Anda di halaman 1dari 2

Nama : Inna Mahmudah

NIM : 2017104001

Kelas : 6 PMI A

Matkul : Jejaring Sosial

Teori sistem sosial adalah teori yang memandang masyarakat sebagai suatu
sistem yang terdiri dari berbagai elemen yang saling berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Talcott Parsons pada
tahun 1951. Teori ini telah mengalami perkembangan dan diembangkan oleh
beberapa tokoh lainnya seperti George Herbert Mead, Karl Marx, Herbert Blumer,
Robert K. Merton, dan Immanuel Wallerstein. Setiap teori memiliki pandangan
yang berbeda-beda dalam memahami dinamika masyarakat, namun semuanya
memiliki kontribusi penting dalam mengembangkan teori sistem sosial.

1. Teori Sistem Simbolik

Teori Sistem Simbolik dikembangkan oleh George Herbert Mead yang


merupakan tokoh dari aliran fungsionalisme. Mead memandang masyarakat
sebagai suatu sistem simbolik, di mana perilaku manusia dipengaruhi oleh arti yang
diberikan pada suatu tanda atau simbol. Menurut Mead, manusia membangun
konsep diri mereka melalui interaksi dengan orang lain dan melalui penggunaan
simbol-simbol sosial seperti bahasa, tanda, dan simbol-simbol lainnya.

Teori Sistem Simbolik ini mengembangkan teori sistem sosial dengan


menekankan pentingnya simbol-simbol dalam memahami perilaku manusia dan
interaksi sosial. Dalam teori ini, simbol-simbol tidak hanya dipandang sebagai
tanda-tanda yang mengandung makna, namun juga sebagai alat untuk membentuk
konsep diri individu dalam masyarakat.

2. Teori Konflik

Teori Konflik dikembangkan oleh Karl Marx yang merupakan tokoh dari
aliran marxisme. Menurut Marx, masyarakat terdiri dari berbagai kelas sosial yang
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kelas yang lebih kuat akan
memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan kelas yang lebih lemah sehingga
terjadi konflik antarkelas.

Teori Konflik ini mengembangkan teori sistem sosial dengan menekankan


pentingnya konflik dalam memahami dinamika masyarakat. Marx menganggap
konflik antarkelas sebagai suatu hal yang tidak dapat dihindari karena adanya
ketidakadilan sosial dalam masyarakat. Dalam teori ini, konflik dianggap sebagai
suatu cara untuk mencapai perubahan sosial yang lebih adil.

3. Teori Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme Simbolik dikembangkan oleh Herbert Blumer yang


merupakan murid dari Mead. Blumer memandang masyarakat sebagai suatu sistem
yang terdiri dari individu-individu yang saling berinteraksi dan memahami arti
simbol-simbol sosial yang digunakan dalam interaksi tersebut.

Teori Interaksionisme Simbolik ini mengembangkan teori sistem sosial


dengan menekankan pentingnya interaksi sosial dalam membentuk makna dan
perilaku manusia. Dalam teori ini, simbol-simbol sosial tidak hanya dipandang
sebagai tanda-tanda yang mengandung makna, namun juga sebagai alat untuk
membentuk makna dan perilaku manusia dalam konteks sosial.

4. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori Fungsionalisme Struktural dikembangkan oleh Robert K. Merton


yang merupakan murid dari Parsons. Merton mengembangkan teori fungsionalisme
yang dipadukan dengan analisis struktural. Menurut Merton, masyarakat terdiri dari
berbagai struktur yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Teori Fungsionalisme Struktural ini mengembangkan teori sistem sosial


dengan menekankan pentingnya fungsi-fungsi sosial dalam mempertahankan
stabilitas masyarakat. Dalam teori ini, struktur-struktur sosial dipandang sebagai
suatu sistem yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Fungsi-fungsi
sosial dianggap sebagai suatu cara untuk mempertahankan stabilitas dalam sistem
sosial.

Anda mungkin juga menyukai