Suatu sore Kakshi termenung sambil duduk di atas dahan pohon, ia memikirkan
akan masa depanya yang kurang baik bila hanya tinggal dan bekerja di desa saja. Di
dalam pikirannya timbul keinginan untuk mengadu nasib ke Kota Konoha, di mana
kota tersebut adalah ibukota dari negara Api dan pusat perdagangan maupun
industri terbesar.
Akhirnya, Kakashi membulatkan tekat serta meminta izin kepada kakeknya untuk
merantau. Dia berkata kepada si kakek, "Kek, aku ingin pergi merantau untuk
menyongsong masa depan kita agar lebih baik." Kakek pun kaget atas ucapan cucu
semata wayan tersebut, "Apa? Kamu mau merantau, Cu? Apa kamu sudah enggak
sayang dengan kakek?" Iapun menjawab dengan nada lembut dan
meyakinkan, "Bukan begitu, Kek. Kakashi hanya ingin mengubah keadaan ekonomi
kita dan kelak kalau sudah sukses kakekpun akan aku bahagiakan. Aku juga takut
jika terus hidup dalam kemiskinan seperti ini tidak ada wanita yang mau denganku
dan akupun akan menjadi jones akut."
Dengan perasaan bingung dan takut kehilangan cucu sekaligus keluarga satu-
satunya namun tetap memikirkan keinginan Kakashi, kakeknyapun menjawb,
"Sebetulnya kakek tidak rela bila kamu harus pergi jauh. Tapi bila itu kemauanmu
dan pilihan terbaik bagimu apa boleh buat, aku cuma bisa memberikan restu."
Akhirnya sampailah di Stasiun Kota Konoha dan mereka berdua berpisah untuk
menuju tujuan masing-masing. Kakashi yang katrok dia merasa keheranan melihat
suasana kota yang megah dipenuhi gedung-gedung tinggi, air mancur, dan
kendaraan canggih. Dalam hatinya dia bertanya, " Rumah tumpuk-tumpuk gini kok
enggak ambruk, ya? Itu air kok muncrat-muncrat terus apa jangan-jangan kesurupan
jin?"
Singkat cerita Kakashi akhrinya terbiasa dengan kehidupan kota besar dan dia juga
sudah mendapatkan pekerjaan menjadi satpam rumah seorang jenderal dengan
nama Minato. Kakashi menikmati hari-harinya bekerja sebagai petugas keamanan
hingga di suatu malam kejadian tak disangka olehnyapun terjadi.