Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No.

1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F18

Perancangan Model Organization Capital


Readiness pada Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya
Isabella Sekarwangi Boedhiantari, Naning Aranti Wessiani
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
e-mail: isabellasekarwangi@gmail.com, wessiani@ie.its.ac.id

Abstrak—Perubahan status Institut Teknologi S epuluh menemukan, mendiseminasikan, dan menjunjung tinggi
Nopember menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum kebenaran. Agar misi tersebut dapat diwujudkan, maka
(PTNBH) membuat ITS harus menyesuaikan tata laksana Perguruan Tinggi sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi
kinerjanya sesuai dengan tatanan PTNBH. Dalam harus bebas dari pengaruh, tekanan, dan kontaminasi
menghadapi perubahan status menjadi PTNBH, diperlukan apapun seperti kekuatan politik dan/atau kekuatan ekonomi,
adanya manajemen perubahan oleh ITS . Manajemen sehingga Tridharma Perguruan Tinggi dapat dilaksanakan
perubahan merupakan salah satu komponen yang paling berdasarkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan.
penting dalam pelaksanaan manajemen strategi untuk Untuk itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
membantu sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya. 2012 Pasal 65 dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014
S alah satu area yang mengalami perubahan adalah Pasal 27, terdapat tiga jenis perguruan tinggi negeri
organisasi. Perubahan yang dilakukan pada organisasi berdasarkan tata pengelolaan keuangannya, yaitu PTN-
sebagai aset tak berwujud dapat menjadi keunggulan SATKER, PTN-BLU, dan PTNBH. PTN-SATKER atau
kompetitif guna pengembangan ITS secara berkelanjutan. Perguruan Tinggi Negeri dengan Penerimaan Negara Bukan
S alah satu upaya yang dilakukan ITS dalam Pajak (PNBP) mengelola keuangannya berdasarkan aturan
mengembangkan sustainabilitas organisasinya adalah dengan pemerintah negara, sedangkan PTN-BLU merupakan
membangun sebuah model dari Organization Capital Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum yang dapat
Readiness yang mampu memberikan gambaran tingkat mengelola keuangannya lebih fleksibel dalam pengelolaan
maturitas ITS . Penelitian ini bertujuan untuk merancang dana yang berasal dari masyarakat dan biaya layanan
sebuah model Organization Capital Readiness dengan ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Kemudian, PTNBH
framework Organization Readiness Assessment System sebagai merupakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dimana
dasar aspek-aspek didalamnya. S elain itu, penelitian ini memiliki otonomi yang lebih luas dalam pengelolaan
bertujuan untuk merancang mekanisme sistem pengukuran keuangannya.
model maturitas Organization Capital Readiness berdasarkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah
framework Process and Enterprise Maturity Model dan Peraturan satu perguruan tinggi negeri di Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2014,
Nomor 4 Tahun 2016 mengenai Penilaian Maturitas S istem Institut Teknologi Sepuluh Nopember ditetapkan sebagai
Pengendalian Intern Permerintah serta mekanisme sistem salah satu perguruan tinggi yang mengalami perubahan
penyusunan perubahan organization capital dengan framework status dari PTN-BLU berubah menjadi PTNBH. Hal ini
Organization Change Agenda. Hasil dari penelitian ini berupa menyebabkan ITS memiliki kewenangan untuk mengelola
kerangka model maturitas Organization Capital Readiness organisasi, keuangan, sumber daya manusia, dan
ITS , mekanisme sistem pengukuran model maturitas, dan infrastruktur dengan tata kelola yang baik karena pemerintah
mekanisme sistem penyusunan perubahan modal organisasi. tetap menjalankan fungs i pemantauan dan evaluasi. Oleh
Kerangka yang diusulkan pada penel itian ini juga akan karena itu ITS harus mengubah birokrasi sesuai dengan
digunakan ITS dalam menilai tingkat maturitas tatanan PTNBH. Dalam pengimplementasian PTNBH
organisasinya. terdapat delapan area kunci perubahan reformasi birokrasi
yang harus dilakukan oleh ITS. (Tabel 1)
Kata Kunci—Organization Capital Readiness, Model Maturitas, Disamping itu, Prof. Ir Priyo Suprobo MSC PhD, Ketua
Organization Readiness Assessment System, Organization Senat ITS, menjelaskan bahwa ada beberapa aspek yang
Change Agenda perlu diperhatikan dalam menghadapi PTNBH, yaitu budaya
kerja karena dapat memengaruhi kegiatan manajemen.
Kemudian, menurut Direktur Jenderal Kelembagaan IPTEK
I. PENDAHULUAN
DIKTI, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng. Sc., terdapat

