Anda di halaman 1dari 35

METODE STUDI ISLAM PERSPEKTIF FILOSOFI

Mata Kuliah : Metode Studi Islam


Oleh :
 Farhan Fathurrahman ( 2381130770 )
 Ahmad Abdul Mufid ( 2381130755 )
 Ika Yuni Lestari ( 2381130759 )
 Fitri Nur Alfianti ( 2381130757 )
 Afina Meirawati ( 2381130749 )
Latar Belakang

 Islam merupakan agama yang menyeluruh, tidak hanya mengatur


hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur seluruh
aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman yang mendalam terhadap ajaran-ajaran Islam agar
dapat diimplementasikan secara benar dalam kehidupan sehari-
hari. Studi Islam menjadi penting untuk mempelajari, memahami,
dan mengkaji Islam secara komprehensif, baik dari sisi akidah,
syariah, maupun akhlak.
 Dalam melakukan studi Islam, terdapat berbagai metode yang
dapat digunakan. Salah satu perspektif yang dapat digunakan
adalah perspektif filosofi. Perspektif filosofi memberikan
pendekatan yang rasional, kritis, dan analitis dalam memahami
ajaran-ajaran Islam.
 Metode studi Islam dengan perspektif filosofi telah
banyak dikembangkan oleh para filsuf Muslim
terdahulu, seperti al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd,
dan lainnya. Mereka berupaya memadukan ajaran
Islam dengan khazanah intelektual dari tradisi lain,
seperti Yunani dan Persia. Pendekatan ini
memungkinkanterjadinya dialog antara Islam dan
tradisi intelektual lain, serta membantu memperkaya
dan memperdalam pemahaman terhadap Islam.
 Dengan menggunakan perspektif filosofi, kita dapat
mengkaji Islam secara lebih mendalam, menemukan
solusi atas permasalahan kontemporer, dan
menyesuaikan ajaran Islam dengan perkembangan
zaman.
Pengertian Metode Studi Islam

 Metodologi studi Islam adalah ilmu yang berusaha


mengkaji Islam dengan wilayah tentang materi ajaran
agama,dan fenomena yang terjadi pada agama Islam.
 Istilah metodologi studi Islam digunakan ketika
seseorang ingin membahas kajian-kajian seputar
ragam metode yang dapat digunakan dalam studi
Islam.
 Contohnya kajian atas metode
normatif,historis,filosofis,sosiologis,komparatif,dan
lainnya.
Manfaat dan kegunaan dalam metodologi studi
Islam:

 Mendapatkan berbagai macam pendekatan dan


metode yang sesuai dengan tujuan-tujuan dan
objek studi.
 Lebih leluasa dan kreatif dalam menerapkan
kedalam lapangan studi. Memiliki wawasan yang
luas terhadap agama Islam.
 Pada akhirnya akan dapat membentuk sikap dan
perilaku beragama yang positif.
Pendekatan filosofis dalam Studi Islam

 Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara


pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu
yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
 Secara etimologis, kata filsafat atau falsafah berasal dari bahasa
Yunani, yakni dari kata philo yang berarti cinta, suka, dan senang,
serta kata sophia yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan.
Dengan demikian, philosophia berarti cinta, senang, atau suka
kepada pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan.
 Menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah berfikir secara mendalam,
sistematik, radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran,
inti, hikmah, atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada. Dari
definisi tersebut dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya
berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu
yang berada dibalik objek formalnya.
 Louis O.Kattsof mengatakan bahwa kegiatan
kefilsafatan ialah merenunng, tetapi merenung
bukanlah melamun, juga bukan berfikir secara
kebetulan yang bersifat untung-untungan, melainkan
dilakukan Berfikir secara filosofis tersebut
selanjutnya dapat digunakan dalam memahami ajaran
agama, deengan maksud agar hikmah, hakikat atau
inti dari ajaran agama dapat dimengerti dan dipahami
secara seksama.
 Pendekatan filosofis yang demikian itu sebenarnya
sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Kita misalnya
membaca buku berjudulHikmah Al-Tasyri’ wa
Falsafatuhu yang ditulis oleh Muhammad Al-
Jurjawi.
Al-Jurjawi berupaya mengungkapkan hikmah di balik ajaran-ajaran agama Islam :

