Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI SOSIOLOGI PENDIDIKAN 05 JUNI 2023

Nama : Denissa Rahmanda

NIM : 2114040059

Kelas : Tadrs Matematika B BP 21

Soal

Carilah minimal 3 teori sosiologi, kemudian analisis dan kaitkan teori tersebut dengan
ilmu pendidikan!

Jawaban:

Teori Dasar Sosiologi


Beberapa teori dasar mengenai sosiologi dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini merupakan hasil dari imajinasi Emile Durkheim yang membayangkan
masyarakat sebagai suatu kelompok yang tersusun dari berbagai komponen dan
saling mempengaruhi satu sama lain. Melalui teori ini, Durkheim mengajarkan
kepada kita bahwa masyarakat terdiri dari sistem yang tersusun secara stuktural.
Masing-masing bagian memiliki peran dan jika peran tersebut dijalankan dengan
baik, kehidupan sosial akan memiliki kestabilan dan tatanan yang baik.
Dari sudut pandang tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem sosial akan berjalan
dengan baik apabila elemen-elemen penyusunnya melaksanakan peran masing-masing. Saat
malfungsi terjadi dan tidak dibenahi, maka sistem sosial tersebut akan meredup dan hilang.
Analisisnya:
Teori fungsionalisme struktural berfokus pada pemahaman sistem sosial
melalui fungsi-fungsi yang diemban oleh setiap komponen dalam sistem tersebut.
Menurut teori ini, masyarakat dianggap sebagai sistem yang terdiri dari berbagai
bagian yang saling bergantung untuk mempertahankan keselarasan dan
keseimbangan. Setiap komponen masyarakat memiliki peran dan fungsi tertentu
yang berkontribusi terhadap kelangsungan sistem secara keseluruhan.
Dalam konteks ilmu Pendidikan:
Teori fungsionalisme struktural dapat digunakan untuk memahami peran dan
fungsi institusi pendidikan dalam masyarakat. Pendidikan dianggap sebagai salah
satu subsistem yang memiliki fungsi penting dalam mempersiapkan individu untuk
berperan dan berfungsi dalam masyarakat. Pendidikan bertujuan untuk
mentransmisikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai sosial kepada generasi
muda, sehingga mereka dapat mengisi peran-peran yang diperlukan
dalam masyarakat.
2. Teori Konflik
Teori ini merupakan hasil dari pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa
perbedaan kepentingan yang diusung masing-masing kelas sosial dapat
menciptakan hubungan sosial berkonflik.Kelas sosial yang terbagi menjadi dua,
yakni borjuois (orang-orang kaya) dan proleetar (orang-orang biasa) akan
menciptakan jarak sosial yang dinamakan kesenjangan sosial. Kesenjangan ini yang
nantinya dapat menimbulkan gesekan yang dikhawatirkan akan pecah menjadi
revolusi. Oleh karena itu, melalui sistem sosialismenya, Karl Marx menawarkan
sistem sosial tanpa kelas.
Analisisnya:
Teori konflik menekankan pentingnya ketegangan, perbedaan kepentingan, dan
pertentangan sosial dalam masyarakat. Menurut teori ini, masyarakat terdiri dari
kelompok-kelompok yang bersaing untuk sumber daya dan kekuasaan. Konflik
dianggap sebagai dorongan utama perubahan sosial, di mana kelompok-kelompok
yang berbeda berjuang untuk mengamankan kepentingan mereka.
Dalam konteks ilmu Pendidikan:
Teori konflik dapat diterapkan untuk menganalisis ketimpangan kekuasaan dan
kesenjangan dalam pendidikan. Teori ini menekankan bahwa Pendidikan dapat
menjadi alat reproduksi sosial yang mempertahankan ketimpangan kekuasaan dan
keuntungan sosial. Dalam hal ini, pendidikan dapat memainkan peran dalam
memperpetuasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi jika tidak ada upaya yang
cukup untuk mengatasi ketimpangan tersebut.
3. Teori Interaksionisme Simbolik
Perpaduan dari pemikiran Herbert Blumer, George Herbert Mead dan Max
Weber, melahirkan teori ini yang memberikan analisa tentang masyarakat
berdasarkan subjektivitas yang diciptakan oleh individu dalam interaksi sosial.
Teori ini meyakini bahwa seseorang bergerak berdasarkan apa yang diyakini
selama ini, bukan secara obyektif. Keyakinan tersebut kemudian dinamakan
sebagai representasi sosial yang memberikan definisi dalam kehidupan sosial.
Analisinya:
Teori interaksionisme simbolik menekankan pentingnya interaksi sosial dan
pengaruh simbol-simbol dalam pembentukan makna dan perilaku manusia.
Menurut teori ini, manusia memberikan makna kepada objek, situasi, dan tindakan
melalui proses interaksi sosial. Individu belajar dari pengalaman mereka dan
menginterpretasikan dunia di sekitar mereka melalui simbol-simbol yang
digunakan dalam komunikasi.
Dalam konteks ilmu Pendidikan:
Teori interaksionisme simbolik dapat digunakan untuk memahami bagaimana
interaksi antara guru dan siswa, serta antara siswa dengan sesama siswa,
mempengaruhi proses pembelajaran dan pengembangan diri. Simbol-simbol dan
makna yang terkait dengan pendidikan seperti nilai, prestasi, atau status sosial
dapat mempengaruhi motivasi, ekspektasi, dan perilaku siswa dalam
konteks pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai