adalah partisipan obsever maksudnya yang
diteliti tau kalau kita sedang meneliti tetapi dengan cara pendekatan dengan
obrolan basa basi kemudian jika sudah dekat baru ngobrolin untuk
penelitian. ketiga, obseverasparticipan itu yang diteliti sudah pasti tau kalo
dia sedang diteliti, biasanya kita cuma dateng, ngobrol, terus pulang.
2. Focused group discussion (FGD) yaitu proses pengumpulan informasi
tentang topik-topik yang terfokus melalui diskusi kelompok. Sekelompok
orang diberi topik dan diminta pendapat harus ada diskusi. Karakternya
yaitu diskusi (bukan wawancara), kelompok (bukan individu), terfokus
(bukan bebas).
3. Wawancara ini dilakukan secara mendalam. Pedoman wawancara biasanya
ada 5 pertanyaan. Jangan pernah melakukan pedoman wawancara seperti
kuesioner. Seringkali wawancara harus dilakukan lebih dari sekali hingga
memperoleh informasi yang dalam, kaya, dan lengkap. Instrumen yang
dibutuhkan adalah pedoman wawancara yaitu beberapa pertanyaan umum
diseputar topik yang diteliti.

Kamis, 16 Oktober 2014


Hari ini ketemu MPP ya? Yaah semangat deh yan. Hari ini pertemuannya
sama Bu Sofa bahas tentang Etnografi, Critical Discourse Analysis, dan PAR. Ngga
ngertiiiiii sama sekali hari ini, pusing pala Barbie

Etnografi, Critical Discourse Analysis, dan PAR


Secara epistemology : Etnografi dalam paradigma konstruktivisme. Sedangkan
Analisis wacana,dan PAR dalam paradigma kritis. (Crotty, 1998) Etnografi adalah
gambaran sebuah kebudayaan dr sebuah masyarakat sbg hasil konstruksi peneliti
dari penelitian dalam masyarakat. Etnografi adalah pendekatan utk pendeskripsian
dan penginterprestasian budaya serta struktur sosial suatu kelompok (Suparlan,
1997). Syarat utama etnografi : peneliti di antara subjek yg ditelitinya dlm wkt
relatif cukup utk hidup terintegrasi dengan masyarakat

yg diteliti.---

mengembangkan kepekaan menggunakan konsep dlm pemikiran atau nilai-nilai


masyarakat yg diteliti. Etnografi merupakan deskripsi mengenai cara berpikir,
hidup dan berperilaku. Etnografi menyajika n pandangan hidup subjek penelitian.
Pedoman melakukan etnografi ( Spindler, 1982) :
-

Pengamatan harus kontekstual

Dugaan dan pertanyaan penelitian berlangsung dlm setting yg utk diamati.

Pengalaman berlangsung lama/berulang

Natiev view diungkap melalui pengamatan, wawancara

Pengetahuan sosial budaya masyarakat

membuat komunikasi yg berlaku

masuk akal bagi mereka.


-

Perspektif kebudayaan dr luar selalu ada.

Membuat sesuatu yg bersifat eksplisit dari pengetahuan sosial budaya yg


berpengaruh namun tampak implisit.

Inquiry dan pengamatan tidak mengganggu jalannya inetraksi dan komunikasi

Peneliti tidak menentukan respon-respon yg diharapkan dr masyarakat yg


punya pandangan kebudayaan sendiri.

Beberapa contoh penelitian etnografi : The religion of Java (Cllifford Geertz),


Kelurga Jawa (Hildred Geertz). Metode utama dlm etnografi adalah pengamatan
partisipatif peneliti memiliki hubungan (emosional) dg yg diamati. melibatkan

diri dlm kehidupan masyarakatwawancara, mendengarkan dan memahami.


Pengamatan partisipatif didasari oleh metode verstehen Max Weber (etika
Protestan) cara memandang dan memperlakukan gejala dr sudut pandang yg
diteliti selain butuh ketrampilan informasi, jg pengetahun konseptual, teori,
metodologiidentifikasi fakta sosial dan di uji kebenaranya di lapangan. Tugas
pengamatan partisipatif : mencerahkan dan membangkitkan masyarakat biasa sbg
aktor-aktor yg mengambil keputusan atas dirinya sendiri. Praktek etnografi : (James
Spradley, 1997)
a. Langkah umum, penetapan lokasi penelitian.
b. Direct observation; ---hidup secara intim utk waktu lama dlm komunitas
pribumi, mencatat dan merekam.
c. Alur maju bertahap (developmental researh sequences) : Menetapkan
informan, yaitu org yg mengerti dg baik kebudayaannya, terlibat dlm
kebudayaannya,

mau

meluangkan

waktu

yg

lama,

menyampaikn

kebudayaanya dg apa adanya. Wawancara etnografis: tujuan eksplisit, peneliti


dan informan mengerti arah pembicaraan, contoh; apakah berbeda antara
nyumbang dan hadiah? Membuat catatan etnografis, pentingnya penggunaan
bahasa,

antara

bahasa

periset

dan

pribumi,

menjaga

orisinalitas

istilah/ungkapan utama. Mengajukan pertanyaan deskriptif, yaitu memperluas


pertanyaan yg cenderung memperluas jawaban, misalnya bagaimanakh mnrt
ibu/bpk penggambaran dlm tradisi sekaten? Menganalisis hasil wawancara
(analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema).
Menemukan tema-tema budaya; prinsip kognitif yg tersirat atau tersurat,
berulang, dan berperan sbg suatu hubungan. Tersirat dlm aktivistas atau
simbol, misalnya patriarkhal, matriarkhal, kepasrahan masyarakat Jawa (nrima
ing pandum), dsb. Menulis laporan etnografi; laporan menggambarkan budaya
apa adanya, menunjukkan hal-hal khusus, detail, pembaca dapat melihat secara
nyata.
Analisis dlm Etnografi :

a. Analisis domain, mencari puncak tertinggi dr tindakan dan makna unit


kebudayaan (analog= pohon)
b. Analisis taksonomi, mencari unit-unit yg lebih kecil dalam domain dlm suatu
kebudayaan (daun, ranting, akar)
c. Analisis komponen, mencari atribut yg membedakan simbol-simbol dlm
domain (beda antara daun, ranting, akar)
d. Analisis tema, mencari hubungan di antara domain dan bagaimana domain
dihubungkan dengan budaya secara keseluruhan. (hubungan fungsi antara
daun, ranting, akar serta hubungan pohon dg lingkungan)
Contoh :
a) Analisis domain----upacara merupakan domain dlm kebudayaan.
b) Analisis taksonomi----upacara kematian, upacara kelahiran, dll.
c) Analisis komponen----beda antara upacara-upacara tsb.
d) Analisis tema---keterkaitan antara masing-masing upacara, dan hubungan
fungsinya secara keseluruhan dlm suatu kebudayaan.
Critical discourse analysis
CDA adalah penerapan analisis kritis terhadap bahasa. Inspirasi : Dominasi dan
exploitasi melalui budaya dan ideologi. Hegemoni Gramsci : pengaruhnya besar
krn menggambarkan adanya kekuasaan

berbasis koersi (tanpa kekerasan).