 1. Ajaran agama misalnya mengajarkan agar seseorang melaksanakan shalat


berjama’ah. Tujuannya antara lain agar seseorang merasakan hikmahnya
hidup secara berdampingan dengan orang lain.
 2. Dengan mengerjakan puasa misalnya agar seseorang dapat merasakan
lapar yang selanjutnya menimbulkan rasa iba kepada sesamanya yang hidup
serba kekurangan.
 3. Demikian pula ibadah haji yang dilaksanakan di kota Makkah, dalam
waktu yang bersamaan, dengan bentuk dan gerak ibadah yang sama dengan
yang dikerjakan lainnya dimaksudkan agar orang yang mengerjakan
berpandangan luas, merasa bersaudara dengan sesama Muslim dari seluruh
dunia.ecara mendalam, radikal, sistematik, dan universal.
Dengan cara demikian ketika seseorang mengerjakan suatu amal ibadah tidak
akan merasa kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan. Semakin
mampu menggali makna filosofis dari suatu ajaran agama, maka semakin
meningkat pula sikap, penghayatan, dan daya spiritualitas yang dimiliki
seseorang.
Tiga Model Pendekatan Filsafah Kontemporer
dalam Studi Islam

 1. Pendekatan Hermeneutika
Hermeneutika adalah ilmu atau teori tentang penafsiran teks/nash. Dalam studi
Islam, hermeneutika digunakan untuk menafsirkan nash keagamaan seperti Al-
Qur'an dan Hadits dengan mempertimbangkan relasi antara teks, pengarang, dan
pembaca.
 2. Pendekatan Teologi-Filosofis
pendekatan ini bermula dari kemunculan pemikiran rasional di kalangan Mu'tazilah
yang menggunakan metodologi filsafat Yunani dalam membahas doktrin-doktrin
pokok keislaman. Pada masa kontemporer, pendekatan ini banyak digunakan oleh
para orientalis Barat.
 3. Pendekatan Tafsir Falsafi
Tafsir falsafi adalah penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan pendekatan
filosofis, baik yang berusaha menyintesissaikan teori filsafat dengan ayat Al-Qur'an
maupun yang menolak teori filsafat yang dianggap bertentangan dengan Al-Qur'an.
Kemunculannya dipengaruhi oleh masuknya filsafat Hellenisme ke dunia Islam.
Tokoh-tokoh Penting Dalam Filsafat Islam :

1. Al-Kindi
 Al-Kindi adalah Seorang filosof islam yang lahir pada tahun 801 M
dan wafat pada tahun 873 M.
 Al-Kindi dilahirkan di Kufah sekitar tahun 185 H (801 M).
 Dalam hal pendidikan Al-Kindi pindah dari Kufah ke Basrah, sebuah
pusat study bahasa dan teologi islam. Dan ia pernah menetap di
Baghdad, ibukota kerajaan bani Abbas pusat intelektual pada masa itu.
 Ia sangat tekun mempelajari berbagai disiplin ilmu.
 beliau menguasai ilmu astronomi, ilmu ukur, ilmu seni musik,
meteorologi, optika, kedokteran, matematika, filsafat, dan politik.
 Penguasaannya terhadap filsafat dan ilmu lainnya telah menempatkan
ia menjadi orang Islam pertama yang berkebangsaan Arab dalam
jajaran filosof terkemuka.
Pemikiran AlKindi ada 3 yaitu

