MODUL : STRUKTUR KEILMUAN PAI / KB 3 JURNAL : ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PERSPEKTIF PEDAGOGIK KRITIS
A. 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan
ajar. 1. Pendidikan sebagai Politik. Konsep ini mengemukakan bahwa semua aktivitas pendidikan memiliki dimensi politis yang signifikan. Pendidikan tidak netral, dan kebijakan pendidikan serta cara guru mengajar memiliki implikasi politis. Ini berarti bahwa pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang kekuasaan dan ideologi. Pendidikan dapat digunakan sebagai alat untuk mendukung atau mengkritik struktur sosial dan kebijakan. 2. Membangun Kesadaran Kritis. Konsep ini menekankan bahwa tujuan pendidikan Islam bukan hanya pembentukan karakter moral peserta didik, tetapi juga pembangunan kesadaran kritis. Peserta didik perlu menyadari konteks sosial yang memengaruhi kehidupan mereka, termasuk dimensi- dimensi seperti gender, ras, agama, politik, etnik, dan budaya. Dengan kesadaran kritis ini, mereka dapat menjadi agen yang aktif dalam memahami dunia sekitar mereka dan berkontribusi pada pembentukan sejarah manusia. Pendidikan Islam perlu menghindari proses pembelajaran yang non-dialogis dan lebih menekankan pada dialog dan pemahaman yang mendalam. 3. Pendidikan Islam sebagai Productive Force (Pendidikan Islam sebagai Kekuatan Produktif). Konsep ini mengajukan pertanyaan tentang apakah pendidikan Islam telah menjadi kekuatan produktif atau reproduktif dalam proses transformasi sosial. Lebih banyak institusi pendidikan Islam cenderung menjadi kekuatan reproduktif, karena terdapat disparitas dalam kualitas antar lembaga pendidikan Islam dan non-Islam. Namun, pendidikan Islam memiliki potensi untuk menjadi kekuatan produktif jika mampu memberikan pendidikan berkualitas yang tetap dapat diakses oleh masyarakat pedesaan. Hal ini dapat membantu meningkatkan mobilitas sosial kelas menengah bawah.
B. Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar
dengan realitas social. Paulo Freire adalah salah satu tokoh utama dalam pengembangan pedagogik kritis. Ia mengembangkan konsep pendidikan sebagai alat pemberdayaan bagi kaum tertindas. Pandangannya bahwa pendidikan harus digunakan untuk membangun kesadaran kritis di antara individu-individu yang tertindas, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perubahan sosial, sangat relevan dalam konteks ini. Menjelaskan bahwa pendidikan dalam pandangan pedagogik kritis adalah sebuah proses politis. Ini berarti bahwa semua aspek pendidikan, mulai dari pengajaran hingga pemilihan pengetahuan yang diajarkan, memiliki implikasi politis. Ini juga mengacu pada konsep bahwa pendidikan tidak bisa dianggap netral; ia selalu dipengaruhi oleh ideologi, kekuasaan, dan kepentingan tertentu. Materi tersebut juga membahas pengaruh pilihan pengetahuan dalam pembentukan subjektivitas peserta didik. Hal ini mengacu pada gagasan bahwa apa yang diajarkan dalam kurikulum memiliki dampak besar pada cara peserta didik memahami dunia dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam masyarakat. Materi ini mengajukan pertanyaan penting tentang peran pendidikan Islam dalam hubungannya dengan kehidupan publik. Apakah pendidikan Islam lebih mempengaruhi kehidupan publik atau sebaliknya? Ini berkaitan dengan pertimbangan antara idealisme dan pragmatisme dalam pendidikan Islam. Idealisme menekankan kontribusi pendidikan Islam dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan demokratis, sementara pragmatisme lebih menekankan persiapan peserta didik untuk dunia kerja. Ini menggambarkan tantangan dalam menentukan orientasi pendidikan Islam.
C. Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam
pembelajaran bermakna. Siswa akan memahami bahwa pendidikan dapat menjadi alat untuk memberdayakan individu-individu yang tertindas. Mereka akan merenungkan bagaimana pemikiran Freire tentang pendidikan yang membangun kesadaran kritis dapat membantu individu-individu untuk melihat dan mengatasi ketidakadilan dalam masyarakat. Proses Politis dalam Pendidikan. Siswa akan menyadari bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang kekuasaan dan politik. Mereka akan menggambarkan bagaimana setiap aspek pendidikan, termasuk kurikulum dan metode pengajaran, dapat mencerminkan nilai-nilai dan kepentingan tertentu dalam masyarakat. Pengaruh Pilihan Pengetahuan. Siswa akan mempertimbangkan bahwa pengetahuan yang diajarkan dalam pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dunia peserta didik. Mereka akan merenungkan bagaimana pemilihan pengetahuan dapat memengaruhi cara individu memahami realitas sosial dan bagaimana mereka berpartisipasi dalam masyarakat. Pendidikan Islam dan Kehidupan Publik. Siswa akan mempertimbangkan peran pendidikan Islam dalam hubungannya dengan kehidupan publik. Mereka akan memikirkan apakah pendidikan Islam lebih fokus pada idealisme, yaitu menciptakan masyarakat yang lebih adil, atau pragmatisme, yaitu persiapan peserta didik untuk dunia kerja. Siswa akan merenungkan tantangan dalam menentukan arah pendidikan Islam di tengah berbagai pertimbangan ini. Hasil dari kontekstualisasi dalam pembelajaran bermakna adalah bahwa siswa tidak hanya menguasai informasi tentang Paulo Freire dan pendidikan kritis, tetapi juga dapat mengaitkan konsep-konsep ini dengan kehidupan nyata dan memikirkan implikasi mereka dalam konteks sosial, politik, dan pendidikan Islam. Hal ini akan membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih berpikiran kritis dan aktif dalam merumuskan pandangan dan tindakan mereka terhadap isu-isu pendidikan dan masyarakat.