Anda di halaman 1dari 45

KUPU-KUPU

Rabu, 09 Juni 2010


pengertian mukjizat, karomah, maunah, dan irhas

KITAB SEBAGAI MEDIA PEBDIDIKAN


MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“ITC”

Dosen Pembimbing
Taufik, M.Pd.I

Oleh:

Akhmad Fadli :D31208053

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2010

BAB I
PENDAHULUAN

Didalam Islam terdapat sebuah keajaiban yang diberikan kepada hamba Allah
yang takwa, seperti mu’jizat, karomah,maunah dan irhash.
Dan yang dimaksud dengan kemu'jizatan, karomah,maunah dan irhash. Bukan
berarti melemahkan manusia, artinya memberi pengertian kepada mereka dengan
kelemahannya untuk mendatangkan kyakinan, karena hal itu telah dimaklumi oleh
setiap orang yang berakal, tetapi maksudnya adalah untuk menjelaskan bahwa
karomah,maunah dan irhash untuk membuat mereka yakin akan keberadaan Allah.
Tujuannya hanya untuk melahirkan kebenaran mereka, menetapkan bahwa yang
mereka bawa adalah semata-mata pemberian dari Dzat Yang Maha Bijaksana, dan
diturunkan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka hanyalah menyampaikan
risalah Allah dan tiada lain tugasnya hanya memberitahukan dan menyampaikan.
Oleh karena itu mu'jizat karomah,maunah dan irhash, adalah dalil-dalil dari Allah
SWT. kepada hamba-Nya untuk membenarkan rasul-rasul dan nabi-nabi. Dengan
perantaraan mu'izat, karomah,maunah dan irhash. ini, seolah-olah Allah bersabda:
"Benar hamba-Ku dalam hal yang ia sampaikan dari Aku, dan Aku mengutusnya
agar ia menyampaikan sesuatu kepadamu".
Rumusam masalah
a. Menjelaskan makna mu’jizat, karomah,maunah dan irhash.
b. Menjelaskan orang-orang yang pantas mendapatkanya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami pengertian
1. Mu’jizat
Beberapa Devinisi Mengenai Mukjizat
a. Secara Bahasa Kata Mu’jizat adalah isim fa’il yg diambil dari fi’il madhi arti
melemahkan yg kata itu berasal dari kata yg berarti lemah lawan dari kata yg
berarti mampu. Jadi ungkapan mu’jizat Nabi berarti sesuatu yg melemahkan
lawan saat berhadapan.
Secara Istilah Para ulama memberikan beberapa definisi tentang mu’jizat di
antaranya:
Mu’jizat adalah suatu perkara yg luar biasa dan tidak bisa ditandingi yg disertai
degan tantangan dgn maksud membuktikan kebenaran seseorang yg mengaku
bahwa diri adalah rasul. Ibnu Hamdan mendefinisikan: “Mu’jizat adl suatu
keluarbiasaan baik ucapan atau perbuatan jika diiringi dan tepat degan pengakuan
kerasulan serta sesuai dengannya. Awal mula dalam rangka tantangan . Dan tdk
seorangpun yg mampu melakukan menyamai bahkan mendekati sekalipun.”
Nama Lain Mu’jizat
Mu’jizat disebut juga dgn Ayat Burhan Dala‘il Nubuwwah dan A’lam
Nubuwwah . Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Lafadz-lafadz ini tadi bila dijadikan
sebagai nama Ayat kenabian sebenar lbh tepat menjelaskan maksud dan tujuan
dibandingkan lafadz Mu’jizat. Oleh karena lafadz Mu’jizat tdk ada dlm Al-Qur`an
dan As-Sunnah justru yg ada di dlm dgn sebutan Ayat Bayyinah dan Burhan .
Ahlul kalam tidaklah menyebut Mu’jizat kecuali yg melekat pada Nabi saja.
Adapun yg utk wali mereka menyebut Karamah.
b. Dan ada yang mendinifisikan mujizat adalah tanda atau bukti menakjubkan
yang diberikan oleh Allah supaya manusia percaya kepada Nya.
c. Dalam bahasa asing mu'jizat itu disebut miracle seperti yang berlaku pada Musa
dengan tongkatnya yang menjadi ular atau telapak tangannya menjadi putih
bersinar terang.
d. Mu'jizat dinamakan mu'jizat (melemahkan) karena manusia lemah untuk
mendatangkan sesamanya, sebab mu'jizat berupa hal yang bertentangan dengan
adat.
e. Pengertian Mukjizat Menurut Agama Islam Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2001) kata mukjizat diartikan sebagai “kejadian ajaib yang sukar
dijangkau oleh kemampuan akal manusia” menurut Quraish Shihab pengertian
kata ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama islam.
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab a’jaza yang berarti melemahkan atau
menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila
kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu
membungkam lawan, maka dinamai mu’jizat. Tambahan ta’ marbuthah pada akhir
kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif). Oleh para pakar agama
islam mukjizat antara lain didefinisikan sebagai “suatu hal atau peristiwa luar
biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.
Menurut Quraish Shihab (1998) secara garis besar mukjizat dibagi kedalam
mukjizat yang bersifat material indrawi lagi tidak kekal dan mukjizat immaterial,
logis dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi terdahulu
kesemuanya merupakan jenis yang pertama. Mukjizat mereka bersifat material
dan indrawi dalam arti dapat disaksikan atau dijangkau lewat indra secara
langsung, misalnya perahu nabu Nuh as, tidak terbakarnya nabi Ibrahim as,
tongkat nabi Musa as dan penyembuhan yang dilakukan oleh nabi Isa as atas izin
allah swt.
Hal ini berbeda dengan mukjizat nabi Muhammad saw, yang bukan indrawi atau
material, namun dapat dipahami oleh akal, misalnya mukjizat Al Qur’an.
Contoh Mujizat nabi besar Muhammad Saw Misteri Terbelahnya bulan dan
bersatu kembali adalah mukjizat. Dan Al-Qur'an Suci adalah mukjizat abadi Nabi
terakhir Saw dan Mukjizat para nabi sebelumnya seperti Nabi Ibrahim as, Nabi
Musa as dan Nabi Isa as—masing-masing Nabi ini mendapat Kitab suci dan juga
memiliki mukjizat—tidak identik dengan Kitab-kitab suci mereka. Mereka
melakukan perbuatan mukjizat seperti mengubah api yang berkobar menjadi
"dingin dan damai", mengubah tongkat kayu menjadi ular besar, dan
menghidupkan orang mati. Jelaslah mukjizat-mukjizat ini sementara sifatnya.
Namun untuk Nabi terakhir saw, Kitab sucinya itu sendiri merupakan
mukjizatnya. Kitab sucinya merupakan bukti kenabiannya. Dengan demikian,
mukjizat Nabi terakhir saw, tak seperti mukjizat yang lain, abadi sifatnya, bukan
dimaksudkan hanya untuk sementara waktu.
2. Unsur-unsur yang menyertai mukjizat
Dari definisi mukjizat di atas kita dapat memahami bahwa terdapat beberapa
unsure yang menyertai mukjizat yakni:
Pertama, adanya hal atau peristiwa luar biasa. Menurut Quraish Shihab (1998)
yang dimaksud dengan luar biasa adalahsesuatu yang berada di luar jangkauan
sebab dan akibat yang diketahui secara umumhukum-hukumnya. Peristiwa-
peristiwa alam misalnya yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan tidak
dinamai mukjizat karena ia telah merupakan sesuatu yang biasa. Demikian halnya
dengan hipnotisme atau sihir,walaupun sekilas ia terlihat ajaib dan luar biasa,
keduanya bukanlah hal atau sesuatu yang luar biasa karena ia dapat dipelajari8
Kedua, terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi. Tidak mustahil
terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun jika bukan dari
seseorang yang mengaku nabi, maka ia tidak dinamai mukjizat, namun irhash atau
karamah (kekeramatan), bahkan tidak mustahil terjadi pada orang yang durhaka
pada Allah swt dan hal ini disebut ihanah (penghinaan) atau istidraj (“rangsangan”
untuk lebih durhaka)9 Berawal dari hal tersebut umat islam memiliki keyakinan
bahwa Muhammad saw adalah nabi terakhir. Konsekuensi dari keyakinan tersebut
yakni tidak mungkin lagi adanya mukjizat sepeninggal Nabi saw, walaupun ini
bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat lagi terjadi dewasa ini.
Ketiga, mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian. Tantangan ini
meski berbarengan dengan pengakuan sebagai nabi. Disamping itu tantangan
tersebut juga sejalan dengan ucapan sang nabi. Misalnya jika ia berkata “batu ini
dapat berbicara” tetapi ketika batu tersebut berbicara bahwa “sang penantang
berbohong” maka keluarbiasaan ini bukanlah suatu mukjizat tetapi ihanah atau
ihanah atau istidraj.
Hal ini misalnya di jelaskan dalam Al-Qur'an yang merupakan satu-satunya kitab
samawi yang dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak seorang pun yang
mampu mendatangkan kitab sepertinya, meskipun seluruh manusia dan jin
berkumpul untuk melakukan hal itu.10 Bahkan, mereka tidak akan mampu
sekalipun untuk menyusun, misalnya, sepuluh surat saja atau malah satu surat
pendek sekalipun yang hanya mencakup satu baris saja
Oleh karena itu, Al-Qur'an menantang seluruh umat manusia untuk melakukan hal
itu. Dan banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang menekankan tantangan tersebut.
Sesungguhnya ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan hal yang sama dan
memenuhi tantangan tersebut merupakan bukti atas kebenaran kitab suci itu dan
risalah Nabi Muhammad saw dari Allah SWT
Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an telah membuktikan
pengakuannya sebagai mukjizat. Sebagaimana Rasul saw, pembawa kitab ini,
tersebut telah menyampaikannya kepada umat manusia sebagai mukjizat yang
abadi dan bukti yang kuat atas kenabiannya hingga akhir masa.
Keempat, tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani. Bila yang ditantang
berhasil melakukan hal serupa, bahwa ini berarti bahwa pengakuan sang
penantang tidak terbukti, disisi lain kandungan tantangan harus benar-benar
dipahami oleh yang ditantang. Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan
mereka, biasanya aspek kemukjizatan masing-masing nabi adalah hal-hal yang
sesuai dengan bidang keahlian umatnya.. contoh untuk hal ini misalnya mukjizat
nabi Musa as yakni tongkat yang bisa berubah menjadi ular (Q.S. Thaha ayat 63-
76). Mukjizat nabi Shaleh as kepada kaum Tsamud yang amat gandrung melukis
dan memahat, maka oleh allah swt Nabi Saleh as diberi mukjizat berupa seekor
unta yang benar-benar hidup dari batu karang yang kemudian mereka lihat makan
dan minum (Q.S. Al A’raf ayat 73 dan Q.S. Asy Syu’ara’ ayat 155-156 dan
hukuman terhadap kaum Tsamud dalam Q.S. Asy Syams ayat 13-15). Demikian
halnya dengan mukjizat nabi Isa as dalam hal pengobatan (Q.S. Ali Imran ayat
49).
3. Tujuan dan fungsi mukjizat
Mukjizat memiliki fungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Namun demikian
bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk
memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
A. Memahami pengertian
1. Karomah
a. Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan
(munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam
kitabnya “Tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang
tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang
diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam
mempunyai i’tiqod yang benar”
b. Menurut Hakim At-Tirmidz Adapun yang dimaksud karamah al-awliya’ tiada
lain, kemuliaan, kehormatan,(al-ikram); penghargaan (al-taqdir); dan persahabatan
(al-wala) yang dimiliki para wali Allah berkat penghargaan, kecintaan dan
pertolongan Allah kepada mereka. Karamah al-awliya itu, dalam pandangan
Hakim at-Tirmidzi, merupakan salah satu ciri para wali secara lahiriah (‘alamat al-
awliya’ fi al-zhahir) yang juga dinamakannya al-ayat atau tanda-tanda.
c. Karamah secara bahasa adalah kemuliaan, namun secara istilah dalam agama
maka banyak makna yg berbeda, yaitu pada muamalah (pergaulan) karamah
adalah orang yg mulia dan dermawan, pada bab Tasawwuf karamah adalah
kelebihan yg Allah berikan pada orang yg shalih berupa keajaiban
d. Imam Qusyairi menjelaskan karomah sebagai penampakan karomah merupakan
tanda-tanda kebenaran sikap dan kelakuan seseorang. Barangsiapa yang tidak
benar sikap dan kelakuannya, maka tidak dapat menunjukkan kekaromahannya.
Dan Allah yang maha Qodim memberi tahu kepada kita agar membedakan orang
yang benar dan mana yang batil. [Abul Qosim Abdul Karim Hawazim Qusyairi
Naisabury, Risaltul Qusyairiyah, Darul Khoir, halaman 353]
e. Karomah ialah suatu perkara (mencakup ucapan dan perbuatan) yang telah
melanggar (keluar) dari adat kebiasaan manusia, yang selamat dari berbagai
sanggahan (hal-hal yang membatalkannya) yang Allah berikan kepada hambanya
yang shalih.
f. Istilah karomah berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa berarti mulia . Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat
diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa
karena ketaqwaanya kepada Tuhan. [Dept. P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka Jakarta, halaman 483]
g. Syaikh Thohir bin Sholeh Al-Jazairi mengartikan kata karomah adalah perkara
luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan
seorang Nabi. [Thohir bin Sholeh Al-Jazairi, Jawahirul Kalamiyah, terjemahan
Jakfar Amir, Penerbit Raja Murah Pekalongan, hal. 40]

B. Klasifikasi manusia yang mendapatkan karomah:


1. Wali Aqthab atau Wali Quthub
Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam
semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali
Quthub lainnya yang menggantikan.
2. Wali Aimmah
Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat.
Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas
menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas
menyaksikan alam malaikat.
3. Wali Autad
Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang
masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang
dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul
Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.
4. Wali Abdal
Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu
tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh
orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan
Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik
dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.
Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-
Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali
Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana
cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur
dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.
5. Wali Nuqoba’
Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan
mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari
terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas
telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim
atau bodoh, orang baik atau tidak.
6. Wali Nujaba’
Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.
7. Wali Hawariyyun
Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela
agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad
sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali
Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.
8. Wali Rajabiyyun
Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab.
Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka
saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini
setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka
berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat
kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya
perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan
peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka
masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian,
sesudah 3 hari baru bisa berbicara.Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas
dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang
pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.
9. Wali Khata
Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali
Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi
Muhammd,saw.
A. Memahami Pengertian
1. Maunah
a. Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana,mashdar-nya adalah
al'aun dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan
arti pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.
b. Dalam pandangan Islam, ma'unah pertolongan dari Allah dapat kita minta
dengan cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-
Nya, sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, "Hanya Engkaulah yang
kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (Al-
Fatihah: 5).
Kemudian pada ayat lain "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu." (Al-Baqarah: 45).
c. Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana,mashdar-nya adalah
al'aun dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan
arti pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.

Dalam pandangan Islam, ma'unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan
cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya,
sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, "Hanya Engkaulah yang kami
sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5).
Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana,mashdar-nya adalah al'aun
dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti
pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.

Dalam pandangan Islam, ma'unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan
cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya,
sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, "Hanya Engkaulah yang kami
sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5).

2. Irhash
Irhash adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada seseorang yang
dipersiapkan untuk membawa risalah. Seperti melindunginya awan atas Nabi
Muhammad Saw sebelum Pengutusan beliau. Dapat dikatakan Irkhash adalah
sesuatu yang diberikan kepada calon Nabi berupa keluarbiasaan.

BAB III
KESIMPULAN
Secara Bahasa Kata Mu’jizat adalah isim fa’il yg diambil dari fi’il madhi arti
melemahkan yg kata itu berasal dari kata yg berarti lemah lawan dari kata yg
berarti mampu. Jadi ungkapan mu’jizat Nabi berarti sesuatu yg melemahkan
lawan saat berhadapan.
Secara Istilah Para ulama memberikan beberapa definisi tentang mu’jizat di
antaranya:
Mu’jizat adalah suatu perkara yg luar biasa dan tidak bisa ditandingi yg disertai
degan tantangan dgn maksud membuktikan kebenaran seseorang yg mengaku
bahwa diri adalah rasul. Ibnu Hamdan mendefinisikan: “Mu’jizat adl suatu
keluarbiasaan baik ucapan atau perbuatan jika diiringi dan tepat degan pengakuan
kerasulan serta sesuai dengannya. Awal mula dalam rangka tantangan . Dan tdk
seorangpun yg mampu melakukan menyamai bahkan mendekati sekalipun.
Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan
(munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam
kitabnya “tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang
tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang
diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam
mempunyai i’tiqod yang benar”
Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana,mashdar-nya adalah al'aun
dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti
pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.
Irhash adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada seseorang yang
dipersiapkan untuk membawa risalah. Seperti melindunginya awan atas Nabi
Muhammad Saw sebelum Pengutusan beliau. Dapat dikatakan Irkhash adalah
sesuatu yang diberikan kepada calon Nabi berupa keluarbiasaan.

DAFTAR PUSTAKA

Www.Asysyariah.Com tgl 30
Www.sabdaspace.com
Tech.groups.yahoo.com/group/astronomi_indonesi
Www.cybermq.com/pustaka/detail/ilmu-tafsir/3
Hermaninbismillah.blogspot.com/.../mukjizat-al-quran.html
Roghuzshy.wordpress.com/.../misteri-terbelahnya-bulan-dan-mujizat-nabi-
muhammad-saw/
Http://Www.Nuruddina.Com/2010/02/Mujizat-Nabi-Muhammad-Saw.Html
Sachrony.wordpress.com/.../hakekat-waliyulloh-dan-karomah-nya
Majelisrasulullah.org/index.php?option
Blog.its.ac.id/syafii/2008/12/20/kyai-kholil-bangkalan
Www.assalafy.org/mahad/?p=17
Http://Azmatkhanalhusaini.Com/Index.Php?
Option=Com_Content&Task=View&Id=32&Itemid=70 - _Ftn1
Http://Azmatkhanalhusaini.Com/Index.Php?
Option=Com_Content&Task=View&Id=32&Itemid=70 - _Ftn3
Sachrony.wordpress.com/.../hakekat-waliyulloh-dan-karomah-nya
Hcindonesia.com/index.php?option
Www.Hayatuna.Tripod.Com/Id1.Html
Http://hasunmax.blogspot.com/2010/02/karomah-mukjizat-dan-lain-lain.html
Diposkan oleh fadli di 18:38
http://afadli43.blogspot.com/2010/06/pengertian-mukjizat-karomah-maunah-
dan.html

Takutilah firasat orang mukmin, karena


mereka melihat dengan nur Allah"
(hadist Riwayat Tarmizi)

Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berfirman :

"Dan hambaKu yang senantiasa bertaqarrub kepada-


Ku dengan nawafil (ibadah sunnat) sehingga Aku
mencintainya,
maka jadilah Aku seolah-olah sebagai
pendengarannya yang ia mendengar dengannya
dan sebagai penglihatannya yang ia melihat dengannya
dan sebagai tangannya yang ia bertindak dengannya
dan sebagai kakinya yang ia bertindak dengannya.
Dan andaikata ia memohon pasti akan Kuberipadanya.
Dan andaikan ia berlindung kepadaKu, pasti Aku lindungi. "

(Riwayat Abu Hurairah)

Apabila seseorang sangat dekat dengan Allah SWT disebabkan


ketaatan dan keikhlasannya, hatinya senatiasa bersama Allah,
takut, rindu dan cintakan Allah, maka Allahpun dekat dengannya
dan melimpahkan rahmat, kebajikan dan karuniaNya.

Allah mengaruniakan kepada mereka berbagai kelebihan


yang tidak diberikan kepada hamba-hambaNya yang
lain.

Diantara kelebihan yang Allah anugerahkan kepada mereka adalah


mendapat petunjuk,
mendapat rezeki dari sumber yang tidak diduga,
mendapat ilmu secara wahbiah (anugerah) tanpa melalui usaha ikhtiar,
mendapat kejadian atau peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal
sebagaimana Allah mengaruniakan mukjizat kepada para Nabi dan
RasulNya.

Adapun peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal


atau di luar adat kebiasaan itu dapat terbagi menjadi 6 bagian :
1. Mukjizat,
yaitu kejadian luar biasa pada diri Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasul sesudah diangkat menjadi Rasul. Mukjizat dapat
dikategorikan menjadi 2 jenis.

Yang pertama mukjizat lahir seperti


tongkat membelah lautan, tidak merasa panas dibakar, mengerti
bahasa binatang, tongkat menjadi ular, membelah bulan dan
sebagainya,

dan yang kedua mukjizat maknawi misalnya diberi


kesabaran untuk mendidik, diberi A1 Qur'an untuk mendidik
manusia sepanjang zaman dan sebagainya.
Mukjizat maknawi ini biasanya diturunkan kepada Rasul-Rasul yang
mendidik
manusia dan dia lebih bernilai dari pada mukjizat lahiriah.

2. Irhash
yaitu kejadian luar biasa pada diri Nabi Muhammad
SAW sebelum diangkat menjadi Rasul seperti dada dibelah oleh
Malaikat tanpa merasa sakit dan sebagainya.

3. Karamah
yaitu kejadian luar biasa pada diri wali-wali Allah
dan para mujaddid. Karamah juga dapat dikategorikan menjadi
2 jenis.

Yang pertama karamah lahir seperti pandai terbang,


mengusap daun menjadi uang, tidak merasa panas dibakar,
menghidupkan ayam yang sudah mati dengan doanya dan
sebagainya, dan yang kedua karamah maknawi misalnya
diberi kesabaran untuk mendidik dan berjuang, diberi ilmu-ilmu
untuk mendidik manusia, diberi ilmu-ilmu strategi perjuangan
dan sebagainya.

Wali yang berwatak Nabi biasanya Allah beri


banyak karamah lahiriah untuk meningkatkan lagi wibawanya
di tengah masyarakat, karena mereka biasanya tidak berjuang
dan tidak membangunkan jemaah.

Sedangkan wali yang berwatak Rasul dan para mujaddid


yang mendidik manusia lain,
biasanya Allah beri karamah maknawiyah untuk memudahkan
mereka mendidik dan membawa masyarakat kepada Allah.
4. Ma'unah
yaitu kejadian luar biasa yang berlaku pada diri orang
Islam awam. Biasanya terjadi karena berkat orang bertaqwa.

5. Istidradj
yaitu kejadian luar biasa yang terjadi pada orang Islam
fasik, misalnya tidak mempan dibakar, dibacok, ditembak dan
sebagainya.

6. Sihir
yaitu kejadian luar biasa yang terjadi pada orang kafir,
misalnya tidak mempan dibakar, dibacok, ditembak, membuat
orang sakit dari jauh dan sebagainya.
http://pendidikanpesantren-toniardi.blogspot.com/2011/05/6-kejadian-luar-biasa-
pada-manusia.html

Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan


Tekno Media Muda Green Lipsus Fiksiana Freez
Home
Edukasi
Artikel

Edukasi
Fikri Arief

TERVERIFIKASI
Jadikan Teman | Kirim Pesan

Mahasiswa Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

0inShare
Share 14

Globalisasi Pendidikan
OPINI | 08 June 2011 | 18:40 Dibaca: 7223 Komentar: 1 Nihil
Dalam proses globalisasi tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu perubahan
yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Apabila kebudayaan secara
umum merupakan suatu rangkaian kepercayaan, nilai-nilai, dan gaya hidup dari
suatu masyarakat tertentu didalam eksistensi kehidupan sehari-hari, maka dewasa
ini didalam era globalisasi mulai muncul apa yang disebut kebudayaan global.
Kebudayaan global bisa diartikan sebagai moderrnitas. Dalam hal ini modernitas
mempunyai pengertian masyarakat modern, gaya hidup modern, ekonomi
modern, budaya modern, dan pendidikan modern.

Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan


kehidupan global didalam suatu ruang dan waktu melalui internasionalisasi
perdagangan, internasionalisasi pasar dari produksi dan keuangan,
internasionalisasi dari komoditas budaya yang ditopang oleh jaringan system
telekomunikasi global yang semakin canggih dan cepat. Intinya dari proses
globalisasi yaitu terciptanya suatu jaringan kehidupan yang semakin terintegrasi.

Kaitan antara globalisasi dan pendidikan menurut Giddens terletak didalam


lahirnya suatu masyarakat baru yaitu “knowledge-based-society” yang merupakan
anak kandung dari proses globalisasi.[1] Karena globalisasi, ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesat yang merupakan dasar dari globalisasi ekonomi dan
politik di dunia ini. Namun demikian suatu “knowledge-based society” yang
didasarkan kepada ilmu pengetahuan akan terus-menerus berubah dan merupakan
subyek untuk revisi. hal ini memerlukan apa yang disebutnya sikap refleksif dari
manusia yaitu kemampuan untuk merenungkan mengenai kehidupannya
berdasarkan rasio.

Untuk itu pendidikan sangat penting didalam mewujudkan masyarakat masa


depan yang berdasarkan ilmu pengetahuan, melalui pendidikan proses transmisi
serta pengembangan ilmu pengetahuan akan terjadi.

Lahirnya globalisasi , yang kemudian disusul dengan penetrasi teknologi yang


sangat canggih, menjembatani bangsa-bangsa didunia ini menjadi global
village[2]. Globalisasi berkembang melintasi batas-batas keelokan. Dalam kondisi
seperti ini dunia mengarah pada proses integrasi dan homogenisasi budaya. Akan
tetapi proses integrasi dan homogenisasi ini menimbulkan reaksi yang beragam.

Lahirnya budaya global bukan berarti hilangnya identitas suatu masyarakat, justru
globalisasi telah merangsang kesadaran individu, kesadaran etnis dari suatu
komunitas yang pluralistik. Artinya pendidikan nasional kita perlu mempunyai
sikap didalam menghadapi perubahan-perubahan global dalam era globalisasi
dewasa ini.

Kemudian yang menjadi pertanyaan, bagaimana seharusnya kita menghadapi arus


globalisasi yang mempumyai dua wajah ini? Terlebih ketika dibenturkan dalam
dunia pendidikan. Seringkali kita menemukan adanya indikasi dari menurunnya
nilai dan moral anak bangsa diantaranya karena adanya pengaruh globalisasi,
namun disisi lain adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
pengaruh dari arus globalisasi, sehingga menjadikan dunia ini serasa tidak lagi
bulat melainkan rata.

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan


tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa
lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005).
Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia” atau “mensejagat”, yaitu dengan
cepat menyebar keseluruh plosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data, informasi,
dan sebagainya begitu disampaikan saat itu pula diketahui oleh semua orang
diseluruh dunia. Globalisasi selain menghadirkan ruang positif namun juga
terdapat sisi negativenya. Globalisasi adalah merupakan sebuah tantangan yang
harus dihadapi dan dikontekskan pada keadaan yang ada pada masa kini.

Pengaruh globalisasi mempunyai implikasi atau bahkan dampak atas


berbagai Negara atau bangsa, tampaknya didasarkan pada dua asumsi. Pertama,
sekurang-kurangnya sampai taraf tertentu, pelaku atau subjek globalisasi adalah
Negara-negara industri maju. Dengan kata lain, globalisasi sampai taraf tertentu
merupakan kepanjangan tangan (extension) kepentingan Negara industri maju.
Kedua, kekhawatiran, kecemasan, atau bahkan ketakutan akan pengaruh atau
dampak terutama yang bersifat negative dari globalisasi umumnya dirasakan
terutama oleh bangsa-bangsa dalam Negara berkembang, yang lebih merupakan
objek daripada subjek globalisasi. Meskipun demikian, baik karena
ketergantungan Negara berkembang pada Negara-negara maju dalam berbagai
bidang, keuangan, ekonomi, maupun teknologi, ataupun keinginan untuk
mengejar kemajuan, sadar atau tidak, mau atau tidak, Negara-negara berkembang
sebenarnya juga mendukung proses globalisasi itu. Dalam pengertian ini, Negara-
negara berkembang juga merupakan subjek atau pelaku globalisasi walaupun
lebih pasif sifatnya.[1]

Dari globalisasi tersebut maka akan berpengaruh, implikasi ataupun


dampaknya, khususnya terhadap Negara-negara berkembang seperti Indonesia,
terutama dalam ranah pendidikan, nilai-nilai moral, sosial, politik budaya dan
kemanusiaan, baik yang bersifat positif maupun negative akan sangat besar efek
yang ditimbulkan. Ini semua merupakan tantangan khususnya bagi generasi muda
sebagai penerus bangsa, bagaimana mengemas globalisasi ini sebaik mungkin
mengambil nilai positifnya dan menghindari sisi negatifnya.

Hal itu juga berimbas pada perkembangan dunia pendidikan di Indonesia


yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan arus globalisasi, dimana
ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga
merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang
lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia.
Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan
memperbaiki menejemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam mencetak SDM yang berkualitas
dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah
globalisasi, menimbulkan dampak negative yang tidak sedikit jumlahnya bagi
masyarakat, paling tidak ada tiga dampak negative yang akan terjadi dalam dunia
pendidikan Indonesia, yaitu:

Pertama, dunia pendidikan akan menjadi objek komoditas dan komersil


seiring dengan kuatnya hembusan paham neoliberalisme yang melanda dunia.
Paradigma dalam dunia komersil adalah usaha mencari pasar baru dan
memperluas bentuk-bentuk usaha secara terus menerus. Globalisasi mampu
memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi
komoditas dalam pasar yang baru. Tidak heran apabila sekolah masih membebani
orang tua murid dengan sejumlah anggaran berlabel uang komite atau uang
sumbangan pembangunan institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kedua, mulai melemahnya kekuatan kontrol pendidikan oleh Negara.


Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti International
Monetary Fund (IMF) dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik
dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan.
Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemenkan, UU Sisdiknas, dan PP no 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah
membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi
disentralistis.

Ketiga, globalisasi akan mendorong delokasi dan perubahan teknologi dan


orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet,
telah membawa perubahan yang sangat revolusioner dalam dunia pendidikan yang
tradisional. Pemanfaatan multimedia yang portable dan menarik sudah menjadi
pemandangan yang biasa dalam praktik pembelajaran didunia sekolah Indonesia.
Disinilah bahwa pendidikan menjadi agenda prioritas kebangsaan yang tidak bisa
ditunda-tunda lagi untuk dilakukan seoptimal mungkin.
Selain dampak negative, pengaruh globalisasi juga membawa dampak
yang positif. Sebagian pakar telah melihat betapa besar impact/ imbas yang
disebabkan oleh pengaruh global ini sebagai suatu global revolution. Globalisasi
telah menimbulkan gaya hidup baru yang tampak dengan jelas dalam
mempengaruhi kehidupan. Ada berbagai dampak yang ditimbulkan oleh
globalisasi terhadap dunia pendidikan, yaitu:

1. Dampak Positif globalisasi Pendidikan


a. Akan semakin mudahnya akses informasi.
b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang
professional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
c. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesiabisa bersaing
dengan Negara-negarara lain.
d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu
bersaing
e. Adanya perubahan struktur dan system pendidikan yang meningkatkan
tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
2. Dampak negative globalisasi dalam pendidikan

Globalisasi pendidikan tidak selamanya membawa dampak positive bagi dunia


pendidikan, melainkan globalisasi memiliki dampak negative yang perlu di
antisipasi, dampaknya antara lain:

a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.


b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang
berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia
pendidikan.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya
dari luar.[2]
Globalisasi dunia pendidikan mampu memaksa liberalisasi berbagai
sektor, mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh Negara
karena mengacu ke Standar Internasional, yang mana bahasa Inggris menjadi
sangat penting sebagai bahasa komunikasi, agar dapat bersaing di era globalisasi
saat ini.

Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terbuka dan saling


ketergantungan antarnegara dan antarbangsa. Negara atau bangsa dunia kini
bukan saja saling terbuka terhadap satu sama lain, tetapi juga saling
ketergantungan satu sama lain dan itu bersifat asimetris, artinya satu Negara lebih
tergantung pada Negara lain daripada sebaliknya. Karena saling ketergantungan
dan saling keterbukaan ini, semua Negara pada prinsipnya akan terbuka terhadap
pengaruh globalisasi. Dan efek yang ditimbulkan adalah akan masuknya secara
bebas nilai-nilai moral, sosial budaya, dan sebagainya yang akan berdampak pada
ranah pendidikan yang cenderung akan banyaknya nilai-nilai negative yang masuk
tanpa adanya penyaringan.

1. Responsifitas dalam Menghadapi Globalisasi Pendidikan

Setelah mengkaji globalisasi pendidikan terutama problematika dan


pengaruh atau dampak yang ditimbulkannya, dalam hal ini berkaitan tentang
ranah pendidikan, kita tidak akan mungkin terlepas dari elemen-elemen yang
sangat berpengaruh didalamnya dan saling berkaitan satu sama lainnya. Yaitu,
pendidik (guru), peserta didik (siswa), orang tua ( keluarga), dan lingkungan.

Telah kita ketahui bersama bahwa globalisasi bisa berdampak positif


dalam melakukan perubahan yang lebih baik, namun disisi lain mempunyai
dampak negatif yang dapat menjadi boomerang bagi dunia pendidikan khususnya
di Indonesia. Hal itu semua akan tergantung bagaimana elemen-elemen yang
sangat berpengaruh dalam pendidikan mampu bersikap responsive dalam
menghadapi arus globalisasi yang tidak bisa kita hindari, artinya dalam
menghadapi arus globalisasi ini kita tidak akan pernah menemukan suatu
penyelesaian dengan cara menghindari dan berpura-pura tidak tahu apa-apa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua elemen diatas tadi
dalam menghadapi arus globlisasi dalam dunia pendidikan.

1. Pendidik (Guru)

Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.

Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari
keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang mampu meningkatkan
martabat serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan
mewujudkan pendidikn nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.

Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah habis
dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh
globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia
pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya
persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun
jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk
guru dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus
membina para murid segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai
angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan
dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar
dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran
mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan karakter murid.
Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang guru karena
keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.

Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut


meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga harus
siap menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi, transparansi,
efisiensi, dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu pendidikan harus
sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan profesinya.[3]

Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa


mengembangun tiga intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional, dan
moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya agar
terpatri dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan inovatif
juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat megembangkan seluruh potensi
diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk maju yang diikuti
ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang yang diminati melalui
belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan perkembangan bidang teknologi
informasi semakin mendorong dalam kemajuan bidang ilmu pengetahuan,
sehingga dunia pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan
semaksimal mungkin.

2. Peserta didik (Siswa)

Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga harus
mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik
itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media masa. Dampak
dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat mungkin berdampak negativ
dan menghancurkan dirinya jika tidak segera ditanggulangi.

Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat
jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal itu
dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu
ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan
bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.

Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi


siswa jika digunakan untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar
lainnya yang tidak sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat baik jika akses
interet digunakan oleh mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan
sebanyak-banyaknya karena dunia ini akan terasa sempit melaui dunia maya.

Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak
jarang yang menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa.
Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral
sangat penting untuk mereka miliki.

Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan
tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi
emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan
perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di era
globalisasi dengan prinsip spiritualnya.

3. Orang tua (Keluarga)

Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak
sebelum mereka dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat
besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan
secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih
karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.

Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh
anak-anaknya sangat penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka
akan berdampak pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang tidak
terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam
mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja
karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.

Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap
detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti
dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman bermain,
menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan lain sebagainya.
Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan
kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu sehingga anak seringkali
terabaikan.

4. Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal akan berdampak besar pada perilaku dan


kepribadian seseorang, karena seringkali pengaruh teman sebayanya dapat
mengalahkan pengaruh guru maupun orang tua.

Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak tatanan yang sudah
diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral seperti tingkah laku dan
menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan karena pengaruh
kebiasaan orang-orang yang ada disekitar kita.

Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam menghadapi arus


globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban kita
adalah bagaimana berinteraksi dengan nya secara positif. Toh, realitas
(globalisasi) ini tidak semuanya buruk, dan tidak pula semuanya baik. Karena itu
kita harus menyikapinya lewat berbagai bentuk artikulasi yang kritis namun
proporsional.

Pangkal dari arus globalisasi yaitu berada pada kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang mampu membawa kepada perubahan-perubahan dalam bidang
pendidikan baik perubahan positif maupun perubahan negative.
Maka, Clossing Statement……..

Globalisasi sangat erat kaitannya dengan pendidikan yang didalamnya


terdapat proses mempengaruhi dalam segala bidang terutama dalam ranah
pendidikan, yang berimbas pada nlai-nilai moral, sosial, budaya dan kepribadian
yang dapat berdampak positif dan negatif. Pendidikan tidak mungkin menisbikan
proses globalisasi yang akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju
era globalisasi, Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan,
dengan tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komperehensif dan
fleksibel. Dan dalam merespon globalisasi, kita hendaknya tidak terjebak ke
dalam sikap-sikap ekstrem, mendukung dan menerimanya tanpa reserve atau
menolaknya mentah-mentah. Akan tetapi, hendaknya kita bisa bersikap lebih kritis
dan kreatif dengan melakukan penelaahan terhadap setiap sisi dari globalisasi.

Dalam konteks Global, UU nomor 17 tahun 2007 merumuskan misi agar


Indonesia ikut berperan penting dalam pergaulan dunia Internasional. Misi ini
tidak mungkin bisa dicapai tanpa adanya sensitifitas global yang dimiliki oleh
Warga Negara Indonesia. Karena itu melalui pendidikan lah yang mampu
menumbuhkan sensitifitas atau kesadaran global ini. Bukan malah menjadikan
arus globalisasi yang menggrogoti pendidikan di Indonesia.

Pembentukan karakter bangsa yang memiliki kepedulian terhadap dunia


global menjadi cukup penting. Melalui karakter ini generasi muda diharapkan
mampu mengikuti perkembangan dunia global secara kritis. Tidak semata-mata
larut dalam berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi. Apalagi sampai
ikut sebagai pelaku berbagai kejahatan Internasional. Sebaliknya yang diharapkan
adalah generasi yang mampu memberikan solusi bagi masa depan dunia yang
lebih adil dan damai.

Seorang pendidik/ guru memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam
menghadapi tantangan masyarakat global di era globalisasi ini. Guru sangat
dituntut untuk tetap eksis dan meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar
dan pendidik yang menjadi penentu arah generasi penerus bangsa.

[1] J. Soedjati Djiwandono. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan,


Yogyakarta: Kanisius 2000 hal 103 (disampaikan pada seminar bertajuk”Quo
Vadis Pendidikan di Indonesia”, 21 – 23 Agustus 2000).

[2] Dr Ali Idrus, M.Pd, ME. Manajemen Pendidikan Global, Jakarta: GP Press
2010 hal 48 - 49

[3] Dr Ali Idrus, M.Pd, ME. Manajemen ……. Ibid. hal 61

[1] H.A.R. Tilaar. Manifesto Pendidikan Nasional. Jakarta: Buku Kompas. 2005.
Hal.165

[2] Bagus Mustakim. Pendidikan Karakter ; Membangun karakter emas menuju


Indonesia bermartabat. Yogyakarta: Samudra Biru. 2011. Hal. 88-89

Tags: globalisasi, pendidikan, masysrakat global


 Laporkan
 Tanggapi
 Beri Nilai
o
o
o
o

http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/08/globalisasi-pendidikan/
Pengaruh IPTEK
Diposkan oleh viqih ayudya septarini , , Senin, 16 November 2009 02:52

PENGARUH ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK)


TERHADAP KEHIDUPAN
MANUSIA DI KALANGAN MASYARAKAT

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini kita ketahui, masalah yang sering terjadi pada perkembangan
intelektual dan emosional masyarakat adalah ketidak seimbangan antara
keduanya. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui
berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah
dengan berbagai media. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-
pengertian, serta konsep- konsep pengetahuan melalui media massa (televisi,
video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
masyarakat sekarang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat dan semakin modern mempengaruhi dunia pendidikan yang cenderung
mengutamakan aspek kognitif (kecerdasan intelektual), sementara nilai-nilai
afektif keimanan, ketakwaan, mengelola emosi dan akhlak mulia sebagaimana
ditegaskan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kurang banyak dikaji dalam dunia
pendidikan.
Sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan
teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal.
Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan
akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Di satu sisi,
perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah
membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-
jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar,
kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin- mesin otomatis. Demikian
juga ditemukannya formulasi- formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah
mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu
dan aktifitas manusia. Jadi, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang
benar- benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap
peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun, manusia
tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah :
1. Apakah dampak dari ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kehidupan
manusia sebagai masyarakat ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang
terjadi di masyarakat dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

Bab II. PEMBAHASAN


Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa manfaat
luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis- jenis pekerjaan yang
sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin- mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah
mengalih fungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang
menakjubkan.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak
jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih
makmur dan lebih sejahtera. Jadi, sejak awal peradaban sebenarnya telah ada
teknologi, meskipun istilah teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal
dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah,
teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi
sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan- akan memperpanjang,
memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak
manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai
”keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap bidang kegiatan manusia.”
Pengertian teknologi secara umum adalah:
• proses yang meningkatkan nilai tambah.
• produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan
kinerja.
• struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan
Pengertian dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi,
dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa
akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi- formulasi baru aneka kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia
dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan
IPTEK yang telah kita capai sekarang benar- benar telah diakui dan dirasakan
memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi- inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif.
Bagi masyarakat sekarang IPTEK sudah merupakan suatu religion.
Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
Sementara itu, bahkan orang memuja IPTEK sebagai liberator yang akan
membebaskan mereka dari keterpurukan dunia. IPTEK diyakini akan memberi
umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan IPTEK
terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun
manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan
malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang
muda, terlalu sering manusia terbawa oleh dampak negatif IPTEK terhadap
kehidupan umat manusia.
Dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan teknologi dapat dilihat
dari berbagai bidang:
1. Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat.
Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru
di bumi bagian manapun melalui internet.
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh
hanya dengan melalui handphone.
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.
d. Kita dapat melakukan transaksi- transaksi dengan mudah melalui on- line.
Disamping keuntungan- keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan
teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal- hal yang negatif, antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang
bisa disalahgunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam melalui internet kita dapat memperoleh
informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes
psikologi secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi. Selain itu, ada kecemasan skala kecil akibat teknologi
computer,yaitu : kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai
file penting dalam komputer , rusaknya modem internet karena disambar petir.
2. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan
teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
b. Terjadinya industrialisasi.
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan
meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi
industri maupun pada aspek jenis produksi. Di masa depan, dampak
perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda- tanda
telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang
memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan
pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu
dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu
menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan
teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan
kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya,
pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja
yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan
kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
3. Bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi
Mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi , meskipun demikian
ada pula dampak negatifnya antara lain:
a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi
yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
b. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan
juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif,
boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant.
4. Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat :
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
b. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia
melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah
meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan
semakin kokoh. Bangsa- bangsa barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa- bangsa
Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan
pekerja keras. Meskipun demikian, kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif
pada aspek budaya:
• Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan
remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada
upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian
warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
• Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat
semakin lemahnya kewibawaan tradisi- tradisi yang ada di masyarakat, seperti
gotong royong dan tolong- menolong telah melemahkan kekuatan- kekuatan
sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat
lanjut adalah kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar
semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat- coret,
pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
• Pola interaksi antar manusia yang berubah karena kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka
peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet
relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan
kehidupannya sendiri. Selain itu, tersedianya berbagai warung internet (warnet)
telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan
saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet.
Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan
komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik
mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

5. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara
lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber
ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode- metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah
metode- metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi- materi
yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
b. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang- orang tertentu untuk melakukan
tindak kriminal. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan
berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain.
6. Bidang politik
a. Timbulnya kelas menengah baru. Kelas menengah baru ini akan menjadi
pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih
besar.
b. Proses regenerasi kepemimpinan. Peralihan generasi kepemimpinan ini akan
berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan.
c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh
berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah
menghasilkan kesadaran regionalisme.
d. Kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya
kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama
ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.
BAB III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Menurut saya kemajuan teknologi adalah hal yang membanggakan bagi bangsa
kita karena dengan adanya perkembangann zaman yang memajukan teknologi
dapat membuat kita mengenal dunia luar dan bahkan dikenal oleh dunia luar
bangsa sendiri. Namun untuk memajukan perkembangan iptek ini kita harus
membangun jiwa para pemuda yang baik dan berjiwa mendidik bangsa sehingga
kita dikenal oleh Negara lain karena hal yang positif bukan hal yang negative saja.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan suatu saat nanti. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan
tetapi mempunyai batasan agar tidak terlalu berlebihan sehingga menimbulkan
dampak yang lebih negatif. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Sehingga memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun manusia tidak bisa
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai
dampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencegah atau
mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus
membuat peraturan- peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang
harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
III.2 Saran
Untuk menghilangkan atau mengurangi dampak negatif dari ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang adalah dengan cara memberi pengajaran kepada
masyarakat hususnya para pelajar atau penerus bangsa. Namun itu juga bukan hal
yang sulit untuk mengembangkan iptek ke tempat hal yang lebih positif yaitu
dengan kesadaran dari diri sendiri sebagai generasi penerus dan dengan
melestarikan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan canggih karena
dapat menciptakan inovasi- inovasi baru.

DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana, Iskandar. 1980. Teknologi dan perkembangan. Jakarta : Yayasan


Idayu. Judul : Dampak Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)
Terhadap Kehidupan Manusia Dan Sistem Pendidikan Alamat : http://www.e-
dukasi.net/karyaanda/viewkarya.php?kid=16

Amiruddin, Judul : Potensi Teknologi dan Komunikasi: Teknologi Informasi dan


Komunikasi Alamat : http://lenijuwita.wordpress.com/2007/03/10/

Kompas, Senin 28 Mei 2007 Judul : Usaha Sia-sia Mengurangi Dampak Negatif
Kemajuan Teknologi Alamat :http://www.tekkomdik-
sumbar.org/problematika_sptr_guru_24.html

http://viqih2307qiecky.blogspot.com/2009/11/pengaruh-iptek.html

 Blog Home
 TP Home

RSS

Media Pendidikan
Teknologi Pendidikan
 Artikel Pendidikan
o Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd
o Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc
o FIP JIP 2011
o Pendidikan Karakter
o Abstrak Penelitian
 Penelitian Pendidikan
o Peran Penelitian Kuantitatif Dalam Teknologi Pembelajaran
 Kuliah Online
o MSDM
o Gaya Belajar
o Metode Pembelajaran
o Seminar Teknologi Pendidikan
o Model Pembelajaran
o Strategi pembelajaran
o Perkembangan Peserta Didik
o Pengembangan Kurikikulum
o Media Pendidikan
o Desain Instruksional konstruktivis
o Multimedia
o Desain Pesan
o Asesmen
o Tokoh Pendidikan
o Produksi Media Video
o Teori Belajar
o Filsafat Ilmu
o Organisasi Sumber Belajar
o Evaluasi Hasil Belajar
o Teori Media Pembelajaran
 Uncategorized
o Pengembangan Modul Pembelajaran
o Model Pendidikan Kontemporer Untuk Masa Depan
o PGSD
o Sertifikasi Guru

..: Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya :..

Search Everything :

Media, Teknologi, dan Pembelajaran


Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran
sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena
dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.
Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses
pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam
konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
LEARNING
Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau
pengembangan tingkah laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-
fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi. Belajar
adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.
Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi,
pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan
bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan
demikian hal ini melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan
pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga akan menggambarkan
berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan metode-metode yang
berbeda, seperti presentasi-presentasi, demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-
diskusi akan teknologi yang berhubungan dengan belajar.
1. Psychological Perspective on Learning
Bagaimana instruktur menampilkan peran dari media dan teknologi di dalam
kelas, ini tergantung akan seberapa jauh mereka memahami akan bagaimana
masyarakat telah belajar mengunakannya. Dibawah ini ada beberapa perspektif
yang berkaitan dengan psychological perspectives on learning:
 Behaviorist Perspective
Pada pertengahan 1950an, fokus belajar berawal dari pembentukan
stimulus kepada pebelajar untuk merespons stimulus tersebut. Skinner
mendemonstrasikan bahwa behavior dari suatu organisme dapat dibentuk
oleh penguatan, atau pemberian hadiah, dan keinginan yang direspons oleh
lingkungan. Hasilnya berupa munculnya pembelajaran yang telah
diprogramkan, suatu teknik dalam membimbing pebelajar melalui
langkah-langkah suatu pembelajaran kepada suatu taraf prestasi yang
diinginkan.
 Cognitivist Perpective
Pada sisi lain penganut paham kognitif telah membuat suatu kontribusi
terhadap teori belajar dan desain pembelajaran dengan menciptakan
model-model akan bagaimana pebelajar menerima, berproses, dan
memanipulasi informasi. Penganut Kognitivis melihat dengan cara yang
berbeda akan pola-pola belajar yang telah terbiasa. Contohnya;
menciptakan suatu kemampuan yang di sebut dengan memori jangka
pendek dan memori jangka panjang. Informasi yang baru disimpan oleh
memori jangka pendek, dimana informasi itu dilatih sampai dapat
dikatakan siap disimpan dalam memori jangka panjang. Penganut
Kognitifistik memiliki persepsi yang luas terhadap belajar yang
independent. Dengan demikian, maka siswa menggabungkan informasi
dan ketrampilan dalam memori jangka panjang untuk mengembangkan
strategi kognitif, atau ketrampilan yang berkaitan dengan tugas-tugas
kompleks.

Jean Piaget mengilustrasikan bahwa psikologi kognitif memperlihatkan proses


mental individual digunakan untuk merespons lingkungannya. Piaget membagi
konsep-konsep perkembangan mental menjadi tiga bagian yaitu; schemata
(kerangka), assimilation (asimilasi), dan accomodation (akomodasi).

 Schemata: struktur-struktur mental individu yang mengorganisir


lingkungan. Skemata telah diadopsi atau telah berubah sejalan dengan
perkembangan mental dan pembelajaran. Skemata digunakan untuk
mengidentifikasi, berproses, dan menyimpan informasi yang masuk dan
dapat dipahami sebagai kategori individu yang terbiasa digunakan untuk
mengklasifikasi informasi yang spesifik dan pengalaman-pengalaman.
Anak kecil belajar mencirikan antara ayah dan ibu. Mereka akhirnya
memisahkan anjing dan kucing dan kemudian mengerti akan perbedaan
anjiing yang berfariasi. Perbedaan ini berdasar pada pengalaman yang
mengarahkan pada perkembangan skemata atau kemampuan untuk
mengklasifikasi objek-objek dari karaakteristik-karakteristik yang
signifikan bagi mereka.
 Assimilation: asimilasi adalah proses kognitif yang mana pebelajar
mengintegrasi informasi baru dan pengalaman-pengalaman kedalam
skemata.
 Accomodation: proses memodifikasi skemata yang ada.

Ketika berhadapan dengan suatu konsep baru atau pengalaman baru, pebelajar
berusaha untuk berasimilasi kedalam skemata yang ada. Ketika menjadi tidak
cocok, maka ada dua tanggapan yang memungkinkan, yakni; (1) pebelajar dapat
menciptakan skema yang baru dimana stimulus di tempatkan, atau (2) skemata
yang ada dapat di modifikasi sehingga stimulus yang baru akan cocok. Kedua
proses ini merupakan bentuk dari akomodasi. Skemata meningkat sepanjang
waktu dalam tanggapan akan pengalaman belajar.
Constructivist Perspective
Konstruktvisme merupakan gerakan yang berkembang jauh melebihi keyakinan
para kognitivis. Konstruktivisme mempertimbangkan keterlibatan siswa dalam
memaknai pengalaman sebagai inti dari pembelajaran. Konstruktivistik
menekankan bahwa siswa menciptakan interpretasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi. Konstruktivisme mengatakan bahwa siswa meletakan pengalaman
belajar mereka dengan pengalamannya sendiri dan tujuan pembelajaran bukanlah
mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi-situasi sehingga siswa dapat
menginterpretasi informasi dengan pemahamnnya sendiri. Peran pembelajaran
tidak untuk mengeluarkan fakta-fakta tetapi untuk menyediakan siswa dengan
cara-cara untuk mengumpulkan informasi.
Konstruktivisme percaya bahwa belajar yang efektif terjadi ketika pebelajar
(siswa) terlibat dalam tugas-tugas autentik yang berhubungan dengan konteks-
konteks yang bermakna. Kemudian ukuran terakhir dari pembelajaran berbasis
pada kemampuan pebelajar (siswa) dalam menggunakan pengetahuan untuk
memfasilitasi cara berpikir akan kehidupan sesungguhnya.
Social-Psychological Perspectiv
Psikologi sosial merupakan tradisi lain yang sudah dibentuk dalam studi belajar
dan pembelajaran. Psikologi sosial melihat dampak dari organisasi sosial akan
pembelajaran di dalam kelas. Apakah susunan kelompok belajar di dalam kelas-
belajar mandiri, kelompok kecil, atau satu kelas secara menyeluruh? Apakah
susunan kekuasaan-seberapa jauh siswa dapat mengkontrol aktivitasnya sendiri?
Dan apakah struktur penghargaan-adalah kerja sama dibandingkan membantu
peningkatan kompetisi? Robert Slavin sudah mengambil posisi sebagai peneliti
mengatakan bahwa cooperative learning lebih efektif dan lebih menguntungkan
sosial dari pada pembelajaran kompetitif dan pembelajaran individualistik.
Approaches to Instruction
Pembelajaran merupakan penyusunan informasi dan lingkungan untuk
memudahkan pembelajaran. Gagne menjelaskan pembelajaran sebagai,
seperangkat peristiwa eksternal bagi siswa yang dirancang untuk mendukung
proses pembelajaran internal. Sedangkan lingkungan, tidak dimaksudkan sekedar
tempat terjadinya pengajaran tetapi juga teknologi, metode, dan media yang
diperlukan untuk memperoleh informasi dan memandu siswa untuk belajar.
Sementara penganut behavioris menekankan kontrol eksternal pada perilaku
siswa, kognitif menekan kontrol internal, atau siswa, mengendalikan seluruh
proses mental. Perbedaan ini mempengaruhi bagaimana media dirancang dan
digunakan.
Behavioris menetapkan tujuan behavioral (prestasi), batasan pengajaran
diperlukan untuk menguasai tujuan-tujuan tersebut. Saat pengajaran terprogram
diperkenalkan, materi yang terkait langsung dengan tujuan akan disaring.
Rancangan pengajaran berdasarkan psikologi kognitif sedikit tersusun dari pada
psikologi behavior. Mereka mengijinkan pebelajar untuk menggunakan strategi
kognitifnya sendiri, dan mereka memberikan dorongan untuk berinteraksi antara
siswa. Mempelajari tugas-tugas diperlukan untuk proses penyelesaian masalah,
perilaku yang kreatif.
Tidak seperti behaviorist, kognitivistik tidak membatasi defenisi pembelajaran
pebelajar untuk menampilkan behaviornya.mereka yakin pebelajar belajar banyak
dari pada apa yang diekspresikan secara langsung. Kognitivistik, di lain hal,
menyediakan lingkungan yang kaya akan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada pebelajar untuk menciptakan pemahannya sendiri.
Lingkungan belajar atauu pembelajaran yang kaya dapat disediakan denga
berbagai macam media dan teknologi. Dengan kata lain setidaknya ini adalah
struktur atau susunan pendekatan pembelajaran.
Instruktur dan para desain pembelajaran perlu untuk mengembangkan sikap
berwawasan luas akan pembelajaran psikologi di sekolah-sekolah. Dengan
demikian, kita tidak diharuskan untuk setia pada teori pembelajaran tertentu.
Kalau memang teori behavioris yang perlukan, maka teknik-teknik dari teori
behavioris yang akan kita gunakan. Dan sebaliknya, apabila situasi belajar
membutuhkan metode kognitivistik atau konstruktivistik, maka metode-metode
itulah yang akan digunakan.
Finding a Middle Ground
Dalam teks ini penulis pada buku ini menganjurkan pendekatan elektik untuk
pembelajaran. Hal ini diilhami oleh tiap perspektif psikologi, dan para perancang
telah mengembangkan kerangka yang kuat untuk pembelajaran. Bahkan, praktek-
praktek pembelajaran yang berhasil memiliki ciri yang sebenarnya didukung oleh
berbagai perspektif, seperti dibawah ini:

 Active participation. Pembelajaran yang efektif terjadi ketika siswa


secara aktif dalam memaknai tugas-tugas, dan berinteraksi dengan isi dari
tugas-tugas tersebut.
 Practice. Belajar baru memerlukan lebih dari satu paparan untuk
mencapai akarnya; berlatih, khususnya dalam berbagai konteks,
menunjukan rata-rata kemampuan memori dan kemampuan untuk
menerapkan pengetahuan baru, ketrampilan baru, atau perilaku yang baru.
 Individual differences. Ada berbagai macam bentuk kepribadian siswa,
bakat yang umum, pengetahuan akan suatu objek, dan banyak faktor yang
lain; metode yang efektif memungkinkan siswa untuk mengalami
kemajuan pada tingkat kecepatan yang berbeda, materi yang berbeda, dan
bahkan berpartisipasi dalam aktivitas yang berbeda.
 Feedback. Pebelajar perlu mengetahui apakah pemikirannya berada jalur
yang benar atau tidak; guru dapat memberikan umpan balik pada koreksi
paper, pesan elektronik dari komputer, sistem penilain dari suati
lomba,atau dengan cara yang lain.
 Realistic contexts. Kita cenderung lebih suka mengingat dan menerapkan
pengetahuan yang disampaikan dalam konteks dunia nyata; pembelajaran
hafalan mengantar untuk ”inert knowledge”, dimana kita mengetahui
sesuatu tetapi tidak pernah menerapkannya dalam kehidupan nyata.
 Social interaction. Rekan pengajar yang bekerja sebagai guru privat atau
anggota kelompok yang di panuti sebaiknya mampu menyediakan
dorongan pendidikan yang baik sebagaimana yang diberikan masyarakat.

Kerangka pembelajaran yang akan diuji secara terperinci berusaha untuk


menggabungkan sejumlah ciri pedagogis ini. Nilai dari kesemuanya itu adalah
aktif berpartisipasi dan berinteraksi. Siswa juga didorong untuk menggunakn
pengetahuan baru mereka, ketrampilan-ketrampilan, atau perilaku dengan
menyediakan frekuensi dan praktek yang berfariasi.bagaimanapun, pebelajar
berganti-ganti di dalam lefel yang mana menekankan ciri mereka yang lain.
Hal ini mengikuti pendekatan elektik yang esensial ketika memilih dan mendesain
media. Kebanyakan pendidik mendukung teori kognitivistik yang menekankan
pada materi-materi yang kaya akan stimilus, yakin bahwa siswa-siswa banyak
belajar dari, dapat dikatakan dari video. Contohnya, siswa pada sekolah menengah
atas boleh belajar metode yang ilmiah walaupun sasaran selama video dari
eksperimen kimia di tampilkan tidak menuliskan topiknya.
Philosophical Perspective on Learning
Lebih dari beberapa observer telah berargumentasi bahwa penggunaan perangkat
keras di dalam kelas telah tersebar luas dan hal ini menunjukan siswa diperlakuan
seolah-olah adalah mesin dibanding manusia, ini karena dehumanisasi dalam
pengajaran atau proses pembelajaran. Bagaimanapun, penggunaan perangkat
keras dengan baik, teknologi pembelajaran modern dapat dindivualisasikan dan
dengan begitu proses ini sampai batas tertentu tidak dapat dicapai karena
mempertimbangkan kemanusiaan.
Jika guru merasa pebelajar sebagai mesin, mereka akan memperlakukan mereka
seperti yang mereka rasakan, dengan atau tanpa kegunaan dari media teknologi
dan pembalajaran. Jika guru merasa dengan benar siswanya sebagai manusia,
dihormati, dan mereka memiliki motivasi, dengan atau tanpa bantuan media dan
teknologi, mereka akan memandang siswa yang terlibat dalam pembelajaran.
Yang menjadi hal penting dari teknologi adalah bagaimana teknologi itu
ditampilkan di dalam kelas, tetapi lebih penting adalah bagaimana seorang guru
menuntun siswa dalam menggunakan media dan teknologi di dalam kelas.
Teknologi pembelajaran tidak menghalangi suatu pengajaran atau lingkungan
pembelajaran. Sebaliknya, media teknologi dan pembelajaran untuk pembelajaran
dapat menyediakan suasana belajar siswa yang aktif dan berpatisipasi dalam
pembelajaran. Ketika media teknologi dan pembelajaran digunakan dengan baik
dan kreatif didalam kelas, itu adalah fungsi mesin yang sesekali dapat nyalakan
atau diputar sesuka hati, bukan para siswa.
MEDIA
Secara plural media adalah saluran komunikasi. Makna media dalam bahasa latin
adalah ”antara”, istilah ini mengacu pada apapun yang membawa informasi antara
sumber dan penerima. Contohnya meliputi video, televisi, diagram, material
cetak, komputer, dan instruktur. Ini semua dianggap media pembelajaran ketika
membawa pesan dengan tujuan pembelajaran. Tujuan dari media adalah untuk
memudahkan komunikasi.Sejalan dengan adanya sekolah dan kampus berbasis
media dan jaringan koputer internet, dunia menjadi kelas tersendiri bagi pebelajar.
Dengan demikian penyeragaman kurikulum sekolah-sekolah dianggap wajar.
The Conrete-Abstract Continuum
Media pembelajaran yang menggabungkan pengalaman kongkrit membantu siswa
untuk menggabungkan pengalaman sebelumnya sehingga mempermudahnya
untuk mempelajari konsep-konsep abstrak, misalnya, siwa yang telah melihat
berbagai aspek pembangunan jalan layang atau jalan raya. Mereka melihat
pekerja bekarja, dan mereka melihat tahap-tahap pembangunan jalan. Aka tetapi,
mereka perlu memiliki pengalaman-pengalaman ini yang akan digabungkan ke
dalam dugaan yang disamaratakan tentang apa yang dimaksud dengan
pembangunan jalan. Menunjukan video yang menggambarkan seluruh proses
yang terkait satu dengan lain ini merupakan cara ideal untuk menggabungkan
berbagai pengalaman mereka kedalam suatu ringkasan yang bermakna.
Di dalam mengembangkan teori pembelajaran, Bruner mengusulkan bahwa
pembelajaran harus langsung berasal dari pengalaman ke benda-benda yang
disajikan berdasarkan pengalaman (penggunaan gambar-gambar dan video tape)
ke simbol penyajian (seperti penggunaan kata-kata).
THE ROLES OF MEDIA IN LEARNING
Media memiliki berbagai peran dalam pembelajaran. Pembelajaran mungkin saja
bergantung pada keberadaan seorang guru. Bahkan dalam situasi ini guru
mungkin saja bergantung pada penggunaan media. Di sisi lain, pembelajaran
mungkin tidak memerlukan seorang guru. Seperti siswa mengarahkan
pembelajaran yang sering disebut ”belajar mandiri” walaupun dalam kenyataan
dituntun oleh siapapun yang mendesain media.
1. Instrutor-Directed Instruction
Penggunaan media dan teknologi dalam situasi pengajaran adalah untuk
memberikan dukungan tambahan bagi instruktur agar lebih hidup di dalam
kelas. Tentunya media pembelajaran dirancang dengan sesuai agar dapat
mempertinggi dan memajukan pembelajaran dan mendukung
pembelajaran berbasis guru.
Penelitian telah lama dilakukan dan menunjukan peran istruktur dalam
menggunakan media pembelajaran yang efektif. Misalnya, penelitian
menunjukan bahwa ketika guru memperkenalkan film, mengaitkannya
dengan tujuan pembelajaran, maka sejumlah informasi yang diperoleh
siswa dari film tersebut meningkat (Wittich & fowlkes, 1946). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa, apapun bentuknya, hal tersebut yang
diinginkan untuk pola pikir yang dapat menyerap pembelajaran.
2. Instructor-Independent Instruction
Media juga dapat digunakan secara efektif dalam situasi pendidikan formal
dimana guru tidak berfungsi atau bekerja dengan siswa-siswa lain. Dalam
aturan pendidikan informal, media seperti video kaset dan komputer untuk
kursus dapat digunakan oleh orang yang magang pada tempat kerja atau di
rumah.

Pembelajaran kooperatif terkait dengan pembelajaran mandiri. Pembelajaran


kooperatif dengan hipermedia dapat diarahkan untuk memacu perubahan-
perubahan diantara siswa sebagaiman mereka berjalan searah dan membicarakan
respons mereka terhadap materi-materi pembelajaran.
Penggunaan materi-materi pembelajaran mandiri mengijinkan guru meluangkan
waktunya untuk mendiagnosa dan mengoreksi masalah-masalah siswa,
berkonsultasi dengan setiap siswa, dan mengajar siwa satu-satu dan mengajar
siswa dalam kelompok kecil.
Tentunya ini tidak dapat dikatakan, bahwa teknologi pembelajaran dapat atau
harusnya menggantikan guru, tetapi lebih dari itu media dapat menolong guru
menjadi kreatif dengan pengalaman mengajar dalam menyampaikan informasi.
Media Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa yang menggambarkan
perkembangannya selama satu periode. Portofolio seringkali manyangkut ilustrasi
buku yang dihasilkan siswa, video, dan audiovisual. Portofolio siswa dilakukan
seperti hal di bawah ini:

 Mengumpulkan, mengorganisir, dan berbagi informasi.


 Meneliti hubungan-hubungan.
 Menguji hipotesis.
 Mengkomunikasikan hasil-hasil secara efektif.
 Merekam berbagai macam tampilan.
 Mencerminkan aktivitas dan belajar pebelajar.
 Menekankan pada hasil, sasaran dan prioritas pebelajar.
 Mendemonstrasikan kreativitas dan personaliti pebelajar.

Portofolio dapat berisikan ilustrasi buku seperti;

 Penulisan dokumen seperti, puisi-puisi, kisah-kisah, atau makalah


penelitian.
 Media presentasi, seperti esai-esai foto.
 Audio rekaman dari debat-debat, diskusi panel, atau presentasi lisan.
 Rekaman video dari siswa pencinta atletik, musik, atau yang memiliki
keahlian dalam menari.
 Proyek multimedia komputer yang disertai percetakan, data, grafik, dan
gambar-gambar yang bergerak.

Electronic Portofolio
Kegunaan dari stasiun kerja komputer dengan video dan audio kartu digital,
printer, scanner, dan kamera digital mengijinkan siswa untuk menghasilkan
portofolio digital atau elektronik. Elektronik portofolio adalah makna tentang
mengorganisir, mendesain, dan menampilkan bentuk tradisional akan portofolio.
Semuanya adalah cara untuk menilai belajar menggunakan teknologi. Secara fisik
dan perkembangan sosial dapat juga diukur Campbell, 1996).
Thematic Instruction
Sekarang banyak guru yang mengatur pembelajaran seputar topik, ini dikenal
sebagai pengajaran tematik. Guru sekolah dasar khususnya menggabungkan
muatan dan ketrampilan dari banyak subjek. Pada tingkat sekolah menengah, tim
guru dari area yang berbeda bekerja sama untuk menunjukan pembelajaran yang
keluar dari isi pelajaran.
Unit-unit ini menyediakan lingkungan pembelajaran yang kaya. Tema yang
menarik haruslah menarik perhatian siswa, menyediakan pemecah masalah yang
berpengalaman, mendukung aktivitas interdisiplin, dan menyertakan variasi
media, dan teknologi.
Mulailah dengan pengalaman yang dialami bersama dengan meminta siswa
membaca buku yang sama, melihat sebuah videotape, ikut serta dalam sebuah
simulasi, mengunjungi museum, atau mendengar pembicaraan tamu.
Kemudian melakukan keahlian bersama yang dapat digunakan siswa untuk
bekerja sama mengumpulkan data dan informasi, menganalisa temuannya,
menarik kesimpulan, mempersiapkan laporan kelompok, dan membagi hasil
mereka dalam suatu media presentasi. Kemungkinan aktivitas terkait dengan
penelitian pustaka, pencarian internet, dan aktivitas kelompok kecil.
METHODS
Secara tradisional, metode pembelajaran telah digambarkan sebagai ”bentuk-
bentuk presentasi” seperti ceramah kuliah dan diskusi-diskusi. Dalam teks ini
penulis akan membedakan prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu
siswa mencapai tujuan belajar atau untuk menginternalisasi pesan. Sementara itu
media, telah ditetapkan sebelumnya, merupakan pembawa pesan atau informsai
antara sumber dan penerima. Berikut ini ada 10 kategori metode, yaitu:
1. Presentation: Dalam metode presentasi, sumber menjelaskan, dan
mendramatisir informasi untuk pebelajar. Komunikasi satu arah di kontrol
oleh sumber, tanpa dengan segera merespons atau berinteraksi dengan
pebelajar.
2. Demonstration: Metode pembelajaran ini, pebelajar menampilkan sebuah
kehidupan nyata. Demonstrasi mungkin bisa direkam dan diputar kembali
oleh media video. Jika interaksi dua arah atau pebelajar berlatih dengan
menginginkan umpan balik, maka tinggal membutuhkan instruktur.
3. Discussion: Sebagai suatu metode, diskusi-diskusi melibatkan pertukaran
ide dan opini diantara siswa-siswa atau siswa dan guru. Hal ini dapat
digunakan pada setiap tahap pembelajaran atau proses pembelajaran, dan
di dalam kelompok kecil atau besar. Hal ini cara yang berguna untuk
menilai pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, dan perilaku dari
sekelompok siswa sebelum mengakhiri tujuan pembelajaran. Dalam
konteks ini, diskusi dapat membantu instruktur membentuk jenis
hubungan dengan atau tanpa kelompok yang membantu perkembangan
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
4. Drill-and-Practice: Dalam metode ini, pebelajar dituntun oleh
serangkaian latihan tugas-tugas yang di desain ubtuk meningkatkan
kelancaran dalam ketrampilan baru atau menyegarkan kembali sesuatu.
Metode ini biasa digunakan untuk tugas-tugas pelajaran matematika,
belajar bahasa asing, dan membangun kosakata. Media seperti audio kaset
dapat digunakan dengan efektif untuk metode ini dalam pengejaan,
aritmetika, dan belajar bahasa.
5. Tutorial: Seorang pembimbing dalam bentuk akan orang, software
komputer, atau material printer yang spesial menyajikan isi, bersikap suatu
pertanyaan atau masalah, meminta respons pebelajar, menganalisis
responsnya, menyuplai umpan balik yang pantas, dan menyediakan
praktek sampai pebelajar ditentukan mendemonstrasikan tingkat
kemampuannya. Pembimbingan seringkali dilakukan satu-satu dan sering
digunakan untuk mengajar ketraampilan dasar, seperti membaca dan
menghitung.
6. Cooperative Learning: proses dimana siswa belajar dari setiap orang
ketika mereka bekerja sebagai kelompok dalam pembelajaran (Slavin,
1989-1990). Siswa dapat belajar kerjasama tidak saja dari mendiskusikan
teks dan mengamati media tetapi juga menghasilkan media. Contohnya,
desain dan produksi video di atur sebagai proyek kurikulum memberi
kesempatan untuk pembelajaran kooperatif. Di sini guru harus bekerja
sama dengan siswa dalam setiap situasi pembelajaran.
7. Gaming: Berlomba sering di perlukan pebelajar untuk ketrampilan
memecahkan masalah. Gaming menyajikan situasi yang menyenangkan
yang mana pebelajar menetukan aturan-aturan sebagaimana mereka
bekerja keras untuk mencapai sasaran tantangan. Satu bentuk kebiasaan
dari belajar game adalah berkaitan untuk bagaimana belajar berbisnis.
8. Simulation: Simulasi melibatkan pebelajar menghadapi suatu versi
berskala kecil dalam situasi yang nyata. Simulasi mungkin melibatkan
dialog partisipan, memanipulasi bahan dan perlengkapan , atau
berinteraksi dengan sebuah komputer. Ketrampilan pribadi dan
eksperimen-eksperimen laboratorium dalam ilmu fisika sangat populer
untuk disimulasi.
9. Discovery: Metode ini menggunakan suatu induktif, atau pemeriksaan,
pendekatan untuk pembelajaran. Tujuan metode ini adalah untuk
membantu meningkatkan pemahaman yang dalam akan isi yang terkait
dengan penemuan itu sendir. Prosedur yang ditemukan pebelajar mungkin
sebelumnya berasal dari pengalaman, didasarkan informasi dalam refensi
buku, atau disimpan dalam database komputer. Metode ini juga dapat
berasumsi dapat membantu para siswa untuk mencari informasi yang
mereka ingin ketahui tentang topik spesifik yang menarik untuk mereka.
10. Problem Solving: proses pemecahan masalah yang melibatkan siswa yang
aktif. Siswa berangkat dengan pengetahuan yang terbatas, tetapi sejalan
dengan panutan kolaboraitif dan konsultasi mereka berkembang,
mejelaskan, dan mempertahankan suatu solusi atau posisi di masalah. Hal
ini menggunakan kenyataan mendasar, bahan-bahan utama masalah yang
diperkenalkan oleh media (contohnya, kasus-kasus yang di tulis, dasar-
dasar komputer, sketsa dari videotape). Sebagai bagain dalam
memecahkan masalah, siswa pergi ke pusat perpustakaan media dan
mengakses database komputer sejalan juga dengan internet. Pebelajar
mengambil banyak kesempatan untuk mereka pelajari sebagaimana
mereka di tempatkan dalam ”sepatu” seseorang berperan menghadapi
masalah dalam dunia nyata. Menyangkut hasil analisis, penyusunan
masalah, pemecahan masalah, dan ketrampilan berpikir kritis. Dari
pengetahuan ini ”dipelajari” dengan demikian siswa dapat
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang autentik.
Hasil-hasil yang lain menyangkut pembelajaran ketrampilan kolaboratif
dan ketrampilan-ketrampilan kelompok merupakan hal yang sangat
penting dalam dunia kerja sekarang ini.

TECHNOLOGY
Kata teknologi selalu memiliki konotasi yang beragam, berkisar dari sekedar
perangkat keras untuk pemecahan masalah. Sebagai pemecah masalah dalam
defenisi yang dikutip oleh John Kenneth Galbaraith: ”Penerapan sistematika
pengetahuan ilmiah diatur untuk tugas-tugas praktis”.
Penggunaan teknologi sebagai proses disoroti dalam defenisi teknologi
pembelajaran yang diberikan oleh perkumpulan profesional dalam bidang ini:
”teori dan praktek mendesain, pengembangan, penggunaan, manajemen, dan
proses evaluasi, dan sumber pembelajaran” (Seels & Richey, 1994).
Saat ini, ketika sebagian besar orang mendengar kata teknologi, mereka akan
berpikir mengenai produk teknologi seperti; komputer, CD Player, dan pesawat
ruang angkasa. Ini merupakn satu jenis teknologi yang akan menjadi acuan bagai
seorang teknolog pembelajaran untuk digunakan untuk tujuan pembelajaran.
Bila teknologi mengacu pada proses untuk meningkatkan pembelajaran, maka
penulis akan menyebutnya sistem pembelajaran. Suatu sistem pembelajaran
terdiri dari komponen yang terkait dan bekerjasama, secara efisien dan dapat
diandalkan, dalam kerangka tertentu untuk memberikan aktivitas belajar yang
diperlukan demi mencapai tujuan belajar.
Salah satu peran media dan teknologi yang paling penting adalah untuk
memberikan katalis bagi perubahan dalam lingkungan pembelajaran. Penggunaan
media yang efektif mengharuskan instruktur memiliki pengaturan yang lebih baik,
memikirkan tujuannya, menggati rutinitas kelas setiap hari, dan mengevaluasi
secara luas untuk menentukan dampak pembelajaran pada kemampuan mental,
perasaan, nilai, ketrampilan interpersonal, dan ketrampilan motorik.
DAFTAR RUJUKAN

 Heinich R, Molenda M, Russel James D, Smaldino Sharon E, 1982.


Instructional Media and Technologies for Learning. Publishing by John
Wiley & Sons Inc.