Althusser : ideologi sbg praksis sosial bukan abstrak. Mahdzab Frankfurt : gagasan
kritis bahwa proses budaya berdampak pd kehidupan sosial, dan merupakan
lingkup perjuangan melawan dominasi dan ketidakadilan utk emansipasi dengan
mengkritisi bentuk-bentuk komunikasi. Micheal

Foucault : wacana, sistem

pengetahuan yg memberi informasi ttg teknologi sosial/teknologi memerintah, sbg


bentuk kekuasaan dlm masyarakat modern. Pemikiran Foucault mempengaruhi
tokoh CDA spt Fairlough, van Dijk, Wodak, bahwa hubungan pengetahuan,
kekuasaan yg bertumpu pd wacana. Wacana adalah bahasa dalam praksis sosial.

Foucault, wacana berkaitan dengan struktur pemaknaan yg menentukan pd periode


sejarah tertentu. Foucault menyebut dg istilah episteme : yaitu struktur pemaknaan
yg dominan dlm suatu zaman. Bahasa sbg alat komunikasi, bahasa juga untuk
melakukan sesuatu. Bourdieau : bahasa instrumen kekuasaan. Hubungan sosial
pada

dasarnya

adalah

hubungan

dominasi.

Hubungan

komunikasi

mengimplikasikan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Critical Discourse


Analysis/CDA : menggunakan teks utk dianalisis, yang dihubungkan dengan
konteks, yaitu bahasa dipakai untuk tujuan dan praktek tertentu, termasuk praktek
kekuasaan. (Fairclough dlm Eriyanto, 2001). Analisis wacana melihat pemakaian
bahasa

(dlm tuturan atau tulisan) adalah bentuk praktek sosial, sehingga

menggambarkan hubungan dialektis dg situasi/institusi/struktur sosial yg


membentuknya---menampilkan efek ideologi adanya hubungan kekuasaan yg tidak
imbang, misalnya mayoritas dan minoritas. Karakteristik CDA:
-

Wacana sbg tindakan/interaksi, yg bertujuan dan sadar.

Konteks wacana spt latar, situasi/peristiwahanya konteks yg relevan,


berbeda tempat beda makna.

Wacana dlm konteks historis ttt.

Elemen kekuasaan---teks mrpk pertarungan kekuasaan.

Teks mrpk cerminan ideologi ttt.

Contoh CDA : Analisis teks media ttg perkembangan industri era Orde Baru
menunjukkan

sistem

produksi

kapitalis,

konsentrasi

modal

negara

di

BUMN/militer/swasta nasional internasional melihat bahasa digunakan utk melihat


ketimpangan kekuasaan dlm masyarakat. Analisis wacana berutang budi terutama
pada Gramsci (hegemoni), Foucault (pengetahuan-kekuasaan), Althusser (ideologi
sbg praktek dimana org diposisikan) dikembangkan lbh lanjut oleh Stuart Hall
(media menandakan realitas, didalamnya ada ideologi yg bertarung). Fakta dlm
pendekatan CDA :

hasil pertarungan kekuasaan, berita mrpk refleksi dari

kepentingan kekuatan dominan. Media dikuasai kelompok dominan utk


memojokkn kelompok lain. Peliput berita memiliki nilai dan ideologi ttt. Contoh

:Teks berita ttg konflik perebutan tanah oleh petani dan PTPN, dalam hal ini media
bukan sbg media argumentatif kedua pihak, namun dikuasai kelompok dominan
peliput berita jg mempunyai nilai-nilai ttt utk diperjuangkan. Tujuan penelitian dlm
pendekatan ini : mengkritisi-tranformasi hubungan sosial yg timpang. Realitas yg
ada adalah realitas semu

dibatasi oleh struktur sosial yg timpang. Wacana

diproduksi, siapa yg memproduksi, dan efek dr wacana Foucault. Wacana bukan


sekedar deretan teks, tetapi sesuatu yg memproduksi gagasan/konsep didalamnya
ide,

pandangan

hidup

dlm

konteks

ttt

sehingga

mempengaruhi

cara

berpikir/tindakan ttt. Kekuasaan tidak dimiliki tetapi dipraktekkn, dlm suatu ruang
lingkup, berlangsung dimana-mana. Di mana ada hubungan manusia satu sama
lain, disitu ada kuasa (kuasa menentukan susunan, aturan dan hubungan manusia).
Kekuasaan terakulasikan lewat pengetahuan dan pengetahuan selalu punya efek
kuasa penyelenggara kekuasaan memproduksi pengetahuan. Terbentuknya
bangunan wacana bukan sekedar pernyataan, tetapi menyangkut struktur dan tata
aturan wacana. Tafsir terhadap objek/peristiwa tergantung/dibatasi oleh struktur
diskursif tsb. Praktek diskursif mendefinisikan sesuatu bhw yg ini benar yg itu
tidak, misalnya. Contoh: Tafsir trhdp film India, PKI sbg partai telarang, tafsir
trhdp ajaran ttg penyederhaan partai masa Orba.
Analisis teks:
a. Menemukan kekuatan yg dominan dalam meminggirkan kelompok dominan
dlm teks.
b. Menemukan, mengkritisi kelompok minoritas dimarjinalkan dlm teks.
c. Titik perhatian pd penafsiran subjektif peneliti atas teks.
d. Analisis komprhensif, kontekstual dan multilevel analisis.
Posisi peneliti :
a. Peneliti sbg aktivisi/advokat/transformative intellectual.
b. Nilai dan keperpihakan tidak terpisahkan.

c. Tujuan penelitian dlm CDA :---mengkritisi dan tranformasi hubungan sosial


yg timpang. Oleh karenanya perumusan masalah cenderung berprasangka:
Bagaimanakah penggambaran buruk yang dilakukan

media terhadap

kerusuhan oleh suku A? Mengapa keberadaan suku A digambarkan secara


buruk oleh media?
d. Realitas yg diteliti : realitas bukan alami tetapi dibentuk manusia, yg diciptakan
kelompok dominan; realitas tidak bersifat keteraturan tp konflik/ketegangan,
oleh karenanya analisis dlm konteks makro sosial historis: Mengapa media
lebih banyak memberitakan keburukan buruh dibanding keburukan
pengusaha? Mengapa media memberitakan keburukan buruh migran
perempuan dibanding keburuhan PJTKI?
e. Penafisran subjektif yg dilakukan bisa kuat krn intepretasi yg dilakukan oleh
peneliti menutup kemungkinan interpretasi lain. Sejauh mana memperhatikan
konteks historis/sosial/budaya/ekonomi/politik menentukn kualitas.
CDA dlm pemikiran Sara Mills:
(a) Melihat posisi-posisi aktor ditampilkan dlm teks (siapa yg menjadi subjek atau
objek penceritaan menentukan struktur dan makna teks). Misalnya dalam teks
berita tentang kekerasan yg dilakukan oleh aparat. Aparat dlm posisi sbg
subjek yg mendefinisikan dan menceritakan pemberitaan, sedangkan korban
adalah objek yg didefinisikan kehadirannya oleh orang lain.
(b) Posisi pembaca juga ditampilkan dlm teks, teks adalah hasil negoisasi penulis
dengan

pembaca

memposisikn

bagaimana

dirinya

dalam

posisi

ditampilkn/bagaimana

teks/kpd

kelompok

mana

pembaca
pembaca

mengidentifikasikn dirinya dalam teks di atas, pembaca mgkn dalam posisi


selaras dengan aparat atau korban selaras dengan apa yang diinginkan oleh
penulis.
CDA Fairclough

Titik perhatian utama: bahasa sebagai praktek kekuasaan analisis pada


bagaimana bahasa itu terbentuk, dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial
tertentu.
Pembagian analisis Fairclough:
a. Teks: sesuatu yg ingin ditampilkan teks bisa jd membawa ideologis ttt; relasi
antara penulis dan pembaca; bagaimana identitas penulis dan pembaca
ditampilkan.
b. Discourse pratice: dimensi yg terkait dengan proses produksi (pola kerja, bagan
kerja, rutinitas dlm menghasilkan berita) serta konsumsi teks (konteks
sosialnya, individu/kolektif, distribusi teks).
c. Social cultural practice, yiatu konteks di luar teks, misalnya praktek institusi
media sendiridlm hubungannya dengan masyarakat, budaya, atau politik
d. Participatory Action Research, yaitu peneliti memahami dan menuliskan
proses sosial atau peneliti melakukan penelitian kemudian melakukan tindakan
intervensi yang dibutuhkan. Peran peneliti adalah mengenali, mempelajari
permasalahan kemudian mencari penyelesaiannya yang biasanya bekerja sama
dengan pihak pemerintah. Peneliti juga melakukan pemantauan terhadap
perwujudan hasil penelitiannya.
Mengapa diperlukan PAR : (French Bell dlm Islamy, 2002)
-

Kebutuhan memperoleh pengetahuan lengkap ttg masalah sosial.

Kebutuhan utk memahami hukum perubahan.

Kebutuhan menemukan solusi perubahan.

Kebutuhan menemukan hukum perubahan sosial.

PAR selain untuk mengembangkan keahlian baru ttg masyarakat juga pemecahan
masalah.
Variasi penelitian tindakan :

a. Ilmuwan masuk, melakukan diagnosis, rekomendasi, tetapi tidakpernah diuji,


belum tentu tepat (diagnostic action research).
b. Masyarakat yg melaksanakan tindakan keterlibatan sejak awal dan menjaga
agar tindakan terssebut tetap layak dilaksanakan (participant action research)
c. Aktor atau pelaku yg menjaga melalui catatan sistematis ttg yg sdh dilakukan
dan dampaknya, utk diperbaiki (empirical action research).
d. Penelitian mengontrol efektivitas beberapa variasi tindakan, sulit memilih
tindakan yg paling tepat. (experiment action research)
e. Yg terakhir ini memberi kontribusi terbesar tp paling sulit dilaksanakan.
f. Kekhasan penelitin tindakan---upaya mengarahkan setiap tahapannya pd
perubahan.

Namun setiap perubahan tersebut direkomendasikan melalui

proses penelitian, dan hasil peneltiannya dilaksanakan dalam bentuk tindakan


yg lebih baik.
g. Action should follow-research and research should follow action.
h. Salah satu model penelitian tindakan (Irfan Islamy, 2002)
Contoh merumuskan research question:
Bagaimanakah si A menjalankan otoritasnya dalam memimpin sebuah
organisasi? Bagaimanakah si A membuat keputusan yang menyangkut
kegiatan-kegiatan organisasi?

perumusan di atas utk melihat perilaku

kepemimpinan apakh yg perlu dikembangkan oleh pemimpin organisasi utk


meningkatkn mutu organisasi. Pengumpulan data dalam PAR; focus group
discussion (FGD), wawancara mendalam, observasi. Perlu disampaikan bahwa
rekaman dalam proses penelitian yg sedang berjalan (ongoing process) serta
hasil tindakan (pd tiap tahap) menjadi data yg penting untuk menentukan
berikutnya yg terbaik. Analisis kerja dalam PAR.
Analisis interaktif Milles Huberman:

a. Reduksi data, adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan,


mengabstrakkan, dan menstranformasikan data mentah yang muncul dari
catatan lapangan, reduksi data terjadi terus menerus selama proses penelitian
terlaksana.
b. Penyajian data, adalah suatu rangkaian informasi yang terorganisasikan yang
memungkinkannya ditarik kesimpulan dan langkah berikutnya.
c. Penarikan kesimpulan, sejak awal pengumpulan data, analisis mulai
memutuskan tentang makna segala sesuatu, mencatat regularitas, pola-pola,
eksplanasi, konfigurasi, alur sebab akibat dan proposisi.
Miss Ana maafin tyan hari ini tyan copy paste materi dari power pointnya Bu
Sofa soalnya tyan pusing harus nulis kaya gimana, lagi ngga enak badan miss, maaf
yaaaaa, jangan kurangin nilenyaaaa hari ini cuma bahas yang etnografi soalnya
Bu Sofanya tapi tyan masukin semua materinya.

