Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAAMIN AL AMRI KHOIRI

NIM : 11211110000115
PENDEKATAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Teori pendekatan, kontribusi, dan pandangan postmodernist

Pendekatan fungsional dalam sosiologi pendidikan memandang pendidikan sebagai bagian penting dalam
menjaga stabilitas sosial dan memenuhi fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Inti dari pendekatan ini adalah
untuk memahami bagaimana sistem pendidikan berkontribusi terhadap integrasi dan stabilitas sosial dengan
menyediakan norma, nilai, dan pengetahuan yang diperlukan agar berfungsi dalam masyarakat. Pendekatan ini
meyakini bahwa pendidikan mempunyai peran positif dalam menjaga ketertiban sosial dan mengajarkan nilai-nilai
sosial yang diperlukan untuk keberhasilan individu dalam masyarakat.

Pendekatan konflik dalam sosiologi pendidikan menyoroti kesenjangan sosial dan konflik kepentingan yang
terkait dengan sistem pendidikan. Laporan ini mengidentifikasi kesenjangan dalam akses terhadap pendidikan,
kualitas pendidikan yang diterima, dan hasil pendidikan, serta konflik kepentingan antara kelompok sosial yang
berbeda. Dalam kerangka pendekatan konflik, pendidikan dapat memperkuat kesenjangan kelas sosial, gender, ras
atau etnis. Hal ini dapat terjadi karena faktor-faktor seperti terbatasnya akses terhadap sumber daya pendidikan,
perbedaan pendanaan sekolah, atau kurikulum yang tidak mencerminkan keberagaman pengalaman individu.
Pendekatan ini menekankan pentingnya mengkaji konflik kepentingan dalam pendidikan dan bagaimana pendidikan
dapat digunakan sebagai alat untuk mempertahankan hierarki sosial.

Pendekatan interpretatif dalam sosiologi pendidikan lebih menitikberatkan pada pemahaman subjektif
individu dalam konteks pendidikan. Ini berupaya untuk memahami pandangan, persepsi, dan interpretasi siswa,
guru, dan aktor dalam lingkungan pendidikan. Pendekatan ini mengeksplorasi makna yang diberikan individu
terhadap pengalamannya dalam pendidikan. Dalam kerangka pendekatan interpretatif, pendidikan tidak hanya
dipandang sebagai lembaga penyampai pengetahuan dan nilai-nilai, tetapi juga sebagai tempat individu
mengembangkan identitas, budaya, dan pemahamannya terhadap dunia. Hal ini termasuk mengkaji bagaimana
pengalaman belajar dan sosialisasi individu di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan pribadi mereka.

John W. Meyer adalah seorang sosiolog yang telah memberikan kontribusi penting dalam bidang sosiologi
pendidikan. Kontribusinya terutama berfokus pada pemahaman sistem pendidikan dan dampaknya terhadap
masyarakat. Salah satu kontribusi Meyer adalah Teori Politik Dunia (World Pattern Theory): Salah satu kontribusi
John Meyer yang paling terkenal adalah pengembangan teori “Polititas Dunia” atau teori pola dunia. Teori ini
menggambarkan pendidikan sebagai bagian integral dari sistem global yang lebih besar. Menurut Meyer, ide dan
model pendidikan menyebar ke seluruh dunia secara seragam melalui proses yang disebut “isomorfisme budaya”.
Dengan kata lain, lembaga pendidikan di berbagai negara cenderung mengadopsi model pendidikan yang dianggap
berhasil di tingkat internasional. Teori Institusionalisme, Meyer juga dikenal karena mengembangkan teori
institusionalisme dalam konteks pendidikan. Ia memahami pendidikan sebagai suatu lembaga yang dipengaruhi
oleh norma, nilai, dan aturan sosial yang mengatur perilaku dan organisasi dalam masyarakat. Pendekatan ini
membantu kita memahami bagaimana lembaga pendidikan berinteraksi dengan lembaga lain di masyarakat.

Bourdieu mengembangkan konsep “modal budaya”, yang ia bagi menjadi tiga jenis: modal budaya yang
tergabung (pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh individu), modal budaya yang diobjektivasi (buku,
seni, dan sumber daya budaya lainnya), dan modal budaya yang digabungkan. (keterampilan). tindakan sosial dan
individu). Bourdieu berpendapat bahwa pendidikan berperan dalam melestarikan dan mengkategorikan
masyarakat, menciptakan dan memelihara kesenjangan sosial. Masyarakat yang memiliki tingkat modal budaya
yang lebih tinggi cenderung lebih sukses dalam pendidikan, sehingga menciptakan siklus reproduksi kesenjangan
sosial. Bourdieu menekankan pentingnya simbolisme budaya dalam pendidikan, termasuk bahasa, norma, dan
NAMA : MUHAAMIN AL AMRI KHOIRI
NIM : 11211110000115
nilai-nilai sosial. Ia mengklaim bahwa bahasa dan simbolisme budaya memiliki peran penting dalam membedakan
dan mengkategorikan individu dalam masyarakat.

Anthony Giddens adalah seorang sosiolog Inggris yang terkenal dengan teori "strukturasi" dan
pemikirannya tentang modernitas. Dalam konteks sosiologi pendidikan, Giddens mengemukakan beberapa konsep
pokok. Strukturasi: Giddens memperkenalkan teori strukturasi, yang menggambarkan pendidikan sebagai hasil
interaksi antara struktur sosial (seperti kebijakan dan norma pendidikan) dan tindakan individu. Hal ini menyoroti
pentingnya agensi individu dalam membentuk dan mempengaruhi struktur sosial. Modernitas: Giddens mengkaji
peran pendidikan dalam masyarakat modern. Ia berpendapat bahwa pendidikan adalah salah satu aspek kunci
dalam membentuk modernitas, termasuk proses seperti individualisasi dan desentralisasi. Refleksivitas: Konsep
refleksivitas dalam pemikiran Giddens menunjukkan bahwa individu dalam masyarakat modern mempunyai
kemampuan untuk melakukan refleksi dan mengubah perilakunya. Pendidikan mempunyai peran penting dalam
mengembangkan kemampuan reflektif tersebut.

Pandangan para postmodernis kritis mengenai masyarakat, budaya, dan ilmu pengetahuan memiliki ciri
khasnya sendiri. Mereka memandang realitas sebagai konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh kekuatan, bahasa,
dan narasi, dan mereka mengklaim klaim-klaim otoritas atau kebenaran absolut. Namun, seperti halnya dengan
setiap aliran pemikiran, pandangan kritis postmodernis juga mendapat kritik dan kontroversi. Para postmodernis
kritis percaya bahwa realitas adalah konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh kekuasaan, ideologi, dan bahasa.
Mereka menekankan bahwa pengetahuan dan kebenaran adalah produk dari narasi dan pemahaman kolektif.
Mereka skeptis terhadap narasi atau cerita dominan yang diberikan oleh institusi, media, dan pemerintah. Mereka
berpendapat bahwa narasi ini sering digunakan untuk mempertahankan kekuasaan dan memarginalkan kelompok-
kelompok tertentu. Selain itu, Postmodernis kritis juga menghargai pluralisme dan heterogenitas dalam
masyarakat. Mereka menekankan pentingnya mendengarkan berbagai perspektif dan pengalaman yang berbeda.
Dan mereka memandang masyarakat sebagai sesuatu yang dinamis dan berubah dengan cepat, dan mereka
menilai bahwa pendekatan yang staratis atau dogmatis kurang relevan dalam konteks yang berubah ini.

Kemudian Kritik terhadap Para Postmodernis Kritis. Salah satu kritik utama terhadap postmodernisme
adalah bahwa pandangan mereka tentang realitas yang sangat konstruksi sosial dapat mengarah pada relativisme
berlebihan. Beberapa berpendapat bahwa tanpa kerangka yang stabil, sulit untuk membedakan antara kebenaran
dan pandangan yang salah. Kritik lainnya adalah bahwa postmodernis kritis sering kali terlalu fokus pada
dekonstruksi dan kritik terhadap narasi yang ada tanpa memberikan alternatif konstruktif atau solusi yang konkret.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa postmodernisme cenderung mengabaikan bukti empiris dan data yang
dapat diverifikasi dalam upaya untuk menyoroti konstruksi sosial. Ini dapat menjadi masalah dalam bidang ilmu
sosial dan ilmu pengetahuan lainnya. Kritik lainnya adalah bahwa pandangan postmodernisme cenderung tidak
memiliki dasar etika yang jelas. Tanpa kerangka etika yang konsisten, sulit untuk menilai tindakan atau kebijakan
secara moral.

Saya menggunakan pendekatan Konflik dan Interpretatif untuk membuat analisis film “Guru-Guru Gokil”.
Pendekatan Interpretatif dalam film tersebut dapat kita lihat pada pemeran utama yaitu Taat yang awal mulanya
sangat tidak menyukai profesi guru, namun karena Taat yang tidak memiliki uang untuk mendaftar kerja di kapal
pesiar, Taat pun harus menjadi guru sementara di sekolah. Dalam perkembangan film tersebut Taat yang tadinya
enggan menjadi guru, lama kelamaan pun Taat menyukai profesi tersebut dan akhirnya memutuskan untuk menjadi
guru tetap di sekolah tersebut. Disini kita bisa melihat bagaimana dalam kerangka pendekatan interpretatif,
pendidikan tidak hanya dipandang sebagai lembaga penyampai pengetahuan dan nilai-nilai, tetapi juga sebagai
tempat individu mengembangkan identitas, budaya, dan pemahamannya terhadap dunia. Taat yang tadinya tidak
menyukai profesi tersebut akhirnya malah memilih untuk menjadi guru tetap dari pada kerja di kapal pesiar.
NAMA : MUHAAMIN AL AMRI KHOIRI
NIM : 11211110000115
Kemudian pendekatan konflik dalam film tersebut bisa dilihat pada niat Taat yang menjadi guru hanya
untuk sebagai batu loncatan dia agar bisa mendapatkan uang dan bekerja di pelayaran. Berbeda dengan guru-guru
lain yang mengajar dengan ikhlas, dalam film tersebut para guru terlihat tidak sejahtera dari faktor ekonomi. Pada
scane dimana para guru bekerjasama untuk mengambil uang pensiunan, terdapat beberapa kepentingan, Taat yang
ingin mendapatkan uang untuk mendaftar kerja, sedangkan guru lainnya ingin mendapatkan haknya.

Anda mungkin juga menyukai