PEMBAHASAN DAN DISKUSI


Dalam makalah ini membicarakan seputar hal media, Teknologi, dan
pembelajaran. Belajar merupakan sebuah aktifitas transformasi ilmu pengetahuan,
sikap dan nilai dari satu generasi ke generasi lainnya. Membutuhkan satu saluran
dan media yang harus tepat. Sehingga perlu pertimbangan yang mendalam dan
tepat dalam menentukan teknologi yang akan digunakan sebagai sarana
pembelajaran. Disamping itu, penggunaan media pembelajaran juga harus
dipertimbangkan dalam penggunaanya dari berbagai sisi. Diantara berbagai faktor
yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan media pembelajaran antara lain
adalah faktor efektifitas penggunaan media, kemudahan dalam penggunaannya,
ketersediaan sumber energi penggerak media tersebut bila menggunakan listrik
sebagai motor penggeraknya serta pertimbangan lain yang perlu disesuaikan
dengan kondisi lingkungan dan kultural masyarakat setempat.
Pada bahagian awal dari makalah ini mencoba mengkaji belajar dari sudut
pandang perspektif psikologi. Dari pandangan psikologis, jelas aktivitas belajar
tidak dapat melepaskan diri dari perspektif behaviorisme. Paham ini merupakan
pandangan yang mempelopori dan menjadi peletak dasar lahirnya teori-teori
pembelajaran kontemporer dan modern. Perspektif behaviorisme berpendapat
bahwa belajar merupakan aktifitas yang dapat diukur dan dikendalikan mulai dari
perencanaan sampai dengan hasil yang ingin dicapai. Semua komponen belajar
merupakan variabel yang dapat dikontrol dan dikendalikan dengan sangat baik
oleh guru. Meskipun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala dan
penyimpangan-penyimpangan serta tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Atas realitas yang ditemukan dalam perspektif behaviorisme dianggap memiliki
sejumlah kelemahan, maka muncul perspektif yang ingin memperbaiki atau
menyempurnakan perspektif terdahulu yaitu perspektif kognitif. Kekuatan utama
pada paham ini memposisikan pikiran sebagai unsur utama yang menentukan
berhasil atau tidaknya kegiatan belajar yang diikuti oleh seorang individu. Alat
yang kita kenal dengan istilah mental dan pikiran menjadi sarana utama bagi
individu untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan alam dan sosialnya. Piaget
menggolongkan proses mental individu dalam merespon lingkungannya dalam 3
konsep yaitu schemata, assimilasi dan akomodasi.
Pada bahagian lain dari perspektif psikologi yang lebih ”liberal” dalam
memandang aktifitas belajar adalah paham konstruktivisme. Paham ini
berkeyakinan bahwa pengetahuan dibangun menuruk bahagian demi bahagian
yang didapat melalui akativitas ”membangun” pemahaman. Belajar menurut teori
ini sesuatu yang tidak dapat dipaksakan dan ditentukan hasilnya sejak dari awal.
Pada persepektif ini lebih cenderung memberi ”kebebasan” pada pebelajar untuk
mengkonstruksi sendiri pengalaman yang diperolehnya selama mengikuti
kegiatan belajar. Orientasi utama dari konstruktivisme dalam belajar adalah pada
proses yang dilalui oleh pebelajar. Bila proses belajar yang diikuti berjalan baik
dengan memberikan kaya pengalaman, maka pebelajar akan memperoleh banyak
pengetahuan dari mengkonstruk proses yang diikutinya.
Perspektif yang berbeda dalam psikologi belajar di atas, melahirkan konsekuensi
yang berbeda pula dalam pendekatan belajar yang harus diikuti oleh pebelajar.
Behaviorisme menetapkan tujuan (prestasi) sebagai satu-satunya ukuran
keberhasilan dalam belajar dari pebelajar. Pada paham kognitif berpendapat
bahwa penyediaan lingkungan yang kaya bagi pebelajar merupakan salah satu
syarat mutlak yang harus ada. Agar pebelajar memiliki memiliki pemahaman
sendiri dari penyediaan berbagai media dan teknologi. Sementara itu, persepektif
konstruktivisme lebih mendekatakan diri pada pendekatan proses.
Dalam praktek pembelajaran di kelas, guru maupun dosen memang tidak dituntut
harus menjadi pengikut fanatik dari salah satu persfektif belajar di atas. Akan
tetapi dapat memilih salah satu paham yang sesuai dengan konsdisi siswa dan
lingkunganya. Dapat pula memadukan beberapa perspektif yang ada, dengan
harapan dapat menjadi sebuah perspektif baru yang dapat memadukan berbagai
keunggulan dari beberapa perspektif yang ada.
Pendekatan pembelajaran yang dipilih guru dengan tepat yang akan digunakan
untuk pembelajarannya, memiliki konsekuensi terhadap media pembelajaran yang
akan digunakannya. Berkat dukungan media pembelajaran, konsep abstrak yang
sulit dipahami oleh pebelajar dapat dipermudah dengan bantuan media
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.
Efektifitas penggunaan media pembelajaran bukan ditentukan oleh seberapa
canggih dan modernnya alat yang disediakan oleh guru. Melainkan kesesuaian
media tersebut dengan materi (contain) pelajaran yang diajarkan. Mungkin saja
guru mengajar tanpa bantuan media pembelajaran, karena materi yang disajikan
adalah materi yang sederhana dan tidak terlalu berat. Sehingga cukup dengan
memberi penjelasan secara verbal. Guru dalam menggunakan media pembelajaran
harus memperhatikan secara cermat berbagai prinsip dan aturan yang harus
dipatuhi dalam penggunaan media pembelajaran. Agar penggunaan media
pembelajaran yang seyogyanya memberi kemudahan, justru menjadi penghalang
keberhasilan pembelajaran. Akibat ketidaktahuan atau ketidakfahaman guru
tentang kaidah dalam penggunaan media pembelajaran.
Disamping rambu-rambu penggunaan media pembelajaran yang harus dipahami,
sebagai seorang tenaga profesional, guru juga wajib dan harus mampu memahami
berbagai metode pembelajaran. Penguasaan metode pembelajaran yang baik mulai
dari keunggulan dan kelemahannya, juga dituntut untuk mampu melaksanakannya
secara baik. Kesalahan dalam pemilihan metode pembelajaran, merupakan awal
kegagalan guru dalam melaksanakan tugas pembelajarannya di kelas. Oleh karena
itu, guru dituntut memiliki keterampilan dalam mengimplementasikan berbagai
metode mengajar kepada pebelajar. Pengusaaan berbagai metode mengajar, dapat
diplikasikan oleh guru setiap kali guru tersebut melaksanakan pembelajaran di
kelas. Guru yang kaya akan metode mengajar, niscaya dapat menciptakan suasana
kelas yang dinamis dan ceria di setiap pertemuannya. Sehingga pembelajaran
yang asyik dan menyenangkan tidak Cuma sekedar dalam wacana di literatur-
literatur strategi belajar mengajar, melainkan dapat tercipta dalam kelas-kelas di
seluruh wilayah. Tidak lagi dijumpai wajah-wajah kusut siswa kehilangan gairah
sepulang dari sekolah, melainkan wajah ceria plus. Ceria karena sekolah memberi
kesenangan, dan nilai plus karena siswa memperoleh pengalaman dan ilmu.
Semoga.

Posted 18 May 2011 05:39 PM by admin in Teori Media Pembelajaran


Recent Post

 Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar - Menurut Afirin (1991:3) bahwa “ Prestasi


adalah kemampuan, keterampilan, dan ...

 Pengertian Belajar 2

Pengertian Belajar 2 - Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses


belajar pada prinsipnya ...

 Peranan Teknologi Informasi

Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Mutu


Pembelajaran - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
telah memberikan pengaruh terhadap ...

 Strategi mempelajari bahan

Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa - Ditinjau dari guru, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran berupa ...

 Sumber Bahan Ajar

Sumber Bahan Ajar - Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan
ajar dapat ...

 Langkah-Langkah Pemilihan Bahan

Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar - Sebelum melaksanakan


pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui kriteria ...

 Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan

Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar - Ada beberapa prinsip yang perlu


diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar ...

 Pemilihan Bahan Ajar

Pemilihan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi -


Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran
bahwa apa yang ...

 Hubungan Pengajaran Perbaikan


Hubungan Pengajaran Perbaikan dalam Proses Belajar-Mengajar - Dalam
kurikulum sekolah-sekolah dewasa ini metode dan sistem
penyampaiannya dipergunakan ...

 Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional - Goleman menyebutkan adanya lima wilayah


kecerdasan pribadi dalam bentuk kecerdasan ...

 Delapan Kecerdasan Ganda

Delapan Kecerdasan Ganda - Teori ‟Kecerdasan Ganda‟ ( ‟Multiple


Intelligences‟) atau ada yang menyebutnya ...

 Kompetisi dalam Pembelajaran

Kompetisi dalam Pembelajaran - Drs. Soeprajitno, M.Pd Hidup pada


dasarnya kompetisi. Untuk bisa diterima ...

 Kecenderungan Penelitian Teknologi

Kecenderungan Penelitian Teknologi Pembelajaran - Prof. Dr. Punaji


Setyosari, M.Ed Agaknya, sangat mengejutkan apa yang ...

 Metode Penelitian Teknologi

Metode Penelitian Teknologi Pendidikan - Prof. Dr. Punaji Setyosari,


M.Ed Metode penelitian dibedakan sesuai ...

 Isu-Isu Terkini Dalam

Isu-Isu Terkini Dalam Pengembangan Penelitian Teknologi Pembelajaran -


Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Ed Abstrak: ...

Tags

St 12 Aku Terjatuh Chord |Manfaat Mempelajari Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus Bagi Seorang Guru Paud |Rencana Kegiatan Harian Tema Komunikasi
2012 |Sakit Kepala Bagian Belakang Bawah |Artikel Tentang Paud Dan Tk |Empat
Tingkatan Mendengarkan |Pengaruh Metode Pembelajaran Learning Cycle
Terhadap Prestasi Siswa Smp |Mengatasi Pasien Gangguan Jiwa Yang Merokok |
Genetika By Surya |Lingkungan Kerja Mempengaruhi Hubungan Kepribadian
Dengan Kinerja |Belajar Tanah Airku Untuk Anak Tk |Cara Mencerdaskan Anak
Usia 15 Tahun Secara Islam |Perbaikan Diri Guru Dlam Majemen Kelas |Aspek
Aspek Fisik Bayi |Contoh Pola Interaksi Sosial |Teori Method Dalam Pengajaran |
Ayat Al Quran Menjelaskan Pendengaran Penglihatan Dan Hati |Membuat
Aplikasi Elearning Dengan Moodle |Contoh Interaksi Antara Individu Dengan
Lembaga |Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Meyimpang Pada Remaja
Pdf |Pengaruh Minat Terhadap Prestasi Belajar Menurut Para Ahli |Paikem
Kelemahan |Perintah Untuk Scan Jaringan Wifi Backtrack |Cara Membuat
Laporan Pelajaran |Froebel Pendidikan Manusia |
Show More Tags

Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/media-teknologi-dan-


pembelajaran#ixzz1qCEmcPJshttp://blog.tp.ac.id/media-teknologi-dan-
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai