Anda di halaman 1dari 4

MUHAMMAD ALFIN ADHA

2214091019

1. Istilah sosial dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda-beda, misalnya istilah
sosial dalam sosialisme dengan istilah Departemen Sosial, jelas kedua-duanya
menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto (1986:11),
apabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat,
sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum atas
alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi (Fairchild, 1964: 296).
Sedangkan istilah sosial pada Departemen Sosial, menunjukkan pada kegiatan-
kegiatan di lapangan sosial. Artinya, kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk
mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam bidang
kesejahteraan, seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak
yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu, Soekanto (1993: 464) mengemukakan bahwa
istilah sosial pun berkenaan dengan perilaku interpersonal, atau yang berkaitan
dengan proses-proses sosial.
Contoh penerapannya pada peristiwa/gejala sehari-hari masyarakat :
1. Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan ketika ada ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan
kesehatan. Di Indonesia, kemiskinan bukan hanya menjadi masalah di daerah
pedesaan, tetapi bahkan di tempat-tempat metropolitan yang dianggap
menawarkan banyak kemewahan. Beberapa hal yang mungkin menyebabkan
hal tersebut, salah satunya adalah masalah pendidikan yang belum banyak
diketahui oleh masyarakat Indonesia. Laporan tersebut memang menunjukkan
penurunan kemiskinan di Indonesia.
2. Pendidikan
Salah satu negara dengan tingkat pendidikan terendah di dunia adalah
Indonesia. Banyak sekali anak-anak yang seharusnya bersekolah tetapi malah
sibuk membantu orang tuanya mencari nafkah. Mereka (anak-anak muda
Indonesia) tentu ingin bersekolah seperti anak-anak lainnya. Namun, keadaan
keuangan orang tua mereka yang lebih buruk memaksa mereka untuk
menyembunyikan kerinduan ini. Meski pemerintah telah membagikan uang
BOS, masih banyak anak-anak yang berada di jalanan sepanjang hari sekolah.
3. Kejahatan
Khususnya di kota-kota besar, Indonesia memiliki tingkat kriminalitas yang
tinggi. Alasan melakukan kejahatan dan cara melakukannya mungkin juga
berbeda. Namun mayoritas yang terjadi adalah kriminalitas, yang dibawa oleh
pertimbangan ekonomi. Bahkan orang-orang terpelajar pun terkadang terdaftar
di antara mereka yang melakukan kejahatan, jadi ini bukan hanya masalah
bagi mereka yang kurang berpendidikan. Misalnya tawuran, perundungan, dll.
Sebagai masyarakat, kita mungkin mengamati di televisi bagaimana kejahatan
yang terjadi di ibu kota negara atau di pedesaan digambarkan setiap hari.
4. Pengangguran
Indonesia telah menghadapi masalah pengangguran besar selama beberapa
tahun sekarang. Ada banyak pengangguran karena jumlah pekerjaan yang
tersedia tidak mengikuti pertumbuhan penduduk. Jumlah orang yang
menganggur meningkat ketika penduduk pedesaan menyerbu ibu kota negara.
Mereka kadang-kadang datang dengan uang gegabah dan tanpa bakat
khusus, membuat mereka menganggur di kota metropolitan. Bahkan, kita tidak
perlu jauh-jauh ke ibu kota untuk menciptakan karya.

2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah


memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya
(Soekanto, 2006: 14) adalah:
1. Sosiologi bersifat empiris yang artinya bahwa ilmu pengetahuan tersebut
didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat
serta tidak bersifat spekulatif. Sebagai ilustrasi, pertimbangkan individu-
individu dari Indonesia yang mempraktikkan kekeluargaan, kerja sama timbal
balik, keramahtamahan, dan sikap dasar lainnya.
2. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha
untuk menyusun abstraksi dari hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan
kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan sebab-akibat, sehingga tersusun menjadi
sebuah teori. Sebagai gambaran, perhatikan situasi ketika seorang pelajar
atau mahasiswa aktif belajar karena dorongan dan keinginan untuk berilmu dan
berharga bagi keluarga dan masyarakat dalam konteks tersebut.
3. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk
atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas
serta memperhalus teori-teori lama. Misalnya contoh dimana teori yang
disampaikan oleh Darwin tentang manusia dibumi ini yang berasal dari kera
atau monyet. Tetapi pada kenyataannya teori tersebut sudah tidak relevan lagi,
dan mengalami suatu perubahan yang terus mengalami perkembangan di
masyarakat.
4. Sosiologi itu bersifat nonetis, artinya yang dipersoalkan bukanlah baikburuknya
fakta tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara
analitis Misalnya contoh tugas seorang sosiolog yang mengungkapkan
tindakan social seseorang individu sebagai bagian dari fakta social, dan contoh
lainnya.
3. Konsep-konsep yang terdapat dalam Sosiologi :

1) Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia
yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan
sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain (Shadily, 1984: 31;
Soekanto, 1993: 466).
2) Peran
Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu.
3) Norma
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku masyarakat.
Norma-norma tersebut mengajarkan kepada kita agar perilaku kita itu benar, layak
dan pantas.

Konsep-konsep yang terdapat dalam Sejarah :


1) Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang mengacu kepada sesuatu hal yang
menjadi “tampil berbeda”. Konsep tersebut demikian penting dalam sejarah dan
pembelajaran sejarah, mengingat sejarah itu sendiri pada hakikatnya adalah
perubahan.
2) Peristiwa
Konsep peristiwa memiliki arti sebagai suatu kejadian yang menarik maupun luar
biasa karena memiliki keunikan, Dalam penelitian sejarah, peristiwa selalu
menjadi objek kajian, mengingat salah satu karakteristik ilmu sejarah adalah
mencari keunikan-keunikan yang terjadi pada suatu peristiwa tertentu, dengan
penekanan pada tradisi-tradisi relativisme. Oleh karena itu, para sejarawan di
samping meyakini adanya universalitas dari karakteristik suatu peristiwa,
sekaligus berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan manusia, termasuk peristiwa
akan lebih sesuai jika dikaji secara ideografik atau memiliki sifat kekhususan yang
partikularistik.
3) Sebab dan Akibat
Istilah sebab merujuk kepada pengertian faktor-faktor determinan fenomena
pendahulu yang mendorong terjadinya sesuatu perbuatan, perubahan, maupun
peristiwa berikutnya, sekaligus sebagai suatu kondisi yang mendahului peristiwa,
sedangkan akibat adalah sesuatu yang menjadikan kesudahan atau hasil suatu
perbuatan maupun dampak dan peristiwa.
4. a) Keterkaitan filsafat dan ilmu pengetahuan sangat berpengaruh besar terhadap
pengetahuan manusia dari segala sesuatu, pengaruh tersebut telah membawa
perubahan terhadap peradaban manusia ke taraf yang lebih maju, seperti halnya
peradaban manusia saat ini . Secara hipotesis filsafat dengan ilmu pengetahuan
memiliki hubungan satu sama lain, karena keduanya merupakan kegiatan berpikir
khas dari manusia.
b) Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 telah menghadirkan tatanan kehidupan
yang baru bagi masyarakat, di mana semua perilaku masyarakat akan dibuat
secara mudah dalam memenuhi segala unsur kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai