Anda di halaman 1dari 61

Muhammmad Noor Hidayat M I Kom

PENGANTAR SOSIOLOGI
PERSPEKTIF SOSIOLOGI
 Teori adalah analisis dan pernyataan mengenai
bagaimana dan kenapa serangkaian fakta
berhubungan dengan sesuatu yang lain.
 Di dalam sosiologi, berbagai teori akan
membantu kita untuk memahami fenomena dan
keterkaitannya dengan yang lain.
 Berbagai teori membantu sosiolog menjelaskan
mengapa dan bagaimana masyarakat bekerja.
 Dengan kita menggunakan teori yang ada maka
kita akan bisa menjawab berbagai pertanyaan,
seperti: mengapa suatu hal bisa terjadi, kondisi
apa yang mempengaruhi, kondisi apa yang
mengubahnya menjadi sesuatu yang lain.
 Dan pada akhirnya, kita akan berada dalam posisi
untuk mengetahui apa yang benar-benar kita bisa
lakukan tentang bentuk masyarakat kita
 Berdasarkan pemahaman penyebab sebenarnya
dari bagaimana dan mengapa hal-hal ini
mengoperasikan seperti yang mereka lakukan,
kita dapat menemukan cara untuk mengatasi hal-
hal yang perlu untuk diperbaiki.
 Dalam sosiologi, teoritis paradigma berbeda
dalam berapa banyak masyarakat atau aspek
masyarakat apa yang mereka fokuskan pada satu
waktu.
 Dengan kata lain, mereka berbeda pada
bagaimana "sesuatu yang besar" akan mereka
lihat di masyarakat.
 Perspektif makro adalah perspektif "besar" yang
melihat pada proses-proses sosial di seluruh
masyarakat.
 Teoretisi sosial yang menggunakan perspektif
makro memeriksa keterkaitan struktur sosial
berskala besar dan keterkaitan dengan yang lain
(misalnya, ekonomi, pemerintah, dan sistem
perawatan kesehatan).
 Mereka melihat bagaimana aspek di masyarakat
secara bersama-sama dengan setiap masalah atau
menitikberatkan pada hubungan timbal balik
tersebut.
 Mereka juga tertarik pada mengapa dan
bagaimana masyarakat berubah sebagai hasil dari
hubungan ini.
 Sebaliknya, perspektif mikro fokus pada pola interaksi
individu. Teoretisi sosial yang mengambil perspektif
mikro fokus pada interaksi sehari-hari kita, pada tingkat
individu.
 Mereka tertarik pada mengapa dan bagaimana individu
berhubungan satu sama lain, bagaimana kita berinteraksi
dalam keseharian antara satu sama lain dibentuk oleh
masyarakat yang lebih luas, dan bagaimana interaksi
yang kita dapatkan akan membentuk masyarakat yang
lebih besar
PERSPEKTIF SOSIOLOGI
 Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi
maupun keyakinan tentang sesuatu hal. Dengan
perspektif, orang akan memandang suatu hal
berdasarkan cara-cara tertentu, dan cara-cara
tersebut berhubungan dengan asumsi dasar yang
menjadi dasarnya, unsur-unsur pembentukannya
dan ruang lingkup apa yang dipandangnya.
 Secara ringkas, perspektif adalah kerangka kerja
konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan
yang mempengaruhi perspektif manusia sehingga
menghasilkan tindakan dalam suatu konteks
situasi tertentu.
 Dalam konteks sosiologi juga memiliki perspektif
yang memandang proses sosial didasarkan pada
sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang melingkupi
proses sosial yang terjadi.
 Dalam mengamati perubahan ekonomi, politik dan
sosial, para teoritisi menggunakan label dan kategori
teoritis yang berbeda untuk menggambarkan ciri dan
struktur masyarakat lama yang telah runtuh dan
tatanan masyarakat baru yang sedang terbentuk.
 Terdapat tiga perspektif dalam sosiologi, yaitu:
Perspektif Struktural Fungsional, Perspektif
Konflik Sosial, Perspektif Interaksionisme
Simbolis.
 Dalam perspektif ini tidak ada yang secara
tunggal benar atau salah, masing-masing
memberikan cara yang berbeda untuk melihat dan
menganalisis masyarakat.
 Mereka dapat mengungkapkan masalah yang
berbeda dan menyarankan jawaban berbeda
untuk mengatasi masalah diidentifikasi.
 Perspektif struktural fungsional dan perspektif
konflik sosial mengambil perspektif makro pada
masyarakat; dan interaksionisme simbolik,
mengambil perspektif mikro.
Paradigma Level Asumsi Pertanyaan Bagaimana
Teoritis analisis Perubahan Terjadi

Struktural Makro Fungsi Masyarakat Bagaimana Evolusioner, kembali


Fungsionalis sebagai sistem dari bagian masyarakat menyeimbangkan
yang saling terkait dan beroperasi? sistem
berkerja secara bersamaan Apa fungsi melayani
untuk menjaga stabilitas bagian yang berbeda?

Konflik-Sosial Makro Masyarakat adalah Siapa yang Revolusioner, konflik


tekanan dari relasi sosial diuntungkan? diantara grup yang
yang digambarkan oleh Apa yang menjadi bersaing untuk
ketidaksetaraan dan sumber konflik sumber
perjuangan diantara grup diantara grup?
Bagaimana bisa
diselesaikan?
Interaksionism Mikro Masyarakat diciptakan Bagaimana Individu Mendefinisikan ulang
e Simbolik dari interaksi sehari-hari berinteraksi? situasi
PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK
 Sebagai perspektif tingkat mikro, interaksionisme
simbolik berfokus pada pola interaksi individu.
 Masyarakat sebenarnya terbentuk oleh orang-
orang berinteraksi bersama-sama setiap hari.
 Ini adalah interaksi yang lebih kecil yang
membuat struktur sosial yang lebih besar.
PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK
 Menurut perspektif ini, masyarakat dan struktur
sosial yang lebih besar harus dipahami melalui
belajar interaksi sosial yang didasarkan pada
berbagi pemahaman, bahasa, dan simbol. Simbol
adalah sesuatu yang berdiri untuk mewakili, atau
menandakan sesuatu yang lain dalam suatu
budaya tertentu.
PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK
 Simbol dapat berupa gerakan, kata-kata, benda,
atau peristiwa-dan mereka dapat mewakili
sejumlah orang lain hal, ide-ide, peristiwa, atau
emosi.
 Interaksionis simbolik berpendapat bahwa kita
dapat berinteraksi dengan orang lain karena kita
menciptakan simbol dan belajar untuk
menafsirkan apa arti simbol-simbol dalam
interaksi yang terjadi.
PERSPEKTIF INTERAKSIONISME SIMBOLIK
 Dengan demikian, interaksionisme simbolik
kadang-kadang disebut sebagai teori penafsiran.
Perubahan sosial terjadi sebagai dampak dari
orang yang mengembangkan pemahaman
bersama bahwa perubahan perlu terjadi dan
berinteraksi untuk melakukan perubahan itu
terjadi.
 Perspektif ini merupakan sisi lain dari pandangan
yang melihat individu sebagai produk yang
ditentukan masyarakat.
 Konseptualisasi diri dianggap sedang mengalami
proses dan tidak benar-benar menyesuaikan diri
dengan apa yang dicita-citakan yaitu manusia
kaum fungsionalis yang terlalu disosialisir.
 Orang menerapkan makna subjektif pada dunia
objek mereka daripada hanya menerima
penafsiran realitas objektif yang telah dirancang
sebelumnya.
 Kemudian struktur sosial dilihat sebagai produk
interaksi bersama para anggota masyarakat
daripada sebagai suatu kenyataan dalam dirinya.
MENURUT BLUMER
 istilah interaksionisme simbolik menunjukan
kepada sifat khas dari interaksi antar manusia.
 Kekhasannya adalah bahwa manusia saling
menerjemahkan dan saling mendefinisikan
tindakannya dimana bukan hanya sekedar reaksi
dari tindakan seseorang.
 Interaksi antar individu, diantara pengguna simbol-
simbol, interpretasi atau dengan saling berusaha
untuk saling memahami maksud dari tindakan
masing-masing.
 Sehingga dalam proses interaksi manusia itu bukan
suatu proses dimana adanya stimulus secara otomatis
dan langsung menimbulkan respon namun antara
stimulus yang diterima dan respon yang terjadi
sesudahnya diantara proses interpretasi oleh di aktor.
 Proses interpretasi ini merupakan proses berpikir
yang merupakan kemampuan yang dimiliki
manusia; menjadi penengah antara stimulus dan
respon menempati posisi kunci dalam
interaksionisme simbolik.
 Interaksionisme simbolik sebagian didasarkan
