Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERTUMBUHAN ILMU PENGETAHUAN PADA MASA BANI UMAYYAH


Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Pelajaran PAI

Disusun oleh:
Silby Kayla Az-Zahira

SMPN 1 MEKARMUKTI
Jln. Mekarmukti No. 1100
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya tugas makalah yang berjudul “Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Umayyah” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam kami curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah berjasa dalam mengajarkan dan menyebarkan agama islam
serta pengetahuan umum lainnya. Melalui kata pengantar ini kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada
guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penulis menyadari bahwa hasil tugas ini bukanlah hasil karya yang sempurna, baik
dari segi penulisan, isi materi maupun bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Mekarmukti, Desember 2021


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan lahirnya kekuasan
yang berpola Dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya (khalifah Ali) yang
masih menerapkan pola keteladanan Nabi Muhammad, yaitu pemilihan khalifah dengan
proses musyawarah akan terasa berbeda ketika memasuki pola kepemimpinan dinasti-dinasti
yang berkembang sesudahnya. Bentuk pemerintahan dinasti atau kerajaan yang cenderung
bersifat kekuasaan foedal dan turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan,
adanya unsur otoriter, kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui dengan tipu
daya, dan hilangnya keteladanan Nabi untuk musyawarah dalam menentukan pemimpin
merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti sesudah khulafaur rasyidin. Dinasti
Umayyah merupakan kerajaan Islam pertama yang didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan.
Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan cara menolak pembai’atan terhadap khalifah Ali
bin Abi Thalib, kemudian ia memilih berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali
dengan strategi politik yang sangat menguntungkan baginya.
Jatuhnya Ali dan naiknya Muawiyah juga disebabkan keberhasilan pihak khawarij
(kelompok yang membangkan dari Ali) membunuh khalifah Ali, meskipun kemudian tampuk
kekuasaan dipegang oleh putranya Hasan, namun tanpa dukungan yang kuat dan kondisi
politik yang kacau akhirnya kepemimpinannya pun hanya bertahan sampai beberapa bulan.
Pada akhirnya Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah, namun dengan
perjanjian bahwa pemilihan kepemimpinan sesudahnya adalah diserahkan kepada umat
Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada tahun 661 M / 41 H dan dikenal dengan am jama’ah
karena perjanjian ini mempersatukan ummat Islam menjadi satu kepemimpinan, namun
secara tidak langsung mengubah pola pemerintahan menjadi kerajaan. Meskipun begitu,
munculnya Dinasti Umayyah memberikan babak baru dalam kemajuan peradaban Islam, hal
itu dibuktikan dengan sumbangan-sumbangannya dalam perluasan wilayah, kemajuan
pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya.
Pada masa Dinasti Umayyah pola pendidikan Islam senantiasa berusaha untuk bisa
lebih maju dari pendidikan Barat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah kegiatan
penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, berkembangnya lembaga pendidikan
serta kurikulum dan metodenya, berkembangnya ilmu pengetahuan, serta berkembang pula
gerakan-gerakan ilmiah yang belum digalakkan pada masa-masa sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan ilmu pengetahuan pada Dinasti Umayyah


Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama
setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab
dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini
diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama
Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai masa perkembangan peradaban Islam,
yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini berlangsung selama 90
tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di Damaskus.
Pada masa ini perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sangat
besar. Penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan dilakukan pembidangan ilmu
pengetahuan sebagai berikut;
1. Ilmu pengetahuan bidang agama yaitu, segala ilmu yang bersumber dari Al-
Qur’an dan Hadits.
2. Ilmu pengetahuan bidang sejarah yaitu, segala ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah dan riwayat.
3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa yaitu, segala ilmu yang mempelajari bahasa,
nahwu, sharaf dan lain-lain.
4. Ilmu pengetahuan bidang filsafat yaitu, segala ilmu yang pada umumnya
berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantiq, kedokteran, kimia, astronomi,
ilmu hitung dan ilmu lain yang berhubungan dengan ilmu itu.
Penggolongan ilmu tersebut dimaksudkan untuk mengklasifikasikan ilmu sesuai
dengan karakteristiknya, semuanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya, karena satu
ilmu tidak bisa berdiri sendiri.Sehingga ilmu pengetahuan sudah menjadi satu keahlian,
masuk kedalam bidang pemahaman dan pemikiran yang memerlukan sitematika dan
penyusunan.

2.2. Ilmu pengetahuan yang muncul pada zaman Dinasti Umayyah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Bani Umayyah pada
umumnya berjalan seperti di zaman permulaan Islam, hanya pada perintisan dalam ilmu
logika, yaitu filsafat dan ilmu eksak.  Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini masih
berada pada tahap awal. Para pembesar Bani Umayyah kurang tertarik pada ilmu
pengetahuan kecuali Yazid bin Mua’wiyah dan Umar bin Abdul Aziz.  Ilmu yang
berkembang di zaman Bani Umayyah adalah ilmu syari’ah, ilmu lisaniyah, dan ilmu tarikh.
Selain itu berkembang pula ilmu qiraat, ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu bumi, dan
ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing.  Kota yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan
ini antara lain Damaskus, Kuffah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordova, Granada, dan lain-lain,
dengan masjid sebagai pusat pengajarannya.
Ilmu pengetahuan yang berkembang di zaman Dinasti Umayyah dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Al Ulumus Syari’ah, yaitu ilmu-ilmu Agama Islam, seperti Fiqih, tafsir Al-
Qur’an dan sebagainya.
b. Al Ulumul Lisaniyah, yaitu ilmu-ilmu yang perlu untuk memastikan bacaan
Al Qur’an, menafsirkan dan memahaminya.
c. Tarikh, yang meliputi tarikh kaum muslimin dan segala perjuangannya,
riwayat hidup pemimpin-pemimpin mereka, serta tarikh umum, yaitu tarikh
bangsa-bangsa lain.
d. Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas tentang membaca Al Qur’an. Pada
masa ini termasyhurlah tujuh macam bacaan Al Qur’an yang terkenal dengan
Qiraat Sab’ah yang kemudian ditetapkan menjadi dasar bacaan, yaitu cara
bacaan yang dinisbahkan kepada cara membaca yang dikemukakan oleh tujuh
orang ahli qiraat, yaitu Abdullah bin Katsir (w. 120 H), Ashim bin Abi Nujud
(w. 127 H), Abdullah bin Amir Al Jashsahash (w. 118 H), Ali bin Hamzah
Abu Hasan al Kisai (w. 189 H), Hamzah bin Habib Az-Zaiyat (w. 156 H), Abu
Amr bin Al Ala (w. 155 H), dan Nafi bin Na’im (169 H).
e. Ilmu Tafsir, yaitu ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam
menafsirkan Al Qur’an.  Pada masa ini muncul ahli Tafsir yang terkenal
seperti Ibnu Abbas dari kalangan sahabat (w. 68 H), Mujahid (w. 104 H), dan
Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Ali bin Husain dari kalangan syi’ah.
f. Ilmu Hadis, yaitu ilmu yang ditujukan untuk menjelaskan riwayat dan sanad
al-Hadis, karena banyak Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah.  Diantara
Muhaddis yang terkenal pada masa ini ialah Az Zuhry (w. 123 H), Ibnu Abi
Malikah (w. 123 H), Al Auza’i Abdur Rahman bin Amr (w. 159 H), Hasan
Basri (w. 110 H), dan As Sya’by (w. 104 H).
g. Ilmu Nahwu, yaitu ilmu yang menjelaskan cara membaca suatu kalimat
didalam berbagai posisinya.  Ilmu ini muncul setelah banyak bangsa-bangsa
yang bukan Arab masuk Islam dan negeri-negeri mereka menjadi wilayah
negara Islam.  Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama dan
membukukannya seperti halnya sekarang adalah Abu Aswad Ad Dualy (w. 69
H).  Beliau belajar dari Ali bin Abi Thalib, sehingga ada ahli sejarah yang
mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sebagai Bapaknya ilmu Nahwu.
h. Ilmu Bumi (al- Jughrafia).  Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan
kaum muslimin pada saat itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji,
menuntut ilmu dan dakwah, seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu
kepada ilmu yang membahas tentang keadaan letak wilayah.  Ilmu ini pada
zaman Bani Umayyah baru dalam tahap merintis.
i. Al-Ulumud Dakhilah, yaitu ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam
bahasa Arab dan disempurnakannya untuk kepentingan kebudayaan
Islam. Diantara ilmu asing yang diterjemahkan itu adalah ilmu-ilmu
pengobatan dan kimia. Diantara tokoh yang terlibat dalam kegiatan ini adalah
Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 86 H). 

2.3. Tokoh/Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Umayyah


Dalam sepak terjang yang dilakukan Bani Umayyah di bidang pendidikan Islam,
banyak melahirkan para ulama yang ahli di bidangnya, mereka bertanggung jawab terhadap
kelancaran jalannya pendidikan, Dalam hal ini, Ulama memikul tugas mengajar dan
memberikan bimbingan serta pimpinan kepada masyarakat. Ulama bekerja atas dasar
kesadaran dan tanggung jawab agama, bukan atas dasar pengangkatan dan penunjukkan
pemerintah
Diantara ulama yang menjadi pendidik sekaigus sebagai ilmuan pada waktu itu
adalah:
a) Seni Bahasa dan Sastra
Pada masa pemerintahan Abd. Malik bin Marwan, bahasa arab digunakan sebagai
administrasi negara. Dengan penggunaan bahasa Arab yang semakin luas
dibutuhkan suatu panduan bahasa yang dapat digunakan semua orang. Hal itu
mendorong lahirnya seorang ahli bahasa terkemuka yang bernama Imam
Syibawaihi, yang mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa
Arab yang berjudul al-Kitab. Disamping itu, pada pemerintahan Dinasti Umayyah
di Andalusia terdapat juga ahli bahasa yang terkenal, antara lain: Ibnu Malik
pengarang kitab Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn Al-Haj, Abu Ali Al-Isybili,
Abu Al-hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-Garnathi, al-Farisi, al-Zujaj. Di
bidang sastra juga mengalami kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya
sastrawan-sastrawan yang terkemuka, seperti:
a. Qays Bin Mullawah menyusun buku yang berjudul Laila Majnun, wafat
pada tahun 699 M.
b. Jamil Al-Uzri (701 M)
c. Al-Akhtal (701 M)
d. Umar Ibn Abi Rubi’ah (719 M)
e. Al-Farazdaq (732 M)
f. Ibnu Al-Muqoffa (756 M)
g. Ibnu Al-Jarir (792 M)
b) Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir memliki makna yang strategis, disamping karena luasnya faktor 
kawasan Islam ke beberapa daerah luar Arab yang membawa konsekuensi
lemahnya seni sastra Arab. Hal ini menyebabkan pencemaran bahasa Al-Qur'an
dan makna Al-Qur'an yang digunakan untuk kepentingan golongan tertentu.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Mujahid, Athak bin Abu Rabah, Ikrimah,
Qatadah, Said bin Jubair, Masruq bin al-Ajda', Wahab bin Munabbih, Abdullah
bin Salam, Abd Malik Ibnu Juraid al-Maliki.  Ilmu tafsir pada masa itu belum
mengalami perkembangan pesat sebagaimana terjadi pada masa pemerintahan
Bani Abbasiyyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan, sampai akhirnya tertulis.
Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat
nabi sekaligus paman nabi yang terkenal.
c) Ilmu Hadits
Perkembangan ilmu Hadits sendiri terjadi setelah diketahui banyaknya hadits
palsu yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik. Sebelumnya
hadits hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut. Setengah sahabat dan para pelajar
ada yang mencatat hadits-hadits itu dalam buku catatannya. Atas dasar itulah
dirasa penting untuk menyusun atau mengumpulkan dan membukukan Hadits-
hadits tertentu saja, yang dikira kuat dalam sanad dan matannya. Diantara para
ahli hadits yang terkenal pada masa itu ialah Muhammad bin Syihab al-
Zuhri, Hadits ada al-Zuhry, Abu Zubair Muhammad bin Muslim bin Idris.
d) Fiqih
Pada periode Umayyah, telah melahirkan sejumlah mujtahid fiqih, terbukti ketika
akhir masa Umayyah telah akhir tokoh madzhab seperti Imam Abu Hanifah di
Irak dan Imam Malik Ibu Anas di Madinaah. Sedangkan Imam Syafi'i dan Imam
Ahmad Ibnu Hambal lahir pada masa Dinasti Abbasiyyah.Dan di bidang fiqih,
Umayyah di Spanyol Islam menganut mazhab Maliki, maka para ulama
memperkenalkan materi-materi fiqih dari mazhab Imam Maliki. Para Ulama yang
memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd
Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya adalah Abu bakar ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn
Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm, kemudian abu bakar al quthiyah, munzir bin sa,if
al-baluthi dan ibnu hazim.
e) ilmu kimia
Yazid bin Muawiyyah seorang khalifah yang pertama kali meyuruh untuk
menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Beliau
mendatangkan beberapa orang Romawi yang bermukim di mesir. Diantaranya 
Maryanis seorang pendeta yang mengajarkan ilmu kimia.
f) Ilmu Kedokteran
Peduduk Syam di Zaman ini telah banyak menyalin bermacam ilmu ke dalam
bahasa Arab, seperti: ilmu-ilmu kedokteran misalnya karangan Qais Ahrun dalam
bahasa Suryani yang disalin ke dalam bahasa Arab Masajuwaihi.
g) Ilmu Filsafat
Islam di Andalusia telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian
dalam bentangan sejarah islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
di lalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa abad ke 12 minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 selama
pemerintahan bani umayyah. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Andalusia
dalah Abu Bakr Muhammad bin al-Syaigh yang terkenal dengan nama Ibnu
Bajjah. Karyanya adalah Tadbir al-muwahhid, tokoh kedua adalah Abu Bakr bin
Thufail yang banyak menulis masalh kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya
filsafatnya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Tokoh terbesar dalam bidang
filsafat di Andalusia adalah Ibnu Rusyd dari cordova. Ia menafsirkan maskah –
naskah aristoteles dan menggeltuti masalah – masalah menahun tentang
keserasian filsafat agama.
h) Musik dan Kesenian
Dibidang ini dikenal seorang tokoh bernama Hasan bin Nafi yang berjuluk
Zaryah. Dia juga terkenal sebagai penggubah lagu dan sering mengajarkan
ilmunya kepada siapa saja sehingga kemasyhurannya makin meluas

