Anda di halaman 1dari 5

Apriyani Dwi Ningrum

11201110000056

Pendekatan dalam sosiologi pendidikan

Fungsional, Konflik, Simbol

1. Apa saja pendekatan yang telah dikembangkan untuk mempelajari masalah-masalah pendidikan dari
perspektif sosiologi?
Jawab : pembahasan kali ini ialah mengenai pendekatan yang terdapat pada cabang ilmu sosiologi
pendidikan, dimana pendekatan ini diperoleh dari teori-teori sosiologi yang sudah ada sejak dahulu.
Teori sosiologi dalam hal ini digunakan sebagai alat untuk memahami sutau fenomena berdasarkan
kenyataan yang ada. Pada pembahasan mengenai masalah-masalah pendidikan, terdapat empat teori
sosiologi yang digunakan sebagai acuannya. Diantaranya ialah teori struktural fungsional, teori
struktural konflik, teori interaksionisme simbolik, dan teori pertukaran.
 Teori struktural fungsional
Teori ini menjelaskan bahwa setiap struktur mempunyai fungsinya masing-masing. Sebagai
contoh, seorang dosen dan mahasiswa. Seorang dosen mempunyai fungsinya sebagai
pengajar serta berhak memberikan nilai sesuai dengan hasil belajar mahasiswa; kemudian
seorang mahasiswa yang memiliki tujuan untuk mencari ilmu. Tentunya kita bisa melihat
bahwa dosen dalam hal ini mempunyai fungsi yakni sebagai pengajar. Fungsi bukan hanya
dilihat dari struktur antara dosen dan mahasiswa, tetapi semua hal yang pastinya
mempunyai fungsi. Kemudian, Asumsi dasar yang diterapkan pada teori struktural
fungsionalis ialah:
- Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara relatif stabil dan
teratur.
- Elemen-elemen terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik
- Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi yaitu memberikan sumbangan pada
bertahannya struktur sebagai suatu sistem
- Setiap struktur yang fungsional dilandaskan pada suatu konsensus nilai di antara para
anggotanya
 Teori struktural konflik
Teori ini menjelaskan bahwa dalam sebuah struktur yang mempunyai fungsi, juga terdapatx
konflik. Konflik ini bisa terjadi karena perbedaan tujuan atau kepentingan yang berbeda.
Misalnya pada kasus dosen dan mahasiswa, ketika seorang mahasiswa tidak menerima nilai
yang telah diberikan dosen kepadanya. Karena mahasiswa tersebut merasa dirinya aktif di
dalam kelas dan juga hadir tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dosen mengubah nilai
mahasiswa tersebut agar sesuai dengan hasil belajarnya. Disini kita dapat melihat adanya
perubahan ketika konflik telah terselesaikan. Asumsi pada teori struktural konflik ialah:
- Setiap masyarakat dalam setiap hal, tunduk pada proses perubahan
- Setiap masyarakat dalam setiap hal memperlihatkan pertikaian dan konflik
- Setiap elemen dalam suatu masyarakat menyumbang disintegrasi dan perubahan
- Setiap masyarakat didasarkan pada paksaan dari beberapa anggotanya atas orang lain
 Teori interaksionisme simbolik
Teori ini menjelaskan bahwa manusia juga dapat berinteraksi melalui simbol, dimana simbol
ini memiliki makna. Sebagai contoh ketika seorang guru mengajar geografi di dalam kelasnya;
tentang perputaran bumi, bulan, dan matahari dengan memanggil tiga siswa yang akan
menjadi aktornya. Kita dapat mengetahui bahwa guru tersebut memberi simbol dari ketiga
siswa tersebut sebagai makna dari bumi, bulan, dan matahari. Asumsi pada teori
interaksionisme simbolik ialah :
- Manusia adalah makhluk yang mampu menciptakan dan menggunakan simbol
- Manusia menggunakan simbol untuk saling berkomunikasi
- Manusia berkomunikasi melalui pengambilan peran (role taking)
- Masyarakat terbentuk, bertahan, dan berubah berdasarkan kemampuan manusia untuk
berpikir, untuk mendefinisikan, dan melakukan refreksi diri untuk melakukan evaluasi.
 Teori pertukaran
Teori ini menjelaskan bahwa dunia ini sebagai teori pertukaran, dimana makhluk hidup dapat
saling bertukar ganjaran atau reward. Sebagai contoh seorang mahasiswa yang berangkat
kuliah dengan menebeng motor temannya, kemudian mahasiswa tersebut membelikan
bensin untuk temannya itu. Kita melihat adanya pertukaran yang terjadi pada kedua
mahasiswa tersebut. Asumsi teori pertukaran ini ialah:
- Manusia adalah makhluk yang rasional, mereka memperhitungkan untung dan rugi
- Perilaku pertukaran terjadi ketika makhluk hidup mempunyai tujuan dan cara mencapai
tujuannya ialah melalui interaksi
- Transisi pertukaran terjadi hanya ketika pihak yang terlibat memperoleh keuntungan
dari pertukaran tersebut.
2. Apa kelebihan dan kelemahan masing-masing pendekatan?
 Kelebihan
- Teori struktural fungsionalisme : menghasilkan proyek penelitian empiris yang kaya
tentang hubungan antara pendidikan, prestasi, dan mobilitas.
- Teori konflik : menghasilkan susunan yang kaya dari penelitian komparatif, historis, dan
empiris tentang hubungan antara pendidikan dan reproduksi sosial, antara perluasan
pendidikan dan persyaratan pasar tenaga kerja, dan pada keyakinan dalam
kewarganegaraan.
- Teori interaksionisme simbolik : menghasilkan beragam studi kualitatif dan etnografis
tentang sekolah dan praktik kelas
- Teori pertukaran : menghasilkan hubungan yang cendurung seimbang dan terjaga
 Kelemahan
- Teori struktural fungsionalisme : sangat abstrak dan terlalu menekankan struktur dan
proses pada tingkat analisis sosial (makro-sosiologis).
- Teori struktural konflik : sama seperti teori struktural yakni sangat abstrak dan terlalu
menekankan struktur dan proses pada tingkat analisis sosial (makro-sosiologis).
- Teori pertukaran : kadangkala ada pihak yang merasa dirugikan yang menjadikan satu
pihak menjadi risih
- Teori interaksionisme simbolik : adanya kesalahan pemaknaan terhadap suatu simbol
yang digunakan