Kamis, 13 November 2014


Pertemuan pertama nih sama Miss Ana, awalnya bahas tentang jadwal yang
kemaren kosong mau diganti kapan, Miss Ana nyaranin si sabtu pagi tapi aku ngga
setuju kan aku sabtu ada kerjaan motret yearbook, dan sekarang galau mana yang
jadi prioritas buat aku abis bahas jadwal terus lanjut bahas tugas outline yang
harus dikumpulin kamis depan, Oh My God! Gue belum garap sama sekali. Soalnya
semiotka itu belum dijelasin, belajar sendiri soal semiotika aja amburadul gimana
mau bikin outline. Coba deh liat besok pas diajarin mudeng apa engga. Karena
banyak kaka angkatan yang ngulang jadinya satu kelompok minimal ada 2 kaka
angkatan yang ngulang biar semuanya merata. Mas Oki yang badannya gendut
tinggi itu outline semiotikanya bagus jadi yang satu kelompok sama dia beruntung,
tapi ya kalo nilainya Cuma yang bagus satu dan yang lain jelek, nanti pas diratarata hasilnya jadi jelek. Setelah outline selesai dibahas kemudian mulai bahas
tentang proposal, jadi dari MPP 2 ini proposalnya dibikin kalo bisa buat bahan

skripsi biar gampang dan cepet skripsinya. Jadi, rencananya proposalnya aku mau
bahas tentang keistimewaan Yogyakarta.
Kuliah hari ini kembali ke dasarnya, jadi metodologi itu bukan hafalan
tetapi sesuatu yang dilakukan. Penelitian itu sebuah inquality masalah sosial,
kualitatif itu suatu proses memahami suatu masalah yang kompleks dan tidak
melihat hanya dari satu sisi saja, harus holistik. Menurut Strais penelitian kualitatif
adalah segala jenis penelitian yang mengenai temuan-temuan tidak sekedar angkaangka. Basis dari kualitatif, yaitu:
1. Harus memiliki satu pemahaman yang baik dari suatu fenomena. Sekecil
apapun fenomena itu bisa menjadi penelitian yang mungkin tidak dipikirkan
orang.
2. Berikan satu perspektif baru. Contohnya kebijakan pariwisata. Kalo kita
lihat dari pengembangan kebijakan itu biasa-biasanya saja hanya formulasi,
dan lain-lain, tetapi jika membuat kebijakan pariwisata yang berbasis
kearifan lokal itu yang baru (dulu) kalo sekarang sih udah banyak.
Asumsi penelitian kualitatif (meriam, 1988):
1. Peneliti kualitatif itu mengutamakan proses. Contohnya gini kalo
mahasiswa yang dibimbing Pak Titong itu selalu mengutamakan proses jadi
proposalnya diperbaiki nanti pas lagi jalan yang penting terus lanjut ujian
dulu soalnya proposal itu semakin lama kita turun di lapangan maka semkin
banyak informasi yang kita dapetin, jadi kita bisa sekaligus memperbaiki
proposalnya.
2. Meaning. How people make sense of their lives, experiences, and their
structures of the words. What is beyond fenomena. Jadi apa si makna dari
penelitian ini, maksudnya apa. Contohnya gini kita melakukan penelitian di
Cilacap yang dibangun kolam renang di pinggir pantai yang berbahaya.
3. Primary instrument. Karena tergantung pada makna jadi instrumen utama
adalah peneliti itu sendiri.

4. Field work. Studi lapangan dengan manusia, institusi, negara. Studi pustaka
field worknya adalah buku.
5. Descriptive. Laporan penelitian ini nantinya bersifat deskriptif, jadi harus
dideskripsikan semua ceritanya. Reseacher is interested in process,
meaning, and understanding gained through words or behaviors. Grand
questionnya adalah how.
6. Inductive. Hal-hal yang kecil diambil intisarinya.
Biasanya kalo Miss Ana sama Pak Khairu jadi penguji pasti keluar sebuah
pertanyaan coba sebutkan satu atau dua kalimat dari intisari tersebut, nahkan dikit
si tapi kalo orang yang ngga njalanin sendiri penilitian itu atau ngga paham apa
yang ditelitinya pasti haa hee kaya orang bloon.
Kalo membuat pertanyaan itu berasal dari kekepoan kita. Research
questionsnya ada dua kata yaitu what and how. Mau menjelaskan apasi kita
dalam penelitian itu, dan bagaimana kasus itu terjadi kalo studi kasus. Yang kedua
itu metodologinya, pertanyaan terdiri dari what, when, where, why, who,.... yang
ketiga adalah data analisis, reduction and interpretation of coding. Contohnya bisa
membuat tabel, jadi bikin lockbook.
Bab 1

Bab 2

Bab 3

Bab 4

.....................
......................

Kita masuk ke macam-macam penelitian kualitatif.


1. Case studies
Case studies adalah studi/ penelitian tentang satu kelompok, individu,
institusi, satu program. Studi kasus itu penelitiannya lebih lengkap, tanpa
mengurung suatu kejadian.
2. Fenomenologi
Sebenarnya fenomenologi itu hampir mirip dengan studi kasus, bedanya itu
kalo fenomenologi lebih ke pengalaman individu/ kelompok. Contohnya,

