1. Kasus Gratifikasi
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan Cuma-Cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik
atau tanpa sarana elektronik. Gratifikasi terjadi jika pihak pengguna layanan memberi sesuatu
kepada pemberi layanan tanpa adanya penawaran atau transaksi apapun. Pemberian ini terkesan
tanpa maksud apa-apa. Namun di balik itu, gratifikasi diberikan untuk menggugah hati petugas
layanan, agar di kemudian hari tujuan pengguna jasa dapat dimudahkan. Istilahnya "tanam budi",
yang suatu saat bisa ditagih.
Salah satu peluang korupsi yang saat ini marak terjadi di daerah adalah korupsi alokasi
dana bantuan sosial (bansos). Dana yang sejatinya untuk kepentingan sosial
kemasyarakatan itu justru digunakan untuk kepentingan segelintir orang. Pada ruang
lingkup lebih kecil misalnya daerah aktor atau pelaku utama korupsi dana bantuan sosial
adalah kepala daerah, pejabat di lingkungan pemerintah daerah, anggota dan pimpinan
parlemen daerah. Dalam regulasi ini disebutkan bansos adalah salah satu bentuk
instrumen bantuan dalam bentuk uang dan atau barang yang diberikan kepada kelompok
atau anggota masyarakat.
1. Pelaku tindak korupsi dana bantuan harus segera diproses secara hukum hingga ke
pengadilan.
2. Pengapusan alokasi dana bantuan atau jika tidak dihapus dapat tetap dipertahankan
alokasi dana bantuan dengan syarat menindaklanjuti hasil kajian KPK tentang dana
bantuan sosial.