3. Apa kontribusi John Meyer dalam pendekatan-pendekatan sosiologi pendidikan?


Jawab : kontribusi John Meyer dalam pendekatan sosiolog pendidikan ialah beliau bersama rekan-
rekannya memberikan sumbangan ilmu berupa teori konflik atau disebut teori institusional yang juga
termasuk kedalam pendekatan sosiologi pendidikan. Meyer berpendapat bahwa perluasan
pendidikan di seluruh dunia tidak disebabkan oleh prasyarat fungsional atau tuntutan pasar tenaga
kerja melainkan keyakinan demokratis pada warga negara bahwa pengembangan pendidikan
merupakan prasyarat untuk menjadi masyarakat sipil. Sama halnya Collins, Meyer percaya bahwa
perluasan pendidikan itu penting. Melalui analisis komparatif, historis, dan kelembagaan bersama
Meyer dan rekan-rekannya. Dalam hal ini, pendidikan dalam kapital budaya dan kapital simbolik
memiliki peranan penting sebagai agen sosialisasi.

4. Bagaimana Bourdieu dan Giddens memiliki pandangan dalam Sosiologi Pendidikan?


Jawab :
- Sumbangan ilmu Bourdieu dalam sosiologi pendidikan ialah pemikirannya tentang
kapital yang dihubungkan dengan pendidikan. Beliau melihat bahwa ada hubungan
antara kapital budaya dengan kapital simbolik. Pada kapital budaya mencakup luas
properti, seni, pendidikan, dan bentuk-bentuk bahasa; atau dalam penjelasan lain,
kapital budaya ialah kepemilikan kompetensi (pengetahuan). Sedangkan kapital simbolik
mencakup prestise, status, otoritas. Kedua kapital tersebut direproduksi dan dilanjutkan
melalui sekolah. Bourdieu mengartikan kapital sosial sebagai sumberdaya aktual dan
potensial yang dimiliki oleh seseorang yang terlembaga serta bersifat dinamis dan juga
memiliki bentuk dukungan kolektif misalnya seperti kepercayaan, altruisme, tidak egois,
dan gotong royong. Sedangkan kapital manusia ialah proses perolehan pengetahuan dan
ketrampilan melalui pendidikan bukan sekedar sebagai suatu kosumtif, melainkan suatu
bentuk investasi sumberdaya manusia.
- Sumbangan ilmu Giddens terhadap sosiologi pendidikan yakni teori strukturasi yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara agensi dan struktur, dimana hubungan antara
keduanya merupakan hubungan dualitas. Kemudian hubungan antara keduanya dapat
dipahami melalui praktik sosial. Praktik sosial dalam hal ini merupakan peristiwa yang
terjadi setiap harinya yang menghasilkan suatu interaksi antara agensi dan struktur.
Giddens berpendapat bahwa institusi memiliki sekumpulan praktik, kemudian adanya
perhatian yang ditujukan pada perubahan institusi disepanjang ruang dan waktu.

5. Bagaimana juga pandangan para postmodernist kritis dan bagaimana krtitik terhadap mereka?
Jawab :
 pandangan para modernist kritis ialah :
- adanya perubahan pada teori-teori lokal
- adanya pemisahan antara teori dan praktek lokal dengan pemikiran modernisnya
- menekankan respon demokratis untuk otoritarianisme dan totalitarianisme
- postmodernisme melihat pemikiran modernis sebagai budaya barat dan patriarki
- percaya bahwa semua wacana sosial dan politik terkait dengan struktur kekuasaan dan
dominasi
- menyadari sifat tertentu pada pengetahuan lokal
 Kritik
- Postmodern dan kritis teori pendidikan sering ditulis dalam bahasa yang sulit dimengerti
- Mereka tidak berpatok pada metode empiris dalam mempelajari sekolah yang membuat
hubungan antara teori dan praktik tidak jelas
- Dan yang terakhir, tidak menyediakan penelitian yang empiris untuk menguji sebuah
premis

6. Buat analisis singkat mengenai Film Guru-Guru Gokil (filmnya Gading Martin) dari 2 perspektif yang
muncul di pembahasan artikel Sadovnik
Jawab: pada film Guru-Guru gokil yang diperankan oleh Gading Martin, dkk. Mencakup beberapa
macam teori yang tersirat didalam film tersebut.
 Teori struktural fungsionalis memperlihatkan adanya struktur keluarga antara ayah dan anak,
pada struktur di sekolah antara kepala sekolah dan para guru-guru, kemudian antara seorang
guru dan seorang murid. Dimana mereka semua memiliki fungsi dalam menjalankan
tugasnya masing-masing.
 Teori konflik memperlihatkan adanya konflik pada struktur keluarga antara ayah dan anak,
dimana seorang anak yang bernama Taat yang diperankan oleh Gading Martin; sejak kecil
Taat menerima amarah dari ayahnya karena nilainya yang jelek, sontak hal ini juga terkait
dengan ayahnya yang merupakan seorang guru. Setelah Taat dewasa, ia ingin mencari jalan
kesuksesannya sendiri selain menjadi guru seperti ayahnya. Kemudian, konflik selanjutnya
ialah ketika Taat melihat peluang kerja sebagai staf kapal pesiar tetapi untuk mendaftar
pekerjaan tersebut ia membutuhkan sejumlah uang yang banyak. Oleh karena itu, ia
terpaksa menjadikan dirinya sebagai seorang guru karena pada saat itu hanya ada lowongan
pekerjaan sebagai guru saja. Setelah Taat mulai mengajar, masalah satu persatu muncul
ketika sekolah kerampokan sejumlah uang yang mana uang itu ialah gaji para guru termasuk
uang pesangon ayah Taat yang akan purna tugasnya sebagai guru. Para guru melakukan
siasat untuk merebut uang itu kembali ketangannya, dan tentunya para guru berhasil
mendapatkan uang itu kembali. Namun, pada saat itu pikiran Taat mulai melenceng ketika ia
hendak mengambil tas yang berisi uang tersebut dengan niat mengambil sejumlah uang
pesangon milik ayahnya; ia terciduk oleh para guru yang sudah menunggu dibelakangnya,
yang akhirnya ia sempat adu mulut dengan para guru lainnya. Konflik lainnya yakni antara
kepala sekolah dan guru, yang ternyata kepala sekolah bersekongkol dengan penjahat yang
mencuri gaji para guru sekaligus kepala sekolah tersebut menghianati para guru. Dan juga
konflik antara orangtua murid dan Taat sebagai gurunya. Orangtua murid mengira Taat
memberikan tugas yang melenceng, tetapi Taat dan muridnya tersebut berhasil menjelaskan
tugasnya tersebut sehingga konflik dapat terselesaikan. Terakhir ketika adanya konflik
mengenai ijasah palsu yang dimiliki Taat untuk mendaftarkan dirinya sebagai guru.
 Teori pertukaran, saya melihat teori pertukaran pada film tersebut ketika Taat mencari
lowongan ke agen penyalur tenaga kerja.ia sempat tertolak, tetapi dengan alasan yang ia
gunakan yakni menggunakan jasa orang untuk menjadi adiknya yang sedang sakit-sakitan
yang akhirnya agen dari penyalur tenaga kerja tersebut kasihan dibuatnya. Teori pertukaran
ini ada ketika orang yang dijadikan sebagai adiknya Taat meminta uang untuk menutup
mulutnya, dan Taat pun menyutujuinya.
 Teori interaksionisme simbolik, saya melihat teori ini ketika Taat yang pada saat itu sudah
menjadi guru mencoba menghalangi perampok yang mengambil uang gaji para guru yang
pada akhirnya Taat kalah dan para perampok berhasil membawa tas yang berisi uang
tersebut. Namun, pada kejadian tersebut Taat berhasil mendapatkan petujuk melalui simbol
tato pada salah satu lengan perampok tersebut. Sehingga memungkinkan Taat beserta guru
lainnya dapat menemukan perampok beserta rekan-rekannya yang lain.
 Pada sumbangan ilmu Bordieu, jelas film tersebut memiliki beberapa kapital yang tersirat
didalamnya. Yakni kapital budaya seperti pendidikan, kemudian kapital sosial soal
kepercayaan antara institusi polisi yang pada saat itu mulai menginterogasi Taat maupun
kepercayaan sesama guru di sekolahan tersebut dan kapital sosial juga dapat dilihat dari
sikap kerjasama antara para guru maupun muridnya dalam menangani masalah seperti kasus
perampokan. Kapital simbolik dapat dilihat ketika Taat mendapatkan ijasah aslinya setelah
menempuh pendidikan. Dan yang terakhir kapital manusia yakni para siswa yang
memperoleh ilmu dari guru disekolah tersebut.
 Sedangkan pada sumbangan ilmu Giddens yakni adanya hubungan agensi dan struktur. Pada
film tersebut diperlihatkan dimana para aktor pada struktur menghasilkan suatu kejadian
pada sebuah institusi.
Apriyani Dwi Ningrum
11201110000056

DAFTAR PUSTAKA

Sadovnik, A. R., & Semel, S. F. (2010). Education and inequality: Historical and sociological approaches to
schooling and social stratification. Paedagogica Historica, 46(1-2), 1-13.

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Ritzer, George and Douglas J Goodman. 2016. Teori Sosiologi “Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Bantul: Kreasi Wacana.

Wadi, Abdul, Moh. Mudzakir.2013. “Strukturasi Perubahan Pendidikan Pesantren Di Madura (Fenomena
Perubahan Pendidikan Pesantren Darussalam Al-Faisholiyah di Sampang Madura)”. Paradigma, 1(3)

Anda mungkin juga menyukai