Anda di halaman 1dari 3

13/10/21 17.

56 Stasus dan Kedudukan Hukum Karyawan BUMN - Kenny Wiston Law Offices

Stasus dan Kedudukan Hukum Karyawan BUMN


 Posted 18 March 2020  In Legal News & Events

a d f k v J " *
Laurences Aulina

Perlu diketahui bahwa regulasi sebelumnya diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983
tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil bahwa Pegawai
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil, termasuk persamaan
pemberlakuan ketentuan mengenai kewajiban pemberitahuan tertulis kepada pejabat/atasan jika
melangsungkan perkawinan dan kewajiban memperoleh izin pejabat untuk dapat melakukan
perceraian.

Namun, kini regulasi mengenai karyawan BUMN terdapat pada Pasal 87 ayat (1) dan (2) Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbunyi,

Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak
dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja bersama sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
Karyawan BUMN dapat membentuk serikat pekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Hal ini ditegaskan kembali pada Pasal 95 Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pada bagian penjelasan pasal 87 ayat (1) dinyatakan bahwa dengan status kepegawaian BUMN
seperti ini, bagi BUMN tidak berlaku segala ketentuan eselonisasi jabatan yang berlaku bagi pegawai
negeri. Perjanjian Kerja Bersama dimaksud dibuat antara pekerja BUMN dengan pemberi kerja yaitu
manajemen BUMN. Ketentuan mengenai PKB itu sendiri terdapat pada Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang ketentuan isinya diatur pada Pasal 124, “Perjanjian kerja
bersama paling sedikit memuat :

1. hak dan kewajiban pengusaha.


2. hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh.
3. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama, dan
4. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.
https://www.kennywiston.com/stasus-dan-kedudukan-hukum-karyawan-bumn/ 1/3
13/10/21 17.56 Stasus dan Kedudukan Hukum Karyawan BUMN - Kenny Wiston Law Offices

Maka dari itu, pengaturan tentang kepegawaian karyawan BUMN tunduk pada Undang-Undang
Ketenagakerjaan, PKB serta Peraturan Perusahaan dari BUMN itu sendiri. Dalam hal terjadi
pelanggaran etika dan moral oleh Karyawan BUMN dapat diberikan sanksi ataupun teguran oleh
perusahaan namun apabila pelanggaran tersebut yang dilarang oleh hukum pada ranah pidana maka
dapat dilaporkan kepada pejabat yang berwenang yaitu polisi. Tindak Pidana yang dilakukan
mengacu  dan tunduk pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sebagai contoh tindakan asusila
diatur pada Pasal 281 KUHP yang diancam pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat juta lima ratus ribu rupiah.

Laporan menurut Pasal 1 angka 24 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dinyatakan bahwa
pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-
undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya
peristiwa pidana.

Apabila Karyawan BUMN tersebut terbukti telah melakukan tindak pidana berdasarkan ketentuan
Pasal 160 ayat (3) Undang-Undang Ketenegakerjaan dinyatakan bahwa, pengusaha dapat melakukan
PHK terhadap pekerja/buruh yang setelah enam bulan tidak dapat melakukan pekerjaan
sebagaimana mestinya karena dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga
melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha. Kemudian pada ayat (5) dijelaskan,
dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa enam bulan berakhirdan
pekerja/buruh dinyatakan bersalah, maka pengusaha dapat melakukan PHK kepada pekerja/buruh
yang bersangkutan.

Akan tetapi pada Pasal 160 ayat (4) Undang-Undang Ketenagakerjaan dijelaskan bahwa dalam hal
memutuskan perkara pidana sebelum masa enam bulan berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan
tidak bersalah, maka pengusaha wajib mempekerjakan pekerja/buruh kembali.

Jadi, apabila karyawan melakukan pelanggaran etika dan moral dapat dilaporkan pada perusahan
untuk diberikan sanksi dan teguran namun dalam hal tindakan tersebut merupakan tindak pidana
dapat dilaporkan pada pihak kepolisian. Jika terbukti telah melakukan tindak pidana, perusahaan
dapat melakukan PHK tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
terlebih dahulu. Namun, dalam hal tidak terbukti bersalah maka perusahaan wajib mempekerjakan
kembali karyawan tersebut.

a d f k v J " *

https://www.kennywiston.com/stasus-dan-kedudukan-hukum-karyawan-bumn/ 2/3
13/10/21 17.56 Stasus dan Kedudukan Hukum Karyawan BUMN - Kenny Wiston Law Offices

https://www.kennywiston.com/stasus-dan-kedudukan-hukum-karyawan-bumn/ 3/3

Anda mungkin juga menyukai