P endidikan merupakan pondasi yang mendukung


kemajuan suatu bangsa dalam menghadapi persaingan
global. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia memiliki strategi-
banyak kompeten yang harus dibangun pada ITS dengan
status PTNBH, yaitu menghasilkan tenaga yang terampil dan
berpendidikan tinggi, memiliki askes, mampu berinovasi,
strategi tertentu untuk menjawab tantangan era globalisasi. menjadi institut yang kompetitif, dan melakukan perbaikan
Maka dari itu, terjadi banyak transformasi sistem pendidikan tata kelola. Transformasi budaya mutu dalam organisasi dan
di Indonesia tak terkecuali pendidikan tinggi. Berdasarkan sistem manajemen ITS juga dibutuhkan untuk memenuhi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun tuntutan Good University Governance dan World Class
2013, misi utama Pendidikan Tinggi adalah bertujuan mencari, University yang sejalan dengan agenda pembangunan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F19

T abel 2. T abel 1.
Delapan Area Kunci Perubahan IT S dalam PT NBH Pengertian Aspek OCR IT S
Area Perubahan T ujuan Aspek Penjelasan
Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat Proses utama Serangkaian kegiatan utama pada proses
ukuran. (core processes) bisnis IT S dalam menciptakan nilai dari
T ata Laksana Sistem, proses, dan prosedur kerja yang produk/jasa yang dihasilkan untuk
jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai menciptakan keunggulan yang kompetitif
dengan prinsip-prinsip good governance. Pendekatan Kemampuan IT S dalam memanajemen
Peraturan Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang manajemen organisasi agar sesuai dengan nilai dan tata
Perundang- tindih, dan kondusif. (management laksana yang jelas, selaras, dan terintegrasi
undangan approach) serta dapat dipertanggungjawabkan
Sumber Daya SDM apartur yang berintegritas, netral, Budaya (culture) Cara IT S dalam mengembangkan nilai
Manusia kompeten, kapabel, profesional, berkinerja yang hendak dibangun dalam organisasi
tinggi, dan sejahtera. agar organisasi dapat berkembang dan
Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan organisasi menjadi keunggulan yang kompetitif
yang bersih dan bebas KKN. Sinergitas Kemampuan IT S dalam membangun
Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas (synergy) hubungan kerjasama internal yang
kinerja birokrasi. produktif serta kemitraan yang harmonis
Pelayanan Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan dengan para pemangku kepentingan,
harapan semua pemangku kepentingan. untuk mencapai sutu tujuan yang lebih
Pola Pikir dan Birokrasi dengan integritas dan kinerja baik dan lebih besar
Budaya yang tinggi. Sikap terhadap Kemampuan IT S dalam memahami dan
Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat perubahan memanajemen reaksi dari suatu perubahan
ukuran. (change yang terjadi pada organisasi
T ata Laksana Sistem, proses, dan prosedur kerja yang resistance)
jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai
dengan prinsip-prinsip good governance.
Peraturan Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang Teknologi Sepuluh Nopember dalam rangka menghadapi
Perundang- tindih, dan kondusif. perubahan iklim dan budaya kerja PTNBH. Pada framework
undangan pengukuran kinerja Balanced Scorecard, learning and
growth merupakan perspektif dasar yang menggambarkan
Indonesia dan global pasca 2015 dari Xillenium intangible asset dan perannya dalam mendukung strategi.
Development Goals menuju Sustainable Development Kesiapan kapital organisasi merupakan kemampuan
Goals. Tujuan dari GUG adalah untuk mewujudkan sasaran organisasi dalam melakukan mobilisasi dan mempertahankan
strategis ITS, yaitu kontribusi nasional dan reputasi proses perubahan yang dibutuhkan untuk menjalankan
internasional. strategi. Organization capital memiliki kemampuan integrasi
Maka dari itu dalam menghadapi PTNBH, Institut sehingga aset human capital, information capital, serta aset
Teknologi Sepuluh Nopember perlu melakukan manajemen fisik dan keuangan tidak hanya selaras dengan strategi,
perubahan. Manajemen perubahan merupakan serangkaian namun semuanya terintegrasi dan bekerja sama untuk
proses yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan mencapai tujuan strategi organisasi. Sistem manajemen
strategis yang signifikan dalam organisasi dilakukan secara pengetahuan dapat menjadi kunci pada proses sharing
terkontrol dan sistematis [1]. Tujuan dari manajemen knowledge kapital organisasi tersebut [2].
perubahan adalah untuk mengatasi resistensi terhadap Kesiapan kapital organisasi dilakukan setelah organisasi
perubahan dalam rangka meningkatkan keterlibatan dan tersebut mampu menyelaraskan kapital organisasi terhadap
pencapaian tujuan organisasi untuk transformasi efektif. strategi organisasi dan mampu mengidentifikasi level
Perubahan dapat dilakukan pada aset fisik dan aset tak kesiapan kapital organisasi melalui pendekatan Organization
berwujud. Perubahan yang dilakukan pada aset tak berwujud Maturity Model dan Organization Readiness Assessment
(intangible asset) dapat menjadi keunggulan kompetitif guna System. Dengan mengetahui posisi kesiapan kapital
pengembangan organisasi ITS secara berkelanjutan karena organisasi, maka dapat, dilakukan manajemen perubahan
sifatnya yang unik dan sulit untuk ditiru oleh kompetitor. sesuai dengan tata nilai yang diinginkan agar organ isasi
Salah satunya adalah aspek organisasi sesuai dengan tersebut dapat menciptakan nilai secara berkelanjutan.
delapan area kunci perubahan birokrasi ITS dalam Dalam penelitian ini, dilakukan perancangan model
menghadapi perubahan status PTNBH. Nilai aset tak Organization Capital Readiness dengan pendekatan
berwujud berasal dari seberapa baik hal tersebut dapat Organization Maturity Model, Organization Readiness
menyesuaikan dengan strategi organisasi. Keselarasan Assessment System (ORAS), Process and Enteprise Maturity
dengan tujuan proses bisnis internal yang terintegrasi satu Model, Penilaian Maturitas Sistem Pengendalian Intern
sama lain dapat membantu organisasi dalam mencapai Pemerintah sesuai Perka Nomor 4 Tahun 2016, dan
potensi produktivitas yang maksimal dan dapat menciptakan Organization Change Agenda (OCA) guna membantu
sinergitas pada organisasi, serta organisasi dapat memahami Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam penyelerasan
posisinya di tengah persaingan dengan lebih mudah dan dan integrasi antara intangible asset dengan strategi
akurat. organisasi yang berubah seiring dengan status ITS sebagai
Untuk itu, kesiapan kapital organisasi (Organization PTNBH sehingga ITS dapat melakukan pengembangan
Capital Readiness) perlu dikembangkan oleh Institut organisasi secara berkelanjutan.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F20

T abel 3.
Kerangka Model Maturitas OCR IT S
Penanggung
Nilai Level Penjelasan Evidence
Jawab
L-1
L-2
L-3
L-4
L-5

T abel 4.
Kerangka Kuesioner Awal Pengukuran Maturitas OCR IT S
Kuesioner Pengukuran Level Maturitas OCRdi IT S
Berilah tanda v (checklist) untuk menjawab pertanyaan mengenai
level maturitas kesiapan modal organisasi di Institut T eknologi
Sepuluh Nopember
Aspek Ya T idak
Nilai
1
2
3
4
5
Gambar 1. Nilai-nilai pada T iap Aspek OCR IT S.

