I. PENDAHULUAN
C. PENDEKATAN HISTORIS
Sejarah adalah suatu ilmu yang dida-
lamnya dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek,
latar belakang dan pelaku dari peristiwa
tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa
dapat dilacak dengan melihat kapan
peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya,
siapa yang terlibat dalam peristiwa terse-
but. Melalui pendekatan sejarah seorang
diajak menukik dari alam idealis ke alam
yang bersifat empiris dan mendunia. Dari
keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang
terdapat dalam alam idealis dengan yang ada
di alam empiris dan historis.
Pendekatan kesejarahan ini amat
dibutuhkan dalam memahami agama, karena
agama itu sendiri turun dalam situasi yang
konkrit bahkan berkaitan dengan kondisi
sosial kemasyarakatan. Dalam hubungan ini
Kuntowijoyo telah melakukan studi yang
mendalam terhadap agama (Islam) menurut
pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari
Al-qur’an ia sampai pada satu kesimpulan
bahwa pada dasarnya kandungan Al-Qur’an
itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama, berisi konsep-konsep, dan bagian
kedua berisi kisah-kisah sejarah dan
perumpamaan.
Dalam bagian pertama yang berisi
konsep ini kita mendapati banyak sekali
istilah Al-Qur’an yang merujuk kepada
pengertian-pengertian normatif yang khusus,
doktrin-doktrin etik, aturan-aturan legal, dan
ajaran-ajaran keagamaan pada umumnya.
Istilah-istilah atau singkatnya pernyataan-
pernyataan itu mungkin diangkat dari
konsep-konsep yang telah dikenal oleh
masyarakat Arab pada waktu Al-Qur’an, atau
bisa jadi merupakan istilah-istilah baru yang
dibentuk untuk mendukung adanya konsep-
konsep religius yang ingin diperkenal-
kannya. Yang jelas istilah itu kemudian
diintegrasikan ke dalam pandangan dunia Al-
Qur’an, dan dengan demikian, lalu menjadi
konsep-konsep yang otentik.
Dalam bagian pertama ini, kita mengenal
banyak sekali konsep baik yang bersifat
abstrak maupun konkret. Konsep tentang
Allah, malaikat, akhirat, ma’ruf, munkar dan
sebagainya adalah termasuk yang abstrak.
Sedangkan konsep tentang fuqara’, masakin,
tijarah, termasuk yang konkret. Selanjutnya,
jika pada bagian yang berisi konsep, Al-
Qur’an bermaksud membentuk pemahaman
yang komprehensif mengenai nilai-nilai
Islam, maka pada bagian yang kedua yang
berisi kisah dan perumpamaan Al-Qur’an
ingin mengajak dilakukannya perenungan
untuk memperoleh hikmah.
Melalui pendekatan sejarah ini seseorang
diajak untuk memasuki keadaan yang
sebenarnya berkenaan dengan penerapan
suatu peristiwa. Dari sini maka seseorang
tidak akan memahami agama keluar dari
konteks historisnya. Seseorang yang ingin
memahami Al-Qur’an secara benar misalnya,
yang bersangkutan harus memahami sejarah
turunnya Al-Qur’an atau kejadian-kejadian
yang mengiringi turunnya Al-Qur’an yang
selanjutnya disebut dengan ilmu asbab al-
nuzul yang pada intinya berisi sejarah
turunnya ayat Al-Qur’an. Pada kajian Al-
Hadits, dikenal asbab al-wurud. Dengan ilmu
ini seseorang akan dapat mengetahui
hikmah yang terkandung dalam suatu ayat
yang berkenaan dengan hukum tertentu, dan
ditujukan untuk memelihara syari’at dari
kekeliruan memahaminya.
Melalui pendekatan sejarah seseorang
diajak menukik dari alam idealis ke alam
yang bersifat empiris dan mendunia. Dari
keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara yang
terdapat dalam alam idealis dengan yang ada
di alam empiris dan historis. Menurut
perpektif sejarah, ada 2 macam penafsiran
terhadap aturan hukum dan perundang-
undangan, yaitu :
(1) Penafsiran menurut sejarah hukum,
(2) Penafsiran menurut sejarah penetapan
peraturan perundang-undangan. [4]
PENDEKATAN HISTORIS
Aspek yg harus ada dlm sejarah
1. Who
2. When
3. Where
4. What
5. Why
6. How 5W+1H
PERIODE SEJARAH ISLAM
1. Periode Klasik : 650-1250 M
a. Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M)
-Masa ekspansi
-Masa integrasi
-Masa integrasi
-Masa keemasan
b. Masa Disintegrasi (1000-1250 M)
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
a. Masa Kemunduran I(1250-1500 M)
b. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M), yaitu
Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan
Kerajaan Mughal di India.
(1) Fase Kemajuan (1500-1700 M)
(2) Fase Kemunduran (1700-1800 M)
3. Periode Modern (1800-Sekarang).
MASA KHULAFA AL-RASYIDIN
a. Abu Bakar (632-634 M): (1) Perang Riddah (2)
Pengiriman pasukan ke Irak/Al-Hirah [Khalid ibn al-
Walid], ke Suriah [Amr ibn al-Aas, Yazid ibn Abi
Sufyan, Syurahbiol ibn Hasanah];
b. Umar ibn Al-Khattab (634-644 M): (1) Ekspansi ke
Damaskus, Yarmuk (Bizantium), Mesir [Amr ibn Aas],
Irak [Sa’ad ibn Abi Al-Waqqas, Babilonia dan
Heliopolis. Dilanjutkan ke Al-Qadisyiah/ Al-Hirah,
Iraki, Madain (Ctesiphon), Kufah, dan Mosul.
Wilayah kekuasaan meliputi semenanjung Arab,
Palestin, Suria, Irak, Persia, dan Mesir. (2)
Membangun sistem pemerintahan;
c. Usman ibn Affan (644-656 M): (1) Melanjutkan
ekspansi ke Tripoli, Ciprus (2) Menyatukan bacaan
Mushhaf al-Qur’an. Kematiannya disebut sebagai al-
fitnah al kubra.
d. Ali ibn Abi Talib (656-661 M): Menghadapi
kekisruhan umat Islam. Wal timbulnya firqah dalam
Islam.