METODE NUMERIK
disusun oleh:
disusun oleh:
Nailul ’Atifah ST, M.Eng
KESALAHAN (ERROR)
Perhitungan dengan metode numerik, merupakan perhitungan pendekatan
yang hasilnya memiliki nilai selisih dengan nilai analitik, yang dinamakan dengan
error. Dalam penyelesaian suatu permasalahan perhitungan, dikehendaki suatu
jawaban nilai yang sebenarnya, misalkan disimbolkan dengan xT, tetapi dalam
perhitungan yang didapatkan adalah nilai pendekatannya,misalkan dilambangkan
dengan xA. Error mutlak didapatkan dengan persamaan berikut:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -1- nailul atifah
Error mutlak xT x A (1.1)
Akan tetapi dalam prakteknya, nilai error yang dimaksud adalah nilai error relatif
yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
xT x A
Error relatif = , xT 0 (1.2)
xT
Secara umum, error yang muncul dari hasil perhitungan disebabkan oleh faktor-
faktor berikut:
Asumsi yang digunakan pada saat membangun sebuah model matematis.
Contoh:
Asumsi yang menganggap diffuse radiation akibat efek awan adalah
konstan pada analisis pemodelan matematis neraca energi pada sistem
solar thermal.
Ketidaktepatan data / kesalahan dalam pengukuran suatu data.
Contoh:
Ketidaktelitian dalam pembacaan suhu gas bakar pada termokopel.
Kesalahan pembulatan angka.
Contoh:
4.6729 4.67 18.406 18.41 5.2600 5.3
Kesalahan pemotongan, yaitu: kesalahan yang terjadi karena adanya
pemotongan atau penyederhanaan proses perhitungan yang berlangsung
secara tak berhingga.
Contoh:
Kesalahan yang dihasilkan dari penggunaan suatu aproksimasi pengganti
prosedur matematika yang eksak pada approksimasi dengan deret Taylor.
Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada Bab V.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -2- nailul atifah
BAB II
AKAR PERSAMAAN
Secara umum akar persamaan f(x) dapat ditentukan dengan mencari nilai-
nilai x yang memenuhi persyaratan f(x)=0. Namun pada banyak fungsi
matematika aplikasi, solusi dengan penyelesaian analitik pada persamaan diatas
cukup sulit untuk ditemukan, dan bahkan tidak ada. Oleh karena itu diperlukan
metode pendekatan numerik untuk mecari akar-akar tersebut.
Konsep ini yang digunakan pada metode Bisection untuk menentukan dua
nilai tebakan awal, dimana dua nilai tersebut harus memiliki nilai fungsi yang
saling berlawanan. Metode ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -3- nailul atifah
Gambar 2.2. Pencarian nilai pendekatan akar persamaan
dengan menggunakan metode Bisection
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -4- nailul atifah
4. Perbarui indeks iterasi i = i + 1 dan jika sampai batas pada maksimum
Nmax, hentikan iterasi. SELESAI.
1500
1200
900
600
f(x)
300
0
0 2 4 6 8 10 12
-300
-600
x
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -5- nailul atifah
2.2 METODE NEWTON RHAPSON
Metode Newton-Raphson menggunakan garis singgung fungsi f(x) pada x0
sebagai tebakan awal. Kemudian koordinat x pada titik potong dari garis singgung
tersebut terhadap sumbu x (di y= 0) dijadikan sebagai nilai pendekatan berikutnya
untuk mendapatkan akar persamaan f(x). Pencarian nilai pendekatan akar
persamaan dengan menggunakan metode Newton-Raphson dapat dijelaskan
dengan menggunakan grafik berikut:
Dalam hal ini ditentukan x1 sebagai nilai tebakan awal. Gradient garis singgung
terhadap kurva f(x) pada titik (x1, y1) ditentukan dari nilai f'(x1). Persamaan dari
garis singgung tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
y f ( x1 ) f ' ( x1 )( x x1 ) (2.1)
Garis singgung tersebut memotong sumbu x di titik (x2 ,0). Dengan demikian jika
disubstitusikan ke persamaan 2.1:
0 f ( x1 ) f ' ( x1 )( x2 x1 ) (2.2)
Sehingga diperoleh:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -6- nailul atifah
f ( x1 )
x 2 x1 (2.3)
f ' ( x1 )
f ( xi )
xi 1 xi (2.4)
f ' ( xi )
Berikut ini adalah langkah-langkah algoritma pemrograman dalam pencarian nilai
pendekatan akar persamaan dengan menggunakan metode Newton Rhapson:
1. Tentukan index iterasi i = 1, nilai tebakan awal x0, error maksimum Emax
dan jumlah iterasi maksimum Nmax.
2. Jika i+1 <= Nmax lakukan:
f ( xi )
Hitung xi 1 xi
f ' ( xi )
xi 1 xi
Jika < Emax maka xi+1 adalah akar persamaan yang dicari. Iterasi
xi 1
dihentikan. SELESAI
3. Perbarui indeks iterasi i = i + 1 dan jika sampai pada batas maksimum
Nmax, hentikan iterasi. SELESAI.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -7- nailul atifah
2.3 METODE SECANT
Metode Secant adalah modifikasi dari metode Newton-Raphson. Akan
tetapi metode Secant menggunakan dua nilai tebakan awal. Misalnya, ditentukan
x0 dan x1 sebagai nilai tebakan awal. Gambar berikut menjelaskan bagaimana
mencari akar dengan metode Secant:
Metode Secant menggunakan garis yang melalui (x0,f(x0)) dan (x1,f(x1)) sebagai
pendekatan terhadap grafik f(x) dan nilai pendekatan selanjutnya ditentukan dari
titik potong antara garis tersebut dengan sumbu x.
Gradient garis lurus yang melalui titik (x0,f(x0)) dan (x1,f(x1)) dapat ditentukan
sebagai berikut:
f ( x1 ) f ( x0 )
m (2.5)
x1 x0
Persamaan dari garis tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
f ( x1 ) f ( x0 )
y f ( x1 ) ( x x1 ) (2.6)
x1 x0
Garis tersebut memotong sumbu x pada titik (x2,0), sehingga jika disubstitusikan
ke persamaan 2.6:
f ( x1 ) f ( x0 )
0 f ( x1 ) ( x2 x1 ) (2.7)
x1 x0
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -8- nailul atifah
Dengan demikian diperoleh:
x1 x0
x2 x1 f ( x1 ) (2.8)
f ( x1 ) f ( x0 )
Dengan melakukan analogi dari persamaan 2.8 tersebut, persamaan umum untuk
menentukan titik pendekatan selanjutnya dapat dituliskan sebagai berikut:
xi xi 1
xi 1 xi f ( xi ) (2.9)
f ( xi ) f ( xi 1 )
Berikut ini adalah langkah-langkah algoritma pemrograman mencari akar
persamaan dengan metode Secant:
1. Tentukan index iterasi i = 1, nilai tebakan awal x0 dan x1, error maksimum
Emax dan jumlah iterasi maksimum Nmax.
2. Jika i+1 <= Nmax lakukan:
xi xi 1
Hitung xi 1 xi f ( xi )
f ( xi ) f ( xi 1 )
xi 1 xi
Jika < Emax maka xi+1 adalah akar persamaan yang dicari. Iterasi
xi 1
dihentikan. SELESAI
3. Perbarui indeks iterasi i = i + 1 dan jika sampai pada batas maksimum
Nmax, hentikan iterasi. SELESAI.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK -9- nailul atifah
2.4 METODE REGULA-FALSI
Metode ini merupakan kombinasi dari metode Bisection dan Secant.
Metode Regula Falsi juga memerlukan 2 nilai tebakan awal dimana nilai fungsi
dari keduanya harus berbeda tanda. Kemudian dari kedua titik fungsi tersebut
ditarik garis lurus. Nilai x dari garis tersebut yang memotong sumbu x, dijadikan
sebagai nilai iterasi berikutnya.Gambar berikut ini, menjelaskan tentang
penentuan akar persamaan dengan metode Regula Falsi.
Gradient garis lurus yang melalui titik (a1,f(a1)) dan (b1,f(b1)) adalah:
f (b1 ) f (a1 )
m (2.10)
b1 a1
Persamaan dari garis tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
f (b1 ) f (a1 )
y f (b1 ) ( x b1 ) (2.11)
b1 a1
Garis tersebut memotong sumbu x pada titik (x1,0), sehingga:
f (b1 ) f (a1 )
0 f (b1 ) ( x1 b1 ) (2.12)
b1 a1
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 10 - nailul atifah
Dengan demikian diperoleh:
b1 a1
x1 b1 f (b1 ) (2.13)
f (b1 ) f (a1 )
Dengan melakukan analogi dari persamaan 2.13 tersebut, persamaan umum untuk
menentukan titik pendekatan selanjutnya dapat dituliskan sebagai berikut:
bi ai
xi bi f (bi ) (2.14)
f (bi ) f (ai )
Berikut ini adalah langkah-langkah algoritma pemrograman dalam pencarian nilai
pendekatan akar persamaan dengan menggunakan metode Regula Falsi:
1. Tetapkan indeks iterasi i = 1
2. Tentukan nilai a1 dan b1 , sebagai nilai tebakan awal, tentukan nilai error
maksimum (Emax) dan batas maksimum iterasi (Nmax)
3. Jika i <= Nmax, lakukan:
bi ai
Hitung nilai: xi bi f (bi )
f (bi ) f (ai )
xi 1 xi
Jika < Emax maka xi+1 adalah akar persamaan yang dicari.
xi 1
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 11 - nailul atifah
Penyelesaian 2.4:
Dengan metode Regula Falsi maka diperoleh hasil sebagai berikut:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 12 - nailul atifah
Berikut ini adalah langkah-langkah algoritma pemrograman mencari akar
persamaan dengan metode Iterasi Titik Tetap:
1. Tentukan index iterasi i = 1, nilai tebakan awal x0 dan x1, error maksimum
Emax dan jumlah iterasi maksimum Nmax.
2. Jika i+1 <= Nmax lakukan:
Hitung xi 1 g ( xi )
xi 1 xi
Jika < Emax maka xi+1 adalah akar persamaan yang dicari. Iterasi
xi 1
dihentikan. SELESAI
3. Perbarui indeks iterasi i = i + 1 dan jika sampai pada batas maksimum
Nmax, hentikan iterasi. SELESAI.
x 3 5 x 2 80
Maka: 34 x x 5x 80 x
3 2
34
x 3 5 x 2 80
Sehingga : g ( x)
34
x 5 xi 80
3 2
Karena xi 1 g ( xi ) , maka: xi 1 i
34
Dengan metode Iterasi Titik Tetap, maka diperoleh hasil berikut:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 13 - nailul atifah
BAB III
INTERPOLASI
Penyelesaian 3.1:
Maka penentuan nilai f(1.48) dilakukan dengan menggunakan persamaan garis
lurus dari dua titik data yang mengapit x=1.48 yaitu (1.4, 40.29) dan (1.5, 43.69).
Berdasarkan rumus interpolasi linier pada persamaan 3.1 maka dapat ditentukan
nilai dari f(1.48) yaitu:
43.69 40.29
f (1.48) 40.29 (1.48 1.4) 40.29 2.72 43.01
1.5 1.4
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 14 - nailul atifah
3.2 INTERPOLASI SPLINE KUADARATIK
Interpolasi spline kuadratik dilakukan dengan menghubungkan titik-titik
pada bidang x-y dengan fungsi kuadrat untuk setiap dua titik yang berdekatan.
Tabel berikut ini merupakan data-data nilai (x,y) dengan x1<x2<x3<...<xn:
x x1 x2 x3 ... xn
y y1 y2 y3 ... yn
Fungsi spline kuadratik S(x) yang memetakan nilai x dan juga fungsi
turunannya S’(x) pada interval [a,b] harus bersifat kontinyu. Jika terdapat n data
maka akan terdapat n-1 buah persamaan S(x), dimana masing-masing fungsi S(x)
hanya berlaku relatif pada setiap interval data.
Dimana S i ( xi ) yi .
Turunan dari persamaan 3.2 tersebut adalah:
z i 1 z i
S i ( x) ( x xi ) z i
'
(3.3)
( xi 1 xi )
Sehingga S i ( xi ) z i
'
'
Dengan menganalogikan persamaan 3.3, dapat ditentukan S i1 ( x) , yaitu:
z i z i 1
S i 1 ( x) ( x xi 1 ) z i 1
'
(3.4)
( xi xi 1 )
Sehingga S i 1 ( xi ) zi zi 1 zi 1 zi
'
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 15 - nailul atifah
Karena S i ( xi ) S i i ( x) , maka S’(x) bersifat kontinyu pada interval tersebut.
' '
Penyelesaian 3.2
Diasumsikan z1 0 , maka nilai nilai z2, z3, z4, z5, z6 dapat ditentukan sebagai
berikut:
y 2 y1 1 2
z 2 z1 2 0 2 2
x2 x1 0 1
y3 y 2 0 1
z3 z 2 2 22 2
x3 x 2 0.5 0
y 4 y3 1 0
z 4 z3 2 22 6
x 4 x3 1 0.5
y5 y 4 2 1
z5 z 4 2 6 2 4
x5 x 4 2 1
y6 y5 3 2
z6 z5 2 42 8
x 6 x5 2.5 2
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 16 - nailul atifah
z 2 z1
S1 ( x ) ( x x1 ) 2 z1 ( x x1 ) y1
2( x2 x1 )
20
( x 1) 2 0( x 1) 2 x 2 2 x 1
2(0 1)
z3 z 2
S 2 ( x) ( x x2 ) 2 z 2 ( x x2 ) y 2
2( x3 x2 )
22
( x 0) 2 2( x 0) 1 2 x 1
2(0.5 0)
z 4 z3
S 3 ( x) ( x x3 ) 2 z 3 ( x x3 ) y 3
2( x4 x3 )
62
( x 0.5) 2 2( x 0.5) 0 8 x 2 6 x 3
2(1 0.5)
z5 z 4
S 4 ( x) ( x x4 ) 2 z 4 ( x x4 ) y 4
2( x5 x4 )
46
( x 1) 2 6( x 1) 1 5 x 2 16 x 10
2(2 1)
z6 z5
S 5 ( x) ( x x5 ) 2 z 5 ( x x5 ) y 5
2( x6 x5 )
84
( x 2) 2 4( x 2) 1 12 x 2 52 x 58
2(2.5 2)
Jika diringkas, persamaan spline kuadratik dari data-data tersebut adalah:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 17 - nailul atifah
Gambar 3.1 Grafik persamaan spline kuadratik dari contoh soal 3.2
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 18 - nailul atifah
dengan a1 adalah kemiringan dari garis persamaan tersebut yaitu:
y 2 y1 y 2 P0 ( x2 )
a1 (3.10)
x2 x1 x2 x1
Dengan mensubstitusikan persamaan 3.8 ke dalam 3.10 diperoleh:
P1 ( x) P 0 ( x) a1 ( x x1 ) (3.11)
Dari persamaan 3.11 dapat dilihat bahwa persamaan polinomial orde yang lebih
tinggi diperoleh dari persamaan polinomial dengan orde lebih rendah yang telah
didapatkan sebelumnya.
Tahap selanjutnya adalah meninjau sampai data ke-3 dimana dapat diperoleh
persamaan polinomial orde-2 P2(x) yang dinyatakan sebagai berikut:
P2 ( x) P1 ( x) a2 ( x x1 )( x x2 ) (3.12)
dengan:
y3 P1 ( x3 )
a2 (3.13)
( x3 x1 )( x3 x2 )
Dengan menganalogikan persamaan-persamaan di atas, maka persamaan
polinomial orde ke-(n-1) yang dapat mewakili data-data sebanyak n dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Pn1 ( x) P n2 ( x) an1 ( x x1 )( x x2 )...( x xn1 ) (3.14)
dengan:
y n Pn 2 ( xn )
a n1 (3.15)
( xn x1 )( xn x2 )...( xn xn1 )
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 19 - nailul atifah
Selanjutnya dengan meninjau sampai data ke-2 diperoleh persamaan linier sebagai
berikut:
P1 ( x) P 0 ( x) a1 ( x x1 )
y 2 P0 ( x2 ) 12 6
dengan : a1 3
x2 x1 02
sehingga: P1 ( x) 6 3( x 2) 3x 12
Tahap berikutnya dengan meninjau sampai data ke-3, diperoleh persamaan
kuadrat (polinomial orde-2) sebagai berikut:
P2 ( x) P1 ( x) a2 ( x x1 )( x x2 )
y3 P1 ( x3 ) 15 3.1 12
dengan : a 2 0
( x3 x1 )( x3 x2 ) (1 2)(1 0)
y 4 P2 ( x4 ) 58 3.2 12 40
dengan : a3 5
( x4 x1 )( x4 x2 )( x4 x3 ) (2 2)(2 0)(2 1) 8
sehingga:
P3 ( x) P 2 ( x) a3 ( x x1 )( x x2 )( x x3 ) 3x 12 5( x 2)( x 0)( x 1)
P3 ( x) 3x 12 5( x 3 x 2 2 x) 5x 3 5x 2 7 x 12
Kemudian dengan meninjau sampai data ke-5, diperoleh persamaan polinomial
orde-4 sebagai berikut:
P4 ( x) P 3 ( x) a4 ( x x1 )( x x2 )( x x3 )( x x4 )
dengan:
y5 P3 ( x5 )
a4
( x5 x1 )( x5 x2 )( x5 x3 )( x5 x4 )
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 20 - nailul atifah
P4 ( x) P 3 ( x) a4 ( x x1 )( x x2 )( x x3 )( x x4 )
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 21 - nailul atifah
Pn1 ( x) f [ x1 ] f [ x1 , x2 ]( x x1 ) ... f [ x1 , x2 ,..., xn ]( x x1 )( x x2 )...( x xn1 ) (3.19)
Dengan menyusun sebuah tabel berikut, perhitungan konstanta beda terbagi dapat
dilakukan lebih mudah.
x Beda bagi Beda bagi Beda bagi Beda bagi
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3
f [ x i ] f ( xi ) f [ xi , xi1 ] f [ xi , xi1 , xi2 ] f [ xi , xi 1, xi 2 , xi 3 ]
x1 f [ x1 ]
f [ x1 , x2 ]
f [ x 2 ] f [ x1 ]
x 2 x1
x2 f [ x2 ] f [ x1 , x2 , x3 ]
f [ x2 , x3 ] f [ x1 , x2 ]
x3 x1
f [ x 2 , x3 ] f [ x1 , x2 , x3 , x4 ]
f [ x2 , x3 , x4 ] f [ x1 , x2 , x3 ]
f [ x3 ] f [ x 2 ]
x4 x1
x3 x 2
f [ x 2 , x3 , x 4 ]
x3 f [ x3 ] f [ x3 , x 4 ] f [ x 2 , x3 ]
x4 x2
f [ x3 , x 4 ]
f [ x 4 ] f [ x3 ]
x 4 x3
x4 f [ x4 ]
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 22 - nailul atifah
Contoh Soal 3.4
Dengan metode interpolasi polinomial Tabel Beda Terbagi, tentukan persamaan
polinomial yang dapat mewakili data-data berikut ini dan tentukan nilai y di x =3!
x -2 0 1 2 4
y 6 12 15 58 816
Penyelesaian 3.4
x beda bagi beda bagi beda bagi beda bagi beda bagi
ke-0 ke-1 ke-2 ke-3 ke-4
-2 6
0 12 0
3 5
1 15 20 3
43 23
2 58 112
379
4 816
Persamaan polinomial yang dibentuk berdasarkan nilai konstanta beda terbagi dari
tabel di atas adalah sebagai berikut:
P4 ( x) 6 3( x 2) 0( x 2)( x 0) 5( x 2)( x 0)( x 1) 3( x 2)( x 0)( x 1)( x 2)
6 3x 6 0 5( x 3 x 2 2 x) 3( x 3 x 2 2 x)( x 2)
3x 12 5 x 3 5 x 2 10 x 3x 4 3x 3 6 x 2 6 x 3 6 x 2 12 x
3x 4 2 x 3 7 x 2 5 x 12
Nilai y di x=3 adalah:
P4 (3) 3.34 2.33 7.32 5.3 12 261
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 23 - nailul atifah
3.5 INTERPOLASI POLINOMIAL LAGRANGE
Diketahui data-data (x, y) sebagai berikut:
x x1 x1 x3 ... xn-1 xn
y y1 y2 y3 ... yn-1 yn
n (x x j ) (3.21)
yi
n
i 1 j 1 ( xi x j )
j i
y 6 12 15 58 816
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 24 - nailul atifah
Penyelesaian 3.5
Nilai y untuk x= 3 dapat dicari dengan persamaan berikut:
5
y(3) P4 (3) yi .Li (3)
i 1
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 25 - nailul atifah
BAB IV
INTEGRAL
Integral sebuah fungsi f(x) pada interval [a,b] pada dasarnya merupakan
luas wilayah yang diliputi oleh kurva f(x) dan sumbu x sepanjang interval [a,b].
Secara visual dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Integral merupakan luas wilayah yang diliputi oleh kurva fungsi
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 26 - nailul atifah
Gambar 4.2 Konsep integral metode trapezoidal
Ai
1
f ( xi ) f ( xi 1 ).x (4.2)
2
Nilai integral f(x) pada interval [a,b] dapat didekati dengan jumlah seluruh luas
trapesium yang dapat dinyatakan sebagai berikut:
b n n
f ( x)dx A 2 f ( x ) f ( x ).x
1
i i i 1
a i 0 i 0
x (4.3)
b
(4 x 3x 2 8 x 125)dx
3
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 27 - nailul atifah
Penyelesaian 4.1
Tabel berikut merupakan tabel untuk nilai fungsi f ( x) 4 x 3 3x 2 8x 125
x f(x) Dengan metode Trapezoidal diperoleh nilai integral
sebagai berikut:
2 -97
6
(4 x 3 x 2 8 x 125)dx
3
3 -14
2
4 147
1
97 2. 14 2.147 2.410 799
2
5 410 1
{97 28 294 820 799}
2
6 799 1
.1788 894
2
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 28 - nailul atifah
Luasan di bawah kurva f(x) tersebut didekati dengan luasan di bawah kurva
parabola g(x) yang melewati titik ((xi –h),f (xi –h)) , (xi, f(xi)), dan ( xi+h, f(xi+h)).
Persamaan kurva parabola dirumuskan dengan persamaan:
g ( x) V .( x xi ) 2 W .( x xi ) f ( xi ) (4.4)
g ( x)dx V .( x x )
W .( x xi ) f (a)
2
i
xi h xi h
xi h
V ( x xi )3 W ( x xi ) 2
f (a).x
3 2 x h i
V .h 3 W .h 2 V .(h) 3 W .(h) 2
f ( xi )( xi h) f ( xi )( xi h)
3 2 3 2
xi h
V .h3
x h g ( x)dx 2. 3 2.h. f ( xi ) (4.7)
i
h f ( xi h) 2. f ( xi ) f ( xi h)
xi h
xi h
g ( x)dx 2.
3
2.h. f ( xi )
xi h
h f ( xi h) 4. f ( xi ) f ( xi h)
1
g
xi h
( x ) dx
3 (4.10)
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 29 - nailul atifah
Karena luas wilayah dibawah kurva f(x) didekati dengan luas wilayah dibawah
kurva g(x), maka:
xi h xi h
f ( x)dx g ( x)dx
xi h xi h
xi h
h f ( xi h) 4. f ( xi ) f ( xi h)
1 (4.11)
x h f ( x ) dx
3
i
Nilai xi-h pada dasarnya merupakan xi-1 dan xi+h pada dasarnya merupakan xi+1.
Dengan demikian nilai integral f(x) pada interval [a,b] sebagai [x0, xn] yang dibagi
menjadi partisi-partisi sejumlah n (dimana n harus genap), dengan jarak interval
a b
adalah h x xi 1 xi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
n
b x2 x4 xn
f ( x)dx 3 h f ( x ) 4. f ( x ) f ( x ) 3 h f ( x ) 4. f ( x ) f ( x )
1 1
0 1 2 2 3 4
a
h f ( x 2 ) 4. f ( x3 ) f ( x 4 )
1
3
....
h f ( x n 2 ) 4. f ( x n 1 ) f ( x n )
1
3
b
(4 x 3x 2 8 x 125)dx
3
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 30 - nailul atifah
Penyelesaian 4.2
Tabel berikut merupakan tabel untuk nilai fungsi f ( x) 4 x 3 3x 2 8x 125
x f(x)
2 -97
3 -14
4 147
5 410
6 799
(4 x 3x 2 8 x 125)dx
3
a
f ( x)dx g ( z )dz
1
(4.14)
dengan:
2 x (b a) (b a) z b a
z atau x (4.15)
ba 2
dan hubungan antar f(x)dan g(z) dapat dinyatakan sebagai berikut:
ba b a (b a) z b a
g ( z) f ( x) f (4.16)
2 2 2
Maka:
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 31 - nailul atifah
Dalam domain variabel z, didefinisikan sebuah fungsi linier sebagai berikut:
y p q.z (4.17)
Sedemikian rupa sehingga:
1 1
g ( z)dz ( p qz)dz
1 1
(4.18)
maka:
1
g ( z)dz 2. p
1
(4.19)
Secara visual, persamaan 4.18 di atas dapat dijelaskan dengan gambar berikut,
dimana luasan trapesium dibawah fungsi linier y=p+qz sama dengan luasan area
dibawah fungsi g(z).
g ( z)dz A .g ( z
1
0 0 ) A1 .g ( z1 ) (4.20)
Nilai Ao, A1, z0 dan z1 dapat dicari dengan membuat pendekatan fungsi g(z)
menjadi persamaan polinomial pangkat tiga. Untuk dapat memenuhi persamaan
4.20, maka persamaan polinomial orde 3 tersebut dapat dinyatakan dengan:
g ( z) p q.z ( z z 0 )( z z1 )(r s.z ) (4.21)
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 32 - nailul atifah
dimana:
1
(z z
1
0 )( z z1 )(r s.z )dz 0 (4.22)
Persamaan 4.22 ini harus berlaku untuk sembarang nilai r dan s. Dengan
mengambil sampel r= 0 , s=1 dan r= 1 , s=0 maka diperoleh:
1 1
(( z z 0 )( z z1 ) z)dz 0
1
dan (z z
1
0 )( z z1 )dz 0 (4.23)
g ( z)dz A .g ( z
1
0 0 ) A1 .g ( z1 ) 2. p
A0 .( p q.z 0 ) A1 .( p q.z1 ) 2. p
p( A0 A1 ) q( A0 .z 0 A1 .z1 ) 2 p (4.26)
A A1
p( A0 A1 ) q. 0 2 p
3
Dengan demikian:
A0 A1 2 dan A0 A1 0 (4.27)
Sehingga: A0 A1 1 (4.28)
Nilai-nilai parameter dari persamaan 4.25 dan 4.28 disubstitusikan ke persamaan
4.20, sehingga diperoleh:
1 1
1
g ( z)dz g
1
g
3 3
(4.29)
a
f ( x)dx g ( z )dz g
1
g
3 3
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 33 - nailul atifah
b
ba
f
(b a) 13 b a b a
f
(b a) 13 b a
f ( x)dx
2 2 2 2
a
b
ba
(b a) 3 b a
1
f
(b a) 13 b a
f ( x)dx f
2
(4.30)
a 2 2
Persamaan 4.30 ini merupakan persamaan yang digunakan untuk mencari integral
dengan metode Kuadratur Gauss.
(4 x 3x 2 8 x 125)dx
3
Penyelesaian 4.3
6
62
(6 2) 3 6 2
1
f
(6 2) 13 6 2
2 (4 x 3x 8x 125)dx 2 f
3 2
2 2
2 2
2 f 4 f 4
3 3
2 f (2.845) f (5.155)
2 31.336 461.336
2 * 430 860
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 34 - nailul atifah
BAB V
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 35 - nailul atifah
Deret Taylor orde orde ke-1:
1
y '
y y 0 0 ( x x0 ) 1 2 ( x 0)
1! 1!
1
y 1 x
2
Deret Taylor orde ke-2:
y0 ' y ''
y y0 ( x x0 ) 0 ( x x0 ) 2
1! 1!
1 1
y 1 x x2
2 8
Deret Taylor orde ke-3:
y0 ' y '' y '''
y y0 ( x x0 ) 0 ( x x0 ) 2 0 ( x x0 ) 3
1! 1! 1!
1 1 1 3
y 1 x x2 x
2 8 48
1
x
Secara analitis persamaan diferensial tersebut mempunyai penyelesaian y e 2
Gambar berikut ini menunjukkan perbandingan ketiga persamaan yang didekati
deret Taylor tersebut dengan grafik analitiknya. Dapat dilihat bahwa grafik yang
dibentuk oleh deret Taylor dengan orde yang semakin tinggi, semakin mendekati
grafik analitik.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 36 - nailul atifah
5.1 METODE EULER
Penyelesaian persamaan diferensial dengan metode Euler didasarkan atas
konsep kemiringan garis singgung yang merupakan turunan dari fungsi. Misal,
dy
diberikan sebuah persamaan diferensial f ( x, y ) , dimana diketahui nilai y di
dx
x=x0 adalah y0.
Misalkan grafik penyelesaian y(x) dan garis singgung pada (xn, yn)
digambarkan sebagai berikut:
Garis singgung pada (xn, yn) tersebut memiliki kemiringan yang nilainya
merupakan nilai turunan fungsi y(x) di x=xn, dimana turunan dari fungsi y(x) di
x=xn pada dasarnya adalah f’(xn , yn). Dengan demikian kemiringan garis singgung
tersebut adalah sebesar f’(xn , yn).Persamaan garis singgung pada (xn, yn) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
y y n f ' ( xn , y n ).( x xn )
maka:
y y n f ' ( xn , y n )( x xn ) (5.3)
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 37 - nailul atifah
Garis tersebut juga melewati titik (xn+1, yn+1). Sehingga jika disubstitusikan ke
persamaan 5.3 menjadi:
y n1 y n f ' ( xn , y n )( xn1 xn ) (5.4)
Penyelesaian 5.2
n xn yn f(x,y)
0 0 1.00 0.00
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 38 - nailul atifah
catatan:
Jika diselesaikan secara analitik, maka diperoleh solusi dari persamaan diferensial
tersebut, yaitu:
y ex
2
Gambar berikut ini menunjukkan perbandingan grafik fungsi y(x) yang dihasilkan
oleh metode Euler dan analitik.
Gambar 5.3 Perbandingan grafik y(x) dari metode Euler dan y(x) analitik
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa grafik y(x) yang dihasilkan dari
metode Euler memiliki error yang semakin besar terhadap nilai y(x) yang
sebenarnya seiring dengan bertambahnya nilai x. Hal ini dikarenakan nilai y(x)
selanjutnya ditentukan berdasarkan nilai y(x) sebelumnya yang pada dasarnya
telah memilki nilai error. Sebagai akibatnya nilai error untuk y(x) selanjutnya
menjadi semakin besar.
Dari kelemahan metode Euler ini, selanjutnya dikembangkan metode
penyelesaian numerik dari persamaan diferensial yang dinamakan metode Runge-
Kutta. Pada dasarnya metode Euler merupakan metode Runge-Kutta orde-1. Pada
sub bab selanjutnya akan dibahas penyelesaian numerik dari persamaan
diferensial dengan metode Runge-Kutta dengan orde yang lebih tinggi.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 39 - nailul atifah
5.3 METODE RUNGE KUTTA
5.3.1 Metode Runge-Kutta orde-2
Konsep-konsep penyelesaian numerik dari persamaan diferensial dengan
metode Runge-Kutta orde-2 dapat djabarkan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Pada titik awal misalkan (xn , yn), nilai gradien atau kemiringannya ditentukan
sebagai berikut:
K1 f ( x n , y n ) (5.6)
Nilai y untuk titik kontrol kedua di x=xn+h ditentukan dengan rumus Euler yaitu:
ycontrol y n h. f ' ( xn , y n ) y n h.K1 (5.7)
Sehingga nilai gradien pada titik kontrol kedua adalah:
K 2 f ( xn h, y n h.K1 ) (5.8)
Dengan demikian nilai gradien untuk menentukan titik selanjutnya di (xn+1 , yn+1),
adalah merupakan kombinasi dari K1 dan K2 yang dirumuskan dengan:
1
K ( K1 K 2 ) (5.9)
2
Dengan menggunakan rumus Euler, nilai dari ,yn+1 dirumuskan sebagai berikut:
y n 1 y n h.K
1
y n 1 y n h. ( K1 K 2 ) (5.10)
2
1
y n 1 y n h. { f ( x n , y n ) f ( x n h, y n h.K1 )}
2
Persamaan 5.10 merupakan persamaan yang digunakan dalam penyelesaian
numerik persamaan diferensial dengan metode Runge-Kutta orde-2.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 40 - nailul atifah
Penyelesaian 5.2
n xn yn K1 yn+h.K1 K2 K
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 41 - nailul atifah
5.3.2 Metode Runge-Kutta orde-4
Konsep-konsep penyelesaian numerik dari persamaan diferensial dengan
metode Runge-Kutta orde-4 dapat djabarkan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Pada titik awal misalkan (xn , yn), nilai gradien atau kemiringannya ditentukan
sebagai berikut:
K1 f ( x n , y n ) (5.11)
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 42 - nailul atifah
BAB VI
SISTEM PERSAMAAN LINIER
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 43 - nailul atifah
Maka sistem persamaan tersebut dibentuk menjadi sebuah matris sebagai berikut:
a11 a12 a13 ... a1n b1 1 0 0 ... 0 c1 x1 c1
a 21 a 22 a 23 ... a 2 n b2 0 1 0 ... 0 c 2 x2 c2
a31 a 23 a33 ... a3n b3 0 0 1 ... 0 c3 maka: x3 c3
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
a ... a nn bn 0 0 ... 1 c n xn cn
n1 a n 2 a n3 0
1 7
2 2 92 ( 7 2 * baris 2baru) 1 0 6
25
88
25
0
25
2 8 7 2 baris 2 * 2 25 0 1 16
25
7
25
0 5
2 11 39 2 ( 5 2 * baris 2baru) 0 0 47
5
94
5
1 0 6
25
88 25 ( 6 25 * baris3baru) 1 0 0 4
0 1
16
25
7
25 (16 25 * baris3baru) 0 1 0 1
0 0 47
5
94
5 baris3 * 5 47 0 0 1 2
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 44 - nailul atifah
6.2 METODE GAUSS-JACOBI ITERATION
Diberikan sebuah sistem persamaan linier sebagai berikut:
a11 x1 a12 x 2 a13 x3 ... a1n x n b1
a 21 x1 a 22 x 2 a 23 x3 ... a 2 n x n b2
a31 x1 a32 x 2 a33 x3 ... a3n x n b3
....
a n1 x1 a n 2 x 2 a n 3 x3 ... a nn x n bn
Metode Jacobi memproses sistem persamaan di atas menjadi:
b1 a12 x 2 a13 x3 ... a1n x n
x1
a11
b2 a 21 x1 a 23 x3 ... a 2 n x n
x2
a 22
b3 a31 x1 a32 x 2 ... a3n x n
x3
a33
....
bn a n1 x1 a n 2 x 2 a n 3 x3 ... a n ,n 1 x n 1
xn
a nn
Secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut :
n
bi aij x j
i 1
i j
xi (6.1)
aii
Jika ditemukan aii=0, maka harus dilakukan pengaturan urutan persamaan
linier tersebut sehingga aii 0 .
Metode ini dimulai dengan tebakan awal untuk tiap-tiap x1, x2, x3,.......,xn.
Nilai x1, x2, x3,.......,xn untuk iterasi berikutnya dihitung berdasarkan persamaan 6.1
tersebut, dengan nilai x1, x2, x3,.......,xn yang lain merupakan nilai dari hasil iterasi
sebelumnya.
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 45 - nailul atifah
3x1 2 x 2 3x3 7
2 x1 5 x 2 2 x3 7
2 x1 3x 2 4 x3 11
Penyelesaian 6.2
Sistem persamaan tersebut dapat diubah menjadi:
7 2 x 2 3 x3
x1
3
7 2 x1 2 x3
x2
5
11 2 x1 3 x 2
x3
4
Dengan tebakan awal x1 0 , x2 0 , x3 0 , maka diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Iteration x1 x2 x3
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 46 - nailul atifah
6.3 METODE GAUSS-SEIDEL ITERATION
Metode Gaus Seidel hampir sama dengan metode Gauss Jacobi.
Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan rumus pada persamaan 6.1,
dimana untuk menentukan nilai x1, x2, x3,.......,xn , nilai x1, x2, x3,.......,xn yang lain
diambil dari hasil perhitungan yang terbaru, bukan dari hasil perhitungan iterasi
sebelumnya.
Contoh Soal 6.3
Dengan contoh soal yang sama dengan sebelumnya, carilah penyelesaian dari
sebuah sistem persamaan linier sebagai berikut ini dengan metode Gaus-Seidel!
3x1 2 x 2 3x3 7
2 x1 5 x 2 2 x3 7
2 x1 3x 2 4 x3 11
Sistem persamaan tersebut dapat diubah menjadi:
7 2 x 2 3 x3
x1
3
7 2 x1 2 x3
x2
5
11 2 x1 3 x 2
x3
4
Dengan tebakan awal x1 0 , x2 0 , x3 0 , maka diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Iterasi x1 x2 x3
0 0.000 0.000 0.000
1 2.333 0.467 1.233
2 1.411 1.329 1.048
3 2.171 0.951 0.951
4 2.016 0.974 1.011
5 1.971 1.016 1.002
6 2.008 0.998 0.998
7 2.001 0.999 1.001
Dengan 7 kali iterasi, maka diperoleh, hasil penyelesaian x1 2 , x2 1 , x3 1
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 47 - nailul atifah
DAFTAR PUSTAKA
__________________________________________________________________
METODE NUMERIK - 48 - nailul atifah