Anda di halaman 1dari 10

Infografik: Pelajaran Paling Disukai dan

Dibenci Siswa Indonesia


Menyukai dan membenci sesuatu itu merupakan hal yang wajar. Tak ada yang salah dengan rasa
suka atau benci, begitu pula, cinta. Keduanya bersemayam dalam hati, bisa tumbuh dan mengakar,
atau bisa jadi mati sebelum sempat muncul ke bumi.

Okay! itu pembukaan yang cukup unyu untuk memulai sebuah artikel pendidikan :p Jangan
harap gue bakal bikin artikel cinta-cintaan ala remaja kekinian ya. Di sini gue bakal mengupas
tentang rasa suka dan benci terhadap hal yang udah jadi makanan tiap hari para pelajar,
menyusun dan merangkai waktu dan kegiatan pelajar, ada yang ditunggu dan ada pula yang
membayangi seperti kenangan mantan. Itulah pelajaran sekolah.. #Apasih

Kupasan ini masih didasarkan pada survei yang dilaksanakan Zenius Education berjudul
Survei Pandangan Siswa/i tentang Sekolah, Guru, dan Orang Tua. Survei ini dilaksanakan
akhir tahun lalu, mulai 22 September 2014 hingga 15 Desember 2014. Zenius berhasil
mengumpulkan jawaban dari 1.340 responden pelajar dari seluruh pelosok Indonesia.
Survei ini berhasil menyingkap tren mata pelajaran yang paling disukai dan dibenci di kalangan
siswa Indonesia. Selain itu, kita juga ingin melihat apakah sistem pembelajaran Zenius selama
ini menimbulkan perbedaan antara Zenius user dan non-usertentang pelajaran favorit dan
sebaliknya pelajaran yang paling dibenci. Analisis tren ini diharapkan dapat memberikan
wawasan bagi kita bersama tentang faktor yang membuat siswa/i tertarik atau antipati pada
suatu bidang demi meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.

PS. Intip juga infografik sebelumnya:


Infografik: Persepsi dan Kebiasaan Belajar Siswa Indonesia
Infografik: Tugas Sekolah yang Membebankan

Harap diingat untuk tidak serta-merta melakukan generalisasi dalam menginterpretasi


hasilnya mengingat survei ini disebarkan secara online melalui social media Zenius dan
teman-teman yang bersedia membantu menyebarkan.

Baiklah, langsung saja dengan temuannya.

Data Demografi Responden

Kebanyakan responden merupakan siswa kelas 12 SMA. 61% responden bukan


Zenius user sehingga kita bisa memperoleh data yang lebih representatif tentang pelajar
Indonesia secara keseluruhan. Sisanya, 39% responden merupakan Zeniususer. Rasio
responden yang lumayan berguna untuk membandingkan kebiasaan dan persepsi belajar
pengguna Zenius dan bukan pengguna Zenius. Selain itu, antusiasme ternyata tidak didominasi
pelajar ibu kota. 66% responden berasal dari kabupaten/kota.

Pelajaran Favorit & Pelajaran


yang Dibenci

Oh Matematika.. Engkau dibenci dan dicintai.

Bisa gitu ya. Ada pelajaran yang banyak digemari siswa, tapi juga dibenci sama sebagian besar
siswa lain. Matematika menempati peringkat #1 pelajaran yang paling disukai, tapi juga
menempati #3 pelajaran yang paling dibenci siswa.

Gue iseng nanya tutor-tutor Matematika di Zenius. Menurut mereka sih, pelajaran Matematika
itu bukanlah medan yang tepat untuk adu jago menghafal rumus atau tipe soal yang keluar di
ulangan. Matematika menawarkan tantangan logika berpikir.kalau bisa dianalogikan,

matematika itu ibarat sebuah tantangan logika untuk bisa menyelesaikan sebuah math
problem/puzzle. Jika lo merasa kurang mampu menyelesaikanmath puzzle pas awal2 belajar
Matematika, ini bisa jadi demotivasi dan ke depannya lo jadi males dan merasa ga mampu. Tapi
sekalinya lo bisa, lo bakal penasaran trus buat ngulik Matematika lebih dalam.

Selain Matematika yang acap kali jadi momok bagi pelajar, komposisi pelajaran favorit dan
dibenci siswa didominasi oleh pelajaran dari rumpun IPA (Biologi, Kimia, Fisika). Apakah ini
menunjukkan pelajaran rumpun IPA lebih menantang dari pelajaran IPS? Hemhh..

Walaupun didominasi oleh pelajaran dari rumpun IPA, Bahasa Inggris menempati urutan #2
pelajaran favorit responden survei ini. Bisa jadi karena di kalangan remaja, Bahasa Inggris
ditemui di media yang atraktif, seperti lagu, film, novel, dsb. Ini menarik perhatian remaja untuk
cari tahu arti kata-kata Bahasa Inggris yang digunakan di media tersebut. Tapi terlepas dari hal
itu, adalah langkah awal yang tepat sekali bagi seorang pembelajar untuk menyukai Bahasa
Inggris! *thumbs up*!

Selain itu, Sejarah juga muncul sebagai salah satu pelajaran yang paling dibenci di kalangan
responden. Bisa jadi sepertinya pembelajaran Sejarah di Indonesia masih kaku dan membuat
sebagian besar siswanya mentok belajar dengan cara menghafal tahun, tempat, dan nama
pahlawan tanpa mengerti gambaran besarnya. Cara belajar seperti ini emang cenderung bikin
bosan dan bikin siswa males sama pelajarannya. Mereka belum bisa belajar asik
Sejarah dengan merangkai peristiwa-peristiwa bersejarah menjadi suatu cerita epik yang
berkesinambungan seperti di film-film Hollywood.

Eh tapi giliran tanggal jadian, monthsary, anniversary, dan tempat-tempat yang pernah
disinggahi berdua, kayak gitu hafal -_-

Alasan yang membuat seorang siswa suka/benci suatu mata pelajaran mungkin gak cuma dari
satu faktor doang. Bisa ada berbagai faktor yang membuat siswa jadi menggemari atau antipati
pada suatu pelajaran. Tapi sederhananya, ada 4 faktor yang membuat seorang siswa
menggemari/membenci suatu mata pelajaran berdasarkan hasil riset National Assessment of

Educational Progress (2013) oleh National Center for Education Statistic U.S., yaitu sebagai
berikut.

Gue ngerti banget nih sama materi pelajarannya!

Gue emang jago di pelajaran ini

Kelas dan tugasnya menarik

Faktor Guru

Nah, sekarang gue tanya, apa yang membuat lo suka/benci suatu mata pelajaran? Apakah
benar salah satu dari 4 faktor di atas?

Guru yang paling disukai &


paling tidak disukai
Zenius percaya bahwa tugas utama seorang guru bukanlah mengajar, tapi menginspirasi siswa
akan serunya ilmu pengetahuan agar siswa mau belajar dengan motivasinya sendiri. Melalui
pertanyaan ini, kita mau tau bukti di lapangan apakah benar ada korelasinya antara guru dan
minat siswa terhadap suatu pelajaran.

Meski pada survei kita ga menanyakan secara langsung apakah faktor guru yang membuat
siswa jadi suka/benci suatu pelajaran, tapi melihat komposisi Guru Paling Disukai dan Paling
Tidak Disukai yang hampir sama dengan komposisi Pelajaran Favorit dan Dibenci Siswa di atas,
sepertinya ini bisa jadi bukti yang mendukung gagasan bahwa memang benar guru menjadi
salah satu faktor kunci yang mendorong murid menggeluti suatu bidang.

Perbandingan Zenius user vs


non-user

Kami dari tim Zenius senang banget melihat temuan ini. Tidak Ada pelajaran yang paling
dibenci oleh responden user Zenius. Belajar benar-benar dari dasar dan memahami konsep
bagaimana suatu ilmu pengetahuan bisa diturunkan membuat kita jadi lebih menghargai ilmu
pengetahuan itu sendiri. Selain itu, untuk pelajaran favorit, responden user Zenius memilih
pelajaran Matematika yang notabene menawarkan lebih banyak tantangan berpikir daripada
pelajaran Bahasa Inggris (favorit non-user Zenius).

