Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MENGANALISA ARTIKEL DALAM JURNAL

Nama : Anggi Windi Utami

NIM : 213020601173

Mata Kuliah : Hukum Perusahaan

Fakultas : Ilmu Hukum

Dosen Pembimbing : Joanita Jalianery, SH., MH

Nama Jurnal Journal of Judicial Review

Judul Artikel Hubungan Hukum Pekerja dan Keberlakuan Peraturan

Perusahaan Dalam Perusahaan Konglomerasi

Nama Penulis Artikel Windi Afdal dan Carina Tan

Nomor dan Tanggal No. 2 Vol.XXI (2 Desember)

Terbit Jurnal

Nama Penerbit Universitass Internasional Batam

Tahun Terbit 2019

Halaman Artikel 168-181

Resume  Perusahaan didirikan oleh Pengusaha bertujuan untuk

mencari keuntungan. Dalam perkembangan bisnis,

pada prakteknya kebanyakan pengusaha membentuk

banyak perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

yang berlipat ganda. Lebih tepatnya pembentukan

perusahaan anak ini disebut sebagai perusahaan

konlomerasi. Sampai saat ini belum diatur peraturan

yang melarang perusahaan yang dengan sengaja

memindahkan Perjanjian Kerja atau Kontrak karyawan


yang sudah 3 tahun bekerja kepada anak perusahaan

dengan kepemilikan saham yang sama namun dengan

Perseroan yang berda tetapi tetap bekerja perusahaan

yang sebelumnya.

 Perusahaan Konglomerasi yang mana peraturan

Perusahaan hanya dimiliki oleh perusahaan lain tidak

memiliki Peraturan Perusahaan. Sebagaimana dalam

ketentuan bahwa “Pengusaha yang memperkerjakan

pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 peraturan

perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh

Menteri atau pejabat yang ditunjuk”.

 Manajemen perusahaan yang diteliti oleh Peneliti

menentukan Peraturan Perusahaan Peraturan

Perusahaan yang dimiliki oleh Perusahaan yang

pertama kali didirikan diberlakukan bagi seluruh anak

perusahaan, hal ini disebabkan karena perusahaan

konglomerasi tersebut merupakan Single Economy

Entinity.

 Konflik yang akan terjadi adalah apabila dalam sebuah

perusahaan tidak memiliki Peraturan Perusahaan akan

berdampak bagi karyawan maupun perusahaan itu

sendiri. Konflik yang dimaksus adalah apabila terjadi

perselisihan dalam hubungan insdustrial, maka

karyawan maupun perusahaan kehilangan sebuah

pegangan yang dapat mengatasi perselisihan tersebut.


 Di dalam Peraturan Perusahaan akan tertulis solusi

penyelesaian sengketa dalam hubungan industrial

yakni penyelesaian sengketa dalam hubungan

industrial yakni penyeesaian sengketa dalam

pengadilan maupun di diluar pengadilan (penyelesaian

melalui abritrase, mediasi, bipatrit).

 Peneliti mengaplikasikan Empiris untuk mendapatkan

data dari lapangan sehingga dapat membagikan kepada

Pembaca akan pengalaman yang dialami oleh

responden yang dipilih oleh Peneliti.

 Dari keseluruhan pengambilan data kuesionier

maupun wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa

perusahan dalam membuat Peraturan Perusahaan

sudah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan,

namun dalam mengalihkan kontrak kerja karyawan

ada Perusahaan Selanjutnya yang didirikan tersebut

tidak merupkan kesalahan perusahaan juga. Karena

belum ada peraturan yang mengatur perihal mutasi

kontrak kerja merupakan suatu hal yang melanggar.

 Hubungan Hukum Pekerja dalam suatu Perusahan

Konglomerasi

Setiap Perusahaan Konglomerasi menjalankan fungsi

sebagai kesatuan ekonomi. Perusahaan pertama

bertindak sebagai pimpinan sentral yang

mengendalikan dan mensinergikan kegiatan bisnis


perusahaan dibawahnya dalam suatu kesatuan

ekonomi yang secara kolektif mendukung kepentingan

bisnis konglomerasi.

Kepentingan pekerja atau buruhpun dapat dirugikan

oleh fakta bahwa perusahaan di tempat mereka bekerja

adalah merupakan perusahaan bagian dari satuan

konglomerasi. Dalam keadaan para pekerja dapat

dipindahkan oleh sutau perusahaan konglomerasi

kepada perusahaan konglomerasi lain.

Salah satu fungsi kepemilikan saham perusahaan

Pertama yang didirikan terhadao Oerusahaan

selnajutnya adalah zeggenschapfuntie, artinya

kepemilikan Perusahaan Pertama untuk

mengendalikan Perusahaan dibawahnya melalui

berbagai mekanisme pengendalian yang ada, seperti

RUPS untuk mendukung belenggingsfuntie sebagai

kesatuan ekonomi.

Permasalahan mengenai pengalihan kontrak kerja

karyawan yang sudah 3 tahun bekerja, dialihkan

kepada perusahaan lainnya yang merupakan

Perusahaan Konglomerasi dengan Perjanjian Kerja

dalam bentuk tertulis yang didalamnya memuat

beberpa hal merujuk pada pasal 54 ayat (1) Undang-

undang Nomor 13 Tahun 2003, Yaitu:

1. Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha


2. Nama, jenis kelamin, umur dan alamat

pekerja/buruh

3. Jabatan atau jenis pekerjaan

4. tempat kerja

5. besarnya upah dan cara pembayarannya

6. syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban

pengusaha dan pekerja/buruh

7. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja

8. tempat dan tanggal perjanjian kerja di buat

9. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja

 Ketentuan jelas dikatakan bahwa perjanjian kerja

harus memuat Nama, Alamat perusahaan dan jenis

usaha. Oleh karea itu perjanjian kerja yang dialihkan

dari satu Perusahaan ke Perusahaan lain tidak berlaku

lagi karena terjadinya peralihan pemberi kerja karena

berbeda nama dan badan hukumnya. Berbica

mengenai masa kerja dihitung lagi dari nol (0) sejak

karyawan menanda-tangani kontrak pada perusahaan

kedua dan tidak ada pesangin bagi karyawan yang

dialihkan/ditransfer.

 Konflik pada penelitian jurnal ini adalah manajemen

perusahaan hanya memperkerjakaan karyawan

maksimal 3 tahun ditempatkan pada Perusahaan

Pertama. Sehingga ketika pemabruan kontrak,

Karyawan tersebut akan dipindahkan/dialihkan atas


nama perusahaan yang lainnya demi menghindar

status PKWTT. Kemudian, tidak ada ketentuan

larangan hukum mengenai tindakan dalam

memindahkan kontrak karyawan secara sengaja yang

menyebabkan keryawan kehilangan status PKWTT.

 Ketentuan pemberlakuan Peraturan Perusahaan

daam suatu Perusahaan Konglomerasi

Peraturan Perundang-undangan tetap memilki

keterkaitan mengenai kegiatan bisnis sesuai dengan

perkembangan dan dominasi Perusahaan

konglomerasi. Dengan mempunyai saham dalam

perseroan lain akan dilegitimasi oleh suatu perseroan

menurut UUD Nomor 40 tahun 2007. Untuk

mendrikan suatu perseroan telah ditentukan

sebagaimana dalam pasal 7 ayat (1) UUD Nomor 40

Tahun 2007 ayat (1) UUD Nomor 40 Tahun 2007.

Badan hukum indonesia, warga indonesia ataupun

orang perorangan merupakan “Orang” sesuai dengan

memori penjelasan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2007. Munculnya keterlibatan 2

perseroan yang menimbulkan perbuatan hukum suatu

badan hukum.

 UUD Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pada

Pasal 1 ayat 3 menentukan bahwa Negara Indonesia

adalah Negara Hukum. Hal ini mengandung


konsekuensi bahwa setiap tindakan pemerintah

haruslah berdasarkan pada hukum. Semua orang tanpa

kecuali harus tunduk dan taat pada hukum, hanya

hukumnya yang berkuasa dalam Negara tersebut.

 Dalam bidang ketanakerjaan, pemberi Kerja

(Pengusaha, perseroan, CV, badan hukum atau dengan

istilah yang lainnya) melalu bagian manajemen/SDM

wajib menaati dan melaksanakan Peraturan

Perundang-undangan yang mengatur tentang

Ketenagakerjaan, Peraturan Meneteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi serta Keputusan Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi menjadi dasar dan acuan

dalam pengelolaan ketanagakerjaan di negara

Indonesia.

 Tidak ada larangan dalam peraturan perundang-

undangan bahwa mengalihkan kontrak karyawan

PKWT yang sudah bekerja selama 3 tahun kepada

perusahaan yang lian untuk menghindarkan status

PKWTT adalah melanggar hukum.

 Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan terbatas, sebagai entitas yang

terpisah dari pemiliknya. Dengan demikian merujuk

pada ketentuan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003

pasal 108 ayat (1) Perusahaan yang memiliki 10

karyawan wajib memiliki Peraturan Perusahaan.


Dengan semikian, Anak Perusahaan wajib memiliki

Peraturan Perusahaan mandiri. Namun dalam

praktiknya, perusahaan kelompok yang ditelisi tidak

comply karena merka tidak memiloiki Peraturan

Perusahaan mandiri pada masing-masing anak-anak

perusahaan.

Kaitan Materi Artikel Bentuk hukum perusahaan diatur/diakui oleh undang

dengan Materi undang, baik bersifat perseorangan, persekutuan atau badan

hukum. Sebagai salah satu bentuk badan hukum maka status

perusahaan PT akan menjadi jelas di mata hukum. Hal ini

dikarenakan mereka tergolong sbjek hukum.

Hukum Perusahaan Pasal 3 Ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang perseroan terbatas, sebagai entitas yang terpisah

dari pemiliknya.

Hal Unik/Menarik Perusahaan yang memiliki pemikiran pintar

Hal yang dipelajari dari Keberadaan dan pengakuan Yuridis Terhadap perusahaan

artikel yang tidak ada Konglomerasi menjadi salah satu perdebatan yang telah

pada materi perkuliahan berlangsung lama serta melibatkan berbagai wilayah yuridiksi

atau pada materi hukum perdebatan yang berbeda perbedaan pendapat mengenai

perusahaan yang ada pengertian yuridis perusahaan konglomerasi bersumber dari

pelajari selama ini belum adanya yuridis terhadap status badan hukum. Belum

adanya pengakuan yuridis terhadap status badan hukum dari

perusahaan konglomerasi menyebabkan peraturan undang


undang tidak mengatur mengenai kontruksi perusahaan

konglomerasi.

Anda mungkin juga menyukai