Apakah pendidikan melegitimasi atau melanggengkan sistem dan struktur sosial yang ada ?
ataukah
Pendidikan harus berperan kritis dalam melakukan perubahan sosial dan transformasi menuju
dunia yang lebih adil ?
1. KONSERVATISME
2. LIBERALISME
3. KRITIS
1. Ideologi Konservatif
stratifikasi masyarakat merupakan hukum alam (ketentuan sejarah atau hukum Tuhan);
perubahan sosial bukan merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan, karena perubahan
akan membuat kesengsaraan;
masyarakat tidak bisa merencanakan perubahan, hanya Tuhan lah yang mampu
menentukan keadaan masyarakat;
masyarakat tidak memiliki kekuatan atau kekuasaan untuk merubah kondisi mereka;
orang-orang miskin, buta huruf, tertindas adalah nasib yang mereka buat sendiri (karena
salah mereka sendiri), karena masih banyak orang lain yang ternyata bisa bekerja keras
dan sukses;
Harmoni / keseimbangan penting dalam masyarakat untuk menghindari konflik.
2. Ideologi liberal
STRUKTURAL FUNGSIONAL:
Salah satu proposisi teori struktural fungsional yang mendukung pemikiran liberal/konservatif :
pendidikan sebagai sarana untuk menstabilkan norma dan nilai-nilai masyarakat (maka
perlu ada sosialisasi dan proses reproduksi nilai-nilai dasar masyarakat).
pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan individu, melindungi hak dan
kebebasan individu.
Perubahan sosial mungkin terjadi tetapi dengan tujuan untuk menjaga stabilitas jangka
panjang.
Paham LIBERALISME INDIVIDUALISME BANGKITNYA KELAS
MENENGAH KAPITALISME
PERSAMAAN IDEOLOGI KONSEVATIF DAN LIBERAL :
pendidikan adalah a-politik
EXCELLENCE harus menjadi target utama pendidikan
Pengaruh liberalisme dalam teori dan teknik pendidikan :
mengutamakan prestasi melalui kompetisi /persaingan antar murid;
merangking murid untuk menentukan yang terbaik
model pendidikan masyarakat yang digunakan antara lain : Achievement Motivation
Training (AMT), training management, relasi kewiraswastaan, pelatihan pengembangan
masyarakat (community development), dll.
3. IDEOLOGI KRITIS
Didasarkan atas pemikiran Paolo Freire, terutama tentang kesadaran manusia. Menurut Freire,
kesadaran manusia terdiri atas tiga tahap:
a. manusia tidak mampu mengetahui kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya
pendidikan tidak memberikan kemampuan analisis yang mengaitkan antara sistem dan struktur
dalam menangani permasalahan masyarakat.
c. pendidikan cenderung diterima secara dogmatis, tanpa ada mekanisme untuk memahami
makna dari setiap konsep kehidupan masyarakat.
c. lebih menekankan pada man power development sebagai kunci pemicu perubahan.
a. Sistem dan struktur lah yang menjadi sumber masalah, bukan manusianya.
b.Pendidikan difungsikan untuk dapat menciptakan ruang dan kesempatan agar peserta didik
mampu melibatkan diri pada proses penciptaan struktur yang lebih baik.
2. mampu melakukan analisis tentang bekerjanya sistem dan struktur dan dapat melakukan
transformasi terhadapnya.
PENDIDIKAN KRITIS MEYAKINI BAHWA HAL-HAL BERIKUT INI ADALAH
YANG DAPAT MEMBISUKAN MANUSIA :
ketidakadilan kelas;
diskriminasi gender;
hegemoni kultural dan politik
Dominasi (diskursus yang membius kesadaran masyarakat)
pada polemik tentang perbedaan proses belajar-mengajar antara yang berpaham pedagogi
dan androgogi.
KNOWLES, memperkenalkan kedua perbedaan tersebut, terutama pada perbedaan obyek dan
seni mendidik obyek
PEDAGOGI ANDROGOGI
1. ALIRAN REPRODUKSI
2. ALIRAN PRODUKSI
4. Erich Fromm meletakkan dasar teori pembebasan dari perspektif psikologi kritis
6. Paulo Freire makna pembebasan lebih pada kebangkitan kesadaran kritis masyarakat
(proses konsientasi dan humanisasi)
Merupakan mazhab pendidikan yang meyakini adanya muatan politik dalam semua
aktifitas pendidikan. disebut juga sebagai aliran kiri, karena orientasi politiknya
berlawanan dengan mazhab liberal & konservatif.
Disebut juga sebagai the new sociology of education atau critical theory of
education
Mazhab ini tidak merepresentasikan satu gagasan yang tunggal dan
homogenpendukung mazhab disatukan dengan satu tujuan yang sama:
memberdayakan kaum tertindas dan mentransformasikan ketidakadilan sosial yang
terjadi di masyarakat melalui media pendidikan.
Mazhab ini berbasis pada keadilan dan kesetaraan.
Visi pendidikan kritis: bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial,
kultural, ekonomi, dan politik yang lebih luas.
Institusi pendidikan tidak netral, independen, dan bebas dari berbagai kepentingan, tetapi
justru menjadi bagian dari institusi sosial lain yang menjadi ajang pertarungan
kepentingan.
Pendidikan harus dipahami dalam kerangka relasi-relasi antara pengetahuan, kekuasaan
dan ideologi berbagai kepentingan inilah yang membentuk wajah institusi pendidikan
yang akan mempengaruhi subyektivitas manusia.
Oleh karena itu perlu membangun kesadaran kritis peserta didik agar mereka mampu
mendemistifikasi kepentingan ideologis yang menyelimuti realitas. Melalui kesadaran kritis,
maka penindasan, dominasi, dan eksploitasi dapat dibongkar dan diperangi.
Culture of positivism
Rasionalitas teknokrat/instrumental
Kodifikasi:
Proses mempresentasikan fakta yang diambil dari kehidupan peserta didik dan kemudian
memasalahkannya (problematizing)
Dekodifikasi:
Proses pembacaan atas fakta-fakta tersebut melalui dua metode: deskriptif dan analitis
Dengan cara-cara tersebut, maka relasi-relasi antar kategori (ideologi, ras, gender, kelas,
pendidikan) dalam membentuk realitas dapat dipahami.
Untuk mendukung peningkatan kesadaran kritis, ada tiga tahap dasar dalam pendidikan kritis
yang diajarkan di kelas: