Anda di halaman 1dari 3

Filsafat pendidikan

A. Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari
meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan.Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisis
secara kritis struktur dan manfaat pendidikan.Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan.
Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran.[3] Salah satu
yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuh aspek pengalaman.[4] Filsafat pendidikan berusaha
menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya manusia, teori kurikulum dan pembelajaran serta
aspek-aspek pendidikan yang lain.

B. Pengertian Filsafat Pendidikan

Filsafat dan pendidikan sebenarnya adalah dua istilah yang mempunyai makna sendiri.[2] Akan tetapi ketika digabungkan
akan menjadi sebuah tema yang baru dan khusus.[2] Filsafat pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu filsafat secara
umum.[2] Filsafat pendidikan memandang kegiatan pendidikan sebagai objek yang dikaji, baik secara Ontologis,
Epistemologis, maupun Aksiologis.

Ada banyak definisi mengenai filsafat pendidikan tetapi akhirnya semua mengatakan dan mengajukan soal kaidah-kaidah
berpikir filsafat dalam rangka menyelesaikan permasalahan pendidikan.[2] Upaya ini kemudian menghasilan teori dan
metode pendidikan untuk menentukan gerak semua aktivitas pendidikan.[2]

c. Manfaat Filsafat Pendidikan

Pendidikan dapat dibedakan menjadi dua wilayah yaitu humanisme dan akademik.

1. Sisi humanisme mengembangkan manusia dari segi keterampilan dan praktik hidup
2. aspek akademik menekankan nilai kognitif dan ilmu murni.

Keduanya merupakan aspek penting yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan.[2] Filsafat pendidikan berperan untuk
terus menganalisis dan mengkritisi aspek akademik dan humanis demi sebuah pendidikan yang utuh dan seimbang.[2]
Filsafat pendidikan akan terus melakukan peninjauan terhadap proses pendidikan demi perkembangan pendidikan yang
mencetak manusia handal.[2]

d.Objek Kajian Filsafat Pendidikan

Realitas-realitas pendidikan yang menjadi objek kajian filsafat pendidikan antara lain:[2]

1. Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan penyempurnaan.[2]

2. Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan memengaruhi tatanan hidup suatu
masyarakat.

3.Tujuan pendidikan sebagai arah pengembangan model pendidikan.[2]

4.Relasi antara pendidik dan peserta didik sebagai subjek dan subjek.[2]

5. Pemahaman dan pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan.[2]

6. Metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.[2]

7. Hubungan antara lembaga pendidikan dengan tatanan masyarakat dan organisasi serta situasi sosial sekitar.[2]

8. Nilai dan pengetahuan sebagai aspek penting dalam pengajaran.[2]

9. Kaitan antara pendidikan dengan kelas sosial dan kenaikan taraf hidup masyarakat.[2]

10.Aliran-aliran filsafat yang dapat memberikan solusi atas masalah pendidikan.[2]


Pada dasarnya filsafat pendidikan membicarakan tiga masalah pokok.[1] Pertama, apakah sebenarnya pendidikan itu.[1].
Kedua, apakah tujuan pendidikan yang sejati.[1] Ketiga, dengan metode atau cara apakah tujuan pendidikan dapat tercapai

Cabang-cabang filsafat yang utama adalah sebagai berikut

1.Definisi Ontologi

Ontologi merupakan kata yang berasal dari Yunani yaitu ontos dan logos. Ontos artinya yang ada, sedangkan logos adalah
ilmu. Maka ontologi merupakan ilmu tentang keberadaan. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat segala
sesuatu yang ada, baik berupa realitas fisik maupun metafisik.

Contoh Ontologi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Penulis akan memberikan contoh sederhana yaitu ontologi kursi. Ontologi kursi adalah realitas tentang kursi. Dengan kata
lain ontologi menjawab pertanyaan tentang apa sebenarnya realitas hakiki dari kursi. Menurut Plato realitasnya ialah idea
atau gambaran yang membuat kita selalu mengenali tentang kursi. Begitu banyak bentuk atau model-model kursi, namun
idea tentang kursi inilah yang membuat kita tetap mengenali bahwa itu adalah kursi meskipun bentuknya kadang berubah-
ubah.

Contoh lain ialah ontologi tentang sahabat kita. Kita mengenal sahabat kita ketika SD. Kemudian berpisah dan ketemu lagi
15 tahun berikutnya. Secara fisik sahabat kita berubah (mungkin makin tua, makin gemuk), tetapi ada sesuatu yang tetap
dalam dirinya. Sesuatu yang tetap yang membuat kita tetap mengenal dan tahu bahwa ia adalah sahabat kita (bukan yang
lain) meskipun secara fisik ia berubah. Itulah yang disebut ontologi dari sahabat kita.

2. Definisi Epistemologi

Secara bahasa epistemologi berasal dari kata episteme dan logos. Masing-masing artinya episteme adalah pengetahuan
sedangkan logos berarti ilmu atau teori. Epistemologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang ilmu pengetahuan yaitu
berupa asal mula atau sumber pengetahuan, struktur, metode dan kevalidan pengetahuan.

Contoh epistemologi dalam kehidupan sehari-hari

contoh ontologi epistemologi dan aksiologi dalam kehidupan sehari-hari

Contoh epistemologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari ialah tentang bagaimana kita mendapatkan ilmu
pengetahuan. Misalkan contoh tentang kursi. Pertanyaannya ialah bagaimana cara kita mengetahui bahwa itu adalah kursi.
Dengan apa kita mengetahui kalah apa yang kita tangkap adalah benar-benar kursi.

Pada mula kita menangkap keberadaan dan pengetahuan tentang kursi melalui pancaindra, kemudian dianalisa oleh akal.
Akal mengklasifikasikannya sehingga menjadi sebuah ilmu pengetahuan tentang kursi. Itulah praktek sederhana atau
contoh epistemologi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Definisi aksiologi

Definisi aksiologi berasal dari kata axio (layak, pantas) dan logos (ilmu). Jujun Suriasumantri mengatakan bahwa aksiologi
merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Maka aksiologi merupakan ilmu
yang membahas tentang hakikat kegunaan atau manfaat dari pengetahuan yang sebenarnya.

Contoh Aksiologi dalam kehidupan sehari-hari

Ranah aksiologi di antaranya ialah tentang etika dan estetika. Setelah kita mengetahui suatu ilmu pengetahuan, lalu
kemudian dilanjutkan dengan kajian aksiologi di mana aksiologi ini membahas tentang manfaat dari ilmu pengetahuan yang
telah kita dapatkan. Apakah pengetahuan itu akan bermanfaat atau malah sebaliknya.

Jika kita kaitkan dengan ilmu pengetahuan yang pernah kita bahas di awal yaitu pengetahuan tentang kursi, maka apakah
kursi itu bermanfaat apa tidak kepada kehidupan sehari-hari kita.

Anda mungkin juga menyukai