II. METODOLOGI PENELITIAN kondisi eksisting ITS, analisis Organization Capital


A. Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah Readiness, analisis maturiry level Organization Capital
Readiness, analisis mekanisme sistem pengukuran
Pada Tahap Identifikasi dan Perumusan Masalah akan
Organization Capital Readiness, dan analisis mekanisme
dijabarkan mengenai proses dari tahap identifikasi dan
perubahan Organization Capital dengan Organization
perumusan masalah yang terdiri dari: tahap identifikasi
Change Agenda.
kondisi eksisting mengenai organization capital pada
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya; perumusan E. Tahap Penarikan Kesimpulan
masalah, penetapan tujuan, dan penetapan ruang lingkup Pada tahap ini akan dilakukan penarikan kesimpulan dan
penelitian; studi literatur; dan studi lapangan. pemberian saran terhadap penelitian Tugas Akhir.
B. Tahap Pengumpulan Data
Pada Tahap Pengumpulan Data akan dilakukan proses III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
pengumpulan data komponen strategis ITS seperti visi, misi, A. Pengumpulan Data – Komponen Strategis ITS
strategi, dan tata nilai ITS yang digunakan acuan dalam
Tahap awal pada penilitian ini adalah mengidentifikasi
merancang Organization Capital Readiness (OCR) pada
visi, misi, tujuan strategi, strategi, dan tata nilai ITS sesuai
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Selain itu, dilakukan
dengan Rencana Strategis ITS 2015-2020 dan Rencana Induk
benchmark terhadap organisasi profit dan organisasi non-
Pembangunan ITS 2016-2040. Komponen strategis ini
profit. Tujuan dari benchmark ini adalah untuk memahami
digunakan sebagai dasaran dalam mengidentifikasi aspek-
dan membandingkan keadaan ITS dalam melakukan
aspek pada Organization Capital Readiness ITS.
manajemen perubahan seiring perubahan status PTNBH
sehingga mendapatkan cara untuk mengembangkan B. Pengumpulan Data – Hasil Benchmark
organisasinya, utamanya dalam organization capital. Pada bagian ini akan dilakukan benchmark terhadap
Metode yang digunakan dalam melakukan benchmark organisasi profit dan non profit untuk memahami dan
adalah dengan melakukan wawancara ke pihak expert dari membandingkan keadaan ITS dalam melakukan manajemen
instansi terkait. perubahan seiring perubahan status PTNBH sehingga
C. Tahap Perancangan mendapatkan cara untuk mengembangkan organisasinya,
utamanya dalam organization capital. Adapun objek
Pada Tahap Perancangan akan dilakukan perancangan
benchmark pada penelitian ini adalah Universitas Airlangga
Organization Capital Readiness berdasarkan data-data
yang menggunakan framework Balanced Scorecard dalam
yang telah didapatkan. Tahap ini dibagi menjadi beberapa
menyusun OCR; Institut Teknologi Bandung yang pernah
tahapan yakni identifikasi aspek-aspek pada OCR ITS,
diukur oleh Kementerian Pendidikan dan Budaya Indonesia dimana
perancangan maturity model OCR ITS, perancangan
dalam sistem pengukuran maturitas organisasi ITB berdasarkan
mekanisme sistem pengukuran OCR ITS, dan perancangan
Pedoman Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas
mekanisme sistem penyusunan perubahan organization
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Peraturan
capital dengan Organization Change Agenda.
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
D. Tahap Analisis dan Interpretasi Data Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016; dan PT.
Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap hasil Peembangkit Jawa Bali Services dimana menggunakan
pengolahan data yang diperoleh sebelumnya, yaitu analisis
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F21

T abel 6. T abel 5.
Perhitungan Pencapaian Level Maturitas OCR IT S Organization Change Agenda
L Organiza Definisi Strate Eevide
Asp L L L L Evid Peni
Nilai 5 tion gi nces
ek 1 2 3 4 ence laian
Change Objek
Pr Pelay 1: Agenda tif
ose anan Custome Melakukan Menci Survei
2: r driven perencanaan ptaka pegaw
s di 0 0 0

