2. A. apa persamaan dan perbedaan Filosof dan teolog dalam filsafat islam?
Teologi dan filsafat tampaknya memiliki kesamaan, yaitu penggunaan akal untuk
menguraikan narasi yang mereka kemukakan sebagai argumen logis untuk pemikiran
mereka. Teologi dan filsafat sebenarnya menggunakan silogisme dalam cara berpikirnya,
suatu metode penarikan kesimpulan atau pengetahuan berdasarkan premis, premis mayor,
dan premis minor. Namun, ada perbedaan di antara keduanya.
Dalam ilmu filsafat, pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai premis mayor harus
berupa premis mayor yang nyata, suatu bilangan prima yang benar, pasti, dan
meyakinkan setelah dilakukan pengujian rasional. Dalam teologi, premis-premis mayor
dapat diambil dari hal-hal yang diterima secara umum oleh masyarakat, atau dari hal-hal
yang bersumber dari dan meyakini doktrin-doktrin agama.
4. Hal apa yang menjadikan perbedaan mendasar antara tradisi keilmuan barat
(eropa) dengan tradisi keilmuan timur (islam). Coba anda ulas tiga hal tersebut
secara singkat dan rinci !
Dari tradisi keilmuan timur terdapat intelektual yang signifikan dalam khazanah keilmuan
klasik Islam. Dalam kasus Islam, teori mengenai tradisi keilmuan dapat menggiring pada
pemikiran sirkular, karena Islam klasik belum memiliki aktivitas pengetahuan yang dapat
dikategorikan sebagai aktivitas keilmuan ilmiah. Namun aktivitas intelektual atau
keilmuan dalam hal ini dapat saja disebut sebagai bagian dari tradisi ilmiah. Dalam hal
ini tradisi keilmuan dalam Islam sebenarnya lebih bermakna sebagai kesadaran dan
aktivitas intelektual yang tumbuh di dunia Islam. Tradisi keilmuan biasanya
dikembangkan oleh individu atau sekelompok sarjana, ulama ataupun komunitas ilmuan
dengan beragam aktivitas pencarian pengetahuan berdasarkan separangkat nilai budaya
dan norma yang telah disepakati.
Sedangkan tradisi keilmuan Barat mempelajari berbagai teori dan metode ilmiah
kontemporer dalam beragam disiplin keilmuan. Peran sosial meningkat dengan menolak
berbagai bentuk Anarkisme dan membangkitkan kembali tradisi ilmiah Yunani Kuno
melalui tradisi keilmuan Islam. filosof yang menolak sistem pengetahuan tradisional
melalui slogan aku berpikir maka aku ada (cagito ergo sum), ia menformulasikan prinsip
rasio sebagai satu-satunya cara untuk mengukur validitas ilmu.Slogan ini pula yang
‚menyelamatkan‛ peradaban Barat dari belenggu dogmatik yang selama ini mengekang
kebebasan ilmiah, hingga tradisi keilmuan Barat terbangun dengan pasti.
5. Para orientalis menyimpulkan bahwa “No philosophy in islam and kalam is the
stepsister born by the seme nother” . Apa maksud pernyataan ini dan bagimana anda
menyangkal pendapat ini. Jelaskan argumentasi anda secara logis?
Pernyataan di atas berarti para orientalis setuju bahwa genetika filsafat Islam harus
ditelusuri kembali ke Yunani, karena menurut mereka, filsafat tidak berakar pada tradisi
intelektual Islam. Dunia tanpa filsafat ini “karena masyarakat Islam pada abad pertama
tidak tahu apa-apa tentang metode atau sistem. Filsafat Islam hanyalah eklektisisme yang
berkaitan dengan terjemahan karya-karya Yunani, sehingga penelitian sejarahnya lebih
merupakan asimilasi daripada asal-usul.
Untuk membantah pernyataan di atas, beberapa orientalis percaya bahwa Ushul Fiqh
memainkan peran penting dalam kelahiran filsafat Islam. Pandangan ini benar karena
kaidah-kaidah yang terdapat dalam Ushul Fiqh menggunakan akal/akal. Dikatakan bahwa
ilmu ushul fiqh merupakan salah satu ilmu rasional (al-Ulum al-'Aqliyah). Al-'Ulwani
mengatakan bahwa Mustafa'Abdu al-Razaq menekankan urgensi ilmu ini dan
menyatakan bahwa peneliti filsafat Islam harus mempelajari al-Ijtihad bi al-'Ra'yi karena
ini adalah penelitian Wajar pertama yang dilakukan oleh umat Islam untuk menghasilkan
mazhab, aliran fiqh, dan ilmu ushul fiqh. 'Abd al-Raziq mengingatkan dan
mengungkapkan rasionalitas metodologi ilmiah ini, disertai dengan argumen rasional dan
historis