Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

KONSEP PENILAIAN KEUANGAN (NILAI SEKARANG DAN NILAI MENDATANG)

NAMA KELOMPOK:

1.

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSACENDANA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perhitungan nilai uang sekarang (present vulue) dan nilai uang kemudian (future vulue) adalah
salah satu topik penting dalam ilmu keuangan dan merupakan bagian dari perencanaan keuangan jangka
panjang. Dalam era globalisasi saat ini, dimana pasar keuangan sangat kompleks dan beragam, penting
bagi individu dan perusahaan untuk memahami konsep ini dan menggunakannya dalam perencanaan
keuangan mereka.Masalah utama dalam perhitungan nilai uang sekarang dan nilai uang kemudian adalah
bagaimana menentukan tingkat diskonto yang tepat. Tingkat diskonto mempengaruhi nilai uang
sekarang dan nilai uang kemudian, sehingga memilih tingkat diskonto yang tepat sangat penting.
Masalah lain adalah bagaimana memperhitungkan inflasi dan risiko dalam perhitungan.

Kurangnya pemahaman tentang perhitungan nilai uang sekarang dan nilai uang kemudian juga
merupakan masalah penting. Banyak individu dan perusahaan yang salah memahami konsep ini dan
tidak memperhitungkannya dalam perencanaan keuangan mereka, yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan keputusan keuangan yang tidak optimal. Oleh karena itu, penting bagi individu dan
perusahaan untuk memahami konsep perhitungan nilai uang sekarang dan nilai uang kemudian dan
menggunakannya secara efektif dalam perencanaan keuangan mereka. Studi yang mendalam tentang
perhitungan nilai uang sekarang dan nilai uang kemudian dapat membantu memecahkan masalah-
masalah ini dan memastikan bahwa individu dan perusahaan membuat keputusan keuangan yang tepat
dan optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Nilai Waktu?
2. Bagaimana cara perhitungan nilai kemudian (future vulue)?
3. Bagaimana cara perhitungan nilai sekarang (present future)?
4.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP NILAI WAKTU

Beberapa pakar manajemen keuangan di antaranya Damodaran (1997) Rao (1995), Van Horne
(1980), Engler dan Boquist (1982), serta Scot (1997), memberikan pandangan bahwa konsep
fundamental mendasari pengambilan kebijakan keuangan adalah konsep nilai waktu uang. Ketika
membandingkan arus kas yang mengandung risiko, arus kas yang datang lebih awal memiliki nilai
manfaat yang lebih besar dibanding arus kas yang datang kemudian. Sebagai contoh, nilai rupiah hari
ini memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi dibanding nilai rupiah satu tahun yang akan datang. Hal
itu disebabkan rupiah hari ini akan memperoleh pendapatan bunga (interest) dan memberikan
kesejahteraan lebih dibanding rupiah yang diterima pada akhir tahun kemudian. Contoh lain
menggunakan angka misalnya, uang Rp5.000.000 yang diterima dalam dua tahun akan memberikan
kesejahteraan lebih dibanding uang Rp5.000.000 yang diterima dalam jangka waktu tiga tahun,
meskipun jumlah arus kas yang tanpa memperhitungkan nilai waktu uang besarnya sama. Pada kasus
tersebut, memiliki kejadian waktu yang berbeda dan arus kas lebih awal memiliki potensi
mendapatkan interest yang berpengaruh terhadap besarnya nilai relatif diterima. yang akan mengacu
pandangan Scott (1997), konsep nilai waktu uang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan
antara akuntansi kos historis lawan akuntansi berbasis nilai sekarang (current cost accounting lawan
historical cost accounting). Dalam hal ini, tingkat relevansi keputusan lebih bisa dijelaskan oleh
current cost, sedangkan tingkat kesahihan data dan kekuatan bukti transaksi lebih dijelaskan oleh
akuntansi kos historis. Konsep ini mengarah pada pembahasan kasus bisnis mengenai manfaat nilai
waktu uang dalam pengambilan keputusan bisnis, terutama kasus- kasus yang berhubungan dengan
laporan keuangan perusahaan, yang akan banyak dibahas dalam bab analisis laporan keuangan.

Menurut Rao (1995), konsep nilai waktu uang ada disebabkan oleh tarif bunga. Tarif bunga
adalah perbedaan antara nilai barang sekarang dengan nilai yang akan datang. Semakin lama nilai
barang sekarang memiliki nilai yang lebih dibanding nilai barang yang akan datang, maka tarif
bunga menjadi positif. Secara umum, dapat dikatakan bahwa tarif bunga adalah "harga uang"
penjelasan ini mengambil mudahnya, meskipun tidak selamanya benar. Kenyataannya, tarif bunga
eksis di masyarakat yang tidak memiliki uang. Mengapa nilai barang sekarang dipertimbangkan
memiliki nilai lebih dibanding nilai barang yang akan datang? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat
dijelaskan melalui beberapa cara dan teori, namun dalam buku ini difokuskan pada konsep nilai
waktu uang. Pertama, umumnya masyarakat memiliki preferensi waktu positif. Karakteristik perilaku
masyarakat yang seperti ini menunjukkan bahwa, untuk alasan apa saja, masyarakat berpersepsi
konsumsi sekarang untuk konsumsi masa akan datang. Situasi yang seperti ini mampu menjelaskan
adanya keberadaan tarif bunga positif. Kedua, kapital dapat lebih produktif, yang berorientasi
teknologi daripada dipengaruhi faktor perilaku. Tarif bunga eksis disebabkan oleh produktivitas
kapital.
Uang memiliki nilai fungsi. Pertama, uang memiliki nilai waktu. Uang sekarang memiliki nilai
lebih dibanding nilai yang akan datang. Kedua, uang memiliki nilai kesempatan (opportunity cost),
yaitu kesempatan membelanjakan uang untuk tujuan bisnis, memiliki uang yang cukup untuk
bertransaksi akan memperoleh kesempatan mendapatkan keuntungan relatif. Ketiga, uang memiliki
nilai intrinsik dan nilai nominal yang tertera pada mata uang yang bernanfaat sebagai alat
pembayaran transaksi.

2.2 Future vulue


Future value adalah nilai masa depan dari kas/uang yang diterima saat ini. Perhitungan perkiraan
besaran dana tersebut dilakukan berdasarkan suku bunga serta tingkat pertumbuhan khusus lainnya.
Istilah lain menyebutkan bahwa future value adalah nilai di masa depan yang dapat diprediksi
dengan mudah berdasarkan tingkat pertumbuhan tertentu.

2.2.1 Nilai Masa Mendatang untuk Aliran Kas Tunggal


Jika kita memperoleh uang Rp1.000,00 saat ini (awal tahun), dan kemudian
menginvestasikan pada tabungan dengan tingkat bunga 10%, berap uang kita satu tahun
mendatang? Persoalan tersebut bisa digambarkan ke dala formula nilai masa mendatang
sebagai berikut ini.

FV =P0+P0(r) (1)

= P0 (1 + r)

di mana FV = I nilai masa mendatang (satu tahun)

P0 = nilai saat ini

r = tingkat bunga

Persoalan di atas bisa dipecahkan dengan menggunakan formula (1) di atas sebagai berikut.

FVI = 1.000 (1+0.1)


=1.100

Jika periode investasi tidak hanya satu tahun,tetapi beberapa tahun,maka formula (1) di atas
bisa di ubah menjadi sebagai berikut ini.

FVn = PV0 (1+r)n

Dimana FVn =nilai masa mendatang (tahun ke-n)

PV0 =nilai saat ini

r =tingkat bunga

n =jangka waktu

Kembali ke persoalan di atas (Rp1.000,00 diterima pada awal tahun), berapa nilai uang kita dua dan lima
tahun mendatang?

Dua tahun mendatang (FV2) : FV1 (1+0,1) = 1000 (1+0,1) (1+0,1)

=1.000 (1+0,1)2

=1.210

Lima tahun mendatang (FV5) : 1000 (1+0,1)5 =1.610,51

Proses menanamkan uang ke bank dengan tingkat bunga tertentu selama periode tertentu
dinamakan sebagai proses penggandaan (compounding). Perhatikan bahwa dalam proses penggandaan,
bunga yang kita terima kita tanamkan lagi sehingga menjadi bunga berganda. Bunga berganda tersebut
berbeda dengan bunga sederhana (simple interest). Dalam contoh periode dua tahun, jika kita menggunakan
bunga sederhana, pada akhir tahun kedua kita akan memperoleh Rp1.200,00, yang terdiri dari bunga ( 2
*10\%*1.000)= 200 plus Rp1.000,00 uang awal yang kita punyai. Jika kita menggunakan bunga berganda,
kita akan memperoleh Rp1.210,00. Kelebihan 10 tersebut (dibandingkan dengan bunga sederhana) diperoleh
dari bunga atas bunga tahun pertama yang ditanamkan kembali ( R p 100,00*10\%=Rp 10,00).

Dalam contoh di atas, proses penggandaan dilakukan setahun sekali. Dalam beberapa situasi,
proses penggandaan bisa dilakukan lebih dari sekali dalam setahun. Misalkan kita menabung pada awal
tahun sebesar Rp1.000.00, dengan tawaran bunga adalah 10% per tahun, dan digandakan setiap semes- ter.
Berapa nilai uang kita pada akhir tahun pertama dan kedua?

Formula (2) diatas bisa di tuliskan sebagai berikut ini untuk memasukkan penggandaan yang lebih
dari sekali dalam setahun.

FVn = PV0 (1+r/k)k.n

Dimana FVn =nilai masa mendatang (tahun ke n)

PV0 =nilai saat ini

r= tingkat bunga

n= jangka waktu

k=frekuensi penggandaan

dengan menggunakan contoh di atas,nilai uang kita pada akhir tahun pertama dan kedua adalah:

FV1=Rp1000,00 (1+0,1/2)2.1 =1.102,5

FV2= Rp1000,00 (1+0,1/2)2.2 =1.215,51

2.2.2 Future Value Annuity (Nilai Masa Mendatang untuk Seri Pembayaran)

Misalkan kita akan memperoleh Rp1.000.00 per tahun selama empat kali, uang diterima pada akhir
tahun, berapa nilai masa mendatang uang kita tersebut, jika tingkat bunga yang berlaku adalah 10%? Bagan
berikut ini menggambarkan aliran kas tersebut.
Aliran kas juga bisa dibayarkan setiap awal tahun. Sebagai contoh misal Rp1.000,00 yang akan kita
terima selama empat kali dibayar setiap awal tahun, dengan tingkat bunga 10%, berapa nilai masa
mendatang Persoalan di atas disebut juga sebagai Future Value Annuity Due. Bagan berikut ini menyajikan
skema aliran kas yang akan kita terima.

Persoalan diatas sering juga disebut sebagai future vulue Annuity Due. Aliran kas di atas bisa kita tuliskan
sebagai berikut ini.

FV4 =1000 (1+0,1)4+1000 (1+0,1)3+1000 (1+0,1)2 + 1000 (1+0,1)1 =5.105

Perhatikan bahwa semua aliran kas sempat di gandakan. Rumus untuk perhitungan tersebut adalah.

FVna = X [{(1+r)n-1}/r] (1+r)

Dimana FVna=future vulue Annuity Due

X=jumlah pembayaran kas untuk setiap periode

r=tingkat bunga

n=jumlah periode

dengan menggunakan formula di atas,kita menghitung persoalan diatas menjadi berikut.

FV4=1000 X [{(1+0,1)4-1}/0,1] (1+0,1) =5.105

2.3 Nilai sekarang (present vulue)

2.3.1 Nilai Sekarang untuk Aliran Kas Tunggal

Nilai sekarang merupakan kebalikan dari nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang kita
melakukan penggandaan, dalain present value. kita melakukan proses pendiskontoan (discounting
process). Untuk melihat kaitan antara future value dengan present value, perhatikan bahwa nilai
kemudian (future value) bisa dihitung dengan formula berikut ini.

FVn=PV0 (1+r)n

Di mana FVn = nilai kemudian, PV0= nilai sekarang, r = tingkat bunga atau tingkat penggandaan, sedangkan
n = jumlah periode. PV0 bisa diartikan sebagai present value dari aliran kas sebesar FV n Dengan demikian
present value dari aliran kas sebesar FV bisa dihitung dengan menuliskan kembali formula di atas sebagai
berikut ini.