dalam studi kasus satu desa akan dikembangkan jadi desa wisata atau bisa
juga menjadi desa tabuh bencana, jika studi kasus itu dilihat bagaimana
pengembangannya, tetapi jika fenomenologinya bagaimana orang-orang
tersebut merasakan dampak dan keuntungannya, bisa juga bagaimana
orang-orang yang di dekat daerah tersebut melakukan protes karena merasa
terganggu atau apapun itu, dan kita melihat juga bagaimana masyarakat
melakukan gerakan perlawanan. Fenomenologi akan sangat bersinggungan
dengan studi kasus, dampak dari studi kasus mengenai orang-orang
berdasarkan pengalaman si subyek.
Kalo kita ambil kualitatif itu harus komit sama waktu yang ekstensif di lapangan,
kalo misalkan orang yang betean jangan ngambil kualitatif deh dari pada ngga
selese-selese nanti malah ngga kelar-kelar. Contoh ada anak yang lagi skripsi tapi
pengajuan pertama lancar terus abis itu liburan selama tiga bulan terus baru balik
ngurusin skripsi lagi yang menggunakan kualitatif maka selesainya ngga tau kapan,
jadi penelitian kualitatif itu bener-bener kudu rajin dan memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya. Kemudian harus menulis dan mendeskripsikan secara detail dan
tuntas supaya orang yang membaca akan paham apa maksudnya. Participate in a
form of social and human science, ikut acara dan ikut berpartisipasi jadi peserta
atau apapun supaya tau prosesnya dan membongkar kasus dari pengalamannya.
Alasan penelitian kualitatif itu biasanya diawali dengan pertanyaan how
and what ini gunanya untuk mendeskripsikan. Contohnya kasus tanah yang ada
di Bintaro, bagaimana sengketa tanah di Bintaro? Kalo kata Miss Ana dulu
papahnya punya tanah di Bintaro yang sekarang hilang karena lama kelamaan
tanahnya hilang entah kemana, dan sekarang sudah dibangun mall. Studi kasus itu
the topic needs to be explored, jadi contohnya gini kalo mau ngajuin yang di Bintaro
berarti kita harus baca dulu masalah-masalah yang ada sebelumnya supaya kita tau
dan kita bisa tau bagaimana cara eksporasinya. Topiknya harus detail.
Jadi, poin penting dari laporan penelitian kualitatif adalah ketekunan,
kelengkapan tentang laporan penelitian, bisa menjadi bagian (participant-obsever),
suka menulis, explore, paradigma naturalistik, membuat design dan outline.

Walaupun tidak berangkat dari teori, bukan berarti penelitian ini kosong, tetap saja
harus ada satu tema tentang konsep. Sekian~

Sabtu, 15 November 2014


Hari ini dimulai dengan kebetean karena dateng gasik ke kampus ternyata
nunggunya lama dan kelas ngga dibuka dan mati listrik juga akhirnya kita kuliah di
lapangan politik awalnya terus karena hujan jadi kita pindah ke tanggal politik. Di
tangga politik inilah kita memulai perkuliahan, Miss Ana bilang kalo mau bikin
proposal mpp2 baiknya buat skripsi juga biar mempermudah dan mempercepat
kitanya, proposalkan bisa diperbaikin seiring berjalannya penelitian nanti. Tapi kalo
mau bikin proposal yang beda sama outline tugas yang Miss Ana kasih itu berarti
kita harus bikin outline baru buat proposal. Maksudnya gini, akukan tugas
kelompoknya dapet yang semiotika tapi proposalnya aku mau bikin fenomenologi,
jadi aku juga harus buat outline fenomenologi buat proposalku, lah kaya kata Miss
Ana mendingan sekarang juga bikin proposal buat skripsi juga biar ngga
mindogaweni kalo kata orang Banyumas.
Hampir semua anak ditanya sama Miss Ana tentang outlinenya dan banyak
yang cerita tapi aku ngga semuanya inget paling beberapa doang yang aku inget,
ini diantaranya outlinenya Syan tentang konflik yang ada di Jatibening, Nomo yang
mau ngangkat tentang konflik di Rembang, Pati tapi kata Miss Ana kalo mau
penelitian kualitatif itu harusnya melakukan praobservasi jadi kalo bisa itu kita
meneliti yang ada di daerah kita saja biar gampang dan biar kita bener-bener tau
gimana di lapangannya, kalo cuma katanya katanya ngga bisa dapet studi kasusnya
dengan baik karena kita ngga tau sebenernya gimana kasusnya dan bagaimana
kondisi di lapangannya. Terus mas angkatan tua ngga tau namanya ya sebut saja
dia Mawar hahaha, dia mau ngambil tentang Desa Karang Rau yang dulunya
merupakan desa tertinggal sekarang menjadi agrowisata buah durian. Lah Miss Ana
nanya jadi apa masalah yang ada di situ? Apa yang bikin tertarik buat kamu jadiin
penelitian? apa tema khususnya? Lah masnya malah planga plongo bingung terus

bilang ya itu miss tentang Karang Rau yang dulunya merupakn desa tertinggal
sekarang jadi agrowisata, lah Miss Ana nanya lagi lah itu yang ada di dalamnya
apa? Mau bahas tentang apa? Lah masnya bilang ya dari ekonomi politik miss. Miss
Ana nanya lagi ekonomi politiknya apa? Lah masnya planga plongo lagi hahaha
terus dijelasin sama Miss Ana jadi masyarakatnya yang dulunya tertinggal sekarang
jadi engga tuh gimana? Terus ada anak yang jawab pemberdayaan miss, lah itu yang
dimaksud Miss Ana. Jadi kalo kita mau bikin outline itu dari tema umum terus ke
tema khusus, lah tema khusus itu merupakan konsep kunci penelitian.
Miss Ana njelasin lagi apa itu bedanya studi kasus sama fenomenologi
karena ada kaka angkatan yang masih bingung, pas dia ditanya mau bikin outline
tentang apa dia jawab tentang perilaku pragmatis masyarakat saat pemilu di desanya
lah Miss Ana nanya itu studi kasus apa fenomenologi? Lah masnya malah bingung
terus dijelasin sama Mas Tobar kalo fenomenologi itu lebih ke pengalaman si
subyek. Udah dijelasin gitu tapi dianya masih tetep bingung jadi Miss Ana njelasin
lagi kalo studi kasus itu membongkar suatu kasus, fokusnya lebih ke kasusnya tapi
kalo fenomenologi itu fokus ke pengalaman si subyek itu, jadi kalo mau ngambil
tentang perilaku pragmatis ya kamu berarti fenomenologi.
Penulisan manfaat penelitian itu penting karena jika tidak menggunakan
manfaat penelitian dalam proposal maka penelitian itu seperti kosong ngga ada
manfaatnya. Biasanya ada beda antara perspektif lapangan dan perspektif kita.
Setelah ditanya siapa saja yang ambil fenomenologi dan studi kasus sudah
semuanya menjawab sekarang Miss Ana menjelaskan apa itu hermeunetik.
Hermeunetik itu fokusnya pada pengalaman si penulis. Pengalaman si penulis ini
bisa dipahami oleh si peneliti. Udah dijelasin sama Miss Ana tapi akunya belum
nangkep lah akhirnya Miss Ana njelasin lagi apa itu hermeunetik jadi diibaratin ada
tiga benda yang satu itu penulis kedua teks yang ditulis oleh penulis dan yang ketiga
itu si peneliti. Lah itu merupakan lingkaran hermeunetik, jadi untuk memahami
sebuah teks yang ditulis oleh penulis, peneliti harus memahami penulisnya kenapa
nulis gitu, jadi harus tau latar belakang kenapa penulis itu nulis itu supaya paham
dengan maksud teks yang ditulis oleh penulis. Ini dilakukan jika berhubungan

langsung dengan penulisnya. Hermeunetik yang meneliti tentang fakta dalam suatu
teks bisa melalui studi pustaka. Contohnya seorang peneliti akan meneliti tentang
fenomena dunia yang berdampak di Amerika. Syarat menggunakan hermeunetik
adalah ada dalam teks (berupa pemikiran, dll). Pandangan Derrida tentang
kebenaran

(fakta)

itu

terdapat

pada

teks.

