Anda di halaman 1dari 14

Diajukan untuk me

KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Shalawat
serta salam selalu kita haturkan keharibaan Nabi Muhammad SAW, beserta
seluruh keluarga, sahabat dan pengikut Beliau sampai akhir zaman. Alhamdulillh,
dengan segala rahmat dan inayahnya makalah yang berjudul “Sejarah Peradaban
Islam di Indonesia” sebagai persyaratan tugas mata kuliah Teknik Penulisan
Karya Ilmiah pada Sekolah Tinggi Ilmu Alquran (STIQ) Amuntai ini telah dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
setinggu-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut.

Namun disamping itu, penulis pun menyadari bahwa dalam penulisan


makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, dan untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saranyang sekiranya membangun dari para pembaca
sekalian agar kekuragan dalam makalah ini dapat diperbaiki dan dapat menjadi
lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita.

Amuntai, 12 Maret 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Asbabun Nuzul........................................................................3
B. Manfaat Asbabun Nuzul............................................................................3
C. Macam – Macam Asbabun Nuzul.............................................................4
D. Ungkapan-ungkapan asbabun nuzul……………………………………...7
E. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.............................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................10


A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah menurunkan pedoman


sebagai hidayah untuk mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
Agar kebahagiaan itu dapat di capai manusia, perlu adanya petunjuk yang
kebenarannya tidak disanksikan lagi oleh manusia. Tuhan sendiri menjanjikan
bagi setiap hamba-Nya yang mengikuti petunjuk-Nya, mereka pasti akan
memperoleh kebahagiaan.

Al-Qur’an sebagai pedoman pertama dan utama umat Islam. Diturunkan


dalam bahasa Arab. Namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan
adalah kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami Al-Qur’an.
Beberapa kasus yang terjadi pada sebagian sahabat, dan tabiin, menunjukkan
akan urgensi ilmu-ilmu Al-Qur’an sebagai sarana menggali pesan Tuhan, untuk
mendapat pemahaman yang benar dan bimbingan yang lurus. Cakupan Ulum
Al-Qur’an banyak sekali, salah satunya ‘ilm asbab al-nuzul.

Latar belakang diturunkannya suatu ayat Al-Qur’an biasanya disebabkan


karena adanya peristiwa-peristiwa tertentu yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Nabi sering kali menghadapi hal-hal baru seperti ini yang sudah
pasti membawa masalah baru, dan Nabi adalah sebagai sentral figur yang
dituntut dapat memberikan solusinya. Dalam situasi Nabi tidak dapat
memberikan pemecahannya inilah biasanya wahyu turun. Peristiwa-peristiwa
yang menyebabkan turunnya wahyu inilah yang disebut asbab al-nuzul. Dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian asbabun nuzul dan
sejarah asbabun nuzul, urgensi/manfaat asbabun nuzul, macam-macam
asbabun nuzul, cara mengetahui asbabun nuzul, dan ungkapan-ungkapan
asbabun nuzul.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asbabun nuzul dan bagaimana sejarahnya?
2. Apa saja manfaat-manfaat asbabun nuzul?
3. Apa saja macam-macam asbabun nuzul?
4. Bagaimana cara mengetahui asbabun nuzul?
5. Bagaimana ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam asbabun
nuzul?

C. Tujuan Penulisam
1. Untuk menjelaskan tentang pengertian asbabun nuzul dan sejarahnya.
2. Untuk menjelaskan manfaat-manfaat asbabun nuzul.
3. Untuk menjelaskan macam-macam asbabun nuzul
4. Untuk menjelaskan tentang ungkapan-ungkapan asbabun nuzul
5. Untuk menjelaskan tentang cara mengetahui asbabun nuzul

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


Asbabun nuzul adalah semua yang disebabkan olehnya diturunkan
suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya, memberi
jawaban terhadap sebabnya, atau menerangkan hukumnya, pada saat
terjadi peristiwa itu.1

A. Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul


Al-Wahidi, ulama ahli nahwu dan tafsir, sebagaimana disitir oleh
Subhi Shalih mengatakan bahwa, “Tidak mungkin orang mengetahui tafsir
ayat Al-qur’an tanpa memahami kisahnya dan keterangan mengenai
turunnya. Demikian pula Ibnu Taimiyah, yang yang bahwa, Mengetahui
Asbabun Nuzul membantu kita dalam memahami makna ayat karena
sudah terang diketahui bahwa mengetahui sebab menghasilkan ilmu
tentang musabab.
Ibnu Daqiq menyatakan bahwa mengurai Asbabun Nuzul Al-qu’an
merupakan salah satu cara yang kuat dan penting dalam memahami makna
Al-qur’an.” Para ulama berbeda-beda cara2 dalam menguraikan urgensi
dan manfaat dari mempelajari ilmu Asbabun Nuzul.
Beberapa manfaat yang bisa dipetik dari mengetahui Asbabun Nuzul
yang dilansir dari beberapa ualama, diantaranya ialah:
1. Mengetahui hikmah dibalik syariat yang diturunkan melalui sebab
tertentu.

1
Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya: Abditama,1993),hlm.36

2
Arham Junaidi Firman, Teori dan Aplikasinya dalam Penafsiran Ayat Pendidikan
(Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018), hlm. 92.

3
2. Dalam mengkhususkan hukum bagi siapa yang berpegang dengan
kaidah “bahwasanya ungkapan Al-qur’an itu didasarkan atas
kekhususan sebab.
3. Kenyataan menunjukkan bahwa adakalanya lafal dalam ayat Al-
qur’an itu bersifat umum, dan terkadang memerlukan
pengkhususan yang mana itu sendiri justru terletak pada
pengetahuan tentang sebab turun ayat itu.
4. Mengetahui secara jelas kepada siapa turunnya ayat itu
ditunjukkan.
5. Mempermudah pemahaman dan mengkokohkan lintasan wahyu
Allah kedalam hati orang-orang yang mendengar ayat-ayat Al-
qur’an.
6. Meringankan hafalan, mempermudah pemahaman, dan semakin
menguatkan keberadaan wahyu Al-qur’an didalam hati setiap
orang yang mendengarkan ayat Al-qur’an manakala dia
mengetahui Asbabun Nuzulnya.
Mengetahui bahwa Allah SWT selalu memberi perhatian penuh pada
Rasulullah SAW

B. Macam-macam Ababun Nuzul

Dari segi jumlah dan ayat yang turun, asbab an-nuzul dapat dibagi kepada:

1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid


Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat/ wahyu.
Terkadang wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab,
misalnya turunnya Q.S. Al-Ikhlas: 1-4, yang berbunyi:

(4) ‫) َاَح ٌد هلّلا ُهَو ُقْل‬1( ‫) الّص َم ُد هلّلا‬2( ‫)ُيْو َلْد َو َلْم َيلْد َلْم‬3( ‫َاَح ٌد ُكُفًو اَلُه نَيُك َو َلْم‬

Artinya: “Katakanlah:”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah


adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada

4
beranak dan tiada pula di peranakkan. Dan tiada seorang pun yang setara
dengan dengan dia.
Ayat-ayat yang terdapat pada surat di atas turun sebagai tanggapan
terhadap orang-orang musyrik makkah sebelum nabi hijrah, dan terhadap
kaum ahli kitab yang ditemui di madinah setelah hijrah.
Ayat di atas menurut riwayat diturunkan berkaitan dengan beberapa sebab berikut;
a. Dalam sustu riwayat dikemukakan bahwa nabi saw. Shalat dzuhur di
waktu hari yang sangat panas. Shalat seperti ini sangat berat dirasakan
oleh para 3 sahabat. Maka turunnlah ayat tersebut di atas. (HR. Ahmad,
Bukhari, Abu Daud).
b. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa nabi saw.. Shalat dzuhur di
waktu yang sangat panas. Di belakang rasulullah tidak lebih dari satu
atau dua saf saja yang mengikutinya. Kebanyakan diantara mereka
sedang tidur siang, adapula yang sedang sibuk berdagang. Maka
turunlah ayat tersebut diatas (HR. Ahmad, An-nasa’i, Ibnu Jarir).
c. Dalam riwayat lain dikemukakan pada zaman rasulullah SAW. Ada
orang-orang yang suka bercakap-cakap dengan kawan yang ada di
sampingnya saat meraka shalat. Maka turunlah ayat tersebut yang
memerintahkan supaya diam pada waktu sedang shalat (HR. Bukhari
Muslim, Tirmidhi, Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu Majah).
d. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ada orang-orang yang
bercakap-cakap di waktu shalat, dan ada pula yang menyuruh
temannya menyelesaikan dulu keperluannya(di waktu sedang shalat).
Maka turunlah ayat ini yang sedang memerintahkan supaya khusyuk
ketika shalat.

2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid


Satu sebab yang mekatarbelakangi turunnya beberapa ayat.
Contoh: Q.S. Ad-dukhan/44: 10,15 dan16, yang berbunyi:

3
Pan Suaidi, Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-Macam, Redaksi dan Urgensi, Vol. 1
No. 1 Juli – Desember 2016, hml.113

5
(10) ‫ُّمَبْيٍن ٍن ِبُدَخ االَّس َم اُء تىَتْأ َيْو َم َفاْر َتِقِب‬
Artinya: “maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang
nyata”.

(15) ‫ِإَّنُك ْم َقِلياًل اْلَع َذ اِب ِاَّناَك اِش ُفْو‬ ‫َعاِئُد ْو َن‬
Artinya: “sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan
itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)”.

(16) ‫ِإَّنااْلُكْبَر ى اْلَبْطَشَة اْلَبْطُش َنْبِط ُش َيْو َم‬ ‫ُم ْنَتِقُم ْو َن‬
Artinya:“(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka
dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan”.

Asbab an-nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah; dalam suatu riwayat


dikemukakan, ketika kaum Quraisy durhaka kepada nabi saw.. Beliau berdo’a
supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah
terjadi pada zaman nabi yusuf. Alhasil mereka menderita kekurangan, sampai-
sampai merekapun makan tulang, sehingga turunlah (QS. Ad-dukhan/44: 10).
Kemudian mereka menghadap nabi saw untuk meminta bantuan. Maka rasulullah
saw berdo’a agar di turunkan hujan. Akhirnya hujanpun turun, maka turunnlah
ayat selanjutnya (QS. Ad-dukhan/44: 15), namun setelah mereka memperoleh
kemewahan merekapun kembali kepada keadaan semula (sesat dan durhaka) maka
turunlah ayat ini (QS. Ad-dukhan/44: 16) dalam riwayat tersebut dikemukakan
bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang badar.4

4
Pan Suaidi, hml.115

6
C. Ungkapan-ungkapan Asbabun Nuzul

Adapun ungkapan-ungkapan yang digunakan para sahabat untuk


menunjukkan sebab turunnya ayat al-Qur’an tidak selalu sama. Menurut Prof. Dr.
Rusydi AM, diantara ungkapan yang digunakan itu ialah:

1. Asbabun nuzul disebutkan dengan ungkapan yang jelas. Ungkapan ini


secara jelas menunjukkan sabab al nuzul dan tidak mengandung
kemungkinan makna lain.
2. Asbabun nuzul tidak dinunjukkan dengan lafaz “sabab” akan tetapi
dengan mendatangkan lafal “fa sababiha” yang masuk kepada ayat yang
dimaksud secara langsung setelah pemaparan suatu peristiwa atau
kejadian. Ungkapan seperti ini juga mengindikasikan bahwa peristiwa itu
adalah sebab bagi turunnya ayat tersebut. Sebagai contohnya adalah
Sabab al nuzul yang diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir, dia berkata:
“Orang-orang Yahudi berkata: Barang siapa yang mendatangi istrinya
pada kubulnya dan dari arah duburnya, maka anaknya akan lahir dalam
keadaan juling.
3. Asbabun nuzul difahami secara pasti dari konteksnya. Dalam hal ini
Rasulullah ditanya orang, maka diturunkan wahyu kepadanya untuk
menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya tentang ayat yang baru
diterima itu. Para mufassir tidak memahami asbabun nuzul- nya dari lafal
asbabun nuzul dan tidak pula dengan lafal fa sababiha. Akan tetapi
mereka memahami dari konteks dan jalan ceritanya, seperti sebab
turunnya ayat tentang ruh yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, dia
berkata: “Saya berjalan bersama Rasulullah di Madinah dan Nabi
bertongkat pelepah pohon korma. Beliau melewati sekelompok orang
Yahudi. Sebagian mereka aberkata kepada sebagian yang lain: “Coba
kamu Tanya dia”, maka meraka berkata:”Ceritakanlah kepada kami

7
tentang ruh”. Nabi berhenti sejenak dan kemudian beiau mengangkat
kepalanya.
4. sebab secara jelas, tidak pula dengan mendatangkan fa sababbiha dan
tidak pula berupa jawaban yang dibangun atas dasar pertanyaan, akan
tetapi dikatakan (ayat ini diturunkan dalam masalah ini). Ungkapan
seperti ini secara defenitif menunjukkan sebab, tapi ia bisa mengandung
makna sebab dan makna lainnya.5

D. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul


Mengetahui asbab al-Nuzul suatu ayat merupakan suatu hal yang tidak
mudah, ia membutuhukan analisis yang mendalam dari berbagai macam
riwayat. Asbab al-Nuzul hanya bisa diketahui melalui riwayat dari sahabat
yang mengetahui tenpat turun atau kejadian yang melatarbelakangi
turunnya ayat tersebut.
Apabila Sebab-sebab turun ayat diriwayatkan dari tabi’in maka harus
memenuhi empat syarat :
1. Ungkapannya harus jelas menggunakan kata sebab, dengan
mengatakan “sebab turun ayat ini adalah “.
2. Isnadnya shahih
3. Tabi’in yang dimaksud termasuk imam tafsir yang mengambil
dari sahabat
4. Mendapat penguatan dari riwayat tabi’in lain yang memenuhi
suatu syarat. Apabila syarat ini sempurna pada riwayat tabi’in
maka diterima dan dihukumi sebagai hadis mursal .
Asbab An-Nuzul adalah peristiwa sejarah yang terjadi pada zaman
Rasulullah Saw. Oleh karena itu, tidak boleh ada cara lain untuk
mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan(Pentrasmisian) yang benar
(naql-ash-shalih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung
tentang turunnya ayat Al-Qur’an .

5
Ridhoul Wahidi, ASBABUN NUZUL SEBAGAI CABANG ULUMUL QUR'AN Vol. III,
No. 1, April 2015. hlm, 61.

8
Dalam Kitab Asbabun Nuzulnya Al-Qahidy menyatakan :
Artinya : “Pembicaraan Asbabun Nuzul tidak dibenarkan kecuali dengan
berdasarkan riwayat dan mendengar dari mereka yang secara langsung
menyaksikan peristiwa nuzul dan bersungguh-sungguh dalam
pencariannya”.6

6
Az-Zarqani, ash-shalih, (Shalih), QOF, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018 .hal. 23 .

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asbabun nuzul adalah semua yang disebabkan olehnya diturunkan suatu ayat
atau beberapa ayat yang mengandung sebabnya, memberi jawaban terhadap
sebabnya, atau menerangkan hukumnya, pada saat terjadi peristiwa itu.
Mengetahui Asbabun Nuzul membantu kita dalam memahami makna ayat karena
sudah terang diketahui bahwa mengetahui sebab menghasilkan ilmu tentang
musabab.Mengetahui asbab al-Nuzul suatu ayat merupakan suatu hal yang tidak
mudah, ia membutuhukan analisis yang mendalam dari berbagai macam riwayat.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat. Kami sadar makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan. Guna kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ash-shalih, Az-Zarqani. QOF, Volume 2 Nomor 1 Januari 2018

Firman, Arham Junaidi Teori dan Aplikasinya dalam Penafsiran Ayat


Pendidikan Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018

Suaidi, Pan. Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-Macam, Redaksi dan


Urgensi, Vol. 1 No. 1 Juli – Desember 2016

Wahidi, Ridhoul Asbabun Nuzul Sebagai Cabang Ulumul Qur'an Vol. III,
No. 1, April 2015.

Zuhdi, Masjfuk Pengantar Ulumul Qur’an, Surabaya: Abditama,1993

11

Anda mungkin juga menyukai