PVn=FVn/[(1+r)n]

Misalkan kita mempunyai kas sebesar Rp1.100,00 satu tahun mendatang. Rp1.121.00 dua tahun mendatang,
dan Rp1.610,51 lima tahun mendatang. berapa nilai sekarang (present value) dari masing-masing kas
tersebut jika tingkat diskonto yang dipakai adalah 10%. Perhatikan bahwa Rp1.100,00 dan Rp1.610,5
merupakan nilai kemudian yang diambilkan dari contoh sebe- lumnya. Bagan berikut ini menggambarkan
skema aliran kas tersebut (untuk satu tahun).

Dengan menggunakan rumus di atas, present value untuk aliran kas Rp1.100,00 (tahun pertama) dan
Rp1.610,5 (tahun kedua), bisa dihitung sebagai berikut ini.

1.100
PV 1 1
=Rp1.000,00
(1+0,1)

1.200
PV 2 2
=Rp1000,00
(1+0,1)

1.610,5
PV 5 =Rp1000,00
(1+0,1)5

2.2.3 Nilai sekarang untuk seri pembayaran kas (Annuaty)

konsep yang mengukur nilai suatu serangkaian pembayaran kas di masa depan saat ini adalah nilai
sekarang dan Seri pembayaran kas adalah jadwal pembayaran tunai yang terjadwal yang mungkin terdiri
dari beberapa pembayaran tunai.
 Nilai sekarang untuk periode terbatas
Ini hanya melibatkan satu aliran kas saja. Misalkan kita akan menerima pembayaran sebesar
Rp1.000,00 per tahun mulai akhir tahun ini (tahun ke-1) selama empat kali. Berapa nilai
sekarang dari aliran kas tersebut jika kita menggunakan tingkat diskonto 10%? Bagan
berikut ini menggambarkan aliran kas yang akan kita terima selama empal tahun mendatang.

Persoalan diatas bisa kita tulis sebagai berikut ini.

1.000 1000 1000 1000 1000


PV = 1
+ 2
+ 3
+ 4
+ 5 = 3.169,9
(1+0,1) (1+0,1) (1+ 0,1) (1+ 0,1) (1+0,1)

Yang kemudian bisa kita ringkasan sebagai berikut ini.

+1 1 1 1
PV =1000[ + + + ]
( 1+ 0,1 ) ( 1+ 0,1 ) ( 1+ 0,1 ) ( 1+ 0,1 )4
1 2 3

PV = 1000 [PVIFA(10%,4)]

PV suatu aliran kas merupakan perkalian antara nilai aliran kas per periode dengan PVIFAr,3.
Term yang terakhir ini adalah Present Value Interes Factor Annuity dengan tingkat bunga r dan 3
periode. Untuk memudahkan perhitungan, PVIFAг,3 bisa dilihat pada tabel di lampiran 4. Untuk
kolom 10% dan baris periode 3, kita memperoleh PVIFA sebesar 3.1699. Dengan menggunakan
tabel tersebut PV tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.

PV =1.000 x 3,1699 = 3.169,9

Secara umum, formula present value annuity bisa dihitung sebagai berikut ini.

PV=C x PVIFA r,n

Dimana C=alirasan kas berperiode (yang besarnya sama)


PVIFAr,n=present vulue interest factor annuty dengan bunga r dan periode n

Pada beberapa situasi,aliran kas akan di terima pada awal periode,bukannya pada akhir periode. Persoalan
tesebut sering disebut sebagai present vulue annuty due. Kembali ke persoalan di atas,yaitu kita akan
menerima Rp1000,00 per tahun selama 4 tahun,kas di bayar awal periode berapa persen vulue aliran kas
tersebut?

Persoalan diatas bisa juga di tuliskan sebagai berikut ini.

1.000 1000 1000


PV = 0
+ 2
+ 3 = 3.486,9
(1+0,1) ( 1+ 0,1) (1+ 0,1)

Perhatikan bahwa dalam persoalan present value annuity due tersebut, setiap aliran kas digandakan sekali
lagi. Karena itu, formula yang bisa dipakai untuk persoalan di atas (present value annuity due) adalah
sebagai berikut ini.

PV = {[C-(C/(1+r)")]/r) (1+r)

Kembali ke persoalan di atas, jika kas diterima 1.000 setiap tahun selama empat kali, kas dibayar pada awal
periode, maka nilai kas tersebut adalah:

PV = {[1.000 - 1.000/(1+0,1)4)]/0,1) (1 +0,1) = 3.486,9

Anda mungkin juga menyukai