Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwiky Achsanu Ridho

NIM : 11210840000066
Mata Kuliah : Studi Islam
Tugas : Resume pertemuan 3

Karakteristik, prinsip-prinsip dan sumber ajaran islam


A. Pengertian islam menurut bahsa dan istilah
 Menurut Bahasa
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam
merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat,
tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal
katanya maka Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan
salaam. Pengertian lengkapnya sebagai berikut:
o Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang
damai dan setiap muslim hendaknya menjaga perdamaian.
o Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya 
berserah diri pada Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan
taat.
o Istaslama artinya berserah diri.
o Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari
hati seorang muslim yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau
menyekutukan Allah.
o Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang
penuh keselamatan. Jika seorang muslim menjalankan ajaran
Islam dengan baik, maka Allah akan senantiasa
menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.
 Menurut Istilah
Pengertian Islam secara  harfiyah artinya damai, selamat, tunduk, dan bersih.
Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang
bermakna dasar “selamat” (Salama).
Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan Islam  adalah
agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam
kehidupan setelah kematian).

B. Visi / Tujuan dan misi ajaran islam


 Visi / Tujuan
Tujuan diturunkannya syariat Islam adalah untuk kebaikan seluruh umat
manusia baik di dunia maupun di akhirat. Islam dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW untuk menebarkan kedamaian. Mengajarkan bagaimana membangun
relasi yang baik antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan alam.
Agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW bukan hanya dalam bentuk
nilai-nilai yang abstrak. Islam juga dituangkan dalam aturan-aturan yang
disebut dengan Syariat Islam.

 Misi ajaran islam


Misi utama ajaran Islam adalah membebaskan manusia dari berbagai bentuk
anarki dan ketidakadilan. Karena Allah Maha Adil, maka tidak mungkin di
dalam kitab suci-Nya mengandung konsep-konsep yang tidak mencerminkan
keadilan Jika ada nilai atau norma yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip
keadilan dan hak-hak asasi secara universal, maka nilai dan norma tersebut
perlu direaktualisasi penafsirannya.

Dalam perspektif Islam, kemanusiaan hakiki adalah kembali kepada fitrah


manusia itu sendiri; sebagai manusia yang cenderung kepada nilai-nilai
keagamaan yang substansial, dan nilai-nilai moral- spiritual yang bersifat
perennial. Manusia adalah theomorfic being yang bertugas sebagai khalifah di
muka bumi.

C. Macam Macam prinsip dan dasar ajaran agama islam


Ada Tujuh prinsip dasar ajaran agama islam menurut Juhaya S. Praja, Bila
disebutkan sebagai berikut :
o prinsip tauhid atau monoteisme
o Prinsip keadilan
o Prinsip amar ma’ruf nahi munkar
o Prinsip kemerdekaan atau kebebasan
o Prinsip persamaan atau egalite
o Prinsip At-Ta’awun

D. Persamaan dan perbedaan prinsip agama islam dengan agama lain


 Persamaan
Dr Zakir Naik, memberikan pandangannya bahwa ada kesamaan baik dalam
ajaran islam maupun kristen. Menurutnya aspek itulah yang kurang diketahui
banyak orang. “Jika melihat beragam agama saat ini, ada satu hal utama yang
sama dan serupa, di antara keberagaman agama,” kata Zakir saat
menyampaikan dakwahnya di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (8/4/2017)
malam.
o Tidak adanya sebuah batasan pembeda antara islam maupun
agama lainnya khususnya kristen.
o Jika kita mempelajari sunnah umat muslim untuk berhijab bagi
perempuan. Maka hal itu juga dikutip dalam alkitab injil, oleh
karena itu tidak ada perbedaan di antara keduanya yang serupa.
o Agama lainnya pun saling memiliki kesamaan. Hanya saja tak
banyak orang mau dan bersungguh-sungguh mempelajarinya.
Dalam ajaran budha juga, jika kita pelajari dengan pikiran yang
terbuka. Juga mengajarkan hal-hal yang serupa, seperti dalam
ajaran islam.
o Kesamaan itulah yang menjadikan Alquran tidak terlalu strict
dan mampu beradaptasi dengan lingkungan agama manapun.
o Islam mengajarkan kita untuk membuka pikiran dengan agama
lain. Karena ada kesamaan baik agama yang satu maupun yang
lainnya.
 Perbedaan
Islam mempercayai Tuhan sebagai Maha Pencipta
alam semeta ini dan menampilkankeesaanNya.
dengan kata-kata yang amat bersahaja, komprehensif dan
menarik. Minat seorangpedusunan ataupun seorang terpelajar.
Islam menyebut Tuhan sebagai Wujud Yang Paripurna,sumber
segala keindahan dan bebas dari segala cacat.
o Islam percaya bahwa tidak ada kontradiksi antara perkataan
Tuhan denganperbuatanNya.
o Islam tidak mengemukakan pengakuan yang kosong
melompong ataupun memaksakita mempercayai sesuatu yang
kita tidak mengerti.
o Kitab suci ( Al-Qur,an) itu unik berbeda dengan kitab-kitab
agama lain.

E. Kedudukan al-Qur’an sebagai Sumber Ajaran Islam (Kandungan alQur’an, Ilmu-ilmu


al-Qur’an, Metode dan Corak Penafsiran al-Qur’an)
Al-quran adalah sumber hukum pertama umat islam yang berisi tentang
akidah, ibadah, peringatan, kisah-kisah yang dijadikan acuan dan pedoman
hidup bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sunnah (hadis) merupakan sumber
ajaran Islam kedua setelah Al Quran.
 Kandungan Al Quran
o Akidah dan Tauhid
o Ibadah
o Akhlak
o Hukum
o Sejarah Masa Lalu
o Dasar ilmu pengetahuan

F. Kedudukan al-Sunnah sebagai Sumber Ajaran Islam (Ilmu-ilmu Hadis dan Fungsi
Hadis terhadap al-Qur’an)
 Pengertian Al-Hadits dan macam-macam hadis
Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang
dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang
diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
Hadits menurut istilah syara‟ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW,
baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir).
Berikut adalah macam-macam hadits:
o Hadits Qauliyah ( ucapan)
o Hadits Fi‟liyah
o Hadits Taqririyah
 Fungsi Hadits
Dalam uraian tentang Al-Qur‟an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat-
ayat hukum dalam Al-Qur‟an adalah dalam bentuk garis besar yang secara
amaliyah belum dapat dilaksanakan tanpa penjelasan dari hadits. Dengan
demikian fungsi hadits yang utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur‟an.
Dengan demikian bila Al-Qur‟an disebut sebagai sumber asli bagi hukum
fiqh, maka Hadits disebut sebagai bayani. Dalam kedudukannya sebagai
bayani dalam hubungannya dengan AlQur‟an, ia menjalankan fungsi sebagai
berikut :
o Menguatkan dan mengaskan hukum-hukum yang tersebut
dalam Al-Qur‟an atau disebut fungsi ta’kid dan taqrir. Dalam
bentuk ini Hadits hanya seperti mengulangi apa-apa yang
tersebut dalam Al-Qur‟an.
o Memberikan penjelasan terhadap apa yang dimaksud dalam Al-
Qur‟an dalam hal :
- Menjelaskan arti yang masih samar dalam Al-Qur‟an
- Merinci apa-apa yang dalam Al-Qur‟an disebutkan
secari garis besar.
- Membatasi apa-apa yang dalam Al-Qur‟an disebutkan
secara umum
- Memperluas maksud dari sesuatu yang tersebut dalam
Al-Qur‟an
o Menetapkan suatu hukum dalam hadits yang secara jelas tidak
terdapat dalam Al-Qur‟an. Dengan demikian kelihatan bahwa
Hadits menetapkan sendiri hukum yang tidak ditetapkan dalam
Al-Qur‟an.

G. Al-Ra’yu sebegai Sumber Ajaran Islam (Fungsi Ijtihad dan Syarat-syarat Mujtahid)
 Pengertian ra‟yu Secara etimologi kata (ra‟yu) berasal dari bahasa Arab yang
berarti “melihat”. Menurut Abû Hasan kata ra‟yu memiliki arti: pengelihatan
dan pandangan dengan mata atau hati, segala sesuatu yang dilihat oleh
manusia, jamaknya (al-Ara‟). Secara terminologi, ra‟yu menurut Muhammad
Rowas, yaitu segala sesuatu yang diutamakan manusia setelah melalui proses
berfikir dan merenung.
AL ra‟yu merupakan “hasil dari suatu perenungan dan pemikiran yang
bertujuan untuk memberikan solusi terhadap suatu permasalahan hukum yang
belum pernah ada sebelumnya di dalam nas untuk kemaslahatan hidup
manusia dengan menggunakan kaedah yang telah ditetapkan.
 Ijtihad
Ijtihad adalah sumber syariat islam yang nomor tiga. Kata ijtihad berasal dari
akar kata jahd yang artinya berusaha kuat atau berusaha sekuat tenaga. Kata
ijtihad dalam pemaknaan harfiah mengandung arti yang sama. Secara teknis
diterapkan bagi seorang ahli hikum yang dengna kemampuan akalnya
berusaha keras menentukan pendapat di lapangan hukum mengenai hal pelik-
pelik dan meragukan
 Mujtajid
Adapun mujtahid adalah bentuk kata fa'il (pelaku) yang berarti orang yang
bersunguhsungguh dengan mengerahkan segala kemampuannya yang rasional,
menggali (mempelajari) ajaran Islam yang tertuang dalam al-Qur'an dan
Hadits, dengan analisanya yang tepat, memberikan pertimbangan tentang
hukum-hukum Islam.

Anda mungkin juga menyukai