Anda di halaman 1dari 35

MODUL

PENDIDIKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH :

OPTIMIS SOSCITA : NPM. 1926041001.P


UNI LESTARI : NPM. 1926041002.P
SUSYANTI : NPM. 1926041003.P
MELA MAYA SARI : NPM. 1926041004.P
AGUSTINA : NPM. 1926041005.P
TITIN SUMARNI : NPM. 1926041006.P
ELVITA : NPM. 1926041007.P
CICA MARTINA : NPM. 1926041008.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lahkami dapat menyelesaikan Modul ini dengan baik dan tepat
waktu. Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Berkaitan dengan modul ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak yang diterima oleh kami baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami mengharapkan semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, amin.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB I PENGERTIAN CHARACTER BUILDING DAN TUJUAN
CHARACTER BUILDING
A. Tujuan Pembelajaran........................................................................2
B. Pokok-Pokok Materi.........................................................................2
C. Uraian Materi...................................................................................3
D. Ringkasan ........................................................................................9
E. Latihan 1...........................................................................................9
BAB II DIMENSI-DIMENSI PENDIDIKAN KARAKTER YANG BAIK
DAN SALURAN-SALURAN PENDIDIKAN KARAKTER
A. Tujuan Pembelajaran........................................................................11
B. Pokok-Pokok Materi.........................................................................11
C. Uraian Materi...................................................................................11
D. Ringkasan ........................................................................................22
E. Latihan 2...........................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
KUNCI JAWABAN
PENDAHULUAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN KARAKTER

Selamat datang dalam langkah awal belajar tentang Pendidikan Karakter,


ini merupakan BAB yang berisi tentang Konsep Dasar Pendidikan Karakter
dimana pada Bab ini Anda akan mempelajari tentang konsep pengetian
pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, dimensi-dimensi karakter yang
baik dan saluran-saluran pendidikan karakter. Agar memudahkan Anda belajar,
maka BAB ini dikemas dalam 2 BAB dan seluruhnya diberi alokasi waktu 90
menit. Topik tersebut disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Topik 1 : Pengertian pendidikan karakter dan tujuan pendidikan karakter
2. Topik 2 : Dimensi-dimensi pendidikan karakter yang baik dan saluran-saluran
pendidikan karakter
Oleh karena itu, setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian Pengertian Pendidikan Karakter.


2. Menjelaskan tujuan pendidikan karakter.
3. Menjelaskan dimensi-dimensi karakter yang baik.
4. Menjelaskan saluran-saluran pendidikan karakter.
Proses pembelajaran dalam Bab ini dapat berjalan dengan baik apabila
Anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Berusaha membaca buku-buku sumber terlebih dahulu yang berkaitan dengan
konsep dasar pendidikan karakter, karena merupakan dasar bagi Anda untuk
memahami konsep pendidikan karakter.
2. Berusahalah untuk konsentrasi dalam membaca setiap materi yang terdapat di
dalam bab ini sehingga Anda dapat memahami apa yang dimaksud.
3. Belajarlah secara berurutan mulai dari Topik 1 sampai selesai kemudian baru
dilanjutkan ke Topik 2. Hal ini penting untuk menyusun pola pikir Anda
sehingga menjadi terstruktur.
Selamat belajar semoga sukses!

1
BAB I
TOPIK 1 PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN
TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

2
3

BAB I
TOPIK 1 PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN
TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu memahami
pengertian pendidikan karakter dan tujuan pendidikan karakter.
2. Khusus
Setelah selesai mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian pendidikan karakter
b. Menjelaskan tujuan pendidikan karakter

B. POKOK-POKOK MATERI
Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka pokok-pokok
materi yang akan dibahas dalam Topik 1 ini adalah:
1. Pengertian pendidikan karakter.
2. Tujuan pendidikan karakter.

C. URAIAN MATERI

Mari kita mulai materi yang pertama. Sebelum memahami lebih lanjut
tentang pendidikan karakter sebaiknya terlebih dahulu kita memahami tentang
apa itu karakter?.
Karakter merupakan sifat yang di bawa oleh tiap individu, yang setiap
orang memiliki karakter masing-masing. Pengertian karakter lebih mengarah
pada moral dan budi pekerti seseorang, tentunya yang bersifat positf. Karakter
juga dapat diartikan sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan
kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
4

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan


adat istiadat.

1. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter (character education) yang relevan mengatasi


krisis moral yang melanda negara kita. Dewasa ini krisis yang terjadi
seperti meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-
anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan
menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik
orang lain.
Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian
Pendidikan Karakter :
a. Pendidikan Karakter Menurut Lickona
Menurut Lickona, menyatakan bahwa karakter berkaitan dengan
konsep moral (pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa. Tetapi
untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini
definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona.
Lickona menyatakan bahwa moral knowing), sikap moral (moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga
komponen ini dapat dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung
oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan
melakukan perbuatan kebaikan. Secara sederhana, pengertian
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan,
dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
5

Gambar : keterkaitan komponen moral dalam rangka pembentukan karakter


yang baik menurut lickona

b.Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya


Kertajaya (2010), meyatakan bahwa karakter adalah ciri khas
yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah
asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta
merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak,
bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.
6

c. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto


Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir
dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara.
d.Pendidikan Karakter Menurut Menurut Sudrajat
Menurut Sudrajat (2010), Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-
komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau
pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana,
pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukakan bahwa
upaya membangun karakter akan menggambarkan hal-hal pokok sebagai
berikut:
a. Merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk
membentuk, tabiat, watak dan sifat sifat kejiwaan yang berlandaskan
kepada semangat pengabdian dankebersamaan
b. Menyempurnakan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang
diharapkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan

c. Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang


kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
yang dilandasi dengan nilai – nilai falsafah bangsa yaitu Pancasila
7

Dalam membangun karakter suatu bangsa diperlukan perilaku yang


baik dalam rangka melaksanakan kegiatan berorganisasi, baik dalam
organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta dalam bermasyarakat.
Maka karakter manusia merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam rangka mewujudkan cita-cita dan perjuangan
berbangsa dan bernegara guna terwujudnya masyarakat yang adil dan
makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Karakter adalah sesuatu
yang sangat penting dalam pengembangan kualitas manusia maka
karakter mempunyai makna sebuah nilai yang mendasar untuk
mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal ini adapun nilai-nilai dalam pembangunan karakter yang
dimaksud adalah kejuangan, semangat, kebersamaan atau gotong royong,
kepedulian atau solider, sopan santun, persatuan dan kesatuan,
kekeluargaan serta tanggung jawab

Nilai-nilai seperti tersebut apabila dilihat lebih cermat dalam


kondisi saat ini nampaknya cenderung semakin luntur hal ini dilihat
semakin jelas contoh diantaranya makin maraknya tawuran antar pelajar,
konflik antar masyarakat, maraknya korupsi di lingkungan pemerintah
dan lain sebagainya. Kondisi yang seharusnya tetap dijaga dan
dilestarikan sebagai wujud untuk meningkatkan rasa kepedulian,
kemanusiaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara haus tetap di
jaga dan dilestarikan.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu


pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan
grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis
satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan
operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur
dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas
proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan kedalam
beberapa factor diantaranya :
8

a) Olah Hati (Spiritual and emotional development);


b) Olah Pikir (intellectual development);
c) Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development) dan
d) Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development).

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan dari pendidikan karakter secara umum untuk


mengembangkan siswa secara sosial, etis dan akademis dengan
menanamkan pengembangan karakter ke dalam setiap aspek budaya
sekolah dan kurikulum. (To develop students socially, ethically and
academically by infusing character development into every aspect of the
school culture and curriculum). Dengan demikian tujuan pendidikan
karakter  membantu peseta didik mengembangkan karakter yang baik,
termasuk mengetahui, peduli dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika
inti, seperti rasa hormat, tanggung jawab, kejujuran, keadilan dan kasih
sayang.
9

Berkenaan dengan hal tersebut pembangunan pendidikan karakter


merupakan tumpuan untuk menjamin perpaduan dari ketiga lapisan di atas
dapat berjalan selaras dengan zaman. Di era global saat ini, kreativitas dan
inovasi dihargai sangat tinggi melebihi sumber daya alam. Kreativitas dan
inovasi yang dibarengi dengan kemampuan mengelola jaringan merupakan
kunci dari keunggulan suatu bangsa. Situasi ini hanya dapat terwujud bila
ketiga lapis pendidikan karakter yaitu kreativitas dan inovasi dalam bidang
keilmuan, kemampuan mengelola jaringan berupa sikap memuliakan
sesama makhluk Tuhan, dan kecintaan serta bangga terhadap bangsanya
dilaksanakan dengan harmonis dan konsisten.

Sebagai bagian dari masyarakat dan aparatur pemerintah diharapkan


dapat menjaga nilai-nilai dalam pembangunan karakter dan dapat
diimplementasikan dalam melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari
agar menjadi manusia yang unggul dan bermartabat dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tujuan pendidikan karater di Indonesia tidak terpisahkan dengan


tujuan pendidikan nasional yang tercantung dalam Undang Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namum
pendidikan karakter sebagai upaya penekanan agar pendidikan di sekolah
tidak hanya berfokus pada aspek kognitif tanpa memperhatikan aspek sikap
dan moral. Pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang
membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi :
10

a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati


baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik;
b. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila;

c. Mengembangkan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya


diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. 

Dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum


dan Perbukuan  Pendidikan karakter berfungsi  sebagai berikut:

a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural;


b. Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan
mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat
manusia;   mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran
baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik;

c. Membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan


mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.

Tujuan dari pembangunan karakter adalah untuk mengembangkan


karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Pembangunan karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar
agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik; memperbaiki
perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yang sudah baik; serta
menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Ruang lingkup pembangunan karakter ini mencakup keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha,
dan media massa. Berkenaan hal tersebut Ada tiga lapis (layer) pendidikan
karakter yang hendak dikembangkan yaitu:

a. Menumbuhkan kesadaran kita sebagai sesama makhluk Tuhan. Sebagai


sesama makhluk, tidak pantas kalau kita itu sombong, seolah-olah
merasa dirinya yang paling benar. Keutamaan kita justru terletak pada
11

kemampuan untuk memberi manfaat bagi orang lain, termasuk


memuliakan orang lain. Kesadaran sebagai makhluk Tuhan akan
menumbuhkan rasa saling menghargai dan menyayangi. Tentu juga
menumbuhkan sifat jujur karena Tuhan Maha Mengetahui; kita tidak
bisa berbohong.
b. Membangun dan menumbuhkan karakter keilmuan. Karakter ini sangat
ditentukan oleh keingintahuan (kuriositas) intelektual. Penanaman
logika ilmiah sejak dari pendidikan usia dini menjadi langkah penting
untuk dilakukan. Dalam kerangka berpikir ilmiah, segala sesuatu harus
diuji coba sebelum menjadi kesimpulan. Dari sinilah akan muncul
kreativitas, inovasi, dan produktivitas yang sangat menentukan daya
saing bangsa.
c. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan
bangga sebagai bangsa Indonesia. Pendidikan harus mampu
menginternalisasikan keempat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945,
Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI) ke dalam diri pendidik dan peserta
didik. Pemahaman akan sejarah dan falsafah keempat pilar tersebut
menjadi sangat penting guna menumbuhkan rasa cinta dan bangga
sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Kecintaan dan kebanggaan yang
besar akan memacu semangat setiap warga bangsa untuk berprestasi
setinggi-tingginya mengharumkan nama bangsa.

D. RINGKASAN

Membangun karakter dapat dimulai dari lingkungan terkecil yaitu


keluarga dan lembaga pendidikan adalah sebagai motor penggerak untuk
pengembangan pendidikan karakter melalui berbagai program baik itu yang
ditujukan kepada para pengajar maupun kepada para anak didik atau siswa.
12

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai


karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil. Dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan
etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah

Tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan karakter


anak bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Pembangunan karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar
agar berhati baik, berbicara baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik;
menguatkan perilaku yang sudah baik; serta menyaring budaya yang kurang
sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ruang lingkup Character Building
mencakup pembangunan konsep diri, interaksi keluarga, interaksi sosial,
interaksi lingkungan dan masyarakat.

E. LATIHAN 1

1. Apakah yang dimaksud Karakter ?


a. Sifat yang di bawa oleh tiap individu
b. Pembawaan yang di bawa oleh tiap individu
c. Kebiasaan yang di bawa oleh tiap individu

2. Pendidikan karakter adalah adalah…..


a. Suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk memotivasi masyarakat
umum untuk taat kepada aturan pemerintah
13

b. Suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki


dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi
pekerti).
c. Suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki
kehidupan masyarakat umum.
3. Tujuan pendidikan karater di Indonesia adalah.
a. Membangun kepercayaan masyrakat terhadap pemerintah, dan lebih
loyal terhadap pemerintah
b. Mengembangkan potensi warga negara agar menjadi manusia berhati
baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik memiliki bangga pada
bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
c. Melakukan pendidika terhadap masyarakat agar lebih mandiri
4. Tujuan dari pendidikan karakter secara umum adalah..
a. Untuk memaksimalkan kemampuan berfikir siswa dengan
menanamkan pengembangan budi pekertyi ke dalam setiap aspek
budaya sekolah dan kurikulum.
b. Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan menanamkan melatih
kecederdasan emosionnal.
c. Untuk mengembangkan siswa secara sosial, etis dan akademis dengan
menanamkan pengembangan karakter ke dalam setiap aspek budaya
sekolah dan kurikulum.
14
15

BAB II
DIMENSI-DIMENSI PENDIDIKAN KARAKTER YANG BAIK
DAN SALURAN-SALURAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB II
16

DIMENSI-DIMENSI PENDIDIKAN KARAKTER YANG BAIK


DAN SALURAN-SALURAN PENDIDIKAN KARAKTER

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu
memahami dimensi-dimensi karakter yang baik dan saluran-saluran
pendidikan karakter.
2. Khusus
Setelah selesai mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu:
a. Menjelaskan dimensi-dimensi karakter yang baik
b. Menjelaskan saluran-saluran pendidikan karakter
B. POKOK-POKOK MATERI
Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka pokok-pokok
materi yang akan dibahas dalam Topik 1 ini adalah:
1. Dimensi-dimensi karakter yang baik
2. Saluran-saluran pendidikan karakter.
C. URAIAN MATERI
1. Dimensi-dimensi Karakter yang Baik
Karakter dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik dan juga
dibentuk oleh lingkungan dan pendidikan yang kita kenyam. Terdapat
beberapa dimensi-dimensi karakter yang baik yang perlu diketahui sebagai
berikut;
1) Karakter Mulia
Karakter mulia berari individu memiliki pengetahuan tentang
potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti : reflektif,
percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif,
mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-
hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menempati
janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut,
setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir
17

positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat,


dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif,
pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis, sportif,
tabah, terbuka, tertib.
Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik
atau unggul, dan individu juga mampu bertidak sesuai potensi dan
kesadarannya tersebut.Karakter adalah realisasi perkembangan positif
sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang
yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME,
dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
(Pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan
motivasinya (perasaannya).
b. Nilai Karakter
Berdasarkan nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan
serta kebangsaan.
1) Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
Yaitu religius : pikiran, perkataan dan tindakan seseorang
yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan
dan/atau ajaran agamanya.
2) Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal)
a) Jujur :Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan
tindakan, dan perkerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
b) Bertanggung jawab :Sikap dan perilaku seseorang untu
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
18

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,


lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME.
c) Bergaya hidup sehat :Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan
yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu
kesehatan.
d) DisiplinTindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e) Kerja keras :Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna
menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
f) Percaya diri :Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhdapat
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
g) Berjiwa wirausaha :Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk mengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
h) Berpikir logis, kritis, dan inovatif :Berrpikir dan melakukan
sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
i) Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
j) Ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
k) Cinta ilmu : Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap pengetahuan.

3) Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama


a) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
19

b) Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang mengjadi


miliki/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri
sendiri serta orang lain.
c) Patuh pada aturan-aturan social
d) Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan
masyarakat dan kepertingan umum.
e) Menghargai karya dan prestasi orang lain
f) Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui dan
menghormati keberhasilan orang lain.
g) Santun
h) Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun
tata perilakunya ke semua orang.
i) Demokratis
Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
4) Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
a) Penduli sosial dan lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusahakan alam yang sudah terjadi
dan selalau memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
b) Nilai kebangsaan
Cara berfikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
c) Nasionalis
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
20

d) Menghargai keberagaman
Sikap memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal
baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.
2. Saluran-saluran Pendidikan karakter
Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia dari nilai
moral universal yang bersumber dari agama. Menurut ahli psikologi,
karakter dasar tersebut adalah cinta kepada Tuhan YME dan ciptaanNya,
tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, peduli, kerjasama, percaya diri,
kreatif, kerja keras, dan lain-lain. Pendidikan karakter  terdiri dari
beberapa unsur, diantaranya penanaman karakter dengan pemahaman pada
peserta didik tentang struktur nilai dan keteladanan yang diberikan
pengajar dan lingkungan.
Selanjutnya KEMENDIKNAS menjelaskan bahwa nilai-nilai
karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4
sumber, yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan
nasional itu sendiri. Dari keempat sumber tersebut merumuskan 18 nilai-
nilai karakter umum yaitu : Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi
pendidikan. Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan
nilai-nilai moral tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi
perkembangan pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial.
Implementasi pendidikan karakter harus sesuai dengan saluran-saluran
pendidikan karakter itu sendiri, maksudnya penerapan atau implikasinya
harus mempunyai metodelogi-metodelogi yang tepat yang berbeda antara
satu dan lainnya dissuaikan dimana tempat penerapan pendidikan karakter
itu. Implikasi pendidikan karakter mempunyai berbagai penyaluran yaitu
di lingkungan Keluarga, di Sekolah, di Perguruan Tinggi, dan di
lingkungan luar. Orientasi-orientasi pembelajaran ini lebih ditekankan
21

pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata, baik di sekolah


maupun di wilayah publik.
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dikembangkan dalam
penyalurannya terhadap saluran-saluran pendidikan karakter.Nilai ini
berlaku universal, karena dapat digunakan oleh seluruh semua orang
khususnya siswa di Indonesia tanpa adanya diskriminasi terhadap pihak-
pihak tertentu.Nilai-nilai ini bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan
tujuan pendidikan nasional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama.Oleh karena
itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada
ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan
kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas
dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan
karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang
berasal dari agama.
b. Pancasila
Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan Kebangsaan dan kenegaraan yang disebut
Pancasila.Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD
1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi
nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi,
kemasyarakatan, budaya, dan seni.Pendidikan budaya dan karakter
bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan,
dan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai
warga negara.
22

Gambar : Nilai pendidikan karater

Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dijabarkan sehingga


diperoleh deskripsinya. Deskripsi beguna sebagai batasan atau tolok
ukur ketercapain pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter di
sekolah.adapun deskripsi nilai-nilai pendidikan karakter adalah sebagai
berikut.

Tabel 1 Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

No Nilai Deskripsi
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakanajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinyasebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama,suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuhpada berbagai ketentuan dan peraturan.
5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguhdalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
23

dengan sebaik-baiknya.

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk


menghasilkan caraatau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
padaorang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8 Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai samahak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
9 Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untukmengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10 Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Kebang-saan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11 Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang


menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12 Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
Prestasi untukmenghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat/Kom Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
uniktif berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain.
14 CintaDamai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan oranglain merasa senang dan aman
atas kehadiran dirinya.
15 GemarMembaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagaibacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16 Peduli Lingku- Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
ngan mencegahkerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuanpada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18 Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
24

melaksanakan tugasdan kewajibannya, yang


seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Penyaluran Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah

Sekolah adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter


karena anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di
sekolah. Selain itu anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya
di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan
mempengaruhi pembentukan karakternya. Menurut Berman, iklim
sekolah yang kondusif dan keterlibatan kepala sekolah dan para guru
adalah faktor penentu dari ukuran keberhasilan interfensi pendidikan
karakter di sekolah. Dukungan saran dan prasarana sekolah, hubungan
antar murid, serta tingkat kesadaran kepala sekolah dan guru juga turut
menyumbang bagi keberhasilan pendidikan karakter ini, disamping
kemampuan diri sendiri (melalui motivasi, kreatifitas dan
kepemimpinannya) yang mampu menyampaikan konsep karakter pada
anak didiknya dengan baik.