Perbandingan siswa vs siswi

Pelajaran Favorit dan Dibenci oleh


Siswa dan Siswi Indonesia

Mungkin yang terlintas di pikiran lo ketika liat gambar ini adalah, Ah, cowok mah emang jago
Matematika. Cewek emang lebih ke bahasa. Seperti yang telah dibahas di atas, ketika siswa
merasa mampu dan jago di suatu pelajaran, ia akan menyenangi pelajaran tersebut.

Tapi ternyata pernyataan cowok jago matematika, cewek jago bahasa hanyalah mitos belaka.
Bukti telah menumpuk selama bertahun-tahun untuk mematahkan gagasan tersebut. Di
berbagai penelitian, tidak ditemukan perbedaan besar antara kemampuan matematika pelajar
cowok dan pelajar cewek. Siswa dan siswi memiliki kemampuan yang sama dalam memahami
konsep matematika. Juga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kemampuan
bahasa pelajar cowok dan cewek.

Tapi kok lebih banyak pelajar cowok yang seneng Matematika daripada cewek? Trus juga, lebih
banyak pelajar cowok yang akhirnya menekuni karir di bidang sains dan matematika, kan?

Nah, fenomena ini terjadi bukan karena cewek kalah jago dibanding cowok. Tapi fenomena ini
terjadi lebih karenafaktor sosial dan budaya, seperti mindset yang secara tidak sadar tertanam
secara luas sejak bangku sekolah. Gagasan cowok jago matematika, cewek jago bahasa yang
dipercayai sejak bangku sekolah, justru membatasi kemampuan pelajar cewek lho.

Sebuah penelitian mengumpulkan siswa dan siswi yang terkenal jago matematika untuk dites
kemampuan matematikanya. Tapi ada triknya nih. Sebelum dites, siswi dibagi jadi 2 kelompok.
Pada kelompok siswi 1, dibilangin ehpada tes matematika sebelumnya, pelajar laki-laki lebih
unggul daripada pelajar perempuan lho. Pada kelompok siswi 2, ga dibilangin apa-apa.
Kelompok siswa ga dibagi dan juga ga dibilangin apa-apa. Akhirnya mereka diberikan tes
matematika. Hasilnya? Pada kelompok siswi 1, hasil tes matematika mereka jauh lebih rendah
dari siswa. Pada kelompok siswi 2, tes matematika mereka sama unggul dengan siswa.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya dengan mengatakan atau menanamkan pola pikir ke
pelajar perempuan kalo terdapat perbedaan kemampuan matematika antara cowok dan cewek
dapat menghambat kinerja mereka.

Faktor sosial dan budaya lain adalah ekspektasi dari masyarakatnya. Terkadang di suatu
kelompok masyarakat, laki-laki lebih diharapkan menggeluti karir A, dan perempuan
diharapkan menggeluti karir B. Padahal laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang
sama untuk menggeluti karir A ataupun B. Stereotype lah yang menghambat kemampuan diri
kita sendiri.

Dan seperti yang sempat gue mention di infografik sebelumnya tentang tugas sekolah, realita
terkini menunjukkan bahwa pelajar cewek lebih unggul daripada pelajar cowok selama seabad
terakhir, bahkan di pelajaran sains dan matematika sekalipun.

So, girls, dont limit yourself. If you wanted to be bright, be bright

****

Rasa benci yang berlebihan dan terus-menerus akan menjadi racun. Dalam konteks ini, racun
itu akan menjadi penghambat lo dalam memahami suatu pelajaran. Gimana enggak, kalo udah
benci, buka bukunya aja rasanya males, denger materinya aja rasanya mau muntah, lihat
gurunya aja rasanya jadi pengen tidur. Sebelum rasa benci itu mengakar, kita bisa mengambil
langkah proaktif. Dengan mengetahui tren pelajaran apa yang disukai oleh para
siswa Indonesia, diharapkan kita bisa mengambil pola yang sama untuk mengatasi pelajaran
yang kurang disukai siswa. Dengan demikian, kualitas pembelajaran siswa Indonesia bisa lebih
baik dengan meratanya minat belajar pada semua mata pelajaran yang diajarkan di bangku
sekolah.

Intip bahasan mendalam Zenius Blog tentang priming effectdan kaitannya dengan cara
mengatasi pelajaran yang kita benci.

Anda mungkin juga menyukai