OLEH:
1. ASGAB (20201333058)
FAKULTAS TEKNIK
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah
Pendidikan Pancasila dengan dosen Bapak Dr.Sholihin Fanani, M.PSDM selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Agama Islam
Selama proses penyusunan makalah, kami mengambil sumber dari beberapa literatur
elektronik. Pembaca mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan penulisan
dalam makalah ini.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
B. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
C. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
D. Funsi Agama Dalam Kehidupan
E. Donktrim Agama Dalam Kehidupan ........................................................................10
BAB III PENUTUPAN
B. Saran...........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepercayaan manusia akan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat
yang tergantung pada hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Ketakutan
manusia apabila hubungan baik manusia dengan kekuatan gaib tersebut hilang, maka hilang
pulalah kesejahteraan dan kebahagiaan yang dicari.
Kemudian menurut sebagian para ahli rasa ingin tahu dan rasa takut itu menjadi
pendorong utama tumbuh suburnya rasa keagamaan dalam diri manusia. Manusia merasa berhak
untuk mengetahui dari mana dirinya berasal, untuk apa dia berada di dunia, apa yang mesti
manusia lakukan demi kebahagiannya di dunia dan alam akhirat nanti, yang merupakan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah agama. Karenanya, sangatlah logis apabila agama
selalu mewarnai sejarah manusia dari dahulukala hingga kini, bahkan sampai akhir nanti.
[1]
Lantas benarkah hanya rasa takut dan ingin tahu tersebut yang menjadikan manusia
membutuhkan agama dalam kehidupan mereka?. Dalam makalah yang sederhana ini akan diulas
bagaimana agama dapat menjadi kebutuhan bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah makalah yang
diantaranya:
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pembahasan makalah adalah:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Tata keimanan atau keyakinan atas adanya sesuatu yang Mutlak di luar manusia.
Tata peribadahan manusia kepada yang dianggapnya mutlak.
Tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam lainya, sesuai
dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaksud di atas.
Agama dalam bahasa Arab berarti “Addin” yang artinya kepatuhan, kekuasaan, atau
kecenderungan. Agama bias juga berasal dari gabungan “a” yang artinya tidak dan “gama”
artinya kacau, jadi agama artinya tidak kacau. Agama juga merupakam terjemahan dari bahasa
Inggris, “religion” atau religi yang artinya kepercayaan dan penyembahan Tuhan.
Agama berkaitan dengan usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari
keberadaanya sendiri dan keberadaan alam semesta.
Moenawar Chalil, mendefinisikan agama adalah cara atau adat kebiasaan, peraturan, undang-
undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan, perhitungan, hari kiamat,
nasihat, sedangkan Prof. Dr. M. Driyarkarsa S.J mendifinisikan agama dengan mengganti istilah
agama dengan religi, religi adalah ikatan atau pengikatan diri.
Dilihat dari aspek duniawinya, atau lebih tepat dalam kehidupan masyarakat, agama
merupakan sumber nilai dan kekuatan mobilisasi yang sering menimbulkan konflik dalam
sejarah umat manusia.
Selanjutnya, karena banyaknya definisi tentang agama yang dikemukakan oleh para Ahli,
Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat diberi definisi sebagai berikut:
Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus
dipatuhi.
Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu
sumber yang berada di luar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia.
Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
Pemujaan kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap
kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
Jadi, agama adalah suatu kepercayaan, keyakinan kepada yang mutlak, yang dimana
keyakinan tersebut dianggap yang paling benar
Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan di luar dirinya. Dapat dilihat
ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Manusia mengeluh
dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari
keadaan tersebut. Naluriah membuktikan manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang
Khaliknya.[4]
Beberapa ahli pakar ada yang berpendapat bahwa benih agama adalah rasa takut yang
kemudian melahirkan pemberian sesajen kepada yang diyakini yang memiliki kekuatan
menakutkan. Seperti yang ditulis oleh Yatimin bahwa pada masa primitif, kekuatan itu
menimbulkan kepercayaan animisme dan dinamisme. Ia memerinci bentuk penghormatan itu
berupa:
1. Sesajian pada pohon-pohon besar, batu, gunung, sungai-sungai, laut, dan benda alam
lainnya.
Rasa takut memang salah satu pendorong utama tumbuh suburnya rasa keberagaman.
Tetapi itu merupakan benih - benih yang ditolak oleh sebagian pakar lain. Seperti yang dikatakan
oleh Quraish Shihab bahwa terdapat hal lain yang membuat manusia merasa harus beragama.
Freud ahli jiwa berpendapat benih agama dari kompleks oedipus. Mula-mula seorang anak
merasakan dorongan seksual terhadap ibunya kemudian membunuh ayahnya sendiri. Namun
pembunuhan ini menghasilkan penyesalan diri dalam jiwa sang anak sehingga lahirlah
penyembahan terhadap ruh sang ayah. Di sinilah bermula rasa agama dalam jiwa manusia.
Agama muncul dari rasa penyesalan seseorang. Namun bukan berarti benih agama
kemudian menjadi satu-satunya alasan bahwa manusia membutuhkan agama. Karena kebutuhan
manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah prinsip dasar kebutuhan manusia.
Untuk menjelaskan perlunya manusia terhadap agama sebagai kebutuhan.
Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur tersebut harus mendapat perhatian khusus yang
seimbang. Unsur jasmani membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Kebutuhan
tersebut adalah makan-minum, bekerja, istirahat yang seimbang, berolahraga, dan segala
aktivitas jasmani yang dibutuhkan. Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis
(mental) rohaniah. Kebutuhan tersebut adalah pendidikan agama, budi pekerti, kepuasan, kasih
sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang.
Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Apabila
dibanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan manusia lengkap dengan berbagai
kesempurnaan, yaitu kesempurnaan akal dan pikiran, kemuliaan, dan berbagai kelebihan lainnya.
Dalam segi rohaniah manusia memiliki aspek rohaniah yang kompleks. Manusia adalah satu-
satunya yang mempunyai akal dan manusia pulalah yang mempunyai kata hati. Sehingga dengan
kelengkapan itu Allah menempatkan mereka pada permukaan yang paling atas dalam garis
horizontal sesama makhluk. Dengan akalnya manusia mengakui adanya Allah. Dengan hati
nuraninya manusia menyadari dirinya tidak terlepas dari pengawasan dan ketentuan Allah. Dan
dengan agamalah manusia belajar mengenal Tuhan dan agama juga mengajarkan cara
berkomunikasi dengan sesamanya, dengan kehidupannya, dan lingkungannya.
Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud membagi struktur kepribadian manusia dengan
tiga bagian. Yaitu:
1) Aspek Das es yaitu aspek biologis, merupakan sistem yang orisinal dalam kepribadian
manusia yang berkembang secara alami dan menjadi bagian yang subjektif yang tidak
mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.
2) Aspek das ich, yaitu aspek psikis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
hubungan baik dengan dunia nyata.
3) Aspek das uber ich, aspek sosiologis yang mewakili nilai-nilai tradisional serta cita-
cita masyarakat.
Secara alamiah, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya. Ini dapat
dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Ia mengeluh
dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari
keadaan itu. Naluriah ini membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang
Khaliknya. Dan adapun beberapa latar belakang manusia membutuhkan agama:
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan ditegaskan dalam ajaran islam, yakni
bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia.
Setiap anak yang dilahirkan memiliki potensi beragama, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut menjadi Islam, Kristen, Hindu, maupun Budha.
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi agama yaitu pada manusia
primitive, yang tidak pernah mendapat informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka
mempercayai adanya Tuhan, meskipun yang mereka percayai itu terbatas pada khayalan.
Dalam diri manusia sudah terdapat potensi beragama, potensi beragama ini memerlukan
pembinaan, pengarahan, dan pengembangan dengan cara mengenalkan agama kepadanya.
Sifat-sifat keburukan yang ada pada manusia antara lain sombong, inkar, iri, dan lain sebagainya,
Karena itu manusia dituntut untuk menjaga kesuciaannya, hal yang dapat dilakukan untuk
menjaga kesuciannya dengan cara, mendekatkan diri pada Tuhan dengan bimbingan agama dan
disinilah letak kebutuhan manusia terhadap agama.
3. Tantangan Manusia
Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang
dari dalam maupun dari luar. Apa saja contoh tantangan dari dalam maupun luar? Contoh
tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan, sedangkan tantangan dari
luar berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia dengan sengaja ingin
memalingkan manusia dari Tuhan.
Upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama. Jadi upaya meng-agamakan masyarakat menjadi sangat penting, agar
masyarakat mampu menghadapi tantangan baik dari dalam maupun dari luar.
Manusia adalah mahluk yang memiliki rasa keagamaan, kemampuan untuk memahami
dan mengamalkan nilai agama. Tugas manusia didunia yaitu ibadah dan mengabdi kepadanya.
Fungsi agama yaitu sebagai pustaka kebenaran, dimana agama diibaratkan sebagai suatu
gedung perpustakaan kebenaran. Agama dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil suatu
keputusan antara yang benar dan yang salah.
Peranan sosial agama bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu
ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-
kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang
mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok
keagamaan, sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Edukatif
Agama memberikan bimbingan dan pengajaran tentang boleh tidaknya suatu perbuatan cara
beribah, dll dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris).
Fungsi Penyelamatan
Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau
Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya
dapat memperoleh apa yang ia inginkan.
Fungsi Pengawasan Sosial
Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dari serbuan
destruktif, dari agama baru dan dari sistem hukum Negara modern.
Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan
ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja, melainkan seluruh pribadinya
dilibatkan.
Fungsi Transformatif
Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-
nilai baru yang lebih bermanfaat.
Contoh kecilnya gini, disaat kita berlama-lamaan bermain game, alangkah baiknya kita sisihkan
sedikit waktu bermain game tersebut untuk hal positif lainnya contohnya mengaji.
Nahhh Selain fungsi” yang saya jelaskan tadi, agama juga memiliki beberapa fungsi lainnya:
Mengatur tata cara hubungan (manusia dengan Tuhan) dan (manusia dengan manusia).
Pedoman keberadaan
Sekian itu saja yang bisa saya sampaikan, untuk selanjutnya bisa dijelaskan oleh saudara miftah.
Dalam konteks doktrin, agama selalu menjadi akidah, yakni sebagai suatu kepercayaan
kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya. Sebagai
suatu akidah, agama memiliki prinsip – prinsip kebenaran yang dituangkan dalam bentuk
doktrin.
Percaya kepada Allah pencipta langit bumi dan seluruh alam semesta, dan dia adalah
Allah yang kekal.
Percaya bahwa Musa adalah nabi yang menerima hokum Allah dan diutus untuk
melayani umat Allah, bangsa Israel, yang disebut kaum Yahudi.
Percaya dan menantikan datangnya Mesias yang akan menyatakan kerajaan Allah, dan
bahwa Dia pasti akan dating pada waktunya.
Tentang realita penderitaan, bahwa di dalam hidup manusia tidak dapat menghindari
realita penderitaan.
Tentang cara manusia dapat mengakhiri penderitaan hidup di dunia ini adalah
meniadakan, membebaskan diri dari semua keinginan, hasrat dan perasaan yang ada
dalam diri manusia.
Tentang jalan kelepasan dari penderitaan setelah memadamkan hasrat diri dan keinginan
tersebut, manusia melangkah ke dalam perjalanan menuju nirwana.
Menjadi pemeluk Islam, haruslah sungguh-sungguh tunduk dan menyerahkan diri kepada
Allah dengan menyatakan imannya hanya kepada Allah yang Maha Esa dan melakukan hokum-
hukumNya.
Shari’a
Hukum Islam berasal dari Allah, yang merupakan bagian utama dalam kehidupan umat
Islam, dimana didalamnya mengatur hubungan manusia baik dengan sesame manusia maupun
Tuhan.
Rukun Iman
Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Rosul, Hari akhir, Takdir Allah
Rukun Islam
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai pegangan hidup sehingga ilmu dapat
menjadi lebih bermakna. Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuhan yang menurunkan
wahyu kepada para nabi-Nya untuk umat manusia demi kebahagiaannya di dunia dan akhirat.
Namun, secara naluri manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan ini di luar dirinya.
Dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana.
Manusia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat
membebaskannya dari keadaannya. Naluriah membuktikan bahwa manusia perlu beragama dan
membutuhkan Sang Khaliknya.
Terdapat tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama yaitu,
fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia. Berdasarkan hal-hal
tersebut di atas, maka kebutuhan manusia akan agama Tuhan yang benar lebih besar daripada
kebutuhannya akan unsur-unsur pertama untuk menjaga hidupnya seperti air, makanan dan
udara. Dan tidak ada yang mengingkari atau memperdebatkan kebenaran ini kecuali
pembangkang yang sombong, tidak berguna kesombongannya dan tidak perlu didengar alasan-
alasannya. Manusia beragama karena memerlukan sesuatu dari agama yaitu memerlukan
petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
didalamnya, baik dari segi penulisan, susunan kata, bahan referensi, dan lainnya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan masukan dari pihak pembaca sebagai pengetahuan untuk mewujudkan
perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Demikianlah makalah yang sederhana ini saya susun semoga dapat bermanfaat bagi
penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya saya merasa kerendahan hati
sebagai manusia yang mempunyai banyak sekali kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran–
bahkan yang tidak membangun sekalipun- kami tunggu demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga niat baik kita diridhai oleh Allah SWT. Amin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
H. Jalaludin, Prof. Dr, Psikologi Agama Edisi Refisi 2002, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2002.
Syihab, Quraisy. 2007. Membumikan Alquran Fungsi dan peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung. PT Mizan Pustaka.
Anwar Yusuf Ali, Studi Agama Islam, ( Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003)
Referensi online :
http://stit-uw.blogspot.com/2013/12/abuddin-nata-tentang-metodologi-study.html.
http://googlepenelusuran.blogspot.com/2011/10/manusia-kebutuhan-dan-doktrin- agama.html.
tgl akses: 26/10/2014
http://abdain.wordpress.com/2010/04/11/fungsi-agama-bagi-kehidupan/