Anda di halaman 1dari 19

PARADIGMA ILMU

ISLAMI
OLEH : Drs. Khairul Saleh, MSI.
HADITS TENTANG KEWAJIBAN
MENUNTUT ILMU

‫طلب العلم فريضة علي كل مسلم‬


‫من المهد الي اللحد‬
MENCARI ILMU ADALAH FARDLU BAGI SETIAP MUSLIM
/MUSLIMAT DARI AYUNAN HINGGA LIANG LAHAD
HADITS BUKHARI BAB ILMU.docx
PERMASALAHAN
 Apakah Anda, yang mengaku muslim, telah
menjalankan perintah fardlu menuntut ilmu?
 Apa buktinya bahwa anda telah menuntut
ilmu?
 Benarkah bahwa yang anda cari/tuntut
selama ini itu benar2 ilmu?
 Lalu seperti apa ilmu yang sebenarnya?
 Apa bedanya dengan science Barat?
 Apa ciri-ciri/karakteristik ahlul ilmi (‘alim)/
Ulama’/cendekiawan/ulil albab?
PENGERTIAN ILMU
Secara harfiah, kata ‘ilmu berasal dari kata‫علما‬
‫‘ ) ـ ي علم ـ علم‬alima-ya’lamu-‘ilman (dst.,
yang berarti pengetahuan. Dalam bahasa
asalnya ini …..(Arab), ‘ilmu mempunyai
kandungan dan medan pengertian yang jauh
lebih luas dan mendalam yang terkait erat
dengan prinsip-prinsip tauhid dan totalitas
ajaran Islam.
KEUTAMAAN ILMU
1. Turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah
saw berisi tentang perintah untuk membaca
(Q.S Al-Alaq : 1-5)
2. banyak ayat al-Qur’an yang memerintahkan
manusia untuk menggunakan akal, untuk
memahami, dan meneliti fenomena alam
( Q.s Al-Baqarah (2) : 44, Al-An’am (6) : 50
3. Allah SWT memandang rendah orang-orang
yang tidak mau menggunakan potensi
akalnya sehingga mereka disederajatkan
dengan binatang bahkan lebih rendah lagi
(Q.S. Al-A’raf (7) : 179
4. Allah menempatkan derajat lebih tinggi bagi orang-
orang yang beriman yang berilmu dibandingkan dengan
orang beriman yang bodoh, sampai beberapa derajat.
Sebab hanya dengan ilmulah seseorang dapat beramal
dengan baik dan benar (Q.S. Al-Mujadalah : 11, Az-
Zumar (58) : 39 )
5. Allah akan meminta pertanggung jawaban kepada
orang-orang yang melakukan sesuatu tidak berdasarkan
ilmu. Tradisi ilmiah dalam kehidupan seorang Muslim
dengan demikian menjadi suatu keniscayaan (Al-isra’
17 : 36)
6. Pemahaman terhadap ajaran agama harus berdasarkan
ilmu. Seorang muslim tidak menerima ajaran yang tidak
memiliki landasan ilmiah yang kokoh. Selain itu ia harus
juga memahami ajaran tersebut dengan pemahaman
yang benar (Q.S. Ali Imran (3) : 18 )
7. dalam menentukan orang-orang pilihan
yang akan memimpin manusia di muka bumi
ini Allah melihat sisi keilmuan. Jadi, ilmu
adalah salah satu syarat kepemimpinan
yang tidak boleh diabaikan (Q.S. 2: 247).
Sebagian manusia memandang kekayaan
sebagai sebuah syarat kepemimpinan. Ini
pendapat yang paling lemah.
8. Allah menganjurkan kepada seorang yang
beriman untuk senantiasa berdoa bagi
pertambahan keluasan ilmunya Sebagai
implikasinya ia harus selalu belajar dan bekerja
agar ilmu terus bertambah (Q.S. 20 : 114 ).
9. orang yang paling takut kepada Allah adalah
orang yang paling tinggi dan luas ilmunya;
ulama’. Iman hanya bertambah dengan
bertambahnya ilmu ad-diin. (al-Fathir : 28)
10. Orang-orang yang melakukan perjalanan
untuk mencari ilmu hingga sebelum sampai
ke rumah kembali adalah perjalan jihad fi
sabilillah. Jika ia mati dalam rangka mencari
ilmu maka kematiannya termasuk mati
syahid Berdasar hadits Nabi).
TINJAUA ILMU DIEN/ISLAMI/HAQ NON
N ILMU/BA
THIL
Fardlu ‘Ain:
1. Ilmu mengenai aqidah yaqiniyah yang benar, ?
AHKAM/ selamat dari syirik dan khurafat.
HUKUM: 2. Ilmu yang membuat beribadah dengan benar
Hukum sesuai dengan ketentuan yang diasyariatkan.
mencari 3. Ilmu yang dengannya jiwa dibersihkan, hati
ilmu disucikan, segala fadlilat (keutamaan) dikenal,
untuk kemudian diamalkan. Dikenal pula radzilah
(kenistaan ) atau yang dibinasakan untuk
kemudian ditinggalkan dan dijaga.
4. Ilmu yang bisa mendisiplinkan tingkah laku dalam
hubungan sesorang dengan dengan dirinya,
keluarganya, atau dengan masyarakat, baik itu
penguasa maupun rakyat, muslim atau non
muslim. Dengan begitu ia mengetahui hukum
halal-haram, wajib bukan wajib pantas atau
tidak pantas, bermanfaat atau tidak bermanfaat.
TINJAU NON
AN ILMU DIEN/ISLAMI/HAQ ILMU/JAHI
LI/BATHIL
Fardlu Kifayah:

ilmu-ilmu yang terkait dengan upaya


menjawab kesulitan-kesulitan manusia untuk
memenuhi kebutuhnnya yang semakin
kompleks. Apabila ilmu ini sudah ditekuni
oleh sebagian orang (ilmuwan) sehingga
mencukupi kebutuhan masyarakat, maka
terlepaslah kewajiban muslim lainnya.

Hakekat menuntut ilmu fardlu kifayah tiada


lain, kecuali semata-mata dalam rangka
menjalankan perintah Allah untuk
menjadikan dirinya semakin optimal dalam
memenuhi dan menjawab masalah social
ummat, sebagai konsekuensi tugas sebagai
khalifah Allah (wakil/pemimpin) di bumi
ASPEK ILMU DIEN/ISLAMI SCIENCE BARAT

ONTOLOGIS Ilmu berprinsip bahwa Realitas wujud pokok yang


Asal usul pengetahuan bersumber dari dua
pengetahuan/ hakekat dipandang “ada “ hanyalah apa
obyek. realitas yang benar-benar ada , yang tampak, yang materi, yang
Hal ini berdasar pada yang harus diketahui manusia;
pandangan manusia bisa diukur dengan panca indera
Realitas ruhani/ghaib/ supra
tentang hakekat wujud
sensoris /metafisik ; Allah dan rasio. Selain itu tidak ada /
(ralitas). Apakah
realitas yang sebagai pencipta realitas ghaib tidak riil. Yang ada ya hanya
sesungguhnya hanya
dan materi : 7 : 185 . Ini sebagai alam nyata ini.
berwujud
materi/empiris/sesnso obyek ilmu yang pokok/utama Bukan pengetahuan yang benar
ris atau juga yang wajib diketahui. jika berdasar pada apa yang tidak
sebaliknya?
Realitas materi/sensoris : empiris.
ciptaan Allah (alam dan Wujud ruh hanya praduga, mitos,
manusia); obyek ilmu kedua.
khayalan, ilusi, fantasi pikiran
Kedua obyek ilmu ini harus
dipandang sebagai satu kesatuan manusia, termasuk
antara “kerajaan langit” dan  
“kerajaan bumi” ; prinsip Tuhan (Allah)!
keutuhan ini dikenal Ontologi sciense bertumpu pada
dengan prinsip tauhid prinsip atheisme materialistic
DALAM TINJAUAN FILSAFAT
ASPEK ILMU DIEN/ISLAMI SCIENCE BARAT

EPISTEMOLOGIS Berdasar Q.S. : An-Nahl : 78 Memastikan prinsip empirisme,


Membahas “……dan Dia memberimu
bagaimana cara
yang hanya menerima satu-
pendengaran, penglihatan, dan satunya fakultas : indera – rasio
sampainya subyek
qalbu (hati) agar kamu
kepada obyek sebagai jalan menuju obyek satu-
ilmu : melalui apa bersyukur.”
Ada dua prinsip : satunya realitas pula ; material.
dan bagaimana ?
Apa kriteria Selain menetapkan indera dan Sekaligus menolak metode qalbu
kebenaran rasio juga menetapkan sebagai cara untuk mencapai
ilmiahnya ? pengakuat terhadap hati (qalbu) obyek realitas.
sebagai fakultas jalan menuju  
pengetahuan yang obyektif (dalam rangka mencari ilmu /
sesuai dengan realitas masing- aktivitas ilmiah tidak terikat
masing. (sesuai prinsip ontology
hukum-hukum agama : sekuler).
di atas). Metodologinya ada dua;
metode ilmiah empiris dan
metode ilmiah intiutif/kasf. Al-
qur’an dan hadits merupakan
standard kebenaran ilmiah
melalui kesempurnaan fungsi
qalbu Nabi Muhammad saw.
(jelas aktivitas ilmiah terikat
oleh aturan formal syariah Islam)
ASPEK ILMU DIEN/ISLAMI SCIENCE BARAT

AKSIOLOGIS: Ilmu dicapai dan dikembangkan untuk dua Berdasar pada prinsip
Menjelaskan tujuan : Pragmatisme-utilitarian.
Dengan menguasai ilmu syari’at untuk
mengenai menyelamatkan manusia dari kehancuran dunia
Dimana ukuran etis tidak
standard nilai dan akhirat akibat kedhaliman antara satu
etis didasarkan pada
dalam dengan yang lainnya. Untuk menjadi hamba berguna atau tidak bagi
Allah yang taqwa (taat). orang, kelompok, bangsa
penggunaan
Dengan teknologi (ilmu kealaman material) tertentu pada kondisi
dan untuk menciptakan kesejahteraan material tertentu pula; yang tidak
pengembangan ummat manusia dengan memanfaatkan alam mungkin sama. Tidak ada
pengetahuan. secara maksimal, dalam rangka menjalankan patokan yang pasti.
fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi. Ilmu
Untuk apa dan harus diarahkan pada nilai-nilai ihsan
Kata F. Bacon (bapak
atas dasar apa (kebaikian) dan menolak nilai-nilai fasad materialisme) Ilmu itu bagai
pengetahuan (kerusakan) moral dan kerusakan alam Al- kekuasaan; jadi malapetaka
dikembangkan Qashash : 77 atau berkah bagi manusia
Standard nilai sudah pasti dan universal. Setiap tergantung orang ynag
? ilmuwan terikat oleh dua pertimbangan di atas. menggunakan kekausaan itu
1. Makin menguasasi ilmu makin terikat nilai- (ilmuwan) atau pengusa
nilai ihsan dan tanggung jawab ummat.
ilmuwan.”
Karenanya aktivitas indera dan hati harus
dipertanggung jawabkan kepada Tuhan. Makin menguasi ilmu makin
2. Makin tinggi keilmuan makin dekat dengan bebas dan tidak terikaat
sifat-sifat kecendekiawanan, keulamaan dan oleh nilai-nilai agama
kenabian. tertentu.
Bersifat bebas nilai /
netralitas etik, alias tak
bermoral !
TANGUNG JAWAB CENDEKIAWAN
SARJANA SCIENTIST CENDEKIAWAN ULIL ALBAB

kelompok orang orang yang orang-orang yang memiliki


yang sudah mendalami dan terpanggil untuk kriteria pokok
melewati mengembangka memperbaiki selain kriteria
masyarakatnya,
pendidikan n ilmu dengan kecendekiawan
menangkap
tinggi dan telah penalaran dan aspirasi mereka, an umumnya,
memperoleh penelitian. merumuskannya mereka harus
gelar dengan bahasa menguasai dan
sarjana(D3, S1, yang dapat memahami
S2, S3) dipahami setiap ajaran Islam
orang, menjadikannya
menawarkan sebagai acuan
strategi dan
nilai dan
alternatif
pemecahan normanya.
masalah (Ali dengan
syariati : 1992) 11
karakteristik:
KARAKTERISTIK ULIL ALBAB
1. Dilukiskan sebagai orang yang diberi
hikmah (2:269).Yang sanggup mengambil
pelajaran dari ummat terdahulu (12:111)
2. Kritis mendengaran pembicaraan atau
ungkapan pemikiran orang lain dan supportif
dengan mengikuti pendapat yang
terbaik(39:18)
3. Bersungguh-sungguh mencari ilmu (3:7)
4. Dengan merenungkan (menganalisa)
memanfaatkan secara optimal untuk
kesejahteraan manusia terhadap ciptaan
Allah di langit dan di bumi (3:190-191)
5. Dan mengambil pelajaran dari kitab yang
diwahyukan oleh Allah (38:29, 40:54, 3:7)
6. Sanggup sendirian mempertahankan
keyakinannya dan tidak terpesona dengan
bilangan yang banyak dalam kejelekan
(5:100)
7. Berusaha menyampaikan peringatan Allah
kepada masyarakat dan mengajari mereka
prinsip Tauhid (14:52)
8. Hanya takut kepada Allah saja (5:100,
13:21)

 
9. Memenuhi janji kepada Allah,
menyambungkan apa yang diperintahkan oleh
Allah menghubungkannya (silaturrahim),
memberi infaq dan menolak kejelekan
dengan kebaikan (13:20-22)
10. Bangun tengah malam dan mengisinya
dengan ruku’ dan sujud di hadapan Allah
( 39:9)
11. Serta banyak berdzikir (ingat Allah) dalam
segala keadaan (3:190)

Anda mungkin juga menyukai