Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Sulistyorini, M.Pd.
Disusun oleh:
Yayuk Winarti
21129501094
Kelas A
Dalam manajemen, fungsi utama pada organisasi adalah dalam hal pengawasan.
Organisasi perlu memantau para pekerjanya terhadap nilai, sikap, kepribadian, emosi,
dan kepuasan kerja yang memilki hubungan dengan perilaku. Apakah ada pengaruh
antara kepuasan atau ketidakpuasan karyawan pada pekerjaan di tempat bekerja. Dalam
organisasi, nilai, sikap, kepribadian, emosi, dan kepuasan kerja amatlah penting karena
merupakan komponen perilakunya.
Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi di
antara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki
ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki oleh karyawan
tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada tiga sikap yaitu, kepuasan kerja,
keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional. Seseorang dengan tingkat kepuasan
kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut,
sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang
pekerjaan tersebut.
Keterlibatan pekerjaan, mengukur sampai tingkat mana individu secara psikologis
memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai
sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat keterlibatan
pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang pekerjaan
yang mereka lakukan. Tingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang yang
tinggi benar-benar berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja pekerjaan.
Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seorang
individu, sementara komitmen organisosial yang tingi berarti memihak organisasi yang
merekrut individu tersebut. Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas
atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen
pekerjaan yang berlainan. Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para
pekerja AS selama 30 tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas
pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun jarak persentasinya lebar,
tetapi lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas dibandingkan tidak
puas.
Lalu apakah yang menyebabkan kepuasan kerja? Dari segi kepuasan kerja (kerja
itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan, dan rekan kerja), menikmati kerja itu
sendiri hampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan tingkat kepuasan
kerja yang tinggi secara keseluruhan.
B. PEMBAHASAN
1. Nilai dalam Perilaku Organisasi
a. Pengertian Nilai
Menurut Sofyandi dkk dalam Wijaya, menyatakan bahwa nilai adalah suatu
modus (cara) perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas lebih dapat
disukai secara pribadi atau sosial dari pada suatu modus perilaku atau keadaan akhir
eksistensi yang berlawanan atau kebalikannya.
Menurut Gibson dkk, Nilai-nilai atau Values adalah kesadaran, hasrat afektif
atau keinginan orang yang menunjukkan perilaku mereka. Nilai-nilai personal
individu menunjukkan perilaku didalam dan diluar pekerjaan. Apabila serangkaian
nilai-nilai orang adalah penting, maka akan menunjukkan orang dan juga
mengembangkan perilaku konsisten untuk semua situasi.
McShane dkk, berpendapat bahwa nilai-nilai adalah keyakinan yang stabil
dan evaluatif yang menunjukkan prefensi kita untuk hasil atau tindakan dalam
berbagai situasi. Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman moral yang mengarahkan
motivasi, keputusan dan mendefinisikan siapa kita sebagai individu dan sebagai
anggota kelompok dan nilai-nilai yang sama.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan
suatu cara untuk menilai hasil akhir seseorang dalam melakukan aktifitas, baik
secara personal maupun secara kelompok. Yang mana nilai juga sebagai pedoman
yang mengarah pada motivasi kerja sesorang agar mencapai tingkat kepuasan kerja
yang maksimal.
b. Tipe Nilai
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan klasifikasi tipe nilai-nilai,
diantaranya adalah:
1) Terminal dan Instrumental Values
Terminal values adalah keadaan akhir nilai-nilai yang diharapkan, tujuan
orang ingin mencapai selama hidupnya. Sedangkan instrumental values adalah
cara berperilaku yang disukai atau sarana bagi seseorang untuk mencapai terminal
values. Banyak studi mencatat bahwa nilai-nilai bervariasi di antara kelompok
orang dalam pekerjaan atau kategori yang sama, sebagai manajer korporasi,
anggota perserikatan, orang tua tau murid, cenderung mempunnyai nilai-nilai
sama. Studi lain menunjukkan adanya perbedaan terminal value dan instrumental
value dari mereka yang berada dalam posisi berbeda. Dengan bahasa yang lebih
sederhana, dapat dikatakan bahwa terminal value adalah keadaan nilai pada akhir
suatu proses. Sedangkan instrumental value merupakan nilai untuk menuju pada
tercapainya terminal value.
2) Scwartz Value Theory
Scwartz meyakini nilai-nilai bersifat motivasional. Apabila prestasi
seseorang dihargai akan mengakibatkan orang tersebut bekerja keras untuk
mendapatkan promosi di pekerjaan.
c. Macam-macam Nilai
Menurut Greert Hofstede, berdasarkan hasil penelitiannya
menyimpulkan ada 6 variasi nilai untuk menganalisisnya.
1) Power distance (jarak kekuasaan), yaitu hingga sejauh mana anggota masyarakat
yang memiliki kekuasaan yang rendah menerima distribusi kekuasaan yang tidak
sama.
2) Quantity and Quality (kuantitas dan kualitas kehidupan). Kuantitas kehidupan
adalah sampai tingkatan mana nilai-nilai seperti ketegasan perolehan unag dan
bahan material, serta persaingan itu gagal. Kulitas kehidupan adalah sampai
tingkat mana orang menghargai hubungan dan memperlihatkan kepekaan dan
keprihatinan untuk kesejahteraan orang lain.
3) Individualism Vs Collectivision (indivudualisme lawan kolektif) yaitu seseorang
lebih memperhatikan diri sendiri dbandingkan collectivism yang menghendaki
seseorang yang mempunyai tanggung jawab yang lebih luas yaitu tanggug jawab
sosial.
4) Uncertainty avoidance (penghindaran ketidakpastian) yaitu atribut budaya yang
menggambarkan sejauh mana suatu masyarakat merasa terancam oleh situasi
yang tak pasti dan ambigu dan mencoba menghindari situasi itu.
5) Long term and short tern orintation (prientasi jangka panjang dan jangka pendek).
Orientasi jangka panjang adalah dimana nila-nilai yang dipakai oleh masyarakat
atau organisasi berorientasi ke masa depan serta menghargai penghematan dan
ketekunan. Sementara orang yang berorintasi jangka pendek menghargai masa
lampau dan masa sekarang serta menekankan penghargaan akan tradisi dan
mematuhi kewajiban sosial.
6) Masculinity, yaitu pembagian peran antara pria dan wanita, yang didalamnya pria
memiliki sifat memaksa dan memiliki peran yang dominan sementara wanita
memiliki peran yang lebih banyak berhubungan dengan perhatian pada kualitas
kehidupan dan hubungan.
d. Fungsi Nilai
Dari segi fungsinya, nilai memiliki dua fungsi, yaitu fungsi utama dan fungsi
langsung, adapun fungsi utama nilai sebagai berikut;
Nilai sebagai standar, fungsinya yaitu: pertama, membimbing individu dalam
mengambil posisi tertentu dalam social issues tertentu; kedua, memengaruhi individu
untuk lebih menyukai ideologi politik tertentu dibanding ideologi poitik yang lain;
ketiga, mengarahkan cara menampilkan diri pada orang lain; keempat, melakukan
evaluasi dan membuat keputusan; kelima, mengarahkan tampilan tingkah laku
membujuk dan memengaruhi orang lain, memberi tahu individu akan keyakinan,
sikap, nilai, dan tingkah laku individu lain yang berbeda, yang bisa diprotes dan
dibantah, bisa dipengaruhi dan diubah. Sistem nilai sebagai rencana umum dalam
memecahkan konflik dan pengambilan keputusan.
Fungsi langsung yaitu fungsi ini mengarahkan tingkah laku individu dalam
situasi sehari-hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah mengekspresikan
kebutuhan dasar sehingga nilai dikatakan memiliki fungsi motivasional. Nilai
berperan sebagai standar yang mengarahkan tingkah laku. Nilai membimbing
individu untuk memasuki suatu situasi dan cara individu bertingkah laku dalam
situasi tersebut. Danandjaja mengemukakan bahwa nilai memberi arah pada sikap,
keyakinan dan tingkah laku seseorang, serta memberi pedoman untuk memilih
tingkah laku yang diinginkan pada setiap individu. Karena nilai berpengaruh pada
tingkah laku sebagai dampak dari pembentukan sikap dan keyakinan sehingga dapat
dikatakan bahwa niliai merupakan faktor penentu dalam bebagai tingkah laku sosial.
2. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan
karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan oleh norma
dalam keluarga, teman dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang
seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk
kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai
yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan
konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di
suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.
Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan,
kompetisi, kebebasan, dan etika kerja protes yang terus tertanam dalam diri mereka
melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut
cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan
dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta
memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
Sifat-sifat Kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya
untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan
perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang
individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-
karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat
kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar
karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu
proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan
memandu keputusan pengembangan karier.
2. Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan
mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh
individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa yang diterima, orang
akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas bila menerima manfaat diatas
harapan.
3. Pencapaian Nilai (Value Attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan
nilai kerja individual yang penting.
4. Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di
tempat kerja.
5. Komponen Genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini
menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk menjelaskan
kepuasan kerja di samping karakteristik lingkungan pekerjaan.
C. KESIMPULAN
1. Nilai dalam perilaku organisasi merupakan suatu cara untuk menilai hasil akhir
seseorang dalam melakukan aktifitas, baik secara personal maupun secara kelompok.
Yang mana nilai juga sebagai pedoman yang mengarah pada motivasi kerja seseorang
agar mencapai tingkat kepuasan kerja yang maksimal.
2. Sikap dalam perilaku organisasi merupakan kecendrungan pernyataan seseorang, baik
menyenangkan maupun tidak menyenangkan yang mencerrminkan bagaimana merasa
tentang orang, objek atau kejadian dalam lingkungannya.
3. Kepribadian dalam perilaku organisasi adalah keseluruhan cara di mana seorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering
dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
4. Emosi merupakan suatu keadaan dimana seseorang meluapkan pikiran dan perasaanya
termasuk sikap maupun tingkah laku yang dikeluarkan dalam bentuk ekspresi tertentu.
Berkaitan dengan perilaku organisasi, emosi dapat terjadi apabila karyawan
mengekspresikan secara organisasional emosi yang diinginkannya selama transaksi
antar pribadi.
5. Kepuasan kerja dalam perilaku organisasia merupakan tingkat perasaan senang
seseorang sebagai penilaian positif terhadap pekerjaannya dan lingkungan tempat
pekerjaannya.
D. DAFTAR PUSTAKA
James L. Gibson dkk.2000. Organizations. New York: McGraw-Hill
Kreitner,Robert. dkk. 2001. Organizational Behavior. New York: McGrawHill
Mc shane, Steven, dkk. 2010. Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill
Wibowo. 2015. Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Rajawali Pers
Wijaya, Candra .2017. Perilaku oraganisasi. Medan: LPPI
Winardi, J. 2009. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media Grup
P Robbins , Stephen., dkk. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Pangarso, Astadi. 2016. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Depulish
Rivai Veithzal. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Rajawali Pers. Bandung