Dosen Pembimbing
Taufik, M.Pd.I
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Didalam Islam terdapat sebuah keajaiban yang diberikan kepada hamba Allah
yang takwa, seperti mu’jizat, karomah,maunah dan irhash.
Dan yang dimaksud dengan kemu'jizatan, karomah,maunah dan irhash. Bukan
berarti melemahkan manusia, artinya memberi pengertian kepada mereka dengan
kelemahannya untuk mendatangkan kyakinan, karena hal itu telah dimaklumi oleh
setiap orang yang berakal, tetapi maksudnya adalah untuk menjelaskan bahwa
karomah,maunah dan irhash untuk membuat mereka yakin akan keberadaan Allah.
Tujuannya hanya untuk melahirkan kebenaran mereka, menetapkan bahwa yang
mereka bawa adalah semata-mata pemberian dari Dzat Yang Maha Bijaksana, dan
diturunkan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mereka hanyalah menyampaikan
risalah Allah dan tiada lain tugasnya hanya memberitahukan dan menyampaikan.
Oleh karena itu mu'jizat karomah,maunah dan irhash, adalah dalil-dalil dari Allah
SWT. kepada hamba-Nya untuk membenarkan rasul-rasul dan nabi-nabi. Dengan
perantaraan mu'izat, karomah,maunah dan irhash. ini, seolah-olah Allah bersabda:
"Benar hamba-Ku dalam hal yang ia sampaikan dari Aku, dan Aku mengutusnya
agar ia menyampaikan sesuatu kepadamu".
Rumusam masalah
a. Menjelaskan makna mu’jizat, karomah,maunah dan irhash.
b. Menjelaskan orang-orang yang pantas mendapatkanya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memahami pengertian
1. Mu’jizat
Beberapa Devinisi Mengenai Mukjizat
a. Secara Bahasa Kata Mu’jizat adalah isim fa’il yg diambil dari fi’il madhi arti
melemahkan yg kata itu berasal dari kata yg berarti lemah lawan dari kata yg
berarti mampu. Jadi ungkapan mu’jizat Nabi berarti sesuatu yg melemahkan
lawan saat berhadapan.
Secara Istilah Para ulama memberikan beberapa definisi tentang mu’jizat di
antaranya:
Mu’jizat adalah suatu perkara yg luar biasa dan tidak bisa ditandingi yg disertai
degan tantangan dgn maksud membuktikan kebenaran seseorang yg mengaku
bahwa diri adalah rasul. Ibnu Hamdan mendefinisikan: “Mu’jizat adl suatu
keluarbiasaan baik ucapan atau perbuatan jika diiringi dan tepat degan pengakuan
kerasulan serta sesuai dengannya. Awal mula dalam rangka tantangan . Dan tdk
seorangpun yg mampu melakukan menyamai bahkan mendekati sekalipun.”
Nama Lain Mu’jizat
Mu’jizat disebut juga dgn Ayat Burhan Dala‘il Nubuwwah dan A’lam
Nubuwwah . Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Lafadz-lafadz ini tadi bila dijadikan
sebagai nama Ayat kenabian sebenar lbh tepat menjelaskan maksud dan tujuan
dibandingkan lafadz Mu’jizat. Oleh karena lafadz Mu’jizat tdk ada dlm Al-Qur`an
dan As-Sunnah justru yg ada di dlm dgn sebutan Ayat Bayyinah dan Burhan .
Ahlul kalam tidaklah menyebut Mu’jizat kecuali yg melekat pada Nabi saja.
Adapun yg utk wali mereka menyebut Karamah.
b. Dan ada yang mendinifisikan mujizat adalah tanda atau bukti menakjubkan
yang diberikan oleh Allah supaya manusia percaya kepada Nya.
c. Dalam bahasa asing mu'jizat itu disebut miracle seperti yang berlaku pada Musa
dengan tongkatnya yang menjadi ular atau telapak tangannya menjadi putih
bersinar terang.
d. Mu'jizat dinamakan mu'jizat (melemahkan) karena manusia lemah untuk
mendatangkan sesamanya, sebab mu'jizat berupa hal yang bertentangan dengan
adat.
e. Pengertian Mukjizat Menurut Agama Islam Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2001) kata mukjizat diartikan sebagai “kejadian ajaib yang sukar
dijangkau oleh kemampuan akal manusia” menurut Quraish Shihab pengertian
kata ini tidak sama dengan pengertian kata tersebut dalam istilah agama islam.
Kata mukjizat terambil dari kata bahasa Arab a’jaza yang berarti melemahkan atau
menjadikan tidak mampu. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mu’jiz dan bila
kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu
membungkam lawan, maka dinamai mu’jizat. Tambahan ta’ marbuthah pada akhir
kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif). Oleh para pakar agama
islam mukjizat antara lain didefinisikan sebagai “suatu hal atau peristiwa luar
biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu.
Menurut Quraish Shihab (1998) secara garis besar mukjizat dibagi kedalam
mukjizat yang bersifat material indrawi lagi tidak kekal dan mukjizat immaterial,
logis dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat nabi-nabi terdahulu
kesemuanya merupakan jenis yang pertama. Mukjizat mereka bersifat material
dan indrawi dalam arti dapat disaksikan atau dijangkau lewat indra secara
langsung, misalnya perahu nabu Nuh as, tidak terbakarnya nabi Ibrahim as,
tongkat nabi Musa as dan penyembuhan yang dilakukan oleh nabi Isa as atas izin
allah swt.
Hal ini berbeda dengan mukjizat nabi Muhammad saw, yang bukan indrawi atau
material, namun dapat dipahami oleh akal, misalnya mukjizat Al Qur’an.
Contoh Mujizat nabi besar Muhammad Saw Misteri Terbelahnya bulan dan
bersatu kembali adalah mukjizat. Dan Al-Qur'an Suci adalah mukjizat abadi Nabi
terakhir Saw dan Mukjizat para nabi sebelumnya seperti Nabi Ibrahim as, Nabi
Musa as dan Nabi Isa as—masing-masing Nabi ini mendapat Kitab suci dan juga
memiliki mukjizat—tidak identik dengan Kitab-kitab suci mereka. Mereka
melakukan perbuatan mukjizat seperti mengubah api yang berkobar menjadi
"dingin dan damai", mengubah tongkat kayu menjadi ular besar, dan
menghidupkan orang mati. Jelaslah mukjizat-mukjizat ini sementara sifatnya.
Namun untuk Nabi terakhir saw, Kitab sucinya itu sendiri merupakan
mukjizatnya. Kitab sucinya merupakan bukti kenabiannya. Dengan demikian,
mukjizat Nabi terakhir saw, tak seperti mukjizat yang lain, abadi sifatnya, bukan
dimaksudkan hanya untuk sementara waktu.
2. Unsur-unsur yang menyertai mukjizat
Dari definisi mukjizat di atas kita dapat memahami bahwa terdapat beberapa
unsure yang menyertai mukjizat yakni:
Pertama, adanya hal atau peristiwa luar biasa. Menurut Quraish Shihab (1998)
yang dimaksud dengan luar biasa adalahsesuatu yang berada di luar jangkauan
sebab dan akibat yang diketahui secara umumhukum-hukumnya. Peristiwa-
peristiwa alam misalnya yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan tidak
dinamai mukjizat karena ia telah merupakan sesuatu yang biasa. Demikian halnya
dengan hipnotisme atau sihir,walaupun sekilas ia terlihat ajaib dan luar biasa,
keduanya bukanlah hal atau sesuatu yang luar biasa karena ia dapat dipelajari8
Kedua, terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi. Tidak mustahil
terjadi hal-hal diluar kebiasaan pada diri siapa pun. Namun jika bukan dari
seseorang yang mengaku nabi, maka ia tidak dinamai mukjizat, namun irhash atau
karamah (kekeramatan), bahkan tidak mustahil terjadi pada orang yang durhaka
pada Allah swt dan hal ini disebut ihanah (penghinaan) atau istidraj (“rangsangan”
untuk lebih durhaka)9 Berawal dari hal tersebut umat islam memiliki keyakinan
bahwa Muhammad saw adalah nabi terakhir. Konsekuensi dari keyakinan tersebut
yakni tidak mungkin lagi adanya mukjizat sepeninggal Nabi saw, walaupun ini
bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat lagi terjadi dewasa ini.
Ketiga, mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian. Tantangan ini
meski berbarengan dengan pengakuan sebagai nabi. Disamping itu tantangan
tersebut juga sejalan dengan ucapan sang nabi. Misalnya jika ia berkata “batu ini
dapat berbicara” tetapi ketika batu tersebut berbicara bahwa “sang penantang
berbohong” maka keluarbiasaan ini bukanlah suatu mukjizat tetapi ihanah atau
ihanah atau istidraj.
Hal ini misalnya di jelaskan dalam Al-Qur'an yang merupakan satu-satunya kitab
samawi yang dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak seorang pun yang
mampu mendatangkan kitab sepertinya, meskipun seluruh manusia dan jin
berkumpul untuk melakukan hal itu.10 Bahkan, mereka tidak akan mampu
sekalipun untuk menyusun, misalnya, sepuluh surat saja atau malah satu surat
pendek sekalipun yang hanya mencakup satu baris saja
Oleh karena itu, Al-Qur'an menantang seluruh umat manusia untuk melakukan hal
itu. Dan banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang menekankan tantangan tersebut.
Sesungguhnya ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan hal yang sama dan
memenuhi tantangan tersebut merupakan bukti atas kebenaran kitab suci itu dan
risalah Nabi Muhammad saw dari Allah SWT
Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an telah membuktikan
pengakuannya sebagai mukjizat. Sebagaimana Rasul saw, pembawa kitab ini,
tersebut telah menyampaikannya kepada umat manusia sebagai mukjizat yang
abadi dan bukti yang kuat atas kenabiannya hingga akhir masa.
Keempat, tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani. Bila yang ditantang
berhasil melakukan hal serupa, bahwa ini berarti bahwa pengakuan sang
penantang tidak terbukti, disisi lain kandungan tantangan harus benar-benar
dipahami oleh yang ditantang. Bahkan untuk lebih membuktikan kegagalan
mereka, biasanya aspek kemukjizatan masing-masing nabi adalah hal-hal yang
sesuai dengan bidang keahlian umatnya.. contoh untuk hal ini misalnya mukjizat
nabi Musa as yakni tongkat yang bisa berubah menjadi ular (Q.S. Thaha ayat 63-
76). Mukjizat nabi Shaleh as kepada kaum Tsamud yang amat gandrung melukis
dan memahat, maka oleh allah swt Nabi Saleh as diberi mukjizat berupa seekor
unta yang benar-benar hidup dari batu karang yang kemudian mereka lihat makan
dan minum (Q.S. Al A’raf ayat 73 dan Q.S. Asy Syu’ara’ ayat 155-156 dan
hukuman terhadap kaum Tsamud dalam Q.S. Asy Syams ayat 13-15). Demikian
halnya dengan mukjizat nabi Isa as dalam hal pengobatan (Q.S. Ali Imran ayat
49).
3. Tujuan dan fungsi mukjizat
Mukjizat memiliki fungsi sebagai bukti kebenaran para nabi. Namun demikian
bagi yang telah percaya kepada kenabian maka mukjizat akan berfungsi untuk
memperkuat iman serta menambah keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.
A. Memahami pengertian
1. Karomah
a. Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan
(munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam
kitabnya “Tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang
tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang
diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam
mempunyai i’tiqod yang benar”
b. Menurut Hakim At-Tirmidz Adapun yang dimaksud karamah al-awliya’ tiada
lain, kemuliaan, kehormatan,(al-ikram); penghargaan (al-taqdir); dan persahabatan
(al-wala) yang dimiliki para wali Allah berkat penghargaan, kecintaan dan
pertolongan Allah kepada mereka. Karamah al-awliya itu, dalam pandangan
Hakim at-Tirmidzi, merupakan salah satu ciri para wali secara lahiriah (‘alamat al-
awliya’ fi al-zhahir) yang juga dinamakannya al-ayat atau tanda-tanda.
c. Karamah secara bahasa adalah kemuliaan, namun secara istilah dalam agama
maka banyak makna yg berbeda, yaitu pada muamalah (pergaulan) karamah
adalah orang yg mulia dan dermawan, pada bab Tasawwuf karamah adalah
kelebihan yg Allah berikan pada orang yg shalih berupa keajaiban
d. Imam Qusyairi menjelaskan karomah sebagai penampakan karomah merupakan
tanda-tanda kebenaran sikap dan kelakuan seseorang. Barangsiapa yang tidak
benar sikap dan kelakuannya, maka tidak dapat menunjukkan kekaromahannya.
Dan Allah yang maha Qodim memberi tahu kepada kita agar membedakan orang
yang benar dan mana yang batil. [Abul Qosim Abdul Karim Hawazim Qusyairi
Naisabury, Risaltul Qusyairiyah, Darul Khoir, halaman 353]
e. Karomah ialah suatu perkara (mencakup ucapan dan perbuatan) yang telah
melanggar (keluar) dari adat kebiasaan manusia, yang selamat dari berbagai
sanggahan (hal-hal yang membatalkannya) yang Allah berikan kepada hambanya
yang shalih.
f. Istilah karomah berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa berarti mulia . Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengistilahkan karomah dengan keramat
diartikan suci dan dapat mengadakan sesuatu diluar kemampuan manusia biasa
karena ketaqwaanya kepada Tuhan. [Dept. P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Balai Pustaka Jakarta, halaman 483]
g. Syaikh Thohir bin Sholeh Al-Jazairi mengartikan kata karomah adalah perkara
luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak disertai dengan pengakuan
seorang Nabi. [Thohir bin Sholeh Al-Jazairi, Jawahirul Kalamiyah, terjemahan
Jakfar Amir, Penerbit Raja Murah Pekalongan, hal. 40]
Dalam pandangan Islam, ma'unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan
cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya,
sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, "Hanya Engkaulah yang kami
sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5).
Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana,mashdar-nya adalah al'aun
dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti
pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.
Dalam pandangan Islam, ma'unah pertolongan dari Allah dapat kita minta dengan
cara yang telah ditentukan Allah dalam Alquran dan juga petunjuk Nabi-Nya,
sebagaimana Allah menyatakan dalam Al-Quran, "Hanya Engkaulah yang kami
sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5).
2. Irhash
Irhash adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada seseorang yang
dipersiapkan untuk membawa risalah. Seperti melindunginya awan atas Nabi
Muhammad Saw sebelum Pengutusan beliau. Dapat dikatakan Irkhash adalah
sesuatu yang diberikan kepada calon Nabi berupa keluarbiasaan.
BAB III
KESIMPULAN
Secara Bahasa Kata Mu’jizat adalah isim fa’il yg diambil dari fi’il madhi arti
melemahkan yg kata itu berasal dari kata yg berarti lemah lawan dari kata yg
berarti mampu. Jadi ungkapan mu’jizat Nabi berarti sesuatu yg melemahkan
lawan saat berhadapan.
Secara Istilah Para ulama memberikan beberapa definisi tentang mu’jizat di
antaranya:
Mu’jizat adalah suatu perkara yg luar biasa dan tidak bisa ditandingi yg disertai
degan tantangan dgn maksud membuktikan kebenaran seseorang yg mengaku
bahwa diri adalah rasul. Ibnu Hamdan mendefinisikan: “Mu’jizat adl suatu
keluarbiasaan baik ucapan atau perbuatan jika diiringi dan tepat degan pengakuan
kerasulan serta sesuai dengannya. Awal mula dalam rangka tantangan . Dan tdk
seorangpun yg mampu melakukan menyamai bahkan mendekati sekalipun.
Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan
(munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam
kitabnya “tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang
tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang
diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam
mempunyai i’tiqod yang benar”
Dalam kamus Lisanul 'Arab, kata ma'unah dari 'awana,mashdar-nya adalah al'aun
dan mu'awanah dan juga ma'unah kata kata tersebut suka dikiaskan dengan arti
pertolongan, bantuan. Itu jika kita kaji secara bahasa saja.
Irhash adalah sesuatu yang luar biasa yang diberikan Allah kepada seseorang yang
dipersiapkan untuk membawa risalah. Seperti melindunginya awan atas Nabi
Muhammad Saw sebelum Pengutusan beliau. Dapat dikatakan Irkhash adalah
sesuatu yang diberikan kepada calon Nabi berupa keluarbiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Www.Asysyariah.Com tgl 30
Www.sabdaspace.com
Tech.groups.yahoo.com/group/astronomi_indonesi
Www.cybermq.com/pustaka/detail/ilmu-tafsir/3
Hermaninbismillah.blogspot.com/.../mukjizat-al-quran.html
Roghuzshy.wordpress.com/.../misteri-terbelahnya-bulan-dan-mujizat-nabi-
muhammad-saw/
Http://Www.Nuruddina.Com/2010/02/Mujizat-Nabi-Muhammad-Saw.Html
Sachrony.wordpress.com/.../hakekat-waliyulloh-dan-karomah-nya
Majelisrasulullah.org/index.php?option
Blog.its.ac.id/syafii/2008/12/20/kyai-kholil-bangkalan
Www.assalafy.org/mahad/?p=17
Http://Azmatkhanalhusaini.Com/Index.Php?
Option=Com_Content&Task=View&Id=32&Itemid=70 - _Ftn1
Http://Azmatkhanalhusaini.Com/Index.Php?
Option=Com_Content&Task=View&Id=32&Itemid=70 - _Ftn3
Sachrony.wordpress.com/.../hakekat-waliyulloh-dan-karomah-nya
Hcindonesia.com/index.php?option
Www.Hayatuna.Tripod.Com/Id1.Html
Http://hasunmax.blogspot.com/2010/02/karomah-mukjizat-dan-lain-lain.html
Diposkan oleh fadli di 18:38
http://afadli43.blogspot.com/2010/06/pengertian-mukjizat-karomah-maunah-
dan.html
2. Irhash
yaitu kejadian luar biasa pada diri Nabi Muhammad
SAW sebelum diangkat menjadi Rasul seperti dada dibelah oleh
Malaikat tanpa merasa sakit dan sebagainya.
3. Karamah
yaitu kejadian luar biasa pada diri wali-wali Allah
dan para mujaddid. Karamah juga dapat dikategorikan menjadi
2 jenis.
5. Istidradj
yaitu kejadian luar biasa yang terjadi pada orang Islam
fasik, misalnya tidak mempan dibakar, dibacok, ditembak dan
sebagainya.
6. Sihir
yaitu kejadian luar biasa yang terjadi pada orang kafir,
misalnya tidak mempan dibakar, dibacok, ditembak, membuat
orang sakit dari jauh dan sebagainya.
http://pendidikanpesantren-toniardi.blogspot.com/2011/05/6-kejadian-luar-biasa-
pada-manusia.html
Edukasi
Fikri Arief
TERVERIFIKASI
Jadikan Teman | Kirim Pesan
0inShare
Share 14
Globalisasi Pendidikan
OPINI | 08 June 2011 | 18:40 Dibaca: 7223 Komentar: 1 Nihil
Dalam proses globalisasi tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu perubahan
yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Apabila kebudayaan secara
umum merupakan suatu rangkaian kepercayaan, nilai-nilai, dan gaya hidup dari
suatu masyarakat tertentu didalam eksistensi kehidupan sehari-hari, maka dewasa
ini didalam era globalisasi mulai muncul apa yang disebut kebudayaan global.
Kebudayaan global bisa diartikan sebagai moderrnitas. Dalam hal ini modernitas
mempunyai pengertian masyarakat modern, gaya hidup modern, ekonomi
modern, budaya modern, dan pendidikan modern.
Lahirnya budaya global bukan berarti hilangnya identitas suatu masyarakat, justru
globalisasi telah merangsang kesadaran individu, kesadaran etnis dari suatu
komunitas yang pluralistik. Artinya pendidikan nasional kita perlu mempunyai
sikap didalam menghadapi perubahan-perubahan global dalam era globalisasi
dewasa ini.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua elemen diatas tadi
dalam menghadapi arus globlisasi dalam dunia pendidikan.
1. Pendidik (Guru)
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari
keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang mampu meningkatkan
martabat serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan
mewujudkan pendidikn nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah habis
dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh
globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia
pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya
persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun
jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk
guru dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik, memang tidak hanya harus
membina para murid segi kognitif dan psikomotoriknya demi peningkatan nilai
angka. Akan tetapi, seorang guru sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan
dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar
dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran
mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan karakter murid.
Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang guru karena
keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya kecolongan.
Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga harus
mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam dirinya, baik
itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun media masa. Dampak
dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat mungkin berdampak negativ
dan menghancurkan dirinya jika tidak segera ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat
jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal itu
dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu
ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan
bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.
Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak
jarang yang menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa.
Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral
sangat penting untuk mereka miliki.
Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan
tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi
emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan
perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di era
globalisasi dengan prinsip spiritualnya.
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak
sebelum mereka dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat
besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan
secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih
karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.
Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh
anak-anaknya sangat penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka
akan berdampak pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang tidak
terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam
mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja
karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap
detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti
dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman bermain,
menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan lain sebagainya.
Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan
kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu sehingga anak seringkali
terabaikan.
4. Lingkungan
Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak tatanan yang sudah
diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral seperti tingkah laku dan
menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan karena pengaruh
kebiasaan orang-orang yang ada disekitar kita.
Pangkal dari arus globalisasi yaitu berada pada kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang mampu membawa kepada perubahan-perubahan dalam bidang
pendidikan baik perubahan positif maupun perubahan negative.
Maka, Clossing Statement……..
Seorang pendidik/ guru memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam
menghadapi tantangan masyarakat global di era globalisasi ini. Guru sangat
dituntut untuk tetap eksis dan meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar
dan pendidik yang menjadi penentu arah generasi penerus bangsa.
[2] Dr Ali Idrus, M.Pd, ME. Manajemen Pendidikan Global, Jakarta: GP Press
2010 hal 48 - 49
[1] H.A.R. Tilaar. Manifesto Pendidikan Nasional. Jakarta: Buku Kompas. 2005.
Hal.165
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/08/globalisasi-pendidikan/
Pengaruh IPTEK
Diposkan oleh viqih ayudya septarini , , Senin, 16 November 2009 02:52
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah ini adalah untuk mengetahui dampak apa saja yang
terjadi di masyarakat dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
5. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara
lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber
ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode- metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah
metode- metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi- materi
yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
b. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang- orang tertentu untuk melakukan
tindak kriminal. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan
berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain.
6. Bidang politik
a. Timbulnya kelas menengah baru. Kelas menengah baru ini akan menjadi
pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih
besar.
b. Proses regenerasi kepemimpinan. Peralihan generasi kepemimpinan ini akan
berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan.
c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh
berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah
menghasilkan kesadaran regionalisme.
d. Kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya
kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama
ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.
BAB III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Menurut saya kemajuan teknologi adalah hal yang membanggakan bagi bangsa
kita karena dengan adanya perkembangann zaman yang memajukan teknologi
dapat membuat kita mengenal dunia luar dan bahkan dikenal oleh dunia luar
bangsa sendiri. Namun untuk memajukan perkembangan iptek ini kita harus
membangun jiwa para pemuda yang baik dan berjiwa mendidik bangsa sehingga
kita dikenal oleh Negara lain karena hal yang positif bukan hal yang negative saja.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan suatu saat nanti. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan
tetapi mempunyai batasan agar tidak terlalu berlebihan sehingga menimbulkan
dampak yang lebih negatif. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Sehingga memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun manusia tidak bisa
menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai
dampak negatif bagi masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencegah atau
mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus
membuat peraturan- peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang
harus dipatuhi oleh pengguna teknologi.
III.2 Saran
Untuk menghilangkan atau mengurangi dampak negatif dari ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang adalah dengan cara memberi pengajaran kepada
masyarakat hususnya para pelajar atau penerus bangsa. Namun itu juga bukan hal
yang sulit untuk mengembangkan iptek ke tempat hal yang lebih positif yaitu
dengan kesadaran dari diri sendiri sebagai generasi penerus dan dengan
melestarikan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan canggih karena
dapat menciptakan inovasi- inovasi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Kompas, Senin 28 Mei 2007 Judul : Usaha Sia-sia Mengurangi Dampak Negatif
Kemajuan Teknologi Alamat :http://www.tekkomdik-
sumbar.org/problematika_sptr_guru_24.html
http://viqih2307qiecky.blogspot.com/2009/11/pengaruh-iptek.html
Blog Home
TP Home
RSS
Media Pendidikan
Teknologi Pendidikan
Artikel Pendidikan
o Prof. Dr. I Nyoman Sudana Degeng, M.Pd
o Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc
o FIP JIP 2011
o Pendidikan Karakter
o Abstrak Penelitian
Penelitian Pendidikan
o Peran Penelitian Kuantitatif Dalam Teknologi Pembelajaran
Kuliah Online
o MSDM
o Gaya Belajar
o Metode Pembelajaran
o Seminar Teknologi Pendidikan
o Model Pembelajaran
o Strategi pembelajaran
o Perkembangan Peserta Didik
o Pengembangan Kurikikulum
o Media Pendidikan
o Desain Instruksional konstruktivis
o Multimedia
o Desain Pesan
o Asesmen
o Tokoh Pendidikan
o Produksi Media Video
o Teori Belajar
o Filsafat Ilmu
o Organisasi Sumber Belajar
o Evaluasi Hasil Belajar
o Teori Media Pembelajaran
Uncategorized
o Pengembangan Modul Pembelajaran
o Model Pendidikan Kontemporer Untuk Masa Depan
o PGSD
o Sertifikasi Guru
Search Everything :
Ketika berhadapan dengan suatu konsep baru atau pengalaman baru, pebelajar
berusaha untuk berasimilasi kedalam skemata yang ada. Ketika menjadi tidak
cocok, maka ada dua tanggapan yang memungkinkan, yakni; (1) pebelajar dapat
menciptakan skema yang baru dimana stimulus di tempatkan, atau (2) skemata
yang ada dapat di modifikasi sehingga stimulus yang baru akan cocok. Kedua
proses ini merupakan bentuk dari akomodasi. Skemata meningkat sepanjang
waktu dalam tanggapan akan pengalaman belajar.