Creating value
Ut Bidan 1 1 . . . 3: dan strategi n ai
am g 5 5 5 4: sesuai dengan buday Survei
a Pendi 5: permintaan a pelang
dikan atau ekspektasi pelang gan
1: pelanggan gan
Pelay 2: sentris
anan Akuntabi Kemampuan Memb Survei
0 3:
di litas organisasi uat pegaw
1 1 . 0 0 4:
Bidan dalam nilai ai
5 5:
g menjadikan perusa
Penel transparan dan haan,
itian akuntabel penca
sebagai prinsip paian
… … … …
…. …. ….. ….. atau karakter buday
. . .. . kerja dimana a yang

Executing strategy
Rata-rata 1 1 0 0 0 tugas pokok baik
T otal . . . dan fungsi
5 2 2 masing-masing
5 5 stakeholder
akan
dipertanggungj
framework Process and Enteprise Maturity Model dalam awabkan
mengembangkan OCR-nya. Kerjasam Proses bekerja One Persen
a yang team- tase
C. Aspek dan Nilai OCR ITS melibatkan one pegaw
Berdasarkan komponen strategis yang dimiliki oleh sekelompok dream aiPerc
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, maka dilakukan orang untuk ent of
mencapai people
penyusunan aspek-aspek Organization Capital Readiness
tujuan rotted
ITS (Tabel 2). Aspek yang digunakan berbasis pada organisasi
Organization Readiness Assessment System. Aspek-aspek
dan nilai-nilai pada Organization Capital Readiness ITS.
(Gambar 1) E. Perancangan Mekanisme Sistem Pengukuran OCR ITS
Selanjutnya dilakukan pendefinisian tiap nilai dan Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rancangan
penurunan nilai menjadi sub-nilai. mekanisme sistem pengukuran Organization Capital
Readiness ITS. Berikut merupakan langkah-langkah dalam
D. Rancangan Maturity Model melakukan pengukuran OCR ITS yang mengadopsi dari
Pada tahap ini akan dilakukan perancangan maturity Perka Nomor 4 Tahun 2016 mengenai Penilaian Maturitas
model yang ada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang terdiri dari 3
berdasarkan cakupan nilai yang ada pada setiap asp ek pada tahap; tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
Organization Capital Readiness ITS. Kerangka yang pelaporan.
digunakan adalah Organization Maturity Model yang terdiri 1. Tahap Perencanaan
atas 5 level. Adapun dasaran dalam pembuatan maturity  Kantor Penjamin Mutu (KPM) ITS sebagai pihak yang
model ini adalah Rencana Strategis ITS 2015-2020, Rencana bertanggung jawab atas sustainabilitas OCR ITS
Induk Pengembangan ITS 2016-2040, dan studi literatur sesuai dengan Perek ITS Nomor 10 Tahun 2016.
mengenai maturity model dan kondisi ideal dari tiap nilai  Tim dari KPM terdiri dari Kepala Kantor Penjaminan
pada Organization Capital Readiness di ITS. Bentuk dari Mutu, Ketua Unit Penjaminan Mutu Akademik, dan
bukti-bukti pencapaian level maturitas OCR ITS dapat Ketua Unit Penjaminan Mutu Non-Akademik.
dilakukan melalui kuesioner lanjutan, wawancara, Kemudian, pada tim counterpart terdiri dari Ketua Tim
pemeriksaan dokumen, pengamatan terhadap Mutu Fakultas, Direktur Direktorat Akademik, Direktur
aktivitas/proses, dan pengamatan terhadap kondisi lapangan Direktorat Kemahasiswaan, Direktur Direktorat
dimana tetap disesuaikan dengan Renstra ITS dan Renip ITS. Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO),
Sedangkan penanggung jawab dari masing-masing nilai Direktur Direktorat Pengembangan Teknologi dan
disesuaikan dengan Peraturan Rektor ITS Nomor 10 Tahun Sistem Informasi (PTSI), Kepala Lembaga Penelitian
2016 mengenai Organisasi dan Tata Kerja ITS Peraturan dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), dan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2015. Berikut merupakan Direktur Direktorat Inovasi, Kerja Sama, dan
kerangka dari model maturitas OCR ITS. Untuk model kealumnian (IKSK).
maturitas OCR secara keseluruhan terdapat pada Tabel 3.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F22

 Tujuan dari asesmen ini adalah untuk mengetahui 3. Tahap Pelaporan


level maturitas Organization Capital Readiness di Pada tahap pelaporan dibuat laporan penilaian maturitas
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Periode Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang memuat
peninjauan ini dilakukan per enam bulan dan ruang identifikasi laporan; tujuan dan ruang lingkup asesmen;
lingkupnya adalah unit kerja di Institut Teknologi rincian program AMI (asesor, responden, tanggal, dan
Sepuluh Nopember area asesmen); hasil penilaian level maturitas awal;
2. Tahap Pelaksanaan ringkasan ketidaksesuaian beserta bukti pendukung (jika
 Pembagian kuesioner awal kepada unit kerja ITS ada); dan saran perbaikan kedepannya untuk ITS.
terkait dimana target dari tiap ketercapaian evidence di
F. Perancangan Mekanisme Sistem Penyusunan Perubahan
setiap nilai OCR ITS disesuaikan dengan kebutuhan
Organization Capital ITS
pada RENSTRA ITS 2015-2020 dan RENIP ITS 2016-
2040. Berikut merupakan contoh kerangka kuesioner Perubahan Organization Capital dengan framework
awal pengukuran OCR ITS. (Tabel 4) Organization Change Agenda dilakukan oleh Kantor
 Setiap nilai memiliki 5 pernyataan yang menunjukkan 5 Penjaminan Mutu ketika terdapat perubahan peta strategi
level pada model maturitas OCR ITS. Apabila unit yang memengaruhi iklim organisasi. Pada penyusunannya
kerja mengisi “Tidak” pada pernyataan terntentu maka terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
untuk pernyataan seterusnya jawabannya adalah pelaporan.
“Tidak”. Jika berkebalikan, maka konsistensi unit kerja 1. Tahap Perencanaan
perlu diragukan. Melakukan pertimbangan antara Laporan Penilaian
 Penilaian level maturitas awal OCR ITS dengan Maturitas ITS dan arah perubahan pada peta strategi
merata-rata skor nilai OCR berdasarkan level ITS. Kemudian, dilakukan peninjauan kembali aspek/nilai
maturitasnya. Adapun Skor “Ya” = 1 dan Skor “Tidak” yang perlu dilakukan perubahan dengan melakukan
=0. forum group discussion (FGD) atau rapat yang
 Asesmen isitasi/lapangan untuk memverifikasi membahas mengenai urgensitas perubahan dan
jawaban responden berdasarkan bukti-bukti aspek/nilai yang menjadi prioritas utama dalam
(evidences) dan melakukan pencatatan atas melakukan penyusunan perubahana organization
ketidaksesuaian. Bentuk dari bukti-bukti pencapaian capital ITS.
level maturitas OCR ITS dapat dilakukan melalui 2. Tahap Pelaksanaan
kuesioner lanjutan, wawancara, pemeriksaan Setelah itu, dilakukan pengkategorian nilai-nilai
dokumen, pengamatan terhadap aktivitas/proses, dan perubahan pada OCR tergolong dalam menciptakan nilai
pengamatan terhadap kondisi lapangan. (creating value) atau menjalankan strategi (executing
 Perhitungan pencapaian level maturitas OCR ITS strategy). Nilai-nilai perubahan tersebut didefinisikan
Regulasi pengukuran OCR ITS dijelaskan pada Tabel kembali sesuai dengan ekspektasi ke depannya dan
5. dilakukan perubahan pada tujuan strategis serta
1. Untuk setiap level maturitas dan komponennya indikator pengukuran/evidence-nya.
terdapat pernyataan level L-1 hingga L-5. 3. Tahap Pelaporan
2. Kebenaran pernyataan ini dijawab dengan salah Pada tahap pelaporan dibuat laporan perubahan
satu ukuran: organization capital pada OCR ITS yang memuat
 Merah bila kebenarannya kurang dari 20% dan identifikasi laporan; tujuan dan ruang lingkup perubahan;
diberi nilai 0 hasil perubahan dengan Organization Change Agenda.
 Kuning bila kebenarannya antara 20% hingga (Tabel 6)
80%, diberi nilai 0.5
 Hijau bila kebenarannya lebih dari 80% diberi nilai IV. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
1
Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan
3. Nilai setiap level diperoleh dengan merata-ratakan
salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya, Jawa Timur.
kolom level yang bersangkutan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2014,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember ditetapkan sebagai
salah satu perguruan tinggi yang mengalami perubahan
status dari PTN-BLU berubah menjadi PTNBH. Hal ini
menyebabkan ITS memiliki kewenangan untuk mengelola
4. Maksimum nilai untuk setiap level adalah 1.
organisasi, keuangan, sumber daya manusia, dan
5. Untuk mencari nilai maturitas (level) maka jumlahkan
infrastruktur dengan tata kelola yang baik. Transformasi
nilai L-1 + L-2 + L-3 + L-4 + L-5 dengan syarat
budaya mutu dalam organisasi dan sistem manajemen ITS
bahwa bila nilai maturitas sebelumnya tidak sama
juga dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan Good University
dengan satu maka tidak boleh ditambahkan dengan
Governance dan World Class University yang sejalan
nilai maturitas berikutnya.
dengan agenda pembangunan Indonesia dan global pasca
6. Misalnya L-1=1, L-2=1, L-3=0.5, L-4=0.25, L-5=0.25
2015 dari Xillenium Development Goals menuju Sustainable
maka level maturitasnya adalah 1 +1+0.5= 2.5.
Development Goals.
7. Nilai 1 diperoleh dari L-1 dan L-2= 1, 0.5 dari L-3
Secara umum, ITS memiliki fungsi dan organ yang
Nilai L-4 dan L-5 tidak diperhitungkan karena L-3
bergerak untuk menjaga sustainabilitas organisasi, yaitu
belum sama dengan 1 (belum melampaui level ini).
Kantor Penjaminan Mutu. Namun, pada penjaminan mutu
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018) 2337-3520 (2301-928X Print) F23

