Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Kurnia Putra

NIM : 040983183
Mata Kuliah : Hubungan Industrial
Tugas 3
Jawaban :
1. Carilah contoh kasus perselisihan hubungan industrial yang terjadi di Indonesia dan
lengkapilah dengan sumber berita yang anda kutip!
Konflik dalam hubungan industrial kerap kali terjadi di Indonesia. Salah satunya kasus
pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak. Sebagai contoh, sengketa PHK antara
PT Besmindo dan karyawannya. Tindakan manajemen PT Besmindo yang memecat
tanpa pemberitahuan dianggap sewenang-wenang. PT Besmindo PHK Sepihak,
Karyawan Nilai ada Intimidasi

Jumat, 11 November 2011 – 16:19:10 WIB. Pekanbaru (detakriau.com)- PT Besmindo


yang bergerak sebagai kontraktor di PT CPI, Minas melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) terhadap karyawannya dengan tanpa alasan yang jelas. Sehingga karyawan
di PHK melapor ke Polisi.

Tepat pada bulan November tahun 2011, PT Besmindo memutuskan hubungan kerja
dengan empat orang karyawannya. Namun, keputusan PHK tersebut dilakukan secara
sepihak. Hal ini membuat para karyawan geram sehingga melaporkan tindakan PT
Besmindo ke polisi. Dugaan sementara, perusahaan mengintimidasi karena
penggabungan beberapa karyawan ke Serikat Buruh Cahaya Indonesia (SCBI).

Namun, manajemen PT Besmindo memilih bungkam atas kasus ini. Bahkan, ketika
dihubungi tim HRD, manajemen tidak memberikan respon. Baik panggilan lewat ponsel,
maupun pesan singkat (SMS), diabaikan oleh petinggi perusahaan.

Sumber : 1) http://lizycantik.blogspot.co.id/p/analisis-kasus-ketenagak…

2) https://atikanafridayanti.wordpress.com/…/pemutusan-hubung…/
2. Identifikasi contoh kasus yang sudah anda kutip, termasuk dalam jenis perselisihan apa?
Berikan alasan singkat.

Melihat kasus di atas, dapat dijelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
perusahaan Bismindo dan aturan aturan yang dilanggarnya. Jika melihat ke aturan yang
ada yang mana dalam undang undang yang berlaku di Negara kita tindakan PHK jika
tidak dapat lagi dihindari maka sebelum membuat putusan PHK pihak perusahaan harus
melakukan musyawarah dengan serikat pekerjas ataupun pekerja itu sendiri. Hal ini
diatur dalam pasal 151 ayat (2) yaitu “Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi
pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan
kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan
pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh”. Dari pasal ini kita dapat menilai bahwa apa yang telah dilakukan
oleh perusahaan Bismindo telah bertentangan dengan undang undang yang ada di Negara
kita. Dan tindakan ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh pihak perusahaan sangat
tidak menghargai yang nama nya serikat pekerja dan juga undang undang yang telah
dibuat oleh pemerintah kita.

Sehingga kesimpulannya ialah permasalahan yang saya kutip termasuk dalam jenis
perselisihan pemutusan hubungan kerja.

3. Berdasarkan jenis perselisihan yang sudah anda tetapkan, bagaimana cara penyelesaian
yang sesuai dan tepat.?

Untuk menyelesaikan kasus PT Besmindo, terlebih dahulu harus menganalisis


permasalahan berdasarkan hukum. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan telah mencantumkan aturan berakhirnya perjanjian kerja atau PHK
dalam pasal 61. Berikut ini bunyi pasal 61 ayat 1.

“Perjanjian kerja berakhir apabila :

1. pekerja meninggal dunia;


2. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
3. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
4. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja,
peraturan kerja perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan
berakhirnya hubungan kerja.”

Selain itu, pasal 151 juga menegaskan, bahwa tindakan PHK harus dirundingkan dengan
pekerja, serikat pekerja, atau pengusaha. Berikut ini bunyi kutipan pasal 151 ayat 2.

“Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat
dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha
dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang
bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.”

Jika ditinjau dari undang-undang tersebut, PT Besmindo telah melakukan tindakan yang
melanggar hukum. Pertama, perusahaan ini mengabaikan keberadaan serikat pekerja atau
pekerja dengan memutuskan hubungan kerja secara sepihak. Dalam kasus tersebut,
manajemen tidak pernah mengadakan perundingan sebelum mengeluarkan keputusan
PHK.

Kedua, jika terbukti ada intimidasi, PT Besmindo terjerat pasal 104 ayat 1 yang berbunyi:

“Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat


buruh.”

Sesuai pasal di atas, seharusnya, PT Besmindo tidak memiliki hak untuk mencegah atau
mengintimidasi karyawannya yang bergabung di SCBI. Supaya masalah ini bisa
diselesaikan, manajemen perusahaan dan karyawan tersebut harus melakukan
perundingan bipartit. Jika belum mencapai kesepakatan, selanjutnya melewati
tahap mediasi hingga ke Pengadilan Hubungan Industrial.

Anda mungkin juga menyukai