Constructivist Perspective
Konstruktvisme merupakan gerakan yang berkembang jauh melebihi keyakinan
para kognitivis. Konstruktivisme mempertimbangkan keterlibatan siswa dalam
memaknai pengalaman sebagai inti dari pembelajaran. Konstruktivistik
menekankan bahwa siswa menciptakan interpretasi mereka sendiri terhadap dunia
informasi. Konstruktivisme mengatakan bahwa siswa meletakan pengalaman
belajar mereka dengan pengalamannya sendiri dan tujuan pembelajaran bukanlah
mengajarkan informasi tetapi menciptakan situasi-situasi sehingga siswa dapat
menginterpretasi informasi dengan pemahamnnya sendiri. Peran pembelajaran
tidak untuk mengeluarkan fakta-fakta tetapi untuk menyediakan siswa dengan
cara-cara untuk mengumpulkan informasi.
Konstruktivisme percaya bahwa belajar yang efektif terjadi ketika pebelajar
(siswa) terlibat dalam tugas-tugas autentik yang berhubungan dengan konteks-
konteks yang bermakna. Kemudian ukuran terakhir dari pembelajaran berbasis
pada kemampuan pebelajar (siswa) dalam menggunakan pengetahuan untuk
memfasilitasi cara berpikir akan kehidupan sesungguhnya.
Social-Psychological Perspectiv
Psikologi sosial merupakan tradisi lain yang sudah dibentuk dalam studi belajar
dan pembelajaran. Psikologi sosial melihat dampak dari organisasi sosial akan
pembelajaran di dalam kelas. Apakah susunan kelompok belajar di dalam kelas-
belajar mandiri, kelompok kecil, atau satu kelas secara menyeluruh? Apakah
susunan kekuasaan-seberapa jauh siswa dapat mengkontrol aktivitasnya sendiri?
Dan apakah struktur penghargaan-adalah kerja sama dibandingkan membantu
peningkatan kompetisi? Robert Slavin sudah mengambil posisi sebagai peneliti
mengatakan bahwa cooperative learning lebih efektif dan lebih menguntungkan
sosial dari pada pembelajaran kompetitif dan pembelajaran individualistik.
Approaches to Instruction
Pembelajaran merupakan penyusunan informasi dan lingkungan untuk
memudahkan pembelajaran. Gagne menjelaskan pembelajaran sebagai,
seperangkat peristiwa eksternal bagi siswa yang dirancang untuk mendukung
proses pembelajaran internal. Sedangkan lingkungan, tidak dimaksudkan sekedar
tempat terjadinya pengajaran tetapi juga teknologi, metode, dan media yang
diperlukan untuk memperoleh informasi dan memandu siswa untuk belajar.
Sementara penganut behavioris menekankan kontrol eksternal pada perilaku
siswa, kognitif menekan kontrol internal, atau siswa, mengendalikan seluruh
proses mental. Perbedaan ini mempengaruhi bagaimana media dirancang dan
digunakan.
Behavioris menetapkan tujuan behavioral (prestasi), batasan pengajaran
diperlukan untuk menguasai tujuan-tujuan tersebut. Saat pengajaran terprogram
diperkenalkan, materi yang terkait langsung dengan tujuan akan disaring.
Rancangan pengajaran berdasarkan psikologi kognitif sedikit tersusun dari pada
psikologi behavior. Mereka mengijinkan pebelajar untuk menggunakan strategi
kognitifnya sendiri, dan mereka memberikan dorongan untuk berinteraksi antara
siswa. Mempelajari tugas-tugas diperlukan untuk proses penyelesaian masalah,
perilaku yang kreatif.
Tidak seperti behaviorist, kognitivistik tidak membatasi defenisi pembelajaran
pebelajar untuk menampilkan behaviornya.mereka yakin pebelajar belajar banyak
dari pada apa yang diekspresikan secara langsung. Kognitivistik, di lain hal,
menyediakan lingkungan yang kaya akan pembelajaran dan memberikan
kesempatan kepada pebelajar untuk menciptakan pemahannya sendiri.
Lingkungan belajar atauu pembelajaran yang kaya dapat disediakan denga
berbagai macam media dan teknologi. Dengan kata lain setidaknya ini adalah
struktur atau susunan pendekatan pembelajaran.
Instruktur dan para desain pembelajaran perlu untuk mengembangkan sikap
berwawasan luas akan pembelajaran psikologi di sekolah-sekolah. Dengan
demikian, kita tidak diharuskan untuk setia pada teori pembelajaran tertentu.
Kalau memang teori behavioris yang perlukan, maka teknik-teknik dari teori
behavioris yang akan kita gunakan. Dan sebaliknya, apabila situasi belajar
membutuhkan metode kognitivistik atau konstruktivistik, maka metode-metode
itulah yang akan digunakan.
Finding a Middle Ground
Dalam teks ini penulis pada buku ini menganjurkan pendekatan elektik untuk
pembelajaran. Hal ini diilhami oleh tiap perspektif psikologi, dan para perancang
telah mengembangkan kerangka yang kuat untuk pembelajaran. Bahkan, praktek-
praktek pembelajaran yang berhasil memiliki ciri yang sebenarnya didukung oleh
berbagai perspektif, seperti dibawah ini:
Electronic Portofolio
Kegunaan dari stasiun kerja komputer dengan video dan audio kartu digital,
printer, scanner, dan kamera digital mengijinkan siswa untuk menghasilkan
portofolio digital atau elektronik. Elektronik portofolio adalah makna tentang
mengorganisir, mendesain, dan menampilkan bentuk tradisional akan portofolio.
Semuanya adalah cara untuk menilai belajar menggunakan teknologi. Secara fisik
dan perkembangan sosial dapat juga diukur Campbell, 1996).
Thematic Instruction
Sekarang banyak guru yang mengatur pembelajaran seputar topik, ini dikenal
sebagai pengajaran tematik. Guru sekolah dasar khususnya menggabungkan
muatan dan ketrampilan dari banyak subjek. Pada tingkat sekolah menengah, tim
guru dari area yang berbeda bekerja sama untuk menunjukan pembelajaran yang
keluar dari isi pelajaran.
Unit-unit ini menyediakan lingkungan pembelajaran yang kaya. Tema yang
menarik haruslah menarik perhatian siswa, menyediakan pemecah masalah yang
berpengalaman, mendukung aktivitas interdisiplin, dan menyertakan variasi
media, dan teknologi.
Mulailah dengan pengalaman yang dialami bersama dengan meminta siswa
membaca buku yang sama, melihat sebuah videotape, ikut serta dalam sebuah
simulasi, mengunjungi museum, atau mendengar pembicaraan tamu.
Kemudian melakukan keahlian bersama yang dapat digunakan siswa untuk
bekerja sama mengumpulkan data dan informasi, menganalisa temuannya,
menarik kesimpulan, mempersiapkan laporan kelompok, dan membagi hasil
mereka dalam suatu media presentasi. Kemungkinan aktivitas terkait dengan
penelitian pustaka, pencarian internet, dan aktivitas kelompok kecil.
METHODS
Secara tradisional, metode pembelajaran telah digambarkan sebagai ”bentuk-
bentuk presentasi” seperti ceramah kuliah dan diskusi-diskusi. Dalam teks ini
penulis akan membedakan prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu
siswa mencapai tujuan belajar atau untuk menginternalisasi pesan. Sementara itu
media, telah ditetapkan sebelumnya, merupakan pembawa pesan atau informsai
antara sumber dan penerima. Berikut ini ada 10 kategori metode, yaitu:
1. Presentation: Dalam metode presentasi, sumber menjelaskan, dan
mendramatisir informasi untuk pebelajar. Komunikasi satu arah di kontrol
oleh sumber, tanpa dengan segera merespons atau berinteraksi dengan
pebelajar.
2. Demonstration: Metode pembelajaran ini, pebelajar menampilkan sebuah
kehidupan nyata. Demonstrasi mungkin bisa direkam dan diputar kembali
oleh media video. Jika interaksi dua arah atau pebelajar berlatih dengan
menginginkan umpan balik, maka tinggal membutuhkan instruktur.
3. Discussion: Sebagai suatu metode, diskusi-diskusi melibatkan pertukaran
ide dan opini diantara siswa-siswa atau siswa dan guru. Hal ini dapat
digunakan pada setiap tahap pembelajaran atau proses pembelajaran, dan
di dalam kelompok kecil atau besar. Hal ini cara yang berguna untuk
menilai pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, dan perilaku dari
sekelompok siswa sebelum mengakhiri tujuan pembelajaran. Dalam
konteks ini, diskusi dapat membantu instruktur membentuk jenis
hubungan dengan atau tanpa kelompok yang membantu perkembangan
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
4. Drill-and-Practice: Dalam metode ini, pebelajar dituntun oleh
serangkaian latihan tugas-tugas yang di desain ubtuk meningkatkan
kelancaran dalam ketrampilan baru atau menyegarkan kembali sesuatu.
Metode ini biasa digunakan untuk tugas-tugas pelajaran matematika,
belajar bahasa asing, dan membangun kosakata. Media seperti audio kaset
dapat digunakan dengan efektif untuk metode ini dalam pengejaan,
aritmetika, dan belajar bahasa.
5. Tutorial: Seorang pembimbing dalam bentuk akan orang, software
komputer, atau material printer yang spesial menyajikan isi, bersikap suatu
pertanyaan atau masalah, meminta respons pebelajar, menganalisis
responsnya, menyuplai umpan balik yang pantas, dan menyediakan
praktek sampai pebelajar ditentukan mendemonstrasikan tingkat
kemampuannya. Pembimbingan seringkali dilakukan satu-satu dan sering
digunakan untuk mengajar ketraampilan dasar, seperti membaca dan
menghitung.
