Seperti pernah saya singgung, ditinjau dari perubahan harokat akhir hurufnya,
kalimat dalam Bahasa Arab bisa dibedakan menjadi mabni dan mu’rob.
Isim, pada dasarnya adalah mu’rob, kecuali beberapa jenis isim yang mabni.
Sedangkan fiil mudhari, ada yang mabni dan ada yang mu’rob.
Pengertian I’rob
Apa yang dimaksud dengan i’rob?
Kebalikan dari i’rab adalah bina, yaitu tidak adanya perubahan akhir kata
meskipun ada amil yang masuk padanya.
Yap.
isim
fiil mudhari.
Harf, fiil madhi dan amr, tidak akan pernah menerima i’rab.
alif
wawu
ya’
fathah
kasrah
nun
membuang huruf ‘illat
Jamak taksir
Asmaul khomsah
NASHO
1. Fathah Isim mufrad
B
Jamak taksir
Jamak taksir
Isim tatsniyah
Pembagian I’rob
Dari definisi arti i’rab di atas, kita bisa membedakan i’rab menjadi dua: lafdzi (
)اإلعراب اللفظيdan taqdiri ()اإلعراب التقديري
Yaitu perubahan akhir kata yang dapat dilihat tandanya dalam tulisan dan
tidak ada yang mencegahnya dalam pelafadzan.
Contohnya seperti lafadz َر ُج ٌلyang dibaca dan ditulis rojulan saat nashob serta
dibaca dan ditulis rojulin saat jar/khofdh.
I’rab taqdiri ()اإلعراب التقديري
I’rab taqdiri adalah perubahan akhir kata yang tidak tampak tandanya pada
tulisan, hanya dikira-kirakan, karena ada sesuatu yang mencegahnya seperti
karena ‘udzur dan berat di lidah orang Arab.
1. Isim maqshur
Isim maqshur adalah isim mu’rab yang huruf akhirnya berupa alif lazimah.
Tanda i’rab pada isim maqshur adalah dhommah, fathah, dan kasroh yang
dikira-kirakan pada huruf illatnya.
Rofa‘: َج اَء اْل َفَتى, telah datang seorang pemuda. Tanda rofa’ pada
kalimat اْل َفَتىberupa dhommah yang dikira-kirakan pada alif
lazimah.
Nashob: َر َأْيُت اْل َفَتى, aku melihat seorang pemuda. Tanda nashob
pada kalimat اْل َفَتىberupa fathah yang dikira-kirakan.
Jer: َمَر ْر ُت اْل َفَتى, aku berpapasan dengan Zaid. Tanda jar pada kata
اْل َفَتىberupa kasroh yang dikira-kirakan.
2. Isim manqush
Isim manqush adalah isim mu’rob yang huruf akhirnya berupa ya lazimah
dan huruf sebelum akhir berharokat kasroh.
Saat rofa dan jer: berupa dhommah dan kasroh yang dikira-
kirakan.
Saat nashob: berupa fathah dzohir.
Contohnya:
Rofa‘: َج اَء اْل َقاِض ي, tanda rofa pada kalimat اْل َقاِض يberupa dhommah
yang dikira-kirakan.
Nashob: َر َأْيُت اْل َقاِض َي, tanda nashob pada kalimat اْل َقاِض َيberupa
fathah dzahir.
Jer: َمَر ْر ُت ِباْل َقاِض ي, tanda jernya berupa kasroh yang dikira-kirakan.
3. Isim yang dimudhofkan kepada ya’ mutakallim
Contohnya: َاِخ ي، َاِبي، َمْدَر َسِتي، ِك َتاِبي،َبْيِتي.
Contohnya:
Rofa‘: Surat yusuf ayat 80, َح ّٰت ى َيْأ َذَن ِلْٓي َاِبْٓي. Sampai ayahku
mengizinkan (untuk kembali). َاِبْٓيdi sini berkedudukan rofa’
tandanya dengan dhommah muqoddaroh.
Nashob: Surat al Qashash ayat 25, ِاَّن َاِبْي َيْدُعْو َك. Sesungguhnya
ayahku mengundangmu. َاِبْيdi sini berkedudukan nashob,
tandanya dengan fathah muqoddaroh.
Jer: Surat Asy-syu’ara ayat 86, َو اْغ ِفْر َاِلِبْٓي. Dan ampunilah ayahku.
َاِبْيdi sini berkedudukan jar, tandanya dengan kasroh
muqoddaroh.
4. Fi’il mudhari mu’tal akhir dengan alif
Contohnya:
Tanda i’rob rofa’ dan nashobnya dengan dhommah dan fathah muqoddaroh.
Sementara dalam keadaan jazm, tanda i’robnya lafdzi, bukan taqdiri, berupa
hadzf harfil illat.
Contohnya:
Rofa‘: َلَع َّلَك َتْر َض ى, tanda rofa berupa dhommah muqoddaroh di
kata َتْر َض ى.
Nashob: َو َلْن َتْر ٰض ى َع ْن َك اْل َيُهْو ُد َو اَل الَّنٰص ٰر ى َح ّٰت ى َتَّتِبَع ِم َّلَتُهْم. Tanda nashob
pada َتْر ٰض ىberupa fathah muqoddaroh.
5. Fi’il mudhari mu’tal akhir dengan wawu dan ya
Mu’tal akhir dengan wawu contohnya: َيتعُلو، َيْدُعو.
Isim mufrad.
Jamak taksir.
Jamak muannats salim.
Fi’il mudhori’ yang akhirnya tidak bertemu sesuatu.
Mu’robat bil harakat
Terdiri dari:
Isim tatsniyah.
Jamak mudzakkar salim.
Asmaul khomsah.
Asmaul khomsah.
Kesimpulan
Materi yang dibahas pada i’rob adalah perubahan akhir dari suatu kalimat
(kata).