BAB I
PENDAHULUAN
Menyadari akan lemahnya bangsa Indonesia dalam hal sumber daya manusia,
tentunya hal tersebut menjadi tugas yang harus diselesaikan bersama, terlebih untuk
menghadapi era revolusi industri 4.0 ini.
Era revolusi industri di zaman millenial abad ke-21 ini, pertumbuhan dan
perkembangan dalam persaingan di dunia semakin tinggi, manusia dituntut untuk
memiliki keterampilan yang salah satunya ialah keterampilan berpikir kritis
(critical thinking skills). keterampilan berpikir kritis termasuk ke dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills). Menurut Zook
(2019) keterampilan berpikir kritis merupakan suatu bentuk latihan dalam
memecahkan masalah, hal ini merupakan hal yang sangat penting karena
keterampilan ini menyiapkan anak untuk hidup mandiri, dan menjalani hidup
dengan tujuan yang terencana.
Keterampilan berpikir kritis perlu dilatih dan ditanamkan sejak dini, agar
anak tumbuh menjadi pribadi yang mampu utnuk memecahkan masalah, serta
tanggap akan apa yang terjadi disekitarnya. Hal ini dapat membangun karakter anak
menjadi pribadi yang teliti, bertanggung jawab, dan tidak mudah putus asa. Slavin
(dalam Anggraeni, 2015) mengungkapkan bahwa, berpikir kritis adalah
kemampuan dalam mengambil keputusan rasional tentang hal yang harus dilakukan
atau hal yang harus diyakini.
Keterampilan berpikir kritis dapat diawali dengan rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap sesuatu yang belum pernah diketahui. Adapun indikator yang telah
dirumuskan oleh Leicester dan Taylor (2010) untuk mengetahui keterampilan
berpikir kritis pada anak seperti keterampilan bertanya, membangun pemikirannya
sendiri dengan sudut pandang yang anak miliki, mampu memberikan alasan
terhadap sudut pandangnya, mencari tahu dan menganalisis sebuah informasi.
Khairi (2018) menjelaskan bahwa salah satu karakteristik pada anak ialah rasa ingin
tahu yang kuat, dan antusias terhadap banyak hal. Anak cenderung memperhatikan,
membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang dilihat dan didengarnya,
terutama terhadap hal-hal baru.
Salah satu upaya untuk melatih keterampilan berpikir kritis pada anak usia
dini, adalah melalui pembelajaran dengan menggunakan model Project Based
Learning
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara praktis, adapun manfaat dari
penelitian ini ialah sebagai berikut :
a. Guru
Memberikan pengalaman nyata kepada guru dalam mengembangkan
konsep pembelajaran dengan penerapan Project Based Learning (PBL).
b. Anak
Memberikan pengalaman belajar yang melibatkan anak secara aktif
berperan di dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
Project Based Learning (PBL).
c. Sekolah
Sebagai bahan masukkan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran guru, agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas
pembelajaran dan hasil belajar anak meningkat.
d. Penulis
Menyiapkan diri untuk menjadi guru yang profesional, berkualitas,
berdedikasi, dan berintegritas untuk pelaksanaan pembelajaran di PAUD.
BAB III dalam skripsi ini berisi tentang Metode Penelitian. Hal pertama
yang dibahas ialah metode dan desain penelitian, yang penulis gunakan dalam
penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif, pada bab ini dipaparkan pula
mengenai subjek dan tempat penelitan yang dilakukan di TK LS, dengan subjek
guru kelas B yang berjumlah 2 orang. Selain itu terdapat penjelasan mengenai
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV dalam skripsi ini berisi tentang Temuan Penelitian dan
Pembahasan. Temuan penelitian berupa laporan seluruh data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis untuk melihat
jawaban atas rumusan masalah. Selanjutnya temuan penelitian tersebut,
dideskripsikan untuk memperjelas jawaban dari permasalahan penelitian.
BAB V dalam skripsi ini berisi Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi.
Simpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian ini. Implikasi dan rekomendasi
merupakan paparan tawaran solusi atas masalah yang kerap terjadi dengan
pendidikan, sekaitan dengan kegunaan penelitian ini.