Anda di halaman 1dari 12

Moral, Etika, dan Akhlak

Fitriani, S.sy., MH.


A. Moral
• Kata yang sangat dekat dengan “etika” adalah “moral”. Kata ini
berasal dari bahasa Latin yaitu moralis, “mos’ merupakan kata dasar,
jamaknya “mores/moris”, yg artinya adat istiadat, kebiasaan, cara,
dan tingkah laku. Jika dijabarkan lbh lanjut, moral mengandung arti:
- Baik buruk, benar salah, tepat-tidak tepat dlm aktivitas manusia;
- Tindakan benar, adil, dan wajar;
- Kapasitas utk diarahkan pd kesadaran benar-salah dan kepastian
utk mengarahkan kpd oranglain sesuai dgn kaidah tingkah laku yg
dinilai benar-salah;
- Sikap seseorang dlm hubungannya dgn orang lain
• Dalam KBBI, kata “moral” mmliki arti (1) ajaran ttg baik buruk yg
diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi
pekerti, susila; (2) kondisi mental yg membuat org tetap berani,
bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan.
B. Akhlak
• Pengertian akhlak berasal dari kata jamak dlm bahasa Arab akhlaq. Kata mufradatnya
adalah “Khulqu” yang berarti:
- Sajiyyah : perangai;
- Mur u’ah : budi;
- Thab’in : tabiat;
- Adab : adab/ kesopanan
• Menurut Endang Syaifuddin Anshari, akhlak berarti perbuatan dan ada sangkut pautnya
dgn kata-kata Khaliq (Pencipta) dan Makhluq (Yang diciptakan).
• Suhrawardi K. Lubis menyatakan, bahwa dlm bhs agama Islam, istilah etika ini
merupakan bagian dr akhlak. Dikatakan demikian karena akhlak bukanlah sekedar
menyangkut perilaku manusia yg bersifat perbuatan yg lahiriah saja, namun mencakup
hal-hal yg lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah, dan syari’ah.
• Dalam Islam, moral dikenal dgn istilah akhlak. Al-Ghazali dlm kitabnya Ihya’ ulumuddin
menerangkan ttg definisi akhlak, yaitu perilaku jiwa, yg dapat dgn mudah melahirkan
perbuatan2, tanpa memerlukan pemikian dan pertimbangan. Jika perilaku tersebut
mengeluarkan bbrp perbuatan baik dan terpuji, baik menurut akal maupun tuntunan
agama, perilaku tsbt dinamakan akhlak yg baik. Jika perbuatan yg dikeluarkan itu jelek,
maka perilakutersebut dinamakan akhlak jelek.
C. Perbedaan antara Etika, Moral, dan Akhlak
• Etika pada umumnya diidentikkan dgn moral (moralitas). Akan
tetapi, meskipun sama2 terkait dgn baik-buruknya tindakan
manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian. Secara
singkat, moral lebih condong pd pengertian “nilai baik dan buruk
dari setiap perbuatan manusia itu sendiri”, sedangkan etika berarti
“ilmu yg mempelajari baik dan buruk”. Jadi, bisa dikatakan, etika
berfungsi sebagai teori dari perbuatan baik dan buruk (ethics atau
‘ilm al-akhlaq), sedangkan moral (akhlaq) adalah praktiknya.
Sering pula yg dimaksud dengan akhlak adalah semua perbuatan yg
lahir atas dorongan jiwa berupa perbuatan baik maupun buruk. Inti
ajaran akhlak adalah berlandaskan pd niat/ iktikad utk berbuat/tdk
berbuat sesuatu dgn mencari ridha Allah. Nilai-nilai yg dijunjung
tinggi antaranya: kasih sayang, kebenaran, amanah, tdk menyakiti
org lain, dan lain-lain.
• Etika dan moral mempunyai fungsi sama, yaitu memberi orientasi bgmn seseorang harus
melangkah dlm hidup ini.
Perbedaannya:
a. Moralitas: langsung menyatakan kpd seseorang “inilah cara anda harus melangkah”.
b. Etika : mempersoalkan “apakah saya harus melangkah dgn cara itu?,
dan mengapa saya melangkah dengan cara itu?

Etika sebagai ilmu ttg tingkah laku manusia, tdk saja mempertanyakan alasan
terjadinya, baik/tdknya tindakan itu, melainkan juga apa akibatnya secara lahir dan batin.

Etika mmpunyai pengertian yg lbh luas. Etika dimengerti sbg refleksi kritis ttg bgmn
manusia hrs hidup dan bertindak dlm sistem situasi konkret, situasi khusus tertentu.

Etika adalah filsafat moral, atau ilmu yg membahas dan mengkaji scr kritis persoalan benar
dan salah secara moral, tentang bgmn harus bertindak dlm situasi konkret.
Etika dalam Al-Quran
Fitriani, S.Sy., MH.
A. Ciri-ciri Etika dalam al-Quran
• Pemikiran etika dlm Islam lbh banyak diwarnai oleh doktrin-doktrin al-Quran yg selama
ini diyakini oleh umat Islam sbg petunjuk. Prinsip utama etika dlm Islam adalah
sampainya kebahagiaan sejati bg seorang muslim yg beriman dgn melaksanakan
pendekatan pada Allah SWT secara total dan maksimal.
• Menurut Haidar Bagir, ciri-ciri etika Islam adalah sbg berikut:
1. Islam berpihak pada teori ttg etika yg bersifat fitri. Artinya, semua manusia pd
hakikatnya baik muslim maupun bukan muslim mmliki pengetahuan fitri ttg baik
buruk.
2. Moralitas dlm Islam didasarkan pd keadilan, yaitu menempatkan segala sesuatu pd
porsinya.
3. Tindakan etis ini sekaligus dipercayai pd puncaknya akan menghasilkan kebahagiaan
bagi pelakunya.
4. Tindakan etis itu bersifat rasional. Islam sangat percaya pada rasionalitas sbg alat utk
mendapatkan kebenaran.
5. Etika Islam bersumber pd prinsip2 keagamaan. Ilmu etika bukanlah ilmu spt
astronomi, kimia taua matematika. Akan tetapi, etika bersama agama berkaitan erat
dgn dgn manusia dan upaya pengaturan khdupan serta perilakunya. OKI, dlm
pemikiran Islam, keimanan menentukan perbuatan, dan keyakinan mengatur perilaku.
OKI, etika harus bersandar pd metafisika scr logis.
• Etika hrs bersandar pd metafisika scr logis, sebab dlm hidupnya, tgkah laku seseorang akan
dinilai. Penilaian ini mungkin berupa pujian maupun celaan. Dengan kata lain, ia akan
memperoleh cap baik atau cap jelek. Didorong oleh kesadaran akan penilaian orang terhadap
tingkah-lakunya, timbul masalah pd dirinya, yaitu bgmn saya mengatur hidup saya agar
dikatakan baik? Bagaimanakah seharusnya saya bertingkah laku? Persoalan ini jelas
menyangkut tanggapannya akan makna hidup.
Note: Arti metafisika menurut KBBI: ilmu pengetahuan yg berhubungan dgn hal2 yg
nonfisik/tdk kelihatan

nilai baik-buruk akan membawa hasil berupa pujian maupun celaan


• Manusia memahami sesuatu yg baik dan yg buruk, membedakan antara kedua pengertian itu,
dan selanjutnya mengamalkannya adalah suatu kenyataan yg tdk bisa dipungkiri. Pengertian
itu tdk dicapai melalui pengalaman, ttp tlh ada padanya sebelum ia mengalami, yaitu sejak ia
berada dlm kandungan. Ketika itu, Tuhan memberikan pengertian tersebut kpdnya. Jadi,
pengertian baik-buruk merupakan tanggapan pembawaan manusia. Ia telah ada secara apriori
pd diri manusia.
Note: Arti apriori menurut KBBI: Berpraanggapan sblm mengetahui (melihat, menyelidiki,
dlln)

pengetahuan yg ada sebelum bertemu dgn pengalaman


Hal ini dijelaskan dalam al-Quran:
Q.S. Al-Maidah (5): 100
Katakanlah: "tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu
menarik hatimu, Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan."
Q.S. As-Syams (91): 7-8
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Q.S. Hud (11): 24
“Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang mukmin), seperti
orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua
golongan itu sama Keadaan dan sifatnya?. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran
(daripada Perbandingan itu)?.”

Ketiga ayat tersebut, secara tegas menunjukkan bhw manusia tlh mempunyai
tanggapan baik buruk sebelum ia menghadapi realitas kehidupan di dunia bersamaan dgn
pengalamannya.
Etika adalah teori ttg perbuatan manusia menurut baik-buruknya. Dimana pun ia berada, kapan
pun hal itu terjadi, kelak I mendapat sanksi. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam al-Quran:
Q.S. Ali ‘Imran (3): 98-99
“Katakanlah: "Hai ahli Kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, Padahal Allah Maha
menyaksikan apa yang kamu kerjakan?". Katakanlah: "Hai ahli Kitab, mengapa kamu
menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya
menjadi bengkok, Padahal kamu menyaksikan?". Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang
kamu kerjakan.”

Q.S. Al-Zalzalah (99): 7-8


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula.”
B. Posisi Etika dalam al-Quran
• Pengertian tentang baik-buruk tdk dilalui oleh pengalaman, tetapi telah ada sejak pertama kali
roh ditiupkan. Demi jiwa serta penyempurnaannnya, Allah SWT. mengilhamkan kpd jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya sbgmna firman Allah:
Q.S. As-Syams (91): 7-8
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”

Al-Ghazali menekankan agar etika dikembalikan pd dasar pengertian yang awwali, yaitu
pengertian ilahiah (ketuhanan). Kesadaran ttg baik-buruk terjadi sejak awal roh ditiupkan,
allah SWT. dalam firman-firman_nya menghendaki manusia masuk pd posisi asasinya yg
disebut idul fitri, yaitu kembali kpd “kesejatian diri”, sebab kesejatian inilah yg bisa
dipertanggungjawabkan kebenaran sikapnya. Sesungguhnya, fitrah itu sejalan dgn kehendak
Allah (fitrah Allah), yg disebut dlm al-quran: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama (Allah)”.

Senada dgn pengertian itu, Plato menggambarkan’a dgn nama yg cukup indah, yaitu “ide”.
Menurut Plato, ide pada hakikatnya sudah ada. Manusia hanya tinggal mencarinya dan
menemukannya dgn berpikir dan merenung. Artinya, dgn senantiasa merenungkannya segala
sesuatu dan selalu ingat pd Sang Pencipta, manusia dapat menemukan kebahagiaan, dan hal
itu tdk diperoleh dari pengalaman. Adapun pengamatan hanya merupakan alasan utk lbh
mempertegas pengertian yg sdh ada.
• Dalam tata nilai ketuhanan (Islam), setiap perilaku, Islam sangat menekankan
orientasi niat yg kuat dan penyandaran ibadah pd konsep “Lilahi ta’ala”. Jika
seorang muslim yg beramal kebajikan byukan dgn tujuan “Lilahi ta’ala” tidak
dietrima amalnya, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat az-Zumar5 (39): 2:
“Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa)
kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”

Nash tersebut merupakan kesimpulan dari tujuann etika Islam, yaitu


mengembalikan pd posisi fitrah manusia, yg dengan kesadaran itu, ia akan menjadi
manusia paripurna dan ia akan berakhlak sbgmn akhlak Allah SWT., dengan
kecenderungan berbuat baik tanpa beban dan paksaan. Untuk itu, kecenderungan
berbuat baik akan terjadi jika ia mampu berusaha membersihkan jiwa. Kebersihan
jiwa akan didapat jika ia melaksanakan peribadatan sesuai dgn aturan.

Anda mungkin juga menyukai