Menggunakan

pandangan

pascastrukturalisme. Jadi kalo mau meneliti menggunakan hermeunetik ada


pemikiran tentang satu subyek siapa saja yang memiliki dan apa yang spektakuler
dari pemikirannya. Hermeunetik primer adalah penelitian pada penulis secara
menyeluruh (buku penulis), sedangkan hermeunetik sekunder adalah peneliti yang
fokus dalam tulisan (buku tema). Cara penghasil tulisannya adalah yang akan
menentukan penelitian dan keunikan yang akan membedakannya. Pendekatan
hermeunetik

menggunakan

paradigma

konstruktivisme

yakni

memaknai

pengalaman.
Semiotika itu sama-sama penelitian pustaka, sebenarnya hampir sama
dengan hermeunetik, bedanya di pengaruhi paradigma yang mempengaruhinya.
Semiotika menggunakan paradigma dekonstruksinya. Semiotika bertumpu pada si
pembaca teks (peneliti), dan adanya sistem tanda yang berarti memaknai tandatanda yang akan diteliti bisa berupa gambar, puisi, lagu, film, dll. Kita menelitinya
dengan kacamata kuda yang artinya benar-benar pandangan dari peneliti. Jika akan
meneliti film dengan menggunakan pendekatan semiotik maka harus jelas fokus
tema yang akan diangkat dan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan
kenapa mau mengangkat film tersebut.
Tahap-tahap penelitian adalah pra-observasi yang disimpan di latar
belakang, kemudian interest (kepentingan) peneliti, penyesuaian dengan subyek
yang akan diteliti, triangulasi data (pemotretan dan pembongkaran), pengalaman
individu (fenomenologi) studi kasus lebih secara menyeluruh dan holistic,
penelitian transformatif, titik beratnya pada aksiologi yakni manfaat (nilai
kegunaan).
Sekian untuk hari ini. Bye~

Sabtu, 22 November 2014


Kebiasaan mah ganti jadwal sesuka hati padahalkan weekend, niatnya mau
berlibur eh malah ketemu MPP lagi. Hari ini dosennya Bu Sofa, sport jantung deh
kalo beliau yang ngajar biasanya asal cung dan hal yang paling memalukan adalah
ngga bisa jawab pertanyaannya dosen. Bismillah aja deh.
Hari ini dimulai dengan kesulitan umum menemukan masalah penelitian.
Pertama, menjadi masalah bagi seseorang belum tentu menjadi masalah bagi orang
lain. Biasanya jika menurut kita itu adalah sebuah masalah tetapi menurut orang
lain itu bukan sebuah masalah, mungkin bisa gue contohin gini saat gue mau
ngurusin sesuatu ke bapendik dan ternyata pelayanan di sana tidak memuaskan
karena pengerjaannya yang bertele-tele dan membutuhkan waktu yang tidak
sebentar jadi itu merupakan sebuah masalah buat gue tapi menurut pegawai
bapendik itu bukan suatu masalah buat mereka. Kedua, menemukan hal yang
menarik tetapi sulit menuangkannya. Lah ini masalah yang gue bener-bener alamin,
gue itu tertarik banget sama kota Jogja ngga ngerti deh kenapa lah gue mulai deh
beli buku-buku tentang jogja. Salah satu buku yang gue baca ada yang bikin gue
tertarik itu tentang pernyataan adik sultan GBPH Hadisuryo bersedia menjadi calon
Gubernur Yogyakarta jika diadakan pemilihan kepala daerah secara langsung, di
sini terlihat ada perpecahan internal dan membuat saya tertarik untuk membahasnya
tetapi karena saya pikir mungkin sulit untuk menuangkannya dan sulitnya
mendapatkan informasi jadi saya menyerah dan ingin ganti topik. Ketiga, mungkin
tidak tahu apa yang akan ditulis. Lah setelah masalah kedua yang gue alamin tadi
sekarang gue juga ngalamin masalah ketiga ini, gue masih bingung mau bahas
apaan sekarang mungkin karena gue jarang baca jadi kurang informasi gini jadi
bingung deh mau nulis tentang apaan. Lah buat nemuin masalah penelitian itu ada
strateginya, diantaranya itu pahami minat anda, banyak membaca sesuai minat, dan
mengamati lingkungan. Gue ngalamin masalah-masalah itu dan gue berusaha buat
njalanin strateginya, gue mulai dari memahami minatku. Aku tuh suka banget
nonton film dan baca-baca novel, buku tentang fotografi dan Jogja juga suka cuman

paling suka baca novel. Kalo kasus yang aku minati itu tentang daerah-daerah
istimewa kaya Yogyakarta, Aceh, dan Papua, walaupun Jakarta termasuk daerah
istimewa tapi aku ngga suka bahas soal Jakarta. Udah pahami minatku sekarang
tinggal banyak membaca sesuai minat, kalo aku banyakin bacanya itu kurang tapi
kalo banyakin nonton film itu pasti dan setelah aku nonton film ada nih film yang
aku pengen bahas judulnya Mandela, Long Walk to Freedom ceritanya itu
tentang kulit hitam yang menginginkan kebebasan di negaranya sendiri. Strategi
yang ketiga itu yang ngga aku jalanin haha.
Strategi awal untuk menemukan masalah adalah dengan memahami minat
kita, karena minat itu merupakan hal yang penting dan membuat kita semangat, jika
kita mengambil masalah tidak sesuai minat maka ketika di pertengahan jalan
biasanya semangat untuk melanjutkannya itu hilang. Kemudian banyak membaca
sesuai minat, karena semakin kita banyak membaca maka semakin kita tahu minat
kita dan itu akan mempermudah kita menemukan suatu masalah yang ingin dibahas.
Terakhir adalah mengamati lingkungan sekitar.
Bu Sofa juga ngasih tau cara menemukan masalah, cara yang pertama
adalah kumpulkan hasil penelitian (dalam bentuk artikel ilmiah/ laporan/ penelitian/
buku), identifikasi kelebihan atau kelemahan aspek apa yang sudah diteliti atau
yang belum diteliti. Cara kedua dapat pula membuat matrik yang dipecah menjadi
aspek-aspek khusus, seperti ini:
Bidang : Politik
Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Aspek 6