Pendidikan karakter tidak hanya mengenalkan nilai-nilai secara


kognitif tetapi juga melalui penghayatan secara afektif dan
mengamalkan nilai-nilai tersebut secara nyata dalam kehidupan sehari-
hari. Kegiatan siswa seperti pramuka, upacara bendera, palang merah
remaja, teater, praktek kerja lapangan, menjadi relawan bencana alam,
atau pertandingan olahraga dan seni adalah cara-cara efektif
menanamkan nilai-nilai karakter yang baik pada siswa. Ia menekankan
pendidikan berbasis karakter bukan merupakan mata pelajaran
tersendiri melainkan dampak pengiring yang diharapkan tercapai.
Sementara itu Kemendiknas menyebutkan beberapa prinsip
pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa di sekolah,
yaitu:
25

1) Keberlanjutan : yaitu bahwa  proses pengembangan nilai-nilai


karakter dan budaya bangsa dimualai dari awal peserta didik masuk
hingga selesai dari satuan pendidikan.
2) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya
sekolah.
3) Nilai-nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan: yaitu bahwa nilai-
nilai karakter bukan merupakan pokok bahasan yang harus
diajarkan, sebaliknya mata pelajaran dijadikan sebagai bahan atau
media mengembangkan nilai-nilai karakter.
4) Proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik secara aktif
dan menyenangkan.
Dengan demikian  pengembangan  pendidikan karakter dapat
melalui mata pelajaran (terintegrasi), kegiatan pengembangan diri dan
budaya sekolah. Selain itu dalam pengembangan karakter peserta didik
di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama.
Guru merupakan sosok yang bisa ditiru atau menjadi idola bagi peserta
didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta
didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri
siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi cermin
siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.
Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi, identifikasi, dan
pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara
bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan
kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal
dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah,
sebagai berikut :   
1) Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran.
Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor
yang dilihat dan didengar oleh peserta didik, tetapi guru
26

seyogyanya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan,


membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran, sehingga
peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil
belajarnya.
2) Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran.
Guru dituntut untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan
konsep-konsep pendidikan karakter pada materi-materi
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya. Dalam
hubungannya dengan ini, setiap guru dituntut untuk terus
menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
pendidikan karakter, yang dapat diintergrasikan dalam proses
pembelajaran.Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang
berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia.
3) Para guru (pembina program) melalui program pembiasaan diri
lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan
pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual,
kegiatan yang menjurus pada pengembangan kemampuan afektif
dan psikomotorik.
4) Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan
berkembangnya karakter peserta didik. Lingkungan terbukti sangat
berperan penting dalam pembentukan pribadi manusia (peserta
didik), baik lingkungan fisik maupun lingkungan spiritual. Untuk
itu sekolah dan guru perlu untuk menyiapkan fasilitas-fasilitas dan
melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang mendukung kegiatan
pengembangan pendidikan karakter peserta didik.
5) Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat
dalam pengembangan pendidikan karakter. Bentuk kerjasama yang
bisa dilakukan adalah menempatkan orang tua peserta didik dan
masyarakat sebagai fasilitator dan nara sumber dalam kegiatan-
kegiatan pengembangan pendidikan karakter yang dilaksanakan di
sekolah.
27

6) Menjadi figur teladan bagi peserta didik.


Penerimaan peserta didik terhadap materi pembelajaran
yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan bergantung
kepada penerimaan pribadi peserta didik tersebut terhadap pribadi
seorang guru. Ini suatu hal yang sangat manusiawi, dimana
seseorang akan selalu berusaha untuk meniru, mencontoh apa yang
disenangi dari model/figurnya tersebut.
Momen seperti ini sebenarnya merupakan kesempatan bagi
seorang guru, baik secara langsung maupun tidak langsung
menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak
hanya dapat diintegrasikan ke dalam subtansi atau materi pelajaran,
tetapi juga padaprosesnya dalam uraian di atas menggambarkan
peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah
yang berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator,
motivator, dinamisator, dan evaluator.
Dalam berperan sebagai katalisator, maka keteladanan
seorang guru merupakan faktor mutlak dalam pengembangan
pendidikan karakter peserta didik yang efektif, karena
kedudukannya sebagai figur atau idola yang ditiru oleh peserta
didik. Peran sebagai inspirator berarti seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat peserta didik untuk maju
mengembangkan potensinya. Peran sebagai motivator,
mengandung makna bahwa setiap guru harus mampu
membangkitkan semangat, etos kerja, dan potensi yang luar biasa
pada diri peserta didik. Peran sebagai dinamisator, bermakna setiap
guru memiliki kemampuan untuk mendorong peserta didik ke arah
pencapaian tujuan dengan penuh kearifan, kesabaran, cekatan,
cerdas dan menjunjung tinggi spiritualitas. Sedangkan peran guru
sebagai evaluator, berarti setiap guru dituntut untuk mampu dan
selalu mengevaluasi sikap atau prilaku diri, dan metode
28

pembelajaran yang dipakai dalam pengembangan pendidikan


karakter peserta didik, sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas programnya.
D. RINGKASAN
Karakter dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik dan juga
dibentuk oleh lingkungan dan pendidikan yang kita kenyam. Terdapat
beberapa dimensi-dimensi karakter yang baik meliputi Karakter Mulia
dan Nilai Karakter. Karakter mulia berati individu memiliki
pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai
seperti : reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif
dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu,
sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur,
menempati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati
lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif,
berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja,
bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu,
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta
keindahan (estetis, sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga
memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan
individu juga mampu bertidak sesuai potensi dan kesadarannya
tersebut.Karakter adalah realisasi perkembangan positif sebagai
individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Berdasarkan nilai-nilai agama, norma-norma sosial,
peraturan/hukum, etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah
teridentifikasi butir-butir nilai yang dikelompokkan menjadi lima nilai
utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan
serta kebangsaan.
KEMENDIKNAS menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang
dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber,
yaitu ; Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan
29

nasional itu sendiri. Dari keempat sumber tersebut merumuskan 18


nilai-nilai karakter umum yaitu : Religius, jujur, toleransi, disiplin,
kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan
orientasi pendidikan. Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara
menanamkan nilai-nilai moral tertentu dalam diri anak yang
bermanfaat bagi perkembangan pribadinya sebagai makhluk individual
sekaligus sosial. Implementasi pendidikan karakter harus sesuai
dengan saluran-saluran pendidikan karakter itu sendiri, maksudnya
penerapan atau implikasinya harus mempunyai metodelogi-metodelogi
yang tepat yang berbeda antara satu dan lainnya dissuaikan dimana
tempat penerapan pendidikan karakter itu.

E. LATIHAN 2
1. Karakter mulia berari individu memiliki pengetahuan tentang potensi
dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai antara lain….
a. Rela berkorban, teburu-buru pemberani, acuh tak acuh.
b. Reflektif, percaya diri, rasional, logis dan kritis
c. Inovatif, ketergantungan, bertanggung jawab dan tidak sabar,
2. Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang….
a. Seseorang berusaha melakukan hal-hal yang semaunya terhadap
Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara
b. Seseorang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan
YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara
c. Seseorang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap dirinya
saja
3. Sikap Nasionalis dan Menghargai keberagaman meupakan salah satu nilai
yang berhubungan dengan….
30

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan


b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan personal
c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
4. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan
didasarkan pada 4 sumber, yaitu…
a. Agama, Pancasila, budaya bangsa dan tujuan pendidikan nasional
b. Agama, orang lain, diri sendiri dan pendidikan
c. Agama, orang lain, Pancasila dan tujuan pendidikan nasional
5. Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi
pendidikan, Pola pembelajaran yang perlu dilakukan dengan cara
menanamkan nilai-nilai…..
a. Moral anak
b. Keseriusan anak
c. Budaya asing
6. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain merupakan nilai….
a. Bermoral
b. Relijius
c. Jujur
DAFTAR PUSTAKA

Fachtul Mu’in, 2011. Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik dan Praktik.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Fitri, Agus Zaenal. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Guru Sejati: Pengembangan Insan Berkarakter Kuat


dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban


Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Mansyur& Ramly. dkk. 2011 “Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter”,


Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, Badan&Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan perbukuan.

Muhammad Ilyas Ismail. 2012. Buku Daras Pendidikan Karakter Bangsa Suatu
Pendekatan Nilai (Makassar: Alauddin University Press).

Said Hamid Hasan,dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter


Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.

31
32

KUNCI JAWABAN TES 1


1. A
2. B
3. B
4. C
KUNCI JAWABAN TES 1
1. C
2. B
3. A
4. A
5. A
6. B

Anda mungkin juga menyukai