Anda di halaman 1dari 4

SOSIOLOGI

(10.7)

Disusun Oleh:
(Kel. 1)

1. New Indah P. Zai


2. Marvel Thimoty P
3. Krisyan Simamora
4. Kayla
5. Salwa Mahira
6. Angel Putri Sembiring
7. Irfan Esadi

2023/2024
PARADIGMA FAKTA SOSIAL

Apa itu paradigma? Paradigma adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang
mendasari seseorang dalam melakukan segala tindakan.
Fakta sosial diperkirakan diperkenalkan pertama kali sekitar abad ke-19 oleh
Emile Durkheim, seorang sosiolog dari Prancis. Untuk mengetahui pengertian
dan contoh dari paradigma fakta sosial itu sendiri, simak penjelasan berikut ini.
Paradigma fakta sosial menurut Emile Durkheim menjelaskan bahwa,
pengertian fakta sosial adalah setiap cara bertindak, baik tetap maupun tidak,
yang bisa menjadi pengaruh atau hambatan eksternal bagi seorang individu.
Fakta sosial dianggap sebagai sebuah aturan yang mengikat tindakan seorang
individu.
Sosiolog yang mempengaruhi paradigma fakta sosial ini, yaitu Emile durkheim,
Karl Marx, Talcott parsons, dll. Paradigma fakta sosial membahas batasan
manusia yang mau tidak mau harus menaati kehidupan bermasyarakat. Menurut
paradigma ini, kajian utama sosiologi adalah fakta sosial, baik dalam bentuk
material (benda dan raga), maupun non material (ide atau gagasan)
• Material
Fakta sosial dalam bentuk ini merupakan barang atau sesuatu yang dapat
disimak, ditangkap, dan di observasi. Hal ini menyebabkan fakta ini merupakan
bagian dari dunia nyata yang bisa kita lihat dalam norma hukum maupun
arsitek.
Salah satu contoh fenomena fakta sosial dalam bentuk material adalah saat
pengguna jalan bertemu lampu merah maka ia harus berhenti, sementara saat
lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, ia harus segera jalan.
• Non material
Fakta sosial dalam bentuk ini adalah sesuatu yang dianggap nyata (eksternal).
Fakta sosial ini dapat timbul melalui interaksi yang dilakukan oleh antar subjek
dan hanya akan muncul dari dalam kesadaran manusia.
Contoh dari fakta sosial bentuk ini adalah opini.

Teori-teori tentang sosiologi muncul karena paradigma ini seperti teori


fungsionalisme struktural, teori konflik, teori sistem, dan teori sosiologi makro.
1. Teori fungsionalisme struktural
Fungsionalisme struktural, struktural-fungsional adalah sebuah teori sosiologi
yang diciptakan oleh Talcott Parsons. Menurut Durkheim, teori fungsionalisme
struktural menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Sistem sosial akan selalu mengarah
pada keseimbangan yakni kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling
tergantung.
2. Teori Konflik
Konflik sosial muncul ketika perbedaan antar individu atau kelompok dalam
masyarakat tidak dapat diselesaikan. Konflik sosial tidak terjadi dengan
sendirinya. Teori konflik menurut Karl Marx menilai konflik di masyarakat
berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai. Teori ini
dibangun dalam rangka untuk menentang teori Fungsionalisme Struktural.
Karena itu tidak mengherankan apabila proposisi yang dikemukakan oleh
penganutnya bertentangan dengan proposisi yang terdapat adalah Teori
Fungsionalisme Struktural. Jika Teori Fungsionalisme Struktural melihat
anggota masyarakat terikat secara informal oleh norma-norma, nilai-nilai dan
moralitas umum, maka Teori Konfik menilai keteraturan yang terdapat dalam
masyarakat itu hanyalah disebabkan karena adanya tekanan atau pemaksaan
kekuasaan atas golongan yang berkuasa.
Terdapat perbedaan teori Fungsionalisme struktural dan teori Konflik.
• Faktor pembeda kedua teori itu terletak pada sumber permasalahan sosial
dalam masyarakat. Berdasarkan teori konflik, sumber permasalahan
sosial adalah segala konflik yang terjadi di masyarakat. Pada teori ini,
masyarakat dianggap sebagai perjuangan antar kelas yang tidak setara,
sehingga jelas berbeda.
• Sedangkan, berdasarkan teori fungsionalis struktural, masyarakat
dianggap sebagai suatu sistem yang saling terkait satu dengan lainya.
Oleh karena itu, teori ini berpendapat bahwa masalah sosial di
masyarakat bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara peran
dan fungsi pada tatanan masyarakat.
3. Teori sistem
Menurut Parson, sistem sosial merupakan gabungan dari beberapa unsur atau
sub sistem di masyarakat yang saling bergantung satu sama lain, berintegrasi
guna mencapai kesimbangan sistem. Pada dasarnya sistem sosial dapat
dijelaskan melalui teori struktural fungsional.
4. Teori sosiologi makro
Teori-teori yang difokuskan pada analisis proses sosial berskala besar dan
jangka panjang, meliputi teori tentang: evolusionisme, sistem, konflik,
perubahan sosial dan stratifikasi.
Berikut contoh paradigma fakta sosial:
1. Sekolah
Di sekolah terdapat aturan yang mengikat untuk guru dan siswa. Kewajiban
siswa adalah belajar, datang tepat waktu, mengikuti pembelajaran dengan tertib.
Kewajiban guru mengajar dan membimbing siswa sampai lulus.
2. Keagamaan
Masyarakat berkewajiban mengikuti kegiatan keagamaan. Contohnya beribadah
di masjid, gereja, pura, dan lainnya. Masyarakat memiliki aturan mengikat
untuk mengikuti kegiatan ibadah yang diselenggarakan kelompok agama
masing-masing.
3. Penggunaan Bahasa Indonesia
Contoh berikutnya dari fakta sosial dalam keseharian adalah penggunaan bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa nasional. Seluruh masyarakat Indonesia ada
kewajiban dan kebutuhan untuk menguasai bahasa Indonesia dengan baik.
Sehingga bisa berkomunikasi dengan lancar meskipun bertemu atau berinteraksi
dengan masyarakat dari daerah dan pulau lain

Anda mungkin juga menyukai