1. Talfiq ( pemaduan Filsafat dan Agama )


 Al-Kindi berusaha memadukan ( talfiq ) antara
agama dan filsafat. Menurutnya filsafat adalah
pengetahuan yang benar. Al-quran membawa
argumen-argumen yang lebih meyakinkan dan benar,
tidak bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan
oleh filsafat. Oleh karena itu, mempelajari filsafat dan
berfilsafat tidak dilarang bahkan teologi bagian dari
filsafat, sedangkan umat Islam diwajibkan
mempelajari teologi.
 orang yang menolak filsafat menurut Al-Kindi
telah mengingkari kebenaran, kendatipun ia
menganggap dirinya paling benar.
2. Filsafat Jiwa
 Al-Kindi mengatakan bahwa jiwa adalah tunggal, tidak
tersusun, tidak panjang, dalam dan lebar. Jiwa
mempunyai arti penting, sempurna, dan mulia.
Substansialnya berasal dari substansi Allah.
Hubungannya dengan Allah sama dengan hubungannya
dengancahaya dan matahari. Jiwa mempunyai wujud
tersendiri, terpiisah, dan berbeda dengan jasad atau
badan.
 Jiwa bersifat rohani dan illahi, sementara badan
mempunyai hawa nafsu dan marah. Dan perbedaannya,
jiwa menentang keinginan hawa nafsu dan kemarahan.
Pada jiwa manusia terdapat tiga daya : daya bernafsu
(yang terdapat diperut), daya marah terdapat
didada),dan daya pikir (berputar dikepala).
3. Filsafat Moral dan Akal
 Menurut Al-Kindi, filsafat harus memperdalam
pengetahuan manusia tentang diri dan bahwa seorang
filosof wajib menempuh hidup susila. Kebijaksanaan
tidak dicari untuk diri sendiri ( Aristoteles ), melainkan
untuk hidup bahagia. Al-kindi mengecam para ulama
yang memperdagangkan agama untuk memperkaya diri
dan para filosof yang memperlihatkan jiwa
kebinatangannya dalam Negara.
 Dalam jiwa manusia terdapat tiga daya yang telah
disebutkan diatas salah satunya adalah daya berpikir.
Daya berpikir itu adalah akal. Menurut Al-Kindi akal
dibagi menjadi tiga macam : akal yang bersifat potensial,
akal yang keluar dari sifat potensial dan aktuil, dan akal
yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas.
Hasil karya Al-Kindi :
 Kitab Al-Kindi ila Al-Mu`tashim Billah fi al-Falsafah al-Ula ( tentang filsafat
pertama )
 Kitab al-Falsafah wa al-Muqtashah wa ma fawqa alThabi`iyyah ( filsafat yang
diperkenalkan dan masalah-masalah logika dan muskil, serta metafisika ).
 Kitab fi Annahu la Tanalu al-Falsafah ila bi `Ilm Al-Riyadhiyyah ( filsafat
tidak dapat dicapai kecuali denagn ilmu pengetahuan dan matematika ).
 Kitab fi qashd Aristhathalis fi al-Muqalat ( maksud-maksud Aristoteles dalam
kategori-kategorinya ).
 Kitab fi Ma`iyyah al-`ilm wa Aqsamihi ( sifat ilmu pengetahuan dan
klasifikasinya).
 Risalah fi Hudud al-asyya` wa rusumiha ( sifat ilmu pengetahuan dan
klasifikasinya).
 Risalah fi Annahu Jawahir al Ajsam (substansi-substansi tanpa badan ).
 Kitab fi Ibarah al-Jawami` al Fikriyah (ungkapan-ungkapan mengenai ide-ide
komprehensif).
 Risalah al-Hikmiyah fi Asrar al-Ruhaniyah (tentang rahasia-rahasia
spiritual).
 Risalah fi al-Ibanah an al-`illat al-Fa`ilat al-Qaribah li al-Kawn wa al Fasad
(penjelasan mengenai sebab dekat yang aktif terhadap alam dan kerusakan).
2. Al-Farabi

 Dikalangan Amerika Latin abad pertengahan , Al-


farabi lebih dikenal sebagai Abu Nasir. Ia dilahirkan
pada tahun 257 M di Vasizi, distik Farab di Turkestan.
 Al-Farabi dianggap sebagai filosof terbesar,
mempunyai keahlian dalam berbagai bidang
keilmuan, mengkaji flsafat secara keseluruhan, dan
menjelaskannya dengan sempurna. Para filosof
setelahnya juga mengatakan “Banyak orang
mengambilnya dan mendiskusikan sistem
filosofisnya.
3 Filsafat pemikirannya Al-Farabi yaitu:

1. Pemaduan Filsafat
 Al-Farabi mempertemukan pemikiran bebebrapa alairan filsafat yang
berkembang pada masa lalu, yaitu Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Al-
Farabi mendasarkan pemikirannya pada gagasan Plato dan Aristoteles
dalam masalah moralitas dan politik, dan Plotinus dalam matematika.
 Arsitoteles percaya bahwa ide bukanlah intisari, namun Plato
berpendapat bahwa ide adalah inti dari segala sesuatu. Untuk
mempertemukan dua filsafat yang berbeda, seperti Plato dan Aritoteles
dalam hal pemikiran, Al-Farabi menggunakan interpretasi batin. Secara
khusus, menggunakan ta`wil ketika menemukan ide-ide yang
bertentangan antara dua filosofi. Menurut al-Farabi, Aristoteles
sebenarnya mengakui adanya alam spiritual yang ada diluar alam
tersebut. Oleh karena itu kedua filososf mengakui kehadiran ide dalam
hakikat Tuhan.
2. Filsafat Jiwa
 Al-Farabi juga dipengaruhi oleh Plato, Aristoteles, dan Plotinus
dalam pemikirannya. Jiwa bukanlah sesuatau yang bersifat
jasmani, melainkan sesuatu yang bersifat rohani, ia muncul
setelah tubuh jasmani dan tidak berpindah dari satu tubuh
ketubuh lainnya. Kesatuan jiwa dan raga merupakan kesatuan
yang kebetulan, artinya kedua mempunyai wujud yang berbeda,
dan matinya jasmani tidak berarti matinya jiwa. Jiwa manusia
disebut al-nafsh al-natiqhah yang berasal dari alam Tuhan,
sedangkan jasad baik bentuk, rupa, proporsi, dan geraknya
berasal dari alam al-Khalq.
3. Filsafat Politik
 Pemikiran politik filosof al-Farabi sangat dipengaruhi oleh
pemikiran Plato yang menyamakan politik dengan setiap bagian
tubuh manusia yang mempunyai fungsi masing-masing. Bagian
terpenting adri tubuh manusia adalah kepala. Otak mengontrol
semua tindakan manusia, dan jantung mengontrol fungsi otak.
Demikian juga dengan negara .
Menurut al-Farabi, yang terpenting dalam suatu
negara adalah :

 Pemimpin atau pengguasanya dan bawahannya


 begitu pula hati dan organ tubuh lainnya saling bekerja
sama.
 Penguasa harus menjadi orang yang memiliki keunggulan
intelektual dan moral.
 Pemimpin harus mempunyai sifat-sifat berikut :
 Kecerdasan, daya ingat yang baik, pikiran yang jernih,
cinta akna ilmu,
 Tidak berelbihan dalam makanan, minuman, dan
berhubungan seks
 Kejujuran, kemurahan hati, ketabahan, keberanian
 Kesehatan jasmani dan kefasihan dalam berbicara.
Berikut hasil karya Al-Farabi :
 1. al -Jami`u Baina Ra`yani al-Hikman Afalatoni Al Hahiy wa Aristho-
thails ( pertemuan/penggabungan pendapat antara Plato dan Aristoteles
).
 2. Tahsilu as Sa`adah ( mencari kebahagiaan ).
 3. As Suyasatu Al Madinah ( politik pemerintah ).
 4. Fususu Al Taram ( hakikat kebenaran ).
 5. Arro`u Ahli Al Manadati Al Fadilah ( pemikiran-pemikiran utama
pemerintahan ).
 6. Asy Syaiasyah ( ilmu politik ).
 7. Fi Ma`ani Al Aqli ( makan berfikir ).
 8. Ihsha`u Al Ulum ( kumpulan berbagai ilmu ).
 9. Isbatu Al Mufaraqat ( ketettapan berpisah 0.
 10. Al ta`liqat ( ketergantungan ).
3. Ibnu Sina
 Ibnu Sina, dikenal didunia barat sebagai Avicenna, yaitu sebagai
seorang filsuf, ilmuwan dan dokter.
 Nama lengkapnya adalah Abu Ali Al-Husein bin Abdullah bin
Hasan bin Ali bin Sina. ia dilahirkan pada tahun 370 M di desa
Afshana dekat Bukhara di Persia Utara. Ia memiliki ingatan dan
kecerdasan yang luar biasa
 Pada usia 10 tahun ia telah menghafal sebagian besar Al-qur`an dan
Literatur Arab, bahkan juga hafal Metafisika Aristoteles setelah
membacanya sebanyak 40 kali.
 Pada usia 16 tahun ia telah banyak menguasai ilmu alam, sastra
arab, fiqih, ilmu hitung, ilmu ukur, filsafat dan bahkan ilmu
kedokteran dipelajarinya sendiri.
 Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter dan penulis
aktif yang lahir pada zaman keemasan Peradaban Islam.
Fislafat dan Pemikiran Ibnu Sina :
1. Kenabian
 Nabi Muhammad memiliki sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang nabi, yaitu
imajinasi yang sangat kuat dan hidup, dan bahkan kekuatan fisiknya tidak hanya
mempengaruhi pikiran orang lain, tetapi semua hal secara umum cukup kuat untuk
memberikan pengaruh. Pikiran Nabi dengan imajinasinya yang luar biasa kuatnya,
menciptakan kebenaran-kebenaran dan konsep-konsep yang murni karena
kebutuhan psikologis sehingga mereka yang mendengar atau membacanya tidak
hanya percaya, tetapi juga memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu.

 2. Tasawuf
 Tasawuf, menurut ibnu Sina tidak dimulai dengan zuhud, beribadah dan
meninggalkan keduniaan sebagaimana yang dilakukan orang-orang sufi
sebelumnya.
 Ia memulai tasawuf dengan akal yang dibantu oleh hati.
 Dengan kebersihan hati dan pancaran akal, lalu akal akan menerima ma’rifah dari
al-fa’al.
 Mengenai bersatunya Tuhan dan manusia atau bertempatnya Tuhan dihati diri
manusia tidak diterima oleh ibnu Sina, karena manusia tidak bisa langsung kepada
Tuhannya, tetapi melalui prantara untuk menjaga kesucian Tuhan.
 Ia berpendapat bahwa puncak kebahagiaan itu tidak tercapai, kecuali hubungan
manusia dengan Tuhan.
Berikut Hasil karya Ibnu Sina :
 As Syifa ( buku tentang penyembuhan ).
 Nafar ( ringkasan dari buku As Syifa ).
 Qanun ( buku ilmu kedokteran ).
 Sadidiyya ( buku ilmu kedokteran ).
 El Musiqa ( buku tentang musik ).
 El Mantiq ( buku Abul Hasan Sahli ).
 Qamus el Arabi ( buku filsafat ).
 Uyun Ul Hikmah ( buku filsafat ).
 Danesh Nameh ( buku filsafat ).
 Mujiz Kabir wa Shaghir ( dasar ilmu logika ).
 Hikmah el Masyriqiyyin ( falsafah timur ).
 Al Inshaf ( buku keadilan sejati ).
 Al Hudud ( memuat istilah dalam ilmu filsafat ).
 Al Isyarat wa Tanbiehat ( peringatan mengenai prinsip ketuhanan dan
kegamaan ).
 An Najah ( buku tentang kebahagiaan jiwa ).
4. Al-Razy
 Nama lengkap Al Razi adalah Abu Bakar
Muhammad Ibnu Zakaria Ibnu Yahya Al-Razi, ynag
dikenal di dunia Barat sebagai Rahzes, ialah seorang
ilmuwan Iran yang hidup pada tahun 864-960.
Beliau lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H/ 865
M dan wafat pada tahun 313 H/925 M.
 Al-Razi mempelajari filsafat, matematika dan sastra
sejak muda. Di bidang kedokteran, ia belajar
dibawah bimbingan Hunain bin Ishaq di Baghdad.
Setelah kembali ke teheran, ia ditugaskan di sebuah
rumahsakit di Rayy. beliau juga menjabat sebagai
direktur Rumah sakit Muktadari di Baghdad.
Filsafat & pemikiran Al-Razy:
 Al Razi memiliki banyak pemikiran filsafat yaitu Lima kekal/ qodim :
 1. Al-Baary Ta`ala (Allah Ta`ala), menurutnya Allah itu kekal karena Dia-lah yang
menciptakan alam ini dari bahan yang ada dan tidak mungkin dia menciptakan alam ini
dari ketiadaan (creatio ex nihilo ).
 2. Al-Nafs Al-Kulliyyat (jiwa universal), menurutnya jiwa merupakan sesuatu yang
kekal selain Allah, akan tetapi kekekalannya tidak sama dengan kekekalan Allah.
 3. Al-Haayula Al-Uula (materi pertama), disebut juga materi mutlak yang tidak lain
adalah atom-atom yang tidak bisa lagi dibagi, dan menurutnya mengenai materi
pertama, bahwasanya ia juga kekal karena diciptakan oleh Pencipta yang kekal.
 4. Al-Makaan Al Muthlaq (tempat/ ruang absolute), sebelumnya berpendapat bahwa
materi bersifat kekal dan kerana materi ini menempati ruang, maka al-Makaan Al
Muthlaq juga kekal. Ruang dalam pandangannya dibedakan menjadi dua kategori,
yakni ruang partikular yang terbatas dengan sesuatu wujud yang menempatinya, dan
ruang universal yang tidak terikat dengan maujud dan tidak terbatas.
 5. Al-Zamaan al-Muthlaq (masa absolut), pada dua kategori yakni : waktu yang
absolute/mutlak yang bersifat qadiim dan substansi yang bergerak atau yang mengalir
(jauhar yajri), dan waktu mashur yaitu waktu yang berlandaskan pada pergerakan
planet-planet, perjalanan bintang-bintang, dan mentari.
Hasil karya Al-Razi sebagai
berikut :
 At Thibb Al Ruhani
 Al Shirath Al Dawlah
 Amarah Al Iqbal Al Dawlah
 Kitab Al Ladzdzah
 Maqalah Fi Ma Ba`d Al Thabi`iyyah
 Al Shukuk `ala Proclus.
5. Ibnu Maskawaih
 Ibnu Maskawaih adalah seorang cendikiawan
muslim yang fokus pada bidang filsafat akhlak.
 Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibnu
muhammad Ibnu Maskawaih.
 Beliau dilahirkan di Iran pada tahun 330 H/932 M,
dan meninggal pada tahun 421 H/ 1030 M.
 Dia adalah orang yang paling berjasa dalam
mengkaji akhlak secara ilmiah.
 Sebelum masuk Islam Ibnu Maskawaih merupakan
pemeluk agama Magi/Majusi yakni percaya kepada
bintang-bintang.
Filsafat dan Pemikiran Ibnu
Maskawaih ada 3 yaitu :
1. Konsep Tentang Tuhan
 Tuhan menurut Ibnu Maskawaih adalah zat yang tidak berjisim, Azali, dan Pencipta,
tidak terbagi-bagi dan tidak mengandung kejamakan dan tidak satupun yang setara
dengan-Nya.
 Menurut Ibnu Maskawaih, Tuhan adalah zat yang jelas atau tidak jelas. Jelas karena
Tuhan memiliki sifat yang haq (benar), sedangkan tidak jelas berarti karena kelemahan
akalnya manusia untuk menangkap keberadaan Tuhan serta banyaknya kendala
kebendaan yang menutupinya.
2. Konsep Tentang Akhlak
 Menurut Ibnu Maskawaih Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan suatu perbuatan-perbuatan tanpa memikirkan pertimbangan terlebih
dahulu.
 Sikap mental terbagi menjadi dua yaitu mental/akhlak yang berasal dari watak dan
yang berasal dari latihan dan kebiasaan. Akhlak yang berasal dari watak biasanya akan
menghasilkan akhlak yang jelek, sedangkan akhlak yang berasal dari latihan atau
kebiasaan akan menghasilkan akhlak yang baik. Olek karena itu Ibnu Maskawaih
menekankan pentingnya pendidikan akhlak pada masa kanak-kanak.
3. Konsep Tentang Manusia
Menurut Ibnu Maskawaih manusia memiliki tiga daya yang saling
berhubungan satu sama lain yaitu
 1. daya nafsu (al-nafs al-bahimiyyat) sebagai daya yang paling
rendah;
 2. daya berani (al-nafs asl-sabu`iyyat) sebagai daya pertengahan
 3. daya berpikir ( al-nafs al nathiqah) sebagai daya yang plaing tinggi.
 Sama halnya dengan Al Razi, Ibnu Maskawaih juga memadukan
pemikiran dari Plato, Aristoteles, dan Phytagoras, Galen, dan filosof
lain. Manusia memiliki jiwa yang bersifat kekal dan tidak hancur
dengan kematian jasad. Jiwa berbeda dengan jasad.
 Ibnu Maskawaih mengemukakan argumennya mengenai perbedaan
jiwa dengan jasad, yaitu :
 Indera sebagai penerima suatu rangsangan.
 Kelemahan fisik yang disebabkan usia tua tidak mempengaruhi
kekuatan mental.
 Jiwa memahami proporsi-proporsi tertentu yang tidak berhubungan
dengan data-data interview.
karya tulisan Ibnu Maskawaih adalah sebagai berikut :
 1. Al-Fauz al-Akbar, Al-Fauz al-asghar, Tajaarib al-Umaan (sebuah sejarah
tentang banjir besar yang ditulis pada tahun 369H/979M).
 2. Uns al-Fariid ( yakni koleksi anekdot, syair, peribahasa, dan kata-kata
hikmah).
 3. Tartiib al-Sa`adat (akhlak dan politik).
 4. al-Jamii`, al-syiyaab, on the Simple Drugs (tentang kedokteran).
 5. On the Composition of the Bajats (tentang kedokteran).
 6. Kitaab al-Ashribah (tentang minuman).
 7. Tahziib al-Akhlak ( tentang akhlak).
 8. Risaalat fi al-Lazza wa al-Aalam fi jauhar al-Nasf.
 9. Ajwibaat wa as`ilat fi al-Nafs wa al-`aql.
 10. Al-Jawaab fi As`ilat fi al-Nafs al-`Aql.
 11. Al-jawaab fi al-Masaa`il al-salas.
 12. Risaalat fi jawaab fi Su`al ali Ibnu Muhammad Abuu Hayyan al-Shufi fi
Haqiiqat al-`aql.
 13. Tharthat al-Nafs.

6. Ibnu Ruysd
Ibnu Rusyd atau dikenal dengan Averroes adalah seorang filosof dari Spanyol
(dulu bernama Andalusia).
 Nama asli Ibnu Rusyd adalah Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin
Muhammad bin Ruysd ,
 lahir di Cordova Andalus pada tahun 510 H/1126 M. 15 tahun setelah wafatnya
al-Ghazali.

Berikut 2 filsafat dan pemikiran Ibnu Rusyd :


 1. Pemikiran Epistimologi
 Ibnu Rusyd berpendapat bahwa berfilsafat bisa dihukumi wajib karena filsafat
mempelajari hal-hal yang wujud, lalu orang akan berusaha menarik
pelajaran/hikmah/`ibrah darinya,sebagai sarana tentang ciptaan Tuhan, maka
semakin ia mendekati pengetahuan tentang adanya Tuhan.
 Ibnu Rusyd memaparkan 3 cara manusia dalam memperoleh pengetahuan yaitu
:
 Metode Al-Khatabiyyah (retorika)
 Metode Al-Jadaliyah (dialektika)
 Metode Al-Burhaniyyah (demonstrative)
2. Metafisika
 Ibnu Rusyd berpendapat bahwa Allah adalah penggerak pertama
( muharrik al-awwal).
 Wujud Allah ialah esa (satu).
 Konsep Ibnu Rusyd tentang ketuhanan diambil dari pemikiran Aristoteles,
Plotinus, Al- Farabi dan Ibnu Sina Bukan berarti plagiat, tetapi sebagai
referensi pemikirannya tentang konsep ketuhanan.
 Dalam pembuktian adanya Tuhan, Ibnu Rusyd memaparkan beberapa
dalil sebagai berikkut :
 Dalil wujud Allah ( Ibnu Rusyd mengemukakan tiga dalil yang
menurutnya sesuai dengan Al-qur`an).
 Dalil `Inayah Al-Ilahiyah (pemeliharaan Tuhan). Dalil ini mengkaitkan
bahwa segala sesuatu dijadikan untuk kelangsungan hidup manusia.
 Dalil Ikhtira` (dalil ciptaan). Dalil ini berpijak pada segala makhluk
ciptaan Allah.
 Dalil Harkah (gerak). Dalil ini menjelaskan bahwa gerak adalah keadaan
tidak tetap terhadap suatu keadaan. Ibnu Rusyd berkesimpulan sama
dengan Aristoteles bahwa gerak itu qadim.
 Sifat-sifat Allah.
Tanggapan Ibnu Rusyd terhadap Al-Ghazali :
 Ibnu Rusyd terkenal sebagai filosof yang
menentang Al-Ghazali.
 Ibnu Rusyd menuliskan beberapa pendapatnya
yang menentang pemikiran Al-Ghazali karyanya
diantaranya yang berjudul Tahafut Al-tahafut.
Ada 20 persoalan yang menjadi perdebatan yaitu sebagai
berikut :
 Alam qadim
 Keabadian alam, masa dan gerak
 Konsep Tuhan sebagai sang pencipta dan alam sebagai produk
 Pembuktian eksistensi penciptaan alam
 Argumen rasional bahwa Tuhan itu satu
 Penolakan sifat-sifat Tuhan
 Kemustahilan konsep genus kepada Tuhan
 Wujud Tuhan adalah sederhana, murni, tanpa kuiditas atau esensi
 Argumen nasional bahwa Tuhan bukan Tubuh
 Argumen nasional tentang hukum alam tak dapat berubah
 Pengetahuan Tuhan selain diri-Nya
 Pembuktian bahwa Tuhan mengetahui diri-Nya sendiri
 Tuhan tidak mengetahui perincian segala sesuatu melainkan cara umum
 Langit adalah makhluk hidup
 Tujuan yang menggerakkan
 Jiwa-jiwa langit mengetahui partikular-partikular yang bermula
 Kemustahilan perpisahan dari sebab alami peristiwa-peristiwa
 Jiwa manusia adalah substansi spiritual yang ada dengan sendirinya, tidak menempati ruang, tidak
terpateri pada tubuh dan bukan tubuh
 Jiwa manusia setelah terwujud tidak dapat hancur
 Penolakan terhadap kebangkitan jasmani.
Hasil karya Ibnu Rusyd :
 Al-Kasyf`an Manahij al-adillat fi`aqaid al-Millat
(kritikan terhadap metode para ahli ilmu kalam
dan sufi).
 Fashl al-maqal min al-Ittishal (metodologi
terhadap pemikiran agama dan filsafat).
 Tahafut al-tahafut (Kritikan terhadap Al-Ghazali).
 Bidayat al-Mujahid wa Nihayat al-Muqtashid
(fiqih)
 De Animae Beatutudine (komentar-komentar
terhadap teks Aritoteles).
Kesimpulan
 Studi Islam merupakan disiplin ilmu yang tidak hanya
dipelajari oleh umat Islam itu sendiri, tetapi juga oleh
para cendekiawan dan ilmuwan dari berbagai kalangan.
 Untuk mempelajari ajaran Islam secara mendalam dan
komprehensif, diperlukan metodologi yang tepat.
 Salah satu metodologi yang dapat digunakan adalah
pendekatan filosofis.
 Pendekatan ini berupaya menggali dan memahami
hikmah, hakikat, serta inti dari ajaran Islam dengan
berpikir secara mendalam, sistematis, radikal, dan
universal.

Anda mungkin juga menyukai