MAKALAH
DOSEN PENGAMPU:
Oleh:
PONOROGO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah sebuah agama yang mempunyai dimensi kompleks. Ia
dapat dilihat dan ditelaah dari berbagai sudut pandang, fenomena, dan disiplin
ilmu. Dengan demikian di dalam mempelajari dan menelaah diharapkan ekstra
hati-hati sehingga tidak akan menimbulkan pemahaman yang keliru dan
kurang pas. Supaya tidak terjadi hal demikian, untuk saling bersinergi, saling
memperkaya wawasan, dan agar tidak merasa ada ancaman dari satu terhadap
yang lain maka konsep tasamuh atau toleransi mutlak di kedepankan.
Kajian keislaman adalah salah satu studi yang mendapat perhatian
yang serius di kalangan ilmuan. Dengan demikian Islam dapat dipandang
sebagai sebuah kajian keilmuan yang tak terelakkan.
Dari perspektif filasafat ilmu, setiap ilmu baik itu ilmu alam, sosial,
agama atau ilmu-ilmu keislaman, harus diformulasikan dan dibangun di atas
teori-teori yang berdasarkan pada kerangka metodologi yang jelas. Dalam
kaidah ini, teori-teori sebagai wujud ekspresi intelektual yang seharusnya
tidak boleh disakralkan dan dogmatik. Bertitik tolak dari pemahaman yang
demikian, maka timbulah sudut pandang yang berbeda dalam menjelaskan
Islam itu sendiri.
Ketika Islam dilihat dari sisi normatif, Islam merupakan agama yang di
dalamnya berisi ajaran Tuhan yang berkaitan dengan urusan akidah dan
mu’amalah. Sedangkan ketika Islam dilihat dari sisi historis atau sebagaimana
yang tampak alam masyarakat, Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu atau
ilmu keislaman.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Normativitas
2. Pengertian Historitas
3. Pengelompokan Normativitas dan Historitas
4. Perbedaan Normativitas dan Historitas dalam Studi Keislaman
C. Tujuan
1
1. Untuk mengetahui Pengertian Normativitas
2. Untuk mengetahui Pengertian Historitas
3. Untuk mengetahui Pengelompokan Normativitas dan Historitas
4. Untuk mengetahui Perbedaan Normativitas dan Historitas dalam Studi
Keislaman
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Normativitas
1
Siswanto, “Normativitas Dan Historitas Dalam Kajian Keislaman (Studi Atas Pemikiran
M Amin Abdullah), Jurnal Ummul Qura, Vol X, No.2, 2017, 133-138.
3
teologis. Pendekatan ini berangkat dari teks yang sudah ditulis dalam kitab
suci. Teologi adalah pemikiran tentang persoalan ketuhanan. Contoh persoalan
ketuhanan di antaranya adalah adanya Nabi palsu dan manusia pada umumnya
dapat mempercayainya. Untuk mengatasi hal tersebut seseorang harus
mengetahui arti dari Islam normatif dan historis dengan sesungguhnya.
2
Amril M, “Islam Normative Dan Historis (Faktual) Ziarah Epistemologi Integratif
Interkonektif Dalam Pendidikan”, Jurnal Kependidikan Islam, Vol V, No.1, 2019, 81-89.
4
teologis yang sudah mengelompok dan mengkristal dalam satu komunitas
masyarakat tertentu.
5
keahlian, dsb. Demikian pula untuk bidang kesehatan, lingkungan hidup,
kebudayaan, politik, dsb, agama tampil sangat ideal dibangun berdasarkan
dalil-dalil yang terdapat dalam ajaran agama yang bersangkutan.
B. Pengertian Historisitas
4
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 2012),
48-49.
6
Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh
setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamannya terhadap
teks, maka islam pada tahap ini terpengaruh bahkan menjadi sebuah
kebudayaan. Dengan demikian semakin adanya problematika yang semakin
kompleks, maka kita yang hidup pada era saat ini harus terus berjuang untuk
menghasilkan pemikiran-pemikiran untuk mengatasi problematika kehidupan
yang semakin kompleks sesuai dengan latar belakang kultur dan sosial yang
melingkupi kita, yaitu Indonesia saat ini. Kita perlu pemahaman kontemporer
yang terkait erat dengan sisi-sisi kemanusiaan-sosial-budaya yang melingkupi
kita.
5
M Rozali, “Metodologi Studi Islam Dalam Perspectives Multidisiplin Keilmuan” (Depok:
Rajawali Buana Pustaka, 2020), 41-46.
7
terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu dan
ditujukan untuk memelihara syari’at dari kekeliruan yang memahaminya.
6
Nella Lucky, “Mendamaikan Logika Normativitas Dan Historitas Dalam Studi Agama”,
Jurnal Toleransi: Media Komunikasi Umat Beragama, Vol VI, No.1, 2014, 121-130.
8
madani, muhkam mutasyabih, dan masih banyak yang lainnya. Normativitas
dan Historisitas dalam studi keislaman sangat erat kaitannya.
7
Chuzaimah Batubara, dkk, “Handbook Metodologi Studi Islam” (Jakarta Timur: Prenada
Media, 2018), 42-47.
9
Perbedaan Normativitas dan Historitas
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Normatif yang berasal dari kata norm berarti berpegang teguh pada
norma atau pada kaedah yang telah ditetapkan. Sedangkan historis yang
berasal dari kata history berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan
sejarah atau kesejarahan. Dengan demikian Islam normatif adalah Islam
yang berpegang teguh dengan norma dan prinsip yang telah ditetapkan,
sedangkan Islam historis adalah Islam yang berpegang pada gejala dan
fenomena yang berhubungan realitas kesejarahan kehidupan manusia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Chuzaimah, dkk, “Handbook Metodologi Studi Islam” (Jakarta
Timur: Prenada Media, 2018)
12
13