Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Pendidikan anak usia dini dapat didefinisikan sebagai awal mula pendidikan
yang diberikan kepada anak usia 0-6 tahun. Pendidikan anak usia dini difungsikan
untuk merangsang kecerdasan anak melalui stimulus-stimulus yang diberikan,
dengan tujuan untuk membantu anak mengembangkan potensi dalam dirinya,
sehingga anak siap untuk memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Hal ini selaras
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1, Pasal 1, Butir 14 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang mengungkapkan bahwa :
Pendidikan anak usia dini merupakan, suatu upaya yang ditujukan bagi anak
sejak lahir sampai dengan 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Indonesia lebih didominasi oleh
guru sebagai pemberi ilmu, dengan sistem pendidikan yang disamaratakan seperti
pendidikan formal pada umumnya. Minimnya pemahaman mengenai esensi
pendidikan anak usia dini, ternyata memberikan dampak negatif terhadap pola
perkembangan anak, tidak jarang anak Indonesia tumbuh menjadi pribadi yang
tidak percaya diri terhadap kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya sendiri,
yang mengakibatkan rendahnya keberanian, hubungan sosial, dan tanggung jawab
ketika dewasa (Syaaf, 2018).
Mengacu pada kajian yang diulas oleh Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada tahun 2018, menuturkan bahwa
tingkat rasa percaya diri anak Indonesia masih tergolong rendah, salah satunya
diakibatkan oleh pelaksanaan sistem pendidikan yang masih melakukan kekerasan
untuk mendisiplinkan anak (Syaaf, 2018). Selain itu, laporan yang disampaikan
pada tahun 2016 oleh Programme for the International Assessment of Adult
Competencies (PIAAC) dan telah dirilis oleh Organisation for Economic Co-
operation and Development (OECD) yang menyebutkan rendahnya skor sumber
daya manusia di Indonesia dalam hal literasi, numerasi, dan pemecahan masalah.

Rifa Zahirah Dzihni, 2020


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI STIMULASI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

Menyadari akan lemahnya bangsa Indonesia dalam hal sumber daya manusia,
tentunya hal tersebut menjadi tugas yang harus diselesaikan bersama, terlebih untuk
menghadapi era revolusi industri 4.0 ini.
Era revolusi industri di zaman millenial abad ke-21 ini, pertumbuhan dan
perkembangan dalam persaingan di dunia semakin tinggi, manusia dituntut untuk
memiliki keterampilan yang salah satunya ialah keterampilan berpikir kritis
(critical thinking skills). keterampilan berpikir kritis termasuk ke dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills). Menurut Zook
(2019) keterampilan berpikir kritis merupakan suatu bentuk latihan dalam
memecahkan masalah, hal ini merupakan hal yang sangat penting karena
keterampilan ini menyiapkan anak untuk hidup mandiri, dan menjalani hidup
dengan tujuan yang terencana.
Keterampilan berpikir kritis perlu dilatih dan ditanamkan sejak dini, agar
anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu utnuk memecahkan masalah, serta
tanggap akan apa yang terjadi disekitarnya. Hal ini dapat membangun karakter anak
menjadi pribadi yang teliti, bertanggung jawab, dan tidak mudah putus asa. Slavin
(dalam Anggraeni, 2015) mengungkapkan bahwa, berpikir kritis adalah
kemampuan dalam mengambil keputusan rasional tentang hal yang harus dilakukan
atau hal yang harus diyakini.
Keterampilan berpikir kritis dapat diawali dengan rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap sesuatu yang belum pernah diketahui. Adapun indikator yang telah
dirumuskan oleh Leicester dan Taylor (2010) untuk mengetahui keterampilan
berpikir kritis pada anak seperti keterampilan bertanya, membangun pemikirannya
sendiri dengan sudut pandang yang anak miliki, mampu memberikan alasan
terhadap sudut pandangnya, mencari tahu dan menganalisis sebuah informasi.
Khairi (2018) menjelaskan bahwa salah satu karakteristik pada anak ialah rasa ingin
tahu yang kuat, dan antusias terhadap banyak hal. Anak cenderung memperhatikan,
membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang dilihat dan didengarnya,
terutama terhadap hal-hal baru.
Salah satu upaya untuk melatih keterampilan berpikir kritis pada anak usia
dini, adalah melalui pembelajaran dengan menggunakan model Project Based
Learning

Rifa Zahirah Dzihni, 2020


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI STIMULASI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Learning (PBL). Menurut Wulandari (2015) Project Based Learning (PBL)


merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai
media peserta didik untuk melakukan eksplorasi, penilaian interpretasi, sintesis, dan
informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Helm dan Katz (2001)
menerangkan bahwasannya pendekatan berbasis proyek merupakan sebuah
penyelidikan untuk mendalami suatu topik pembelajaran secara lebih lanjut.
Kegiatan tersebut dapat dibagi ke dalam kelompok kecil maupun kelompok besar,
dan dapat juga dilakukan secara individu. Penerapan pendekatan berbasis proyek
dilaksanakan baik antar anak dengan anak, maupun kerja sama antar guru dengan
anak. Salah satu lembaga yang sudah melaksanakan pembelajaran berbasis proyek
atau Project Based Learning (PBL) adalah TK LS yang terletak di wilayah
Kabupaten Bandung.
Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu, kegiatan Project Based
Learning (PBL) dapat melatih anak dalam memecahkan masalah, bertanggung
jawab terhadap tugasnya, berkolaborasi dengan teman dalam bentuk kelompok,
menjalin kerja sama dan komunikasi yang baik dengan teman sejawat, serta melatih
anak untuk mandiri, percaya diri, dan menghargai orang lain. Penerapan Project
Based Learning (PBL) untuk anak usia dini membutuhkan dukungan dan kerja
sama baik dari orang tua, sekolah, maupun pemerintah. Memberikan kesempatan
kepada anak untuk memecahkan masalahnya sendiri, menghargai dan memfasilitasi
tumbuh kembang anak dengan optimal.
Berdasarkan seluruh uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut terkait model pembelajaran Project Based Learning (PBL) yang telah
diterapkan di TK LS. Penulis mendeskripsikan mengenai stimulasi untuk
meningkatkan keterampilan berpikir kritis anak usia dini yang diselenggarakan oleh
sekolah. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kajian dengan judul ”Model
Pembelajaran Project Based Learning (PBL) sebagai Stimulasi Keterampilan
Berpikir Kritis.”

Rifa Zahirah Dzihni, 2020


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI STIMULASI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Dari latar belakang yang telah dipaparkan pada halaman sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan model
pembelajaran Project Based Learning (PBL) di TK LS, yang dapat menstimulus
keterampilan berpikir kritis anak usia dini ?” adapun rincian dari perumusan
masalah ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PBL) di TK LS ?
2. Bagaimana keterampilan berpikir kritis anak usia dini dalam penerapan model
pembelajaran Project Based Learning (PBL) ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini, ialah sebagai berikut :
1. Memperoleh gambaran teknik pelaksanaan pembelajaran model Project Based
Learning (PBL) di TK LS.
2. Memperoleh gambaran keterampilan berpikir kritis untuk anak usia dini, dalam
penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PBL).

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan tentunya dengan memiliki manfaat untuk berbagai
pihak yang terkait, baik pada proses pembelajaran maupun di luar itu, adapun
manfaat dari penelitian ini diantaranya :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat seperti :
a. Menambah sumber pengetahuan mengenai model pembelajaran Project Based
Learning (PBL) sebagai stimulasi keterampilan berpikir kritis.
b. Berkontribusi dalam bidang pendidikan, khususnya pengembangan model
pembelajaran.
c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan model pembelajaran Project Based Learning (PBL)
sebagai stimulasi keterampilan berpikir kritis.

Rifa Zahirah Dzihni, 2020


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI STIMULASI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis, adapun manfaat dari
penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Guru
Memberikan pengalaman nyata kepada guru dalam mengembangkan
konsep pembelajaran dengan penerapan Project Based Learning (PBL).
b. Anak
Memberikan pengalaman belajar yang melibatkan anak secara aktif
berperan di dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
Project Based Learning (PBL).
c. Sekolah
Sebagai bahan masukkan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran guru, agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas
pembelajaran dan hasil belajar anak meningkat.
d. Penulis
Menyiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional, berkualitas,
berdedikasi, dan berintegritas untuk pelaksanaan pembelajaran di PAUD.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi


Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan, BAB II
Kajian Pustaka, BAB III Metode Penelitian, BAB IV Temuan Penelitian dan
Pembahasan, dan BAB V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi. BAB I dalam
skripsi ini berisi tentang Pendahuluan. Hal pertama yang dibahas ialah latar
belakang penelitian. Rumusan masalah penelitian terkait dengan model
pembelajaran Project Based Learning (PBL) dan menstimulasi keterampilan
berpikir kritis untuk anak usia dini. Tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi.
BAB II dalam skripsi ini berisi tentang Kajian Pustaka, yang menjelaskan
mengenai pelaksanaan model pembelajaran Project Based Learning (PBL), dan
stimulasi keterampilan berpikir kritis untuk anak usia dini. Berdasarkan berbagai
teori yang mendukung, maupun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini.

Rifa Zahirah Dzihni, 2020


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI STIMULASI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

BAB III dalam skripsi ini berisi tentang Metode Penelitian. Hal pertama
yang dibahas ialah metode dan desain penelitian, yang penulis gunakan dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif, pada bab ini dipaparkan pula
mengenai subjek dan tempat penelitan yang dilakukan di TK LS, dengan subjek
guru kelas B yang berjumlah 2 orang. Selain itu terdapat penjelasan mengenai
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV dalam skripsi ini berisi tentang Temuan Penelitian dan
Pembahasan. Temuan penelitian berupa laporan seluruh data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis untuk melihat
jawaban atas rumusan masalah. Selanjutnya temuan penelitian tersebut,
dideskripsikan untuk memperjelas jawaban dari permasalahan penelitian.
BAB V dalam skripsi ini berisi Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.
Simpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian ini. Implikasi dan rekomendasi
merupakan paparan tawaran solusi atas masalah yang kerap terjadi dengan
pendidikan, sekaitan dengan kegunaan penelitian ini.

Rifa Zahirah Dzihni, 2020


MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) SEBAGAI STIMULASI KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai