NIM : 045145792
TUGAS 3
Selamat pagi, Salam sejahtera untuk kita semua
Dalam menghormati pemimpin-pemimpin gereja kita, penulis Ibrani menunjukkan kepada kita
bahwa kita harus menghormati mereka yang berada dalam posisi yang berwenang, jika, yaitu,
mereka taat kepada Firman dan hidup di atas celaan (Titus 1: 6). Kita harus meniru para
pemimpin gereja kita ketika mereka mengikuti Kristus, dan berjalan bersama-Nya dalam
kepatuhan. Kita harus mengikuti Kristus, tetapi model duniawi kita bisa menjadi pemimpin
gereja yang menunjukkan hikmat ilahi, kesabaran, dan di atas semua itu, ketaatan kepada
Firman Allah sehingga kita dapat “meniru iman mereka.”
2 Timotius 2:15
Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak
usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
Markus 10:43-45
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu,dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang."
Yesus adalah Gembala yang Baik dan Kepala Gereja, dan Ia mengawasi domba-domba-Nya
sendiri, tetapi mereka yang diberi tanggung jawab di gereja lokal adalah gembala-gembala
yang pertama-tama harus menjadi hamba dari semua. Tidak ada yang akan mengikuti
seseorang yang tidak mau melayani. Yesus mengatakan kepada kita bahwa siapa pun yang
akan menjadi pemimpin gereja yang hebat adalah orang yang harus bersedia menjadi pelayan
yang hebat. Anda tidak dapat memimpin kecuali Anda melayani terlebih dahulu.
1. Filipi 2:6-8
“[Yesus] yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu
sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan
sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib.”
Jika kita hendak menjadikan seseorang sebagai teladan, teladan siapa lagi yang lebih
baik dari keteladanan Yesus Kristus? Kita mengenal Yesus dengan berbagai nama, salah
satunya sebagai Raja Damai (Yes. 9:5). Bukan hanya itu, Yesus ialah Raja segala raja, yang
berarti bahkan raja-raja atau pemimpin-pemimpin lain pun sepatutnya turut tunduk pada-Nya.
Walau demikian, Yesus sebagai pemimpin yang ada di atas segala pemimpin lain ini
tidak bersikap sombong. Ia tidak menyalahgunakan status-Nya sebagai pemimpin. Sebaliknya,
Yesus yang penuh kuasa bersedia datang dalam rupa seorang bayi, lahir di tempat hina, bahkan
mati di kayu salib yang merupakan tanda kutuk (Gal. 3:13). Tanpa melihat hal-hal yang Yesus
lakukan selama tiga setengah tahun masa pelayanan Yesus di bumi pun, kita sudah dapat
belajar dari Yesus mengenai kerelaan berkorban dan kerendahan hati seorang pemimpin.
4. Penilaian saya pribadi mengenai keterlibatan umat Katholik dalam hidup berpolitik
Sejauh ini saya sangat mengapresiasi semua umat Katholik yang terlibat dalam hidup
berpolitik. Apalagi jika dalam hidup berpolitiknya disertai dengan kejujuran dan iman
takut akan Tuhan yang bisa menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa yang tidak
diharapkan.
Saya sendiri berharap agar ke depannya jika memungkinkan Saudara seiman kita yang
sedang duduk di kursi politik agar bisa mempermudah segala sesuatu yang berkaitan
dengan pembangunan Gereja di Indonesia. Mengingat negara kita merupakan negara yang
menganut Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda tetap satu juga. Sebagai kaum
minoritas rasanya merasa terisolasi mengingat kita hidup di negara yang memiliki banyak
suku dan agama serta hak yang sama namun terkadang untuk hidup beragama dan
memiliki rumah ibadah sendiri agak dipersulit ijinnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, atas kekurangannya saya ucapkan mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Tuhan Memberkati