pada tulisan-tulisan sosiolog Jerman Max Weber
 pengorganisasian dan perubahan-perubahan yang
terjadi di dalam masyarakat adalah hasil dari
kegiatan unit-unit tindakan dan bukan karena
kekuatan-kekuatan yang terletak di luar unit
tersebut.
 Kumpulan orang-orang yang merupakan unit
tindakan tidak bertindak menurut kultur, struktur
sosial, atau kesukaannya saja namun berdasar
pada situasi tertentu.
 Mind (pikiran) manusia merupakan salah satu
cara bertindak imanusia yang berlangsung di
dalam diri individu; percakapan dalam batinnya
sendiri dimana bagian yang satu menanggapi,
mengulas bahkan membandingkan dengan apa
yang telah dikemukakan bagian lainnya.
 Percakapan dalam batin adalah percakapan antara
“aku” dengan yang “lain” di dalam aku
MENURUT WEBER
 Weber tertarik bagaimana individu berinteraksi
 fokus pada bagaimana kita menafsirkan dan memahami
situasi yang kita hadapi dan interaksi di mana kita
berpartisipasi.
 Pemahaman subjektif merupakan pusat untuk menjelaskan
perilaku manusia.
 Weber merasa bahwa kita harus dapat mengambil posisi
orang lain secara mental, untuk berada di posisi mereka,
sehingga untuk berbicara untuk memahami tindakan
mereka.
GEORGE HERBERT MEAD (1863-1931)
 isyarat merupakan simbol yang memiliki arti
tertetu.
 Oleh karena itu, interaksi antar manusia
berlangsung bukan melalui isyarat-isyarat
melainkan simbol-simbol, khususnya adalah
bahasa.
 Manusia tidak beraksi secara pasif dan mekanis terhadap
faktor-faktor sosial (seperti struktur sosial, sistem, peranan
di masyarakat) dan secara psikologis (keinginan, sikap,
motivasi) namun merancang perilakunya secara aktif,
yaitu :
1 Mengarahkan atau menghadirkan diri pada hal-hal yang
didengar, dilihat atau diperintahkan
2 Menafsirkan berbagai hal
3 Memperhitungkan situasi konkret dan spesifik dimana
kondisi sebelumnya terjadi
IDENTITAS DIRI
 Identitas diri merupakan hasil dari proses-proses
interkasional yang bertahap
 Menurut Mead, diri terbentuk dari dua unsur
yaitu I dan Me. Me merupakan unsur sosial dalam
diri seseorang dan terdiri dari generalized other
dan semua sikap, makna dan simbol yang telah
dibatinkan dan dikerahkan oleh individu pada
saat dan situasi tertentu.
 Me adalah pemantulan orang lain atau lingkungan
sosial; I merupakan unsur individual yang bagian
diri yang kreatif, merasa bebas dan mampu
mengungkapkan diri.
 I dan Me bersama-sama saling menentukan dan
melahirkan perilaku manusia
PERSPEKTIF STRUKTURAL FUNGSIONAL
 Talcott Parsons (1902-1979)
 sosiolog mengeksplorasi apa yang disebut dengan
struktural fungsional, teori yang menyatakan
bahwa kehidupan sosial terdiri dari beberapa
tingkatan yang berbeda dan terintegrasi;
memungkinkan dunia dan individu yang di
dalamnya untuk menemukan stabilitas,
ketertiban, dan makna.
 Fungsionalisme menawarkan paradigma, model
yang koheren tentang bagaimana masyarakat
bekerja dan bagaimana individu disosialisasikan
ke dalam peran mereka di dalamnya
 Parsons percaya bahwa masyarakat cenderung ke
arah keseimbangan, keseimbangan dalam semua
komponen bagian dan dalam setiap anggota
individu masyarakat.
 Model fungsionalis menekankan keseimbangan antara
nilai-nilai di masyarakat, norma-norma, dan berbagai
lembaga yang mengembangkan untuk mengekspresikan
dan mempertahankan nilai-nilai dari waktu ke waktu.
 Menurut perspektif ini, setiap institusi, setiap interaksi
memiliki "fungsi" reproduksi kehidupan sosial.
 Co: sekolah mreproduksi nilai-nilai sosial dlm
masyarakat, keluarga mengatur hubungan seksual untuk
regenarasi dlm masy
ROBERT K. MERTON (1910-2003)
 ia berpendapat bahwa masyarakat cenderung ke
arah ekuilibrium dan keseimbangan.
 Proses-proses, kejadian, dan lembaga yang
memfasilitasi keseimbangan yang ia sebut
"fungsional," dan orang-orang yang merusak itu ia
disebut "disfungsional.“
 Dengan cara ini, Merton memahami kedua
kekuatan yang menjaga dan merusak ketertiban
sosial
 Merton berpendapat bahwa fungsi lembaga atau interaksi
dapat berupa "Nyata (manifes)" atau "laten.“
 Fungsi nyata adalah fungsi yang dimaksudkan terbuka dan
jelas.
 Fungsi laten yang tersembunyi, yang tidak diinginkan, tapi
tetap penting.
 Misalnya, fungsi nyata seseorang kuliah adalah untuk
berpendidikan lebih baik, warga negara yang lebih
produktif. Fungsi latennya adalah untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, dan sebagainya
 Masyarakat serupa dengan organisme biologis
karena mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat
melangsungkan keberadaannya atau setidaknya
berfungsi dengan baik.
 Ciri dasar kehidupan sosial dari struktur sosial
muncul untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan merespon permintaan dasar masyarakat
sebagai sistem sosial.
 Asumsinya adalah ciri-ciri sosial yang ada
memberi kontribusi penting dalam
mempertahankan hidup dan kesejahteraan seluruh
masyarakat dan subsistem utama dari masyarakat
tersebut.
 Pemahaman seperti ini, dalam Pandangan Talcot
Parsons mengantarkan kita untuk memahami
masyarakat seperti mempelajari tubuh manusia.
 Mengapa struktur tubuh manusia memiliki berbagai
bagian yang saling berhubungan satu sama lain.
 Oleh karena itu, masyarakat memiliki kelembagaan
yang saling terkait dan bergantung satu sama lain.
 Setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang khas
dan jelas, demikian pula setiap bentuk kelembagaan di
masyarakat yang melaksanakan tugas tertentu untuk
stabilitas dan pertumbuhan masyarakat tersebut.
 Parsons merumuskan konsep faktor kebakuan
dan pengukur untuk menjelaskan perbedaan
masyarakat tradisional dan masyarakat modern.
 Faktor ini menjadi alat utama untuk memahami
hubungan sosial yang berlangsung berulang dan
terwujud dalam sistem kebudayaan.
AFFECTIVE-EFFECTIVE NEUTRAL
 Masyarakat tradisional cenderung memiliki
hubungan yang pribadi dan emosional, sedangkan
masyarakat modern memiliki hubungan
kenetralan yaitu hubungan kerja yang tidak
langsung dan menjaga jarak.
PARTICULARISTIC VS UNIERSALISTIC
 Masyarakat tradisional cenderung untuk
berhubungan dengan anggota masyarakat dari
kelompok lain sehingga ada rasa untuk memikul
tanggungjawab bersama. Masyarakat modern
berhubungan satu sama lain dengan batas norma-
norma universal yang pribadi.
COLLECTIVE VS SELF ORIENTATION
 Masyarakat tradisional biasanya memiliki
kewajiban-kewajiban kekeluargaan, komunitas
dan kesukuan. Masyarakat modern lebih bersifat
individualistik.
ASCRIPTION VS ACHIEVEMENT
 Masyarakat tradisional memandang penting
status bawaan dan warisan, masyarakat modern
tumbuh dalam persaingan yang ketat dan dinilai
melalui prestasi yang dimiliki.
FUNCTIONAL DIFUSED VS FUNCTIONALLY SPESIFIC

 Masyarakat tradisional belum merumuskan


fungsi kelembagaan secara jelas. Masyarakat
modern sudah jelas dalam merumuskan tugas
kelembagannya
 Secara esensial, terdapat prinsip-prinsip pokok
perspektif Struktural Fungsional, yaitu :
1 Masyarakat merupakan sistem kompleks yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan dan saling bergantung satu sama
lain, serta berpengaruh signifikan satu dengan
yang lainnya.
2 Setiap bagian dari suatu masyarakat eksis karena
bagian tersebut memiliki fungsi penting dalam
memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat
secara keseluruhan. Eksistensi satu bagian
tertentu dari masyarakat dapat dijelaskan apabila
fungsinya bagi masyarakat sebagai keseluruhan
yang dapat diidentifikasi.
3 Semua masyarakat memiliki mekanisme untuk
mengintegrasi dirinya, yaitu mekanisme yang
dapat mengeratkannya menjadi satu. Mekanisme
ini adalah komitmen para anggota masyarakat
kepada serangkaian kepercayaan dan nilai yang
sama.
4 Masyarakat cenderung mengarah pada suatu
keseimbangan (equilibrium) atau homoestatis dan
gangguan pada salah satu bagiannya sehingga
cenderung menimbulkan penyesuaian pada
bagian lain agar tercipta stabilitas.
5 Perubahan sosial merupakan kejadian yang tidak
biasa dalam masyarakat, tetapi hal ini terjadi.
Pada umumnya, akan selalu ada konsekuensi
yang menguntungkan masyarakat secara
keseluruhan
PERSPEKTIF KONFLIK
 Perspektif konflik melihat adanya dinamika
masyarakat, ketertiban dan ketahanan sosial
adalah hasil dari konflik antara kelompok-
kelompok yang berbeda.
 Teori konflik percaya bahwa mereka yang
memiliki “daya” berusaha mempertahankannya;
mereka yang tidak memiliki kekuatan berusaha
untuk mengubah sistem untuk mendapatkannya.
 Teori konflik termasuk orang-orang yang
menekankan ketidaksetaraan gender (teori
feminis), ketidaksetaraan rasial (teori ras kritis),
atau berbasis kelas ketidaksetaraan (teori Marxis
atau teori sosialis)
 Perspektif ini dibangun dalam rangka untuk
menentang perspektif struktural fungsionalis
sehingga proporsi dalam perspektif ini
bertentangan dengan struktural fungsionalis.
 Max dan Weber menolak gagasan bahwa
masyarakat cenderung kepada beberapa
konsensus besar atau harmoni dimana struktur
masyarakat bekerja untuk kebaikan setiap orang.
 Para teoritisi konflik memandang konflik dan
pertentangan kepentingan dari individu dan
kelompok sebagai determinan utama dalam
pengorganisasian kehidupan sosial.
 Struktur dasar masyarakat sangat ditentukan oleh
upaya-upaya yang dilakukan berbagai individu
dan kelompok untuk mendapatkan sumber daya
yang terbatas untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan keinginan mereka.
 Karena keterbatasan inilah maka konflik untuk
mendapatkannya akan selalu terjadi
 Karl Marx berpendapat bahwa bentuk-bentuk
konflik yang terstruktur antara berbagai individu
dan kelompok muncul terutama melalui
terbentuknya hubungan-hubungan pribadi dalam
produksi. Sampai pada titik tertentu kehidupan
sosial manusia, hubungan pribadi dalam produksi
mulai menggantikan pemilihan komunal atas
kekuatan-kekuatan produksi.
 Sehingga masyarakat terpecah menjadi kelompok-
kelompok yang memiliki dan mereka yang tidak
memiliki kekuatan-kekuatan produksi menjadi kelas
sosial.
 Dalam masyarakat yang telah terbagi berdasarkan
kelas, kelas sosial yang memiliki kekuatan-kekuatan
produksi dapat mensubordinasikan kelas sosial yang
lain dan memaksa kelompok tersebut untuk bekerja
memenuhi kepentingan mereka sendiri.
 Jadi kelas dominan menjalin hubungan dengan
kelas-kelas tersubordinasi dalam sebuah proses
eksploitasi ekonomi.
 Secara alamiah, kelas-kelas yang tersubordinasi
ini akan marah jika dieksploitasi dan terdorong
untuk memberontak dengan kekuatan mereka
 Dahrendorf melihat kelompok-kelompok
pertentangan sebagai kelompok yang lahir dari
kepentingan-kepentingan bersama para individu
yang mampu berorganisasi. Proses ini ditempuh
melalui perubahan kelompok semua menjadi
kelompok kepentingan yang mampu memberi
dampak pada struktur
 Menurut Dahrendorf, konflik sosial mempunyai
sumber struktural, yaitu hubungan kekuasaan
yang berlaku dalam struktur organisasi sosial.
Konflik antar kelompok dapat dilihat dari sudut
konflik tentang keabsahan hubungan kekuasaan
yang ada.
PERSPEKTIF INI MEMILIKI PROPORSI SEBAGAI BERIKUT:

1 Setiap masyarakat dalam segala hal pada proses


perubahan, perubahan sosial terjadi di mana saja
2 Setiap masyarakat dalam segala hal memperlihatkan
ketidaksesuaian dan konflik, konflik sosial terdapat
dimana saja
3 Setiap unsur dalam masyarakat memberikan kontribusi
terhadap perpecahan dan perubahannya
4 Setiap masyarakat berdasarkan atas penggunaan kekerasan
oleh sebagian anggotanya terhadap anggota yang lain
MANFAAT PERSPEKTIF

1 Perspektif sosiologi telah mendorong untuk


meninjau kembali pemahaman kita dan orang lain
tentang pemahaman yang familiar. Kita bisa
mengkritik pemahaman yang dianggap secara
umum memang begitu yang pada dasarnya sudah
perlu dirubah.
2 Perspektif sosiologi memungkinkan kita untuk
mengetahui dan memperoleh kesempatan dan atau
kendala dalam kehidupan kita.
3 Perspektif sosiologi memberdayakan kita untuk
menjadi aktif berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat menuju kebaikan bersama.
4 Perspektif sosiologi menolong kita untuk mengenali
perbedaan (pluralitas) manusia dan menghadap
tantangan kehidupan dalam dunia yang bervariasi

Anda mungkin juga menyukai