2.4. Pemikiran Tokoh Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah


Berikut ini nama-nama ilmuwan beserta bidang keahlian yang berkembang di
Andalusia masa dinasti Bani Umayyah:
No Nama Bidang Keahlian Keterangan

1 Abu Ubaidah Muslim - Astrolog Dikenal sebagai Shahih al


Ibn Ubaidah al Balansi - Ahli Hitung Qiblat karena banyak sekali
- Ahli gerakan mengerjakan penetuan arah shalat.
bintang-bintang
2. Abu al Qasim Abbas ibn - Astronom kimia Ilmi kimia, baik kimia murni maupun
Farnas terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi
yang erat kaitannya dengan ilmu
kedokteran. Farmasi dan ilmu
kedokteran telah mendorong para ahli
untuk menggali dan mengembangkan
ilmu kimia dan ilmu tumbuh-tumbuhan
untuk pengobatan.

3 Ahmad ibn Iyas al Kedokteran Hidup pada masa Khalifah Muhammad


Qurthubi I ibn abd al rahman II Ausath

4. Yahya ibn Ishaq Hidup pada masa khalifah Badullah ibn


Mundzir
5. Abu Daud Sulaiman ibn Hidup pada masa awal khalifah al
Hassan Mu’ayyad
6. Abu al Qasim al Zahrawi- Dokter Bedah Di Barat dikenal dengan Abulcasis.
- Perintis ilmu Karyanya berjudul al Tashrif li man
penyakit telinga ‘Ajaza ‘an al Ta’lif, dimana pada abad
- Pelopor ilmu XII telah diterjemahkan oleh Gerard of
Cremona dan dicetak ulang di Genoa
penyakit kulit
(1497M), Basle (1541 M) dan di
Oxford (1778 M) buku tersebut
menjadi rujukan di universitas-
universitas di Eropa.
7. Abu Marwan Abd al - Ahli sejarah - wafat 238/85
Malik ibn Habib - Penyair dan ahli - salah satu bukunya berjudul al
nahwu sharaf Tarikh

8. Yahya ibn Hakam - Sejarah -


- Penyair
9. Muhammad ibn Musa al - Sejarah - wafat 273/886
razi - Menetap di Andalusia pada tahun
250/863
10. Abu Bakar Muhammad - Sejarah - Dikenal dengan Ibn Quthiyah
ibn Umar - Wafat 367/977
- Bukunya berjudul Tarikh Iftitah al
Andalus
11. Uraib ibn Saad - Sejarah - Wafat 369/979
- Meringkas Tarikh al- thabari,
menambahkan kepadanya tentang al
Maghrib dan Andalusia, disamping
memberi catatan indek terhadap buku
tersebut.
12. Hayyan Ibn Khallaf ibn - Sejarah & sastra - Wafat 469/1076
Hayyan - Karyanya : al Muqtabis fi Tarikh
Rija al Andalus dan al Matin.
13. Abu al Walid Abdullah - Sejarah - Lahir di Cordova tahun 351/962 dan
ibn Muhammad ibn al - Penulis biografi wafat 403/1013.
faradli. - Salah satu karyanya berjudul Tarikh
Ulama’i al Andalus

Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada peran para ulama dan
sastrawan, diantaranya adalah:
1. Ali al Qali. Ia adalah seorang tokoh besar pada zamannya. Ia dibesarkan dan
menimba ilmu Hadits, bahasa, sastra, Nahwu dan sharaf dari ulama-ulama
terkenal di Baghdad. Pada tahun tahun 330/941 al Nashir mengundang beliau
untuk menetap di Cordova dan sejak saat itu Ali mengembangkan ilmu Islam
sampai wafatnya (358/696). Dari sekian banyak karya tulisnya yang bernilai
tinggi, diantaranya adalah al Amalî dan al Nawâdir.
2. Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Ia adalah seorang ahli bahasa
Arab, Nahwu, penyair dan sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al Af’âl dan
Fa’alta wa Af’alât. Ia meninggal pada tahun 367/977.
3. Al Zabidi. Ia adalah guru dari Ibn Quthiyah. Al Zabidy sudah mengembangkan
bahasa dan sastra di Andalusia sebelum adanya Ali al Qali. Bukunya yang
terkenal adalah Mukhtashar al ‘Ain dan Akhbar al Nahwiyyîn.âîû
4. Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn Quthiyah.
Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini (269-319) dari Cordova dikenal
sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di Andalusia.

Berikut ini Bibliografi beberapa sastrawan Andalusia:


1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih. Lahir di Cordova 246/860. ia
menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungannya lebih banyak
kepada sastra dan sejarah. ia berhasil menggubah syari-syair pujian (madah) bagi
empat khilafah Umawiyah, sehingga ia mendapat kedudukan terhormat di istana.
Pada masa al Nashir ia menggubah 440 bait syair dengan menggunakan bahan
acuan sejarah. Pada masa tuanya, Abu Amr menyesali kehidupan masa mudanya,
kemudian ia berzuhud. Oleh karenanya ia menggubah syair-syair zuhdiyyat yang
ia himpun dalam al Mumhishât. Sebagian besar karya syairnya sudah hilang,
sedangkan yang berupa prosa ia tuangkan dalam karyanya yang diberi nama al
‘Aqd al Fârid. Ia pada tahun 328/940 dalam keadaan lumpuh.
2. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382/992. Ia dikenal
dekat dengan penguasa. Dengan keterlibatannya dengan kemelut politik, ia sering
membuat syair-syair dalma rangka membesarkan atau menggulingkan seorang
penguasa. Pada masa kekuasaan Hamudiyah penyair ini dipenjarakan dan
menerima penghinaan serta penganiayaan yang berat. Ia dibebaskan dalam
keadaan lumpuh sampai wafat pada tahun 427/1035. Karyanya dalam bentuk
prosa adalah Risâlah al Tawâbi’ wa al Zawâbigh, Kasyf al Dakk wa Atsar al
Syakk dan Hanut ‘Athar.
3. Ibn Hazm. Lahir pada tahun 384/994) merupakan penyair sufi yang banyak
menggubah puisi-puisi cinta.
Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara lain :
a. Hasan al-Basri dan Sulaiman bin Umar. Beliau adalah ahli fiqih dan ahli
hadist yang selalu dimintai fatwa oleh khalifah Umar bin Abdul Azis tentang
kebijaksanaannya.
b. Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri (Ibnu Syihab az-Zuhri).
Beliau adalah ahli hadis, pengumpul dan penulis hadis pada masa khalifah
Umar bin Abdul Azis.
c. Wasil bin Atha’. Pendiri aliran Muktazilah ( berarti orang yang memisahkan
diri), yaitu aliran dalam Islam yang lebih mementingkanakal fikiran
dibandingkan dengan dalil naqli bertentangan dengan aliran Ahlus sunnah Wal
Jama’ah, beliau adalah murid Hasan al-Basri setelah  berbeda pendapat
dengan gurunya ia memisahkan diri.

BAB III
KESIMPULAN

Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama


setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 M sampai 750 M di Jazirah Arab
dan sekitarnya, serta dari 756 M sampai 1031 M di Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini
diambil dari nama tokoh Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama
Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I. Masa ini sebagai masa perkembangan peradaban Islam,
yang meliputi tiga benua yaitu, Asia, Afrika, dan Eropa. Masa ini berlangsung selama 90
tahun (661 M – 750 M) dan berpusat di Damaskus.
Pada masa ini penyusunan ilmu pengetahuan lebih sistematis dan dilakukan
pembidangan ilmu pengetahuan sebagai berikut : Ilmu pengetahuan bidang agama, Ilmu
pengetahuan bidang sejarah, Ilmu pengetahuan bidang bahasa, Ilmu pengetahuan bidang
filsafat.
Beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah yaitu Bersifat Arab,
Berusaha Meneguhkan Dasar-Dasar Agama Islam Yang Baru Muncul, Perioritas Pada Ilmu-
Ilmu Naqliyah Dan Bahasa, Menunjukkan Perhatian Pada Bahan Tertulis  Sebagai Media
Komunikasi, Membuka Pengajaran Bahasa-Bahasa Asing, dan Menggunakan Surau (Kuttab)
dan Masjid Tempat-tempat pendidikan pada Dinasti Umayyah antara lain khuttab, masjid,
majelis sastra, pendidikan istana, dan pendidikan badiah.
Pemikiran pendidikan Islam pada masa umayyah tampak dalam bentuk nasehat-
nasehat khalifah kepada pendidik anak-anaknya, yang memenuhi buku sastra, yang
menunjukan bagaimana teguhnya mereka berpegang pada tradisi Arab dan Islam. Salah satu
nasehat tersebut adalah nasehat Abdul Malik bin Marwan kepada pendidik anknya, “
hendaklah pendidik mendidik akal, hati, dan jasmani anak-anak.
            Pemikiran pendidikan islam pada masa Umayah  ini juga tersebar pada beberapa
tulisan para ahli nahwu, sastra, hadis, dan tafsir. Pada masa ini para ahli tersebut mulai
mencatat (modifikasi) ilmu-ilmu bahasa, sastra dan agama.
Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada peran para ulama dan
sastrawan, diantaranya adalah:
1. Ali al-Qali
2. Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar
3. Al Zabidi.
4. Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn Quthiyah.
5. Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini (269-319) dari Cordova
dikenal sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di Andalusia.
Berikut ini beberapa sastrawan Bani Umayyah di Andalusia :
1. Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih.
2. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.
3. Ibn Hazm.

Ilmuan Muslim yang terkenal pada masa bani Umayyah, antara lain :
a. Hasan al-Basri dan Sulaiman bin Umar.
b. Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri (Ibnu Syihab az-Zuhri).
c. Wasil bin Atha
DAFTAR PUSTAKA

- http://akbarbarka.blogspot.co.id/
- http://www.slideshare.net/nurulkhotimahuul/sejarah-peradaban-islam-masa-dinasti-
umayyah
- http://armaseva.blogspot.co.id/2015/01/peninggalan-peradaban-islam.html
- https://www.google.co.id/webhp

Anda mungkin juga menyukai