KELOMPOK 3 / SOSIOLOGI 2C
Aisyah Shafa Nadia Sari, Icha Arzeti Pratiwi, Revanza Syach, Putri Chahyaningrum
Emile Durkheim lahir pada tahun 1858, di kota Epinal, dekat Strasbourg,
daerah timur laut Perancis. Ia merupakan keurunan Yahudi, ayahnya adalah seorang
Rabbi Yahudi. Sejak muda Durkhiem menyatakan dirinya sebagai seorang
agnostik. Durkheim adalah seorang siswa yang cerdas, pada usia 21 tahun
Durkheim dinyatakan lulus di Ecole Normale Superiure pada program studi filsafat
dan sejarah. Durkheim menikahi Louise Dreyfus pada Tahun 1887, Louise Dreyfus
merupakan seorang wanita yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk karir
Durkheim dan mereka dikaruniai dua orang anak. Durkheim diangkat sebagai
Professor di Universitas Bordeaux, yang memberinya posisi baru bagi ilmu sosial
dan pendidikan, terutama dalam riset sosialnya. Pada tahun 1893 Durkheim
menerbitkan buku pertamanya yaitu, The Devision of Labour 1
1
BAKRI, BIOGRAFI TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI Klasik Sampai Postmodern.
mekanik adalah solidaritas yang masyarakatnya masih sederhana atau
“segmental” yang belum mengenal pembagian kerja. Solidaritas organik
merupakan pengembangan dari solidaritas mekanik, pada solidaritas ini masing-
masing anggota masyarakat saling ketergantungan dengan kelompok
masyarakat lain dan tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri 2
Fakta sosial merupakan cara berperilaku, baik yang tetap juga tidak tetap, yang
mampu memberikan tekanan eksternal pada individu, atau bertingkah laku yang
umum dalam masyarakat, pada waktu bersamaan tidak tergantung pada manifest
individu. Fakta sosial tidak bisa menyusut menjadi individu, tapi harus dipelajari
sebagai realitasnya sendiri-sendiri. Durkheim juga berpendapat bahwa, dalam
keadaan sadarnya seorang individu bagaimanapun ia harus melakukan kewajiban
menurut bahasa, adat istiadat, kebiasaan, dan hukum masyarakat. Semua itu
2
Sunarto Kamanto, Pengantar Sosiologi,edisi revisi. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia,2004), hlm.5
3
Arif M. Arifuddin, Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim. Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial, Volume I, No. 2, h. 1 -14. Tarbiyah IAIN Palu.
merupakan “fakta sosial” yang menyesuaikan diri dengan “fakta sosial” tersebut.
Individu akan menerima konsekuensi penolakan sosial dan menerima hukuman. Di
sini menunjukkan bahwa adanya unsur idealism sosiologi yang jelas dalam teori
Durkheim. Fakta sosial jauh lebih fundamental disbanding dengan fakta individu,
sia-sia jika hanya mempertimbangkan factor biologis, psikologis, atau kepentingan
pribadi.
Ada dua tipe fakta sosial, yaitu material dan non material. Ia lebih focus pada
fakta non material (kultur, institusi sosial) daripada material (birokrasi, hukum).
Fakta sosial material lebih mudah dipahami dan bisa diamati. Hal-hal yang bisa
teraktualisasi melalui manusia, mereka produk aktivitas manusia. Jenis fakta non
material, yakni moralitas, kesadaran kolektif, representasi kolektif, arus sosial.
a. Solidaritas Mekanis
4
Arif M. Arifuddin, Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim. Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial, Volume I, No. 2, h. 1 -14. Tarbiyah IAIN Palu.
demikian, seseorang didalamnya bisa memenuhi setiap anggan - angannya dengan
tidak perlu terpaku kepada seseorang yang lain. Pada masa ketika solidaritas
mekanik dibuat hal itu dapat membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh
kejahatan dikarenakan solidaritas mekanik diciptakan oleh hukum represif atau
dalam artian pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena
hukuman. Ketika masyarakat yang terlalu percaya kepada moralitas bersama serta
ketika anggota masyarakat jenis yang seperti itu nantinya akan memiliki kesamaan
satu sama lain, hal tersebut menjadikan pelanggaran terhadap sistem nilai bersama
tidak akan dinilai main-main oleh setiap orang.
b. Solidaritas organik
Ada pembagian kerja yang luar biasa dalam masyarakat daerah perkotaan
di mana sebagian besar orang bekerja dalam berbagai pekerjaan berbagai sektor
ekonomi. Profesi yang berbeda, bidang kerja dan peran sosial menghasilkan saling
ketergantungan yang signifikan, menghubungkan orang satu sama lain ke tingkat
kesatuan organik karena meningkatnya pembagian kerja. Meningkatkan pembagian
spesialisasi tenaga kerja akan menyebabkan saling ketergantungan antar individu
meningkat, yang juga meningkatkan perbedaan antar individu. Penampilan
perbedaan individu merombak kesadaran kolektif ini pada gilirannya menjadi
5
Arif M. Arifuddin, Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim. Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial, Volume I, No. 2, h. 1 -14. Tarbiyah IAIN Palu..
kurang penting tatanan sosial, karena pembagian kerja yang semakin kompleks,
kesadaran yang lebih mandiri. Kesadaran pribadi adalah berbagai cara kesadaran
kolektif, seringkali dalam konflik dengan kesadaran kolektif. Biar peduli memudar
dan menurun dalam masyarakat. Dari kondisi itu aturan baru untuk individu telah
muncul, seperti untuk dokter, guru, pekerja, kelompok usaha dan dll. Menurut
Durkheim, aturan-aturan ini disebut hukum restoratif. Hukum restoratif
(pemulihan), tujuannya pelanggar akan dihukum atas pelanggarannya terhadap
sistem moral kolektif. Meskipun pelanggaran terhadap sistem moral hanya
pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan hukuman yang berat.
Bukan hukuman tetapi lanjutkan aktivitas normal masyarakat yang kompleks.
Hukum restoratif untuk pola untuk mengamankan dan memelihara berbagai
dependensi individu dan kelompok yang berbeda. Hukuman yang diberikan tidak
untuk balas dendam, tapi untuk memulihkan ketertiban. 6
Refleksi / Kritik
6
Arif M. Arifuddin, Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim. Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan
Sosial, Volume I, No. 2, h. 1 -14. Tarbiyah IAIN Palu.
B. Teori Solidaritas Sosial (Refleksi)