organisasi perlu adanya peningkatan kapabilitas organisasi digunakan pendekatan Organization Maturity Model dalam
agar tidak ada pengetahuan yang hilang (knowledge loss), merancang model maturitas OCR ITS sehingga terdapat 5
dan dapat menjaga sustainabilitas pengembangan nilai/aspek tingkat/level maturitas didalamnya. Aspek-aspek pada
pada organisasi bersifat dinamis sehingga apabila organisasi Organization Capital Readiness menggunakan framework
tidak memiliki acuan dalam memahami posisi organisasi akan Organization Readiness Assessment System yang
terjadi perbedaan pandangan/persepsi antar individu. disesuaikan dengan kebutuhan organisasi Institut Teknologi
Dengan mengembangkan organization capital readiness di Sepuluh Nopember yang terdiri dari proses utama,
ITS, maka dapat menciptakan keselarasan pada tujuan proses pendekatan manajemen, budaya, sinergitas, dan sikap
bisnis internal yang terintegrasi satu sama lain dimana dapat terhadap perubahan. OCR merupakan tanggung jawab
membantu organisasi ITS dalam mencapai potensi Kantor Penjamin Mutu dengan periode peninjauan per enam
produktivitas yang maksimal dan sinergitas pada ITS, serta bulan sekali dengan ruang lingkup unit kerja di ITS.
ITS dapat memahami posisinya di tengah persaingan kualitas
institusi dengan lebih mudah dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aradea, Ade Yuliana, and Hidayatullah Himawan,
V. KESIMPULAN/RINGKASAN “Penerapan Change Management untuk Peningkatan Proses
Bisnis dalam Meraih Keunggulan Kompetitif Organisasi,” in
Pada perancangan model maturitas Organization Capital
Seminar Nasional Informatika (semnasIF), 2010, pp. E27–
Readiness digunakan dokumen-dokumen perencanaan yang E36.
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perancangan yang [2] R. S. Kaplan and D. P. Norton, “Strategy Maps - Converting
dilakukan, seperti Rencana Strategis ITS 2015-2020 dan Intangible Assets Into T angible Outcomes,” 2004.
Rencana Induk Pengembangan ITS 2016-2040. Selain itu,

Anda mungkin juga menyukai