Anda di halaman 1dari 15

NILAI,SIKAP,DAN KEPUASAN KERJA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perilaku organisasi
Dosen Pengampuh : Rizqa Sabrina B,M.Psi

Disusun oleh :
Armita (215120217)
Riski Sabila (215120231)
Meylisa Aulia Zalianti (215120209)
Nurhilma (215120208)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

2024
KATA PENGANTAR

Nlai, sikap dan perilaku yang saling terkait satu sama lain. Semua faktor ini
menentukan kepribadian seorang individu. Nilai mewakili individu standar, iman,
cita-cita atau bahkan acara dan kegiatan. Ketika kita mengatakan bahwa individu
harus setia kepada organisasi satu berfungsi, adalah ekspresi dari individu standar,
iman atau yang ideal ia membawa dengan dia sebagai bagian dari kepribadiannya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai “perasaan individu tentang atau kecenderungan
ke arah lain orang, benda, peristiwa atau kegiatan.” Sikap meliputi perasaan afektif
seperti suka dan tidak suka dan kepuasan dan ketidakpuasan. kebutuhan kita,
pengalaman masa lalu, konsep diri dan bentuk kepribadian keyakinan, dan opini
kita pegang ke arah dunia yang dirasakan.

Nilai adalah konstituen yang sangat penting dari kehidupan individu. Ini adalah
kerangka luas perilaku. Nilai-nilai yang menyerap oleh individu berdasarkan
warisan dan lingkungan. Nilai lebih permanen sementara sikap kurang stabil dan
dapat diubah, Dalam sebuah kehidupan sehari-hari niali, sikap dan kepuasan kerja
adalah yang hal penting karena mempengaruhi perilaku kerja.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nilai ata value penting untuk dipelajari dalam perilaku organisasi karena di
dalamnya untuk memahami sikap dan motivasi karena di dalamnya terltak dasar
untuk memahami sikap dan motivasi dan karena nilai-nilai memengaruhi
persepsi. Ketika individu memasuki organisasi dengan memepertimbangkan
sebelumnya dugaan tentang apa yang menajdi keharusan dan yang tidak
menjadi keharusan. Sebaliknya, nilai-nilai juga memuat interprestasi tentang
baik dan buruk. Nilai-nilai biasanya mempengaruhi sikap dan perilaku. Orang
yang menjunjung nilai moral tinggi akan membuat orang tersebut memiliki
sikap moral yang positif.
sikap dan perilaku pada umumnya dalam keadaan harmonis, walupun tidak
selalu demikian. Sikap sering kali dikenal atau diketahui karena masih
tersembunyi dalam diri manusia. Sikap seseorang baru tampak ketika
permukaan dan dapat dikenal dalam bentuk perilakunya. Setiap orang ingin
mendapatkan pekerjaan karena dengan bekerja ia mengharapkan mendapat
imbalan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun, sering kali terjadi
bahwa mendapatkan imbalan saja dirasakan belum cukup. Mereka
menginginakan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. Persoalannya adalah
bagaimana menentukan ukuran kepusaan kerja. Terhadap kepuasan dan
imbalan yang sama, kepuasan orang dapat berbeda. orang yang satu dapat
merasa puas, sedangkan orang lainnya belum mendapatkan kepuasan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah makalah ini, yaitu:

1. Apakah pengertian nilai dan tipe-tipe nilai?


2. Apakah pengertian sikap dan tipe-tipe sikap?
3. Apakah pengertian kepuasan kerja?
4. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Bagaimanakah persepsi dan pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengertian nilai dan tipe-tipe nilai?


2. Mengetahui pengertian sikap dan tipe-tipe sikap?
3. Mengetahui pengertian kepuasan kerja?
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.
5. Mengetahui Bagaimanakah persepsi dan pengambilan keputusan?
BAB 2

PEMBAHASAN

A. NILAI

Pengertian Nilai

Tiap orang, tiap keluarga, tiap kelompok, tiap organisasi,tiap daerah, agama,
bangsa dan lain-lainnya mempunyai nilai-nilai yang dapat berbeda dari yang lain.
Nilai yang ada pada seseorang adalah bagian dari kepribadiannya, merupakan
keyakinan(beliefs) yang diperoleh dari pengalaman dan dipertahankan selama
jangka waktu relatif lama, meskipun mungkin dapat berubah secara perlahan.
Nilai-nilai yang ada pada seseorang turut menentukan persepsinya, sikapnya,
motivasinya, dan perilakunya, termasuk perilaku kerjanya.

Menurut Sigit (2003:79) Dalam buku Perilaku Organisasi yang ditulis oleh
Dr.Arifin TahirM.Si, nilai ialah keyakinan yang bertahan lama mengenai sesuatu
yang dianggap berharga (wortwhile), penting.(importance), mempunyai arti
(meaningfull),diinginkan (desirable),dan diprioritaskan (preferable).

Dengan demikian nilai dapat diartikan sesuatu yang dinginkan, penting dan
memiliki arti, sehingga diperjuangkan untuk direalisasikan.

Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam arti nilai mengemban gagasan-
gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik atau diinginkan. Nilai
sangat pening untuk mempelajari perilaku keorganisasian, karena nilai meletakkan
dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi
persepsi kita. Nilai yang kita anut sebagin besar ditentukan oleh faktor genetik. Jadi
nilai-nilai dari orang tua memainkan suatu bagian yang penting dalam menjelaskan
akan bagaimana nilai-nilai kita. Selanjutnya nilai-nilai ditentukan oleh budaya,
guru, teman dan juga pengaruh lingkungan. Nilai-nilai yang dianut seseorang itu
tidaklah tetap tetapi apabila nilai-nilai yang dianut seseorang tersebut berubah,
maka perubahan itu sangat lambat. Sebagian besar nilai yang kita anut dibangun
dalam usia dini (bisa melalui orangtua, guru, teman dan lain-lain). Banyak hal
tentang apa yang benar dan salah dirumuskan dari pandangan yang dikemukakan
oleh orangtua kita. Ketika menjadi dewasa dan dihadapkan pada sistem nilai lain,
mungkin nilai yang kita punya bisa berubah.
Menarik untuk disimak bahwa nilai relatif stabil dan abadi. Hal ini merupakan hasil
dari komponen genetik dan cara bagaimana nilai tersebut dipelajari. Penanaman
nilai dari orangtua selalu memberitahukan mana perilaku yang diinginkan dan
perilaku yang tidak diinginkan. Pembelajaran nilai yang mutlak atau hitam putih
inilah, bila digabung dengan suatu yang cukup banyak dari faktor genetik yang
kurang lebih menjami kestabilan dan keabadian nilai-nilai tersebut.

Didalam mengelompokkan nilai maka terdapat 2 (dua) pendekatan/ tipe adalah


sebagai berikut :

1. Nilai terminal

Diartikan merujuk pada keadaan akhir eksistensi yang sangat diinginkan. Nilai
terminal merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang selama hidupnya atau
merupakan visi. Contoh dari nilai terminal menurut Rokeach dalam Robbin (2001)
adalah :

a. Suatu hidup nyaman (hidup makmur)


b. Suatu hidup yang menggairahkan (hidup aktif, merangsang)
c. Rasa berprestasi (kontribusi lama)
d. Suatu dunia damai (bebas dari perang dan konflik)
e. Suatu dunia yang indah (keindahan alam dan seni)
f. Kesamaan (persaudaraan, kesempatan yang sama untuk semua)
g. Keamanan keluarga (merawat orang lain)
h. Kemerdekaan (ketidakbergantungan, pilihan bebas)
i. Kebahagiaan (kepuasan)
j. Harmoni batin (bebas dari konflik batin)
k. Kesenangan (hidup santai dan dapat dinikmati)

2. Nilai instrumental

Yaitu merujuk kemodus perilaku yang lebih disukai atau diinginkan atau cara
untuk mencapai nilai-nilai terminal atau biasanya sebagai sebuah misi. Contoh
dari nilai instrumental masih menurut Rokeach dalam Robbin (2001) adalah :
a. Berpikiran luas (berpikiran terbuka)
b. Ambisius dalam bekerja
c. Kapabel (mampu, efektif)
d. Riang (senang, gembira)
e. Bersih (rapi, teratur)
f. Berani (tegak mempertahankan keyakinan)
g. Memaafkan (bersedia mengampuni orang yang dicintai)
h. Membantu (bekerja untuk kesejahteraan orang lain)
i. Jujur (tulus, tidak bohong)
j. Membantu (bekerja untuk kesejahteraan orang lain)
k. Memaafkan ( bersedia mengampuni orang lain)

B. SIKAP

Pengertian Sikap (Attitude)

Berbicara masalah sikap, sebenarnya hal ini sudah merupakan sesuatu yang
sangat populer dan penting, terutama dalam rangka pembahasan psikologi sosial.
Para ahli mengakui bahwa setiap sikap dapat terbentuk karena adanya pengaruh
dan peranan pembawaan dan lingkungan, yang keduanya mempunyai fungsi yang
sama, dalam arti bahwa sikap tidak dibawa sejak manusia lahir.

Pengertian sikap sudah banyak dikemukakan oleh para ahli. Dalam


memeberikan pengertian tentang sikap ini para ahli berbeda pendapatnya. Namun
pada hakekatnya perbedaan pendapa tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang
mendasar. Dalam kaitan ini, kita ketahui bahwa setiap individu didalam aktivitas
hidupnya mjempunyai suatu reaksi ataupun gerakan terhadap suatu obyek tertentu
dan inilah nantinya akan menjadi bagian dari sikap individu tersebut.

Untuk jelasnya dikutip pendapat W.A.Gerungan(2009) yang mengatakan


bahwa sikap adalah kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. Ini berarti bahwa sikap
senantiasa terarahkan pada suatu obyek tertentu dalam arti bahwa tak ada sikap
tanpa obyek,dan gerakan atau reaksi terhadap obyek inilah yang di maksud dengan
sikap

Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Bila ada


pegawai mengatakan ”saya menyukai pekerjaan saya” maka pegawai tersebut
mengungkapkan sikapnya tentang pekerjaannya. Sikap tidak sama dengan nilai
tetapi keduanya saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat pada 3 (tiga) komponen
dalam sikap yaitu :

1. Pengertian (cognition) adalah segmen pendapat atau keyakinan akan suatu


sikap. Bagian ini terdiri dari persepsi, pendapat, dan kepercayan orang.
Bagian kognitif bertautan dengan proses berpikir, dengan tekanan khusus
kepada rasionalitas dan logika.
2. Keharuan (affect) adalah segmen emosional atau perasaan dari suatu sikap.
Komponen ini dipelajari dari orang tua, guru, dan teman sejawat.
3. Perilaku (behavior) adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu
cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Komponen perilaku ini
merupakapan komponen tindakan dari sikap. Cara seseorang bertindak
menghadapi orang lain atau sesuatu barang dapat ramah, hangat, agresif,
bermusuhan, apatis atau dengan sesuatu cara lain.
Sumber sikap

Ada banyak sumber dari pembentukan sikap. Sikap dibentuk dari orang tua,
guru dan anggota kelompok rekan sekerja, masyarakat dan pengalaman pekerjaan
sebelumnya. Pengalaman waktu kecil membantu menciptakan sikap individu.
Sikap anak muda biasanya sesuai dengan sikap orang tua mereka. Apabila anak-
anak mencapai umur sepuluh tahun, mereka mulai lebih kuat dipengaruhi oleh
teman sejawat. Kelompok teman sebaya mampu mempengaruhi sikap karena orang
ingin diterima oleh orang lain. Anak-anak belasan tahun mencari persetujuan
dengan sama-sama memiliki sikap yang serupa atau dengan merubah sikap untuk
mengikuti sikap kelompok.
Orang belajar dan mengetahui sikap lewat pengalaman kerja. Mereka
mengembangkan sikap terhadap faktor-faktor seperti persamaan upah, evaluasi
prestasi, kemampuan manajemen, rancangan kerja dan keanggotaan kelompok
kerja.

Tipe sikap

Berbicara soal sikap, terdapat 3 tipe sikap, yaitu:

1. Kepuasan kerja (jib statusfaction)


Yaitu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif
terhadap kerja, sebaliknya seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukkan sikap yang negatif terhadap perkerjaan tersebut.
2. Keterlibatan kerja (job involvement)
Adalah mengukur derajat sejau mana atau sampai tingkat mana seseorang
memihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif didalamnya dan
menganggap kinerjanya penting bagi harga diri.
Pegawai dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi dengan kuat memihak
pada jenis kerja yang dilakukan dan benar-benar peduli dengan jenis kerja
tersebut. Tingkat keterlibatan kerja yang tinggi telah ditemukan berkaitan
dengan kemangkiran yang lebih rendah dan tingkat permohonan berhenti
yang lebih rendah.

3. Adalah suatu keadaan atau sampai sejauh mana seorang pegawai memihak
pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, dan berniat memelihara
keanggotaan dalam organisasi tersebut. Seperti pada keterlibatan kerja
bahwa komitmen pada organisasi memperlihatkan hubungan yang negatif
antara kemangkiran dan tingkat keluar masuknya pegawai.

Sejauh mana karyawan terlibat dalam pekerjaan serta tujuan perusahaan


untuk mempertahankan keanggotaannya disitu.
1). Komitmen afektif : karena jenis pekerjaan itu disukainya.
2). Komitmen berkelanjutan : karena nilai ekonomisnya.
3). Komitmen Normatif : karena moral dan etis.

Sikap dan konsistensi

Orang berusaha keras mempertahankan konsistensi antara komponen-


komponen dari sikap yaitu kognisi, afek dan perilaku. Tetapi seringkali komponen-
komponen tersebut saling bertentangan dan tidak konsisten. Apabila hal ini terjadi,
maka timbullah keadaan yag tidak seimbang. Ketegangan yang terjadi dari keadaan
semacam itu hanya akan berkurang apabila tercapai sesuatu bentuk konsistensi.
Istilah disonansi kognitif berarti suatu inkonsistensi (ketidakkonsistenan)
lebih jelasnya menurut Robbin (2001) adalah ketidaksesuaian antara dua sikap atau
lebih atau antara perilaku dan sikap. Sedangkan menurut Gibson et al. (1986) istilah
disonansi kognitif adalah menguraikan suatu situasi apabila terjadi ketidaksesuaian
antara komponen kognitif dan komponen perilaku dari sikap. Disonansi kognitif
mempunyai pengaruh penting dalam organisasi. Pertama, disonansi kognitif
membentuk menjelaskan pilihan yang diambil oleh orang apabila komponen-
komponen itu tidak konsisten. Kedua, teori disonansi kognitif dapat membantu
meramalkan kecenderungan orang merubah sikapnya. Hasrat untuk mengurangi
disonansi akan ditentukan oleh pentingnya unsur-unsur yang menciptakan
disonansi tersebut, derajat pengaruh yang diyakini dipunyai oleh individu terhadap
unsur-unsur tersebut dan ganjaran yang mungkin tersangkut dalam disonansi.

C. KEPUASAN KERJA

Pengertian

Menurut Robins, kepuasan kerja atau job satisfaction diidentikkan dengan hal-
hal yang bersifat individual. Karena itu, tingkat kepuasan setiap orang berbeda-beda
dan hal ini terjadi apa bila beberapa faktor terpenuhi yaitu kebutuhan individu serta
kaitannya dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan pekerja

Faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja dalam buku Uma sekaran, 2000,
perilaku organisasi texs dan kasus mengatakan bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi oleh

1. Konten kerja: kadar pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama


kepuasan. Pekerjaan harus menantang. Ini harus meminjamkan dirinya
kesempatan untuk menggunakan keterampilan karyawan, kemampuan dan
pengalaman. Isi dari pekerjaan harus mendorong dan menarik dan memiliki
berbagai inbuilt di dalamnya sehingga tidak membosankan. umpan balik
positif dari pekerjaan dan otonomi telah dianggap penting untuk motivasi
karyawan. Terlalu sulit atau pekerjaan memiliki dua tantangan sedikit
membawa frustrasi dan perasaan gagal maka pekerjaan harus cukup tangguh
sehingga individu memiliki untuk meregangkan kemampuannya, imajinasi
dan keterampilan. Setelah pekerjaan tersebut selesai dengan sukses, para
pekerja mendapatkan rasa kepuasan.
2. Kompensasi : Gaji dan upah berperan menentukan dalam studi kepuasan
kerja. imbalan yang adil adalah multidimental di alam. Manfaat yang alam
bervariasi yaitu membayar, tunjangan dan imbalan terkait dengan motivasi
karyawan. sistem gaji dan kebijakan promosi organisasi harus adil, tidak
ambigu dan sejalan dengan norma-norma industri lazim dan harapan
karyawan. upah karyawan dan gaji harus memastikan dia status sosial dan
harus mampu memenuhi harapan. Individu harus memahami administrasi
gaji dan kebijakan promosi sebagai adil. Organisasi harus memastikan
bahwa kebijakan mereka berorientasi pertumbuhan dan incremental di alam
sehingga karyawan mengambil tanggung jawab tambahan secara sukarela.
Terlepas dari manfaat keuangan, organisasi harus menyediakan fasilitas
yang memadai dan manfaat non-keuangan sehingga mereka termotivasi dan
menampilkan tingkat kepuasan yang tinggi.
3. Kondisi kerja yang mendukung:kondisi kerja memiliki efek sederhana
namun abadi pada kepuasan kerja. Karena perkembangan teknologi yang
pesat, perlu bahwa organisasi beroperasi pada teknologi ditingkatkan,
sistem dan prosedur terbaru. Tata letak tempat kerja harus cocok dari sudut
pandang operasional dan karyawan harus menampilkan gelar besar
kepuasan. Tempat harus rapi dan bersih dengan fasilitas yang diperlukan
sesuai Pabrik Act. Cahaya, ventilasi, kebersihan, cukup ruang untuk
bekerja, ketersediaan dari pengawasan, alat terbaru memadai dan umumnya
baik sekitarnya pasti akan menambah kepuasan kerja. Jika tempat kerja
lebih dekat ke rumah, itu akan menambah retensi karyawan.
4. Kelompok kerja: Kelompok kerja berfungsi sebagai sumber dukungan,
kenyamanan, saran dan bantuan untuk pekerja individu. Sebuah kelompok
kerja yang baik membuat pekerjaan lebih menyenangkan. Faktor dukungan
kelompok kerja sangat penting untuk kepuasan kerja. Jika kondisi
sebaliknya berlaku, orang-orang mungkin tidak dapat bergaul dengan satu
sama lain dan tingkat kepuasan kerja akan berkurang.
5. Pengawasan: Supervisor adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja. supervisor berkualitas harus tersedia untuk saran,
bimbingan dan pemecahan masalah. Supervisor harus ditempatkan dekat
dengan tempat kerja dan harus tersedia

Respon Terhadap Kepuasan Kerja


Merujuk kembali pada pengertian kepuasan kerja, respon terhadap ketidakpuasan
ini akan bermacam-macam yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Keluar, Ketidakpuasan ditampilkan dengan meninggalkan organisasi atau


mencari posisi baru. Bisa juga dalam bentuk pengunduran diri.
b) Menyatakan Pendapat, Ketidakpuasan kerja kadang juga ditunjukkan
dengan cara berusaha secara aktif dan juga kostruktif. Karyawan akan
secara aktif memperbaiki diri baik dengan meminta saran, berdiskusi akan
masalah yang dihadapi dengan atasannya dan juga aktifitas perserikatan
lainnya.
c) Kesetiaan, Ketidakpuasan terhadap pekerjaan bisa ditunjukkan secara pasif
dengan cara menunggu kondisi yang pas untuk memperbaiki diri.
d) Mengabaikan, Kadang kala karyawan membiarkan ketidakpuasan dengan
membiarkannya saja sehingga semakin buruk. Kemangkiran mulai terjadi
sampai keterlambatan yang kronis,tidak ada antusiasme, malas berusaha
bila bertemu hambatan sampai mencari dan meningkatkan kesalahan
BAB 3

KESIMPULAN

Nlai, sikap dan perilaku yang saling terkait satu sama lain. Semua faktor ini
menentukan kepribadian seorang individu. Nilai mewakili individu standar, iman,
cita-cita atau bahkan acara dan kegiatan. Ketika kita mengatakan bahwa individu
harus setia kepada organisasi satu berfungsi, adalah ekspresi dari individu standar,
iman atau yang ideal ia membawa dengan dia sebagai bagian dari kepribadiannya.
Sikap dapat didefinisikan sebagai “perasaan individu tentang atau kecenderungan
ke arah lain orang, benda, peristiwa atau kegiatan.” Sikap meliputi perasaan afektif
seperti suka dan tidak suka dan kepuasan dan ketidakpuasan. kebutuhan kita,
pengalaman masa lalu, konsep diri dan bentuk kepribadian keyakinan, dan opini
kita pegang ke arah dunia yang dirasakan.
BAB 4

DAFTAR PUSTAKA

Tahir, Arifin M,Si,2014, Perilaku organisasi,ed1,cetakan 1, deeppublish, jakarta.

Uma sekaran, 2000. perilaku Organisasi, Teks dan Kasus, 1989. Tata McGraw
bukit Ltd,Kesembilan cetakan ulang

Anda mungkin juga menyukai