6. Cooperative Learning: proses dimana siswa belajar dari setiap orang
ketika mereka bekerja sebagai kelompok dalam pembelajaran (Slavin,
1989-1990). Siswa dapat belajar kerjasama tidak saja dari mendiskusikan
teks dan mengamati media tetapi juga menghasilkan media. Contohnya,
desain dan produksi video di atur sebagai proyek kurikulum memberi
kesempatan untuk pembelajaran kooperatif. Di sini guru harus bekerja
sama dengan siswa dalam setiap situasi pembelajaran.
7. Gaming: Berlomba sering di perlukan pebelajar untuk ketrampilan
memecahkan masalah. Gaming menyajikan situasi yang menyenangkan
yang mana pebelajar menetukan aturan-aturan sebagaimana mereka
bekerja keras untuk mencapai sasaran tantangan. Satu bentuk kebiasaan
dari belajar game adalah berkaitan untuk bagaimana belajar berbisnis.
8. Simulation: Simulasi melibatkan pebelajar menghadapi suatu versi
berskala kecil dalam situasi yang nyata. Simulasi mungkin melibatkan
dialog partisipan, memanipulasi bahan dan perlengkapan , atau
berinteraksi dengan sebuah komputer. Ketrampilan pribadi dan
eksperimen-eksperimen laboratorium dalam ilmu fisika sangat populer
untuk disimulasi.
9. Discovery: Metode ini menggunakan suatu induktif, atau pemeriksaan,
pendekatan untuk pembelajaran. Tujuan metode ini adalah untuk
membantu meningkatkan pemahaman yang dalam akan isi yang terkait
dengan penemuan itu sendir. Prosedur yang ditemukan pebelajar mungkin
sebelumnya berasal dari pengalaman, didasarkan informasi dalam refensi
buku, atau disimpan dalam database komputer. Metode ini juga dapat
berasumsi dapat membantu para siswa untuk mencari informasi yang
mereka ingin ketahui tentang topik spesifik yang menarik untuk mereka.
10. Problem Solving: proses pemecahan masalah yang melibatkan siswa yang
aktif. Siswa berangkat dengan pengetahuan yang terbatas, tetapi sejalan
dengan panutan kolaboraitif dan konsultasi mereka berkembang,
mejelaskan, dan mempertahankan suatu solusi atau posisi di masalah. Hal
ini menggunakan kenyataan mendasar, bahan-bahan utama masalah yang
diperkenalkan oleh media (contohnya, kasus-kasus yang di tulis, dasar-
dasar komputer, sketsa dari videotape). Sebagai bagain dalam
memecahkan masalah, siswa pergi ke pusat perpustakaan media dan
mengakses database komputer sejalan juga dengan internet. Pebelajar
mengambil banyak kesempatan untuk mereka pelajari sebagaimana
mereka di tempatkan dalam ”sepatu” seseorang berperan menghadapi
masalah dalam dunia nyata. Menyangkut hasil analisis, penyusunan
masalah, pemecahan masalah, dan ketrampilan berpikir kritis. Dari
pengetahuan ini ”dipelajari” dengan demikian siswa dapat
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang autentik.
Hasil-hasil yang lain menyangkut pembelajaran ketrampilan kolaboratif
dan ketrampilan-ketrampilan kelompok merupakan hal yang sangat
penting dalam dunia kerja sekarang ini.
TECHNOLOGY
Kata teknologi selalu memiliki konotasi yang beragam, berkisar dari sekedar
perangkat keras untuk pemecahan masalah. Sebagai pemecah masalah dalam
defenisi yang dikutip oleh John Kenneth Galbaraith: ”Penerapan sistematika
pengetahuan ilmiah diatur untuk tugas-tugas praktis”.
Penggunaan teknologi sebagai proses disoroti dalam defenisi teknologi
pembelajaran yang diberikan oleh perkumpulan profesional dalam bidang ini:
”teori dan praktek mendesain, pengembangan, penggunaan, manajemen, dan
proses evaluasi, dan sumber pembelajaran” (Seels & Richey, 1994).
Saat ini, ketika sebagian besar orang mendengar kata teknologi, mereka akan
berpikir mengenai produk teknologi seperti; komputer, CD Player, dan pesawat
ruang angkasa. Ini merupakn satu jenis teknologi yang akan menjadi acuan bagai
seorang teknolog pembelajaran untuk digunakan untuk tujuan pembelajaran.
Bila teknologi mengacu pada proses untuk meningkatkan pembelajaran, maka
penulis akan menyebutnya sistem pembelajaran. Suatu sistem pembelajaran
terdiri dari komponen yang terkait dan bekerjasama, secara efisien dan dapat
diandalkan, dalam kerangka tertentu untuk memberikan aktivitas belajar yang
diperlukan demi mencapai tujuan belajar.
Salah satu peran media dan teknologi yang paling penting adalah untuk
memberikan katalis bagi perubahan dalam lingkungan pembelajaran. Penggunaan
media yang efektif mengharuskan instruktur memiliki pengaturan yang lebih baik,
memikirkan tujuannya, menggati rutinitas kelas setiap hari, dan mengevaluasi
secara luas untuk menentukan dampak pembelajaran pada kemampuan mental,
perasaan, nilai, ketrampilan interpersonal, dan ketrampilan motorik.
DAFTAR RUJUKAN
Pengertian Belajar 2
Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa - Ditinjau dari guru, perlakuan
(treatment) terhadap materi pembelajaran berupa ...
Sumber Bahan Ajar - Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan
ajar dapat ...
Kecerdasan Emosional
Tags