Partisipasi Memberikan Sasaran:

Siapa yang Sejak

Mengapa

politik

memberikan kapan,

demikian

suara, tidak kalangan


memberikan

atas/ bawah. suara, siapa apakah ada , hal-hal

suara

Berpendidik
an

tidak penurunan

baru

tinggi/ memberikan partisipasi/

yang

rendah

yang

suara

peningkatan

tidak ada

sebelum
nya

Ada juga cara menemukan masalah lainnya diantaranya yaitu membaca/


mencermati berita di media massa, pengalaman pribadi, mencermati teknik
inkonsisensi, antara teori dan fakta, teori dan teori, fakta dan fakta, dorongan untuk
memecahkan masalah, idealisme pribadi, diskusi dengan teman sejawat.
Penting atau menarik tidaknya suatu masalah tidak tergantung pada luas
lingkupnya, tetapi keunikan, tantangan untuk eksplorasi maupun sumbangan
keilmuan/ praksis menjadi pertimbangan.
Menyusun latar belakang masalah itu dengan cara yang pertama adalah tahapan
untuk membajak perhatian pembaca, kemudian meyakinkan pembaca bahwa
permasalahan yang diangkat unik dan penting dilakukan, ketika tidak ada aturan
khusus untuk cara menulis latar belakang masalah, pengalaman penulis itu sangat
berpengaruh dalam penulisan latar belakang masalah.
Pas Bu Sofa udah bilang materinya cukup buat hari ini terus nanya apa ada yang
mau bertanya gue langsung berdoa jangan, jangan, please jangan ada yang nanya
eh malah Oji nanya iklan Indomie itu pengen saya bahas bu cuma bagaimana kita
mengemas ke dalam politik Bu Sofa jawab mungkin dengan berbagai etnis
indomie akan menyatukan/ menguatkan rasa nasionalisme masyarakat. Udah deh
gue harap bisa cepet-cepet pulang, eh ternyata Bu Sofa minta waktu tambahan
soalnya belum selesai bahas tentang latar belakang jadi minta waktunya lagi. pas
ditanya Bu Sofa mau kapan anak-anak pada jawab minggu bu minggu padahal
niatnya cuma becandaan eh Bu Sofa malah nangkepnya beneran ya anak-anak
langsung pada protes, jadinya hari senin dan katanya Bu Sofa mau bawain makanan
buat kuliah besok. Oke cukup buat hari ini. Dadaaaah~
Senin, 24 November 2014
Well, hari ini empet banget karena harus ketemu MPP (lagi). hari ini
ngelanjutin pembahasan tentang latar belakang kemaren yang belum selese dibahas

sama Bu Sofa. Katanya ruh utama dari latar belakang masalah itu terletak di
bagaimana latar belakang itu menarik perhatian kalo skripsi sama pembimbing. Ada
teknik yang cukup membantu yaitu cara piramida terbalik, dari menulis gambaran
umum, lebih khusus, lebih khusus lagi, dan kemudian menukik ke permasalahan.
umum
khusus

Jadi tidak mungkin langsung menunjuk ke wilayah penelitian tentang apa dan
disertai dengan uraian alasan pemilihan wilayah, contohnya ruang lingkupnya
tentang politik anggaran, kalo politik anggaran ya harus ke politik anggaran tidak
boleh ke kebijakan publik. Kalau ruhnya implementasi berarti kebijakan publik,
misalnya UU memberikan otonomi pada daerah untuk mengelola daerah dalam
pengelolaan itu sudah termasuk kebijakan. Contoh penulisan latar belakang
mengenai kebijakan lingkungan yaitu UU No. 34 Tahun 2004 tentang otonomi
daerah di mana daerah mengelola sendiri daerahnya itu merupakan kebijakan
ligkungan kemudian masuk ke kebijakan-kebijakan lanjut ke pedesaan dan lebih
khusus lagi ke permasalahan yang akan dibahas. Contoh lainnya adalah contoh latar
belakang era reformasi, pertamanya bahas tentang kebijakan berdasarkan etnisitas,
suku, agama, kemudian bahas tentang kebijakan-kebijakan mengenai perempuan
setelah itu identifikasi kebijakan-kebijakan perempuan dalam adat suatu daerah,
khususnya Kabupaten Banyumas, lah abis itu sebutin desa-desa yang ada adatnya.
Kecenderungan yag terjadi tidak boleh dituliskan di latar belakang masalah yang
seharusnya dilakukan.
Prinsip umum latar belakang, yaitu:
1. Memuat alasan secara jelas mengapa meneliti topik tersebut.
2. Tunjukan betapa secara empirik fenonema sosial politik yang dimaksud
penting dan menarik.
3. Tunjukan juga bahasa secara teoritik fenomena tersebut menarik untuk
dikaji lebih lanjut.

4. Tunjukan pula bahwa kajian tersebut belum pernah diteliti orang lain
sehingga memberi sumbangan. (catatan: terdapat pula format bagian ini
masuk bab II)
5. Membuat research question harus sudah disinggung dalam latar belakang.
Mengutip memang tidak menunjukan ilmiah atau tidaknya, tapi
menentukan penguasaan kajian yang beragam menguatkan kerangka
berpikir.
Misal ada orang yang sudah pernah membahas masalah kita. Kita mencari
kekurangan dari penelitian orang yang belum pernah diteliti. Dalam hal ini yang
kita tulis bisa satu penelitian walaupun dengan hasil penelitian yang terdahulu,
namun tulisan kita bersifat melengkapi penelitian terdahulu. Uraian latar belakang
mengerucut pada kebutuhan merumuskan masalah, tidak ada research question
yang tidak terkait dengan uraian latar belakang.
Kutipan itu untuk memperkuat kerangka pikir peniliti bukan sebaliknya.
Banyaknya kutipan juga menunjukan bahwa kita kaya akan bacaan-bacaan dan
sumber. Dalam penulisan perumusan masalah secara umum pendekatan kualitatif
sering menggunakan kata apa, siapa, bagaimana, mengapa. Kalo penelitian
eksploratif relevan dengan pertanyaan apa, sedangkan penelitian deskriptif
relevan dengan pertanyaan bagaimana dan siapa, jika penelitian eksplanatif
relevan dengan pertanyaan mengapa. Perumusan masalah umumnya berupa
kalimat tanya, arahnya jelas, dan berimplikasi teoritik. Selain itu kalimat bersifat
lugas dan managerable, bukan sambil lalu. Contoh pemetaan yaitu pengrajin batik
dan pemilik usaha, jadi harus milih salah satu pemetaan/ tempat sentral batik yang
dipilih dengan alasan yang jelas. Kalo untuk S1 perumusan masalah lebih pada
pengembangan teori.

Kamis, 27 November 2014


Baru kemaren MPP sekarang ketemu MPP lagi, bikin gumooooooh. Hari
ini pertemuannya sama Pak Hendri, karena aku datengnya telat jadi sedikit

ketinggalan materi. Pas gue masuk pak Hendri sudah menjelaskan tentang judul,
jadi judul itu harus ada keywordnya dan ketika sudah menemukan keyword
dilanjutkan dengan landasan teori dan tinjauan pustaka. Ini contoh judul yang
diberikan oleh Pak Hendri Gerakan Mahasiswa di Indonesia (Representasi
Kekuatan Politik Mahasiswa Untuk Melawan Rezim Orba Dalam Foto-Foto
Dokumentasi Peristiwa Mei 1998) dari contoh tersebut tema khususnya itu tentang
kekuatan politik yang terdiri dari lima topik diantara Gerakan Mahasiswa,
Representasi, Kekuatan Politik, Rezim Orba, dan Peristiwa Mei 1998.
Landasarn teori dan tinjauan pustaka itu mengulas tentang konsep-konsep
yang akan digunakan dalam penelitian kita. Jadi sebuah penelitian harus ada
landasan teori/ landasan berfikir, jadi ada pertanyaan kenapa kita meneliti topik A
bukan topik B? Di landasan teori harus dijelaskan apa alasannya memilih topik itu
bukan topik yang lain. Pertamanya kita menjelaskan sendiri dulu kenapa kita
memilih topik kita/ konsep yang kita pilih sampai paham, kemudian baca lagi edit
lagi kalo bisa temen suruh baca juga biar di revisi lagi terus edit lagi lah baru deh
dikonsulin. Setelah dikonsulin barudeh mencari dan melihat teorinya. Kalo dibikin
bagan seperti ini
konsep

teori

Bikin tulisan
out of head

Masuk jadi
tulisan

Landasan berfikir

Buat catatan teori itu jangan dibahas diawal paragraf dan penelitian kualitatif itu
teorinya bukan mengekor, tetapi membangun teori itu sehingga sesuai dengan
konteks penelitian.
Tinjauan pustaka dan landasan teori:
1. Judul harus sesuai dengan tinjauan pustaka dan landasan teori karena dalam
judul ada beberapa konsep yang harus diselesaikan, dan ini diterapkan di
landasan teori.

2. Ulasan konsep-konsep yang ada dalam judul.


3. Teori dalam landasan teori yang menjelaskan konsep harus urut karena
semuanya diibaratkan sebagai piramida terbalik seperti saat menulis.
Landasan teori adalah landasan berfikir dari penulis. Pahami apa yang kita ketahui,
hingga akhirnya apa yang kemudian ingin dipresentasikan. Jangan pernah berusaha
mengumbar teori dalam landasan teori. Dalam landasan teori, teori bisa diposisikan
sebagai konstruksi pemikiran dari peneliti karena teori dalam penelitian kualitatif
tidak untuk diperlakukan. Jangan terlalu terpaku dalam pendekatan, yang terpenting
adalah kelengkapan data. Ketika menulis pemikiran seseorang tidak harus
mendatangi penulis, karena teks memiliki nilai otonominya sendiri. Jadi, penulis
seolah dipublikasikan, sudah tidak bisa mempresentasikan tulisan (teks) yang
dibuat.

Kamis, 4 Desember 2014


Hari ini kelasnya diisi sama Miss Ana. Awalnya ditanya udah sampai mana
proposalnya lah ga pada jawab terus ditanya lagi siapa yang udah punya judul yang
angkat tangan cuma Lea, Surya, Syan, lah pas yang ditanya belum punya judul siapa
pada angkat tangan. Anak-anak yang udah bikin diliat sama Miss Ana kalo Lea
suruh direvisi lagi judulnya kalo Syan suruh ganti apa ya terus kalo Surya katanya
judulnya itu kaya artikel.
Miss Ana bilang lah dari kemaren pas Bu Sofa sama Pak Hendri jelasin
berarti kalian ngga pada mudeng sama sekali ya orang kalian belum garap
proposalnya.
Miss Ana memberi tahu draft proposal itu metodologi penelitiannya terdiri
dari pembukaan, tujuan penelitian untuk apa, dan bagian 9 ada metode penelitian,
pendekatan penelitian, fokus penelitian, lokasi penelitian (untuk studi lapangan),
dan sasaran penelitian.
Terus pulaaanggg yeeayyy....

Sabtu, 13 Desember 2014


Gw ngga berangkat kuliah miiiissssss, maafin tyan yaa
Hari ini perkuliahannya tentang metodologi penelitian. yang pertama bagian 9
adalah metodologi penelitian, yang tujuannya minimal terdiri dari 3 kalimat.
Kemudian bagian 9.1. kita njelasin mau menggunakan metode apa terus dijelasin
apa definisinya, jelaskan mengapa menggunakan metode tersebut, dan bagaimana
metode itu akan digunakan dalam penelitian kita. Bagian 9.2. adalah pendekatan
penelitian, jadi kita akan menggunakan pendekatan apa, terus jelasin kenapa kita
make pendekatan itu, dan bagaimana pendekatan itu akhirnya bisa diterapkan untuk
penelitian. bagian 9.3. adalah jenis penelitian yang kalian bisa pilih mau studi
lapangan atau studi pustaka, kemudian 9.4. adalah fokus penelitian, dimana di sini
ditentukan oleh batasan wilayah kemudian membuat tabel matriks fokus kajian
penelitian. Pada bagian 9.5. adalah sasaran penelitian, 9.6. jenis dan sumber data,
9.7 teknik pengumpulan data, 9.8 teknik analisis data, 9.9 keabsahan data.

Anda mungkin juga menyukai