Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NAKIROH DAN MA’RIFAT


Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
“BAHASA ARAB”
Dosen pengampu:
Aulia Ilham Iskandaar, M.Ag

Disusun oleh:
Bima Ghofaroli Sya’bani
Muhammad Ridwan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KOTA SUKABUMI

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih, Jl. Begeg No.74, Cikondang, Kec.


Citamiang, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43161
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab dan
juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambahan ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Bahasa Arab yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Sukabumi, 15 Maret 2020


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………........………………………………….. 1
C. Tujuan Masalah…………....…………………………...................... 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………2

A. Pengertian Isim Nakiroh ..............…………....……………………..2


B. Bagaiman Karakteristik Isim Nakiroh ……………………………....3
C. Pengertian Isim Ma’rifat .....................................................................3
D. Bagaimana Pembagian Isim Ma’rifar………………………………..4
E. Apa Perbedaan Isim Nakiroh dan Ma’rifat .........................................4

BAB III PENUTUP ………………....…………........................................... 6

A. Simpulan …………………………………………………………….6
B. Saran …………………………………………………………...……6

DAFTAR PUSAKA ………………………………………………………...7


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah SAW menggunakan
bahasa tersebut. Dalam QS. Fusshilat: 44 telah dijelaskan sebagaimana yang
berbunyi:
‫ت آيَاتُهُ أَأَ ْع َج ِم ٌّي َوع ََربِ ٌّي‬ ِّ ُ‫ًّا لَقَالُوا لَوْ اَل ف‬Z[‫َولَوْ َج َع ْلنَاهُ قُرْ آنًا أَ ْع َج ِمًي‬
ْ َ ‫صل‬
”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab,
tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah
(patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?”
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu isim, fi’il, dan
huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim saja, lebih khususnya
lagi isim nakiroh dan ma’rifah. Isim adalah kata yang bermakna namun tidak
terikat dengan waktu. Isim nakiroh merupakan isim yang maknanya masih umum,
sedangkan isim ma’rifah merupakan isim yang maknanya sudah tentu.
Dalam kehidupan sehari-hari ketika kita sedang membaca terutama membaca
kitab, pasti kita menemukan isim yang bermacam-macam. Kalau dalam bahasa
Indonesia ada kata memiliki berbagai arti ada juga yang mengandung nama orang,
julukan, kata ganti dan lain-lain. Demikian juga dalam tata bahasa arab ada isim
yang mempunyai arti nama orang, julukan atau panggilan. Isim-isim tersebut
diringkas atau dikemas menjadi isim ma’rifat. Selain isim ma’rifat ada juga isim
nakiroh, yang merupakan kalimat isim yang maknanya masih umum atau belum
pasti.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian isim nakiroh?
2. Bagaimana karakteristik isim nakiroh?
3. Apa pengertian isim ma’rifah?
4. Bagaimana pembagian isim ma’rifah?
5. Apa perbedaan antara isim nakiroh dan isim ma’rifah?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pembahasan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian isim nakiroh
2. Untuk mengetahui karakteristik isim nakiroh
3. Untuk mengetahui pengertian isim ma’rifah
4. Untuk mengidentifiki pengklasifikasian isim ma’rifah
5. Agar bisa membedakan antara isim nakiroh dan isim ma’rifah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Nakiroh

Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan


Imrithy Berikut Penjelasannya, isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat
umum yang tidak menentukan suatu perkara dan lainnya.[1] Isim nakiroh atau
dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan kata indefinite (belum pasti). Secara
sederhana, definisi atau ta’rifnya adalah isim yang memiliki arti yang bersifat
umum atau global.
Pakar nahwu lainnya memndefinisikan isim nakiroh sebagai isim yang layak
masuk alif lam (‫)ال‬.[2] Contoh ‫ َر ُج ٌل‬artinya laki-laki (yang tidak ditentukan siapa
laki-laki itu sehingga masih bersifat umum). Pada kata ‫ َر ُج ٌل‬di atas maknanya
masih umum dan masih butuh penjelasan, oleh karena itu isim nakirah harus
diberi alif lam (‫ )ال‬yang bisa mema’rifatkan (mengkhususkan) isim tersebut.

B. Karakteristik Isim Nakiroh

Syaikh Ibn Malik menyatakan dalam kitabnya:


]3[‫ أَوْ َواقِ ٌع َموْ قِ ٌع َما قَ ْد ُذ ِك َر‬# ‫نَ ِك َرةٌ قَابِ ُل أَلْ ُم َؤثِرًا‬
“Isim nakirah menerima alif lam (‫ )ال‬yang membekas atau isim yang menempati
kedudukan isim yang menerima alif lam (‫ )ال‬yang telah di sebutkan alif lam”.
Maksudnya adalah isim nakirah itu bisa menerima alif lam (‫ )ال‬dan setelah
kemasukan alif lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya.[4] Contoh ‫( َر ُج ٌل‬laki-
laki) menjadi ‫( ال َّر ُج ُل‬seorang laki-laki).
Adapun lafaz yang tidak menerima alif lam (‫ )ال‬tetapi menempati tempatnya lafaz
yang bisa menerima alif lam (‫)ال‬, contoh dalam lafadz :
- lafaz ْ‫ ُذو‬yang bermakna ٌ‫صا ِحب‬َ (orang yang memiliki)
ٌ ‫( إِ ْن َس‬orang)
- lafaz ‫ َم ْن‬istifham atau syarat yang bermakna ‫ان‬
- lafaz ‫ ما‬istifham atau syarat yang bermakna ‫( َش ْي ٌئ‬sesuatu)
Lafaz-lafaz di atas tidak bisa menerima alif lam (‫)ال‬, tetapi makna yang digunakan
bisa menerima alif lam (‫)ال‬, oleh karenanya juga termasuk isim nakirah.
Sedangkan lafaz yang dapat menerima alif lam (‫ )ال‬tetapi tidak menyebabkan
kema’rifatannya tidak di sebut isim nakirah, seperti lafadz ُ‫ال َعبَّاس‬.ْ

C. Pengertian Isim Ma’rifah

Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan


Imrithy Berikut Penjelasannya, isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda
tertentu.[5] Isim ma’rifah atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan kata
definite (pasti). Secara sederhana definisi atau ta’rifnya adalah isim yang memiliki
arti yang bersifat khusus atau spesifik. Contoh: ‫زَ ْي ٌد‬, kata zaidun menunjukkan
orang yang bernama zaid, ‫ ال َّر ُج ُل‬yang berarti seorang laki-laki.
Adanya alif lam pada suatu kalimat isim menunjukkan bahwa kalimat tersebut
ialah isim ma’rifah. Akan tetapi ada pula alif lam itu tidak menjadikan

D. Pembagian Isim Ma’rifah

Isim ma’rifat dibagi menjadi enam macam yaitu:[6]


1. Isim dhamir (kata ganti) ialah lafadz yang menunjukkan pada mutakallim,
mukhathab dan ghaib.
Contoh: ُ‫ نَحْ ن‬,‫ أَنَا‬,‫ أَ ْنتُ َّن‬,‫ أَ ْنتُ َما‬,‫ت‬
ِ ‫ أَ ْن‬,‫ أَ ْنتُ ْم‬,‫ أَ ْنتُ َما‬, َ‫ أَ ْنت‬,‫ ه َُّن‬,‫ هُ َما‬,‫ ِه َي‬,‫ هُ ْم‬,‫ هُ َما‬,‫هُ َو‬
2. Isim ‘alam (nama) ialah isim yang menentukan sesuatu barang yang diberi
nama secara mutlak.
Contoh: َ‫اط َمة‬
ِ َ‫ ف‬, ٌ‫َحبِيْب‬
3. Isim isyarah (kata tunjuk) ialah isim yang digunakan untuk sesuatu yang
diisyaratkan/ditunjuk.
َ ‫ تِ ْل‬, َ‫ َذالِك‬,,
Contoh: ‫ هَ ِذ ِه‬,‫ك هَ َذا‬
4. Isim maushul (kata sambung) ialah isim yang menunjukkan suatu kalimat
tertentu dan membutuhkan jumlah (kalimat).
Contoh: ‫ الَّ ِذي‬,‫ الَّتِ ْي‬, َ‫الَّ ِذ ْين‬
5. Isim yang disertai (‫ )ال‬alif lam.
Contoh: ‫ ْاألُ ْستَا ُذ‬,ُ‫ ْال َمرْ أَة‬,ُ‫ْال َّر ُجل‬
Akan tetapi berbeda dengan alif lam yang terdapat pada isim maushul,
karena alif lam tesebut lazimah (tetap) yang tidak dapat dipisahkan.[7]
6. Isim yang diidhafahkan pada salah satu di antara isim ma’rifat.
Contoh: ‫ قَلَ ُم زَ ْي ٍد‬,‫ك‬
َ ُ‫ِكتَاب‬

E. Perbedaan Antara Isim Nakiroh Dan Isim Ma’rifah

Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi, yaitu segi
kalimat dan segi makna.

1. Segi kalimat
Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim nakiroh (ada
pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat alif
lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim ma’rifah.
Isim nakiroh ‫َر ُج ٌل‬
Isim ma’rifah ‫ْال َّر ُج ُل‬

2. Segi makna
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum tentu
maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki
makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
Isim nakiroh (buku) ٌ‫ِكتَاب‬
Isim ma’rifah (buku kamu) ‫ك‬
َ ُ‫ِكتَاب‬
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak
menentukan suatu perkara dan lainnya. Isim nakirah itu bisa menerima alif lam (
‫ )ال‬dan setelah kemasukan alif lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya.
Contoh ‫( َر ُج ٌل‬laki-laki) menjadi ‫( ال َّر ُج ُل‬seorang laki-laki).
Isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu atau sudah pasti suatu
perkara tersebut. Isim ma’rifat dibagi menjadi enam macam yaitu isim dhamir,
isim ‘alam, isim isyaroh, isim maushul, isim yang kemasukan alif lam (‫)ال‬, dan
isim yang idhofah.
Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi, yaitu
segi kalimat dan segi makna. Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (‫ )ال‬maka
dikatakan isim nakiroh (ada pengecualian sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya), dan apabila terdapat alif lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim ma’rifah.
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum tentu
maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki
makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi pokok yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Saya sadari tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, dikarenakan terbatasnya pengetahuan kami, sumber ataupun
referensi yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Harapan penulis terhadap semua pembaca bisa memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan atau kelengkapan
daripada makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. 2005. Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Bisyri Musthofa Ar-Rombani. TT. Syarah Nadzom Al-Sarfi Al-Umriti. Kudus:
Pustaka Mathbaah Menara Kudus.
Fahmi, Akrom. 2002. Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab). Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Mu’minin, Iman Saiful. 2009. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Amzah.
Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi. TT. Alfiyah ibn Malik Fi Al-
Nahw wa Sharf. Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus

Anda mungkin juga menyukai