Modul Praktikum
MA2271 Pengantar Persamaan Diferensial
Dosen
Kelompok Keahlian
Matematika Industri & Keuangan
> restart:with(plots):
> f:=x->sin(x)+sin(2*x);eval(f(Pi));
0 (1.1)
> plot(f(x),x=0..3*Pi);
(1.2)
Masing-masing fungsi diplot dan hasilnya disimpan dengan nama tertentu, kemudian diplot
sekaligus dengan menggunakan perintah 'display'
> plot_f:=plot(f(x),x=0..2*Pi):
>
> coba:=plot(1,x=1..5,color=black):
> display(coba,plot_sinx,plot_f);
Memplot beberapa fungsi dengan tipe kurva yang berbeda, serta menampilkan legend & title.
> plot([1/x,exp(x)],x=0..5,y=0..10,color=[red,blue], style=
>
[point,line],title="Kurva eksponensial & hiperbola",legend=["y
(x)=1/x","y(x)=exp(x)"]);
Cara mudah untuk mencari bantuan untuk suatu routine di Maple adalah dengan mengetik '?kata
kunci", misalnya `?plot'
Anda dipersilakan untuk mengeksplorasi sendiri fasilitas plot dari Maple, sekaligus memplot
beberapa fungsi yang sudah Anda ketahui.
Soal:
Perhatikan masalah tabungan berbunga majemuk (compound interest) dengan bunga r% per bulan.
Misalkan S(t) menyatakan jumlah tabungan saat t dan tabungan saat awal adalah . Plot
grafik bersama-sama dengan grafik dan
Hampir semua routine yang akan dibahas pada praktikum ini menggunakan fasilitas DEtools.
> restart:with(DEtools):
(2.1)
>
(2.2)
>
(2.3)
Tujuan: Menggunakan 'DEplot' untuk membuat medan gradien dari suatu persamaan
diferensial
> restart:with(DEtools):
> PD := diff(y(t),t) = y(t)^2-t*y(t);
(2.4)
Dua baris berikut adalah dua cara mendefinisikan syarat awal. Syarat awal pertama adalah manual,
sedangkan yang kedua adalah cara mendefinisikan beberapa syarat awal berurutan, masing-masing
berselisih 0.5.
> IVs1 := [y(0)=-1,y(0)=-0.5,y(0)=0,y(0)=0.5];
(2.5)
> IVs2 := [{y(0)=0.5*i} $ i=-2..1];
(2.6)
Menggambar medan gradien beserta beberapa kurva solusi menggunakan perintah DEplot
> DEplot(PD, y(t), t=0..3,IVs2,arrows=medium,linecolor=black);
Soal 3
Gambarkan medan gradien persamaan diferensial berikut beserta beberapa kurva solusinya.
(a)
(b)
(c)
(d)
>
'.
> ode:=diff(p(x),x)-p(x): init:=p(0)=2:
> solp:=dsolve({ode,init},p(x));
(1.1)
yang dilakukan dengan cara mengetik 'unapply' dan menamainya sebagai fungsi p1(x). Setelah p1
(x) merupakan fungsi, maka dapat dievaluasi ataupun di plot seperti biasa.
> p1:=unapply(rhs(solp),x):
> eval(p1(0));plot({p1(x)},x=0..10);
2
Untuk mengecek kebenaran p1(x) sebagai solusi persamaan diferensial semula, maka p1(x) yang
merupakan fungsi dari x disubstitusikan ke dalam persamaan diferensial semula. Coba eksekusi
perintah berikut.
> simplify(diff(p1(x),x)-p1(x));
Soal 1
Carilah solusi masalah nilai awal (disingkat mna) berikut menggunakan perintah dsolve.
Kemudian buktikan bahwa solusi yang diperoleh memang benar solusi dengan cara substitusi
langsung.
(a)
(b)
(c)
(d)
berlaku:
(a) Jika kontinu di suatu persegi panjang yang memuat (a,b) maka m.n.a. di atas mempunyai
solusi (eksistence)
(b) Jika kontinu di suatu persegi panjang yang memuat (a,b) maka m.n.a. di atas mempunyai
solusi tunggal (uniqueness)
Misalkan selang I adalah proyeksi dari persegi panjang di atas pada sumbu-x.
Solusi tersebut dijamin terdefinisi pada selang yang merupakan subset
> restart:with(DEtools):
pd:= diff(y(x),x) = (y(x))^(1/3):init:=y(0)=0:
>
(2.1)
> dsolve({pd,init},y(x));
(2.2)
> DEplot(pd, y(x), x=0..3,y=0..3,[init],arrows=medium,linecolor=
black);
>
Cermati medan gradien dari persamaan diferensial tersebut. Khususnya di sekitar syarat awal y(0)=
0.
Gunakan area plot yang berbeda-beda untuk meyakini apa benar hanya terdapat satu kurva solusi
yang memenuhi
Jika g(x) merupakan solusi mna (2.1), bisakah Maple memunculkan fungsi g(x)?
Pada langkah berikut, ditambahkan syarat awal
apa yang dihasilkan.
> init2 := [y(0)=0,y(0)=0.001]:
DEplot(PD, y(x), x=0..3,init2,arrows=medium,linecolor=black);
Soal 2
Periksa apakah masalah nilai awal berikut memiliki solusi? apakah solusinya tunggal?
a.
untuk
d.
Answers (buram)
Praktikum 3 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
(1.1)
>
(1.2)
Menggunakan 'dsolve' untuk mencari solusi khusus pd orde-2 koefisien konstan.
> pd2:= diff(y(t),t$2)+2*diff(y(t),t)+y(t)=1; init2 := y(0) = 0, (D(y))(0) =
1;
(1.3)
>
Resonansi
Persamaan diferensial homogen
Jadi persamaan diferensial merupakan model bagi sistim pegas massa tanpa
redaman dengan gaya luar
Dalam kasus ini resonansi akan terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan gamblang pada solusi analitik
serta grafiknya.
> restart:with(DEtools):
> ode:= diff(y(t),t$2)+y(t)=cos(t):init:= y(0)=0,D(y)(0)=1:
> solusi:=dsolve({ode,init},y(t));
(1.4)
Memplot solusi khusus, setelah terlebih dahulu mengubah output Maple menjadi fungsi 'y' yang siap
untuk diplot.
> y:=unapply(rhs(solusi),t);
plot({y(t)},t=0..50);
Perhatikan bahwa fungsi membesar menuju tak hingga untuk t menuju tak hingga. Hal ini
dikenal sebagai resonansi.
Fenomena ini terjadi jika suku tak homogen persamaan diferensial berupa gelombang
monokromatik yang sama dengan solusi persamaan diferensial homogennya.
Soal 1:
Persamaan diferensial bagi sistim pegas-massa-redaman tanpa gaya luar adalah
Bergantung pada hubungan antara dan , solusi (1) dapat mempunyai tiga kemungkinan, yaitu
overdamped, crittically damped dan underdamped.
Gunakan Maple untuk memplot solusi pilih sendiri parameter-parameter dan untuk
ketiga kasus di atas.
Untuk tiap kasus gunakan tiga syarat awal yang berbeda-beda. Interpretasikan hasilnya.
Untuk berbagai fungsi F(t) berikut, plot solusi m.n.a bersama-sama dengan F(t) dalam satu sumbu
koordinat.
(a) (b) (c)
Manakah diantara ketiga kasus di atas yang menghasilkan gejala resonansi? Jelaskan jawab Anda.
Answers
Praktikum 4 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
(1.1)
> e:=eigenvalues(A);
(1.2)
> v:=[eigenvectors(A)];
(1.3)
> v[1][1]; #Nilai eigen yang pertama
2 (1.4)
> v[1][2]; #multiplisitasnya
1 (1.5)
> v[1][3];#eigenvektornya
(1.6)
> v[2][1];#Nilai eigen yang kedua
(1.7)
> v[2][2];#multiplisitasnya
2 (1.8)
> v[2][3];#eigenvektornya
(1.9)
> solusi_linalg:=c1*v[1][3][1]*exp(v[1][1]*t)+c2*v[2][3][1]*exp(v
[2][1]*t)+c3*v[2][3][2]*exp(v[2][1]*t);
(1.10)
Mendefinisikan sistem persamaan diferensial, kemudian mencari solusinya dengan perintah 'dsolve'.
Bandingkan solusi yang diperoleh melalui dsolve dengan solusi yang disusun menggunakan nilai dan
vektor eigen matriks koefisien A.
> spd1:={diff(x(t),t)=y(t)+z(t),diff(y(t),t)=x(t)+z(t),diff(z(t),
t)=x(t)+y(t)};
(1.11)
> solusi_dsolve:=dsolve(spd1);
(1.12)
Soal 1:
Terapkan dua cara di atas untuk menentukan solusi sistim persamaan diferensial homogen
dengan matriks koefisien.
(a).
Soal 2: Gunakan dsolve untuk menentukan solusi sistim persamaan diferensial homogen
dengan
Mendefinisikan solusi spd dan syarat awal di atas menjadi fungsi dari waktu agar nantinya
bisa diplot.
> paramet:=unapply(subs(solivp,[x(t),y(t),t=trange]),a,b,trange);
(2.3)
5.
Answers
Praktikum 5 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
Matriks fundamental
Tujuan: Mencari solusi sistim persamaan diferensial dengan memanfaatkan exp(At)
> restart;with(linalg,exponential):
> A:=array([[4,2],[3,-1]]):
> exponential(A,t);
(1.1)
Solusi dari spd dengan syarat awal x(0)=1,y(0)=-1 dapat diperoleh dari
perkalian matriks. Yakini kebenaran solusi ini dengan cara membandingkannya dengan solusi yang
didapat dengan 'dsolve'.
> exponential(A,t).<<1,-1>>;
(1.2)
> spd:={diff(x(t),t)=4*x(t)+2*y(t),diff(y(t),t)=3*x(t)-y(t),x(0)=
1,y(0)=-1}:
> dsolve(spd,{x(t),y(t)});
Soal (Pilih salah satu):
Tentukan solusi spd dengan syarat awal berikut menggunakan rumus exp(At) jika
diketahui
2.
Ulangi perintah di atas untuk sistim persamaan diferensial yang memiliki titik ekuilibrium tipe lain,
misal center, proper node, atau improper node.
Bayangkan suatu lingkungan yang tertutup dimana terdapat sejumlah ikan kecil
(mangsa) dan hiu (pemangsa).
Andaikan di lingkungan itu terdapat berlimpah plankton makanan ikan kecil, namun
bagi hiu sumber makanannya hanya ikan-ikan kecil. Misalkan x(t) dan y(t) berturut-
turut menyatakan jumlah mangsa dan pemangsa di lingkungan tersebut saat t. Jika
mangsa dan pemangsa tidak saling berinteraksi maka model pertumbuhannya masing-
masing adalah
Jika mangsa dan pemangsa saling berinteraksi, maka jumlah mangsa
akan berkurang karena dimakan pemangsa.Laju berkurangnya mangsa sebanding
dengan jumlah pertemuan mangsa dan pemangsa, dimisalkan sebagai -pxy, dengan p
suatu bilangan positif. Sebaliknya jumlah pemangsa akan bertambah dengan laju q xy.
Sehingga model mangsa-pemangsa menjadi
Terapkan rutin di atas untuk memplot medan gradien beserta kurva solusi dari model
tak linier Predator-Prey:
Model di atas mempunyai dua titik equilibrium (0,0), dan (3,2). Tampak dari bidang
phase bahwa titik equilibrium (3,2) stabil, sedangkan titik (0,0) tidak stabil. Ini berarti
bahwa di alam akan terjadi kesetimbangan antara jumlah mangsa dan pemangsa. Jika
diamati lebih detail terdapat lintasan berupa kurva tertutup di sekitar (3,2). Hal ini
yang menjelaskan munculnya fenomena penurunan dan kenaikan jumlah ikan secara
periodik di Laut Adriatic.
Soal
Berikut ini adalah model-model interaksi dua spesies tipe lain. Kerjakan salah
satunya, berikan kesimpulan.
1.
2.
Answer
Praktikum 6 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
Transformasi Laplace
Tujuan: Menghitung transformasi Laplace berbagai fungsi
Menghitung transformasi Laplace dari f(t) menggunakan dua cara: menggunakan definisi, dan
Maple, kemudian kedua hasil dibandingkan.
> restart:with(inttrans):
> assume(s>0):F_A(s):=int(exp(-s*t)*(2*t+6),t=0..infinity);
> F_M(s):=laplace(2*t+6,t,s);
Transformasi Laplace dari fungsi yang kontinu bagian demi bagian.
> restart:with(inttrans):
> p(t):=piecewise(t>0 and t<2,1-t,0);plot(p(t),t=-1..3);
> assume(s>0):P(s):=laplace(p(t),t,s);
Yakinilah bahwa hasil berikut tak lain adalah fungsi p(t) semula.
> invlaplace(P(s),s,t);
(1.1)
Apakah yang dihasilkan ini fungsi p(t) semula? sesuai seperti yang diharapkan.
Soal-soal: (Kerjakan semua soal)
Gunakan Maple untuk menentukan transformasi Laplace dari fungsi-fungsi berikut.Kemudian
periksa hasilnya dengan cara melakukan transformasi balikan
1.
3.
Kemudian membandingkan hasilnya dengan solusi yang diperoleh dengan perintah 'dsolve'.
Terakhir menggambarkan solusinya.
> restart:with(inttrans):
Mendefinisikan persamaan diferensial sistim pegas-massa-redaman dengan gaya luar
> m:=1:k:=4:c:=0:f(t):=cos(2*t)*(1-Heaviside(t-2*Pi)):plot(f(t),
t=0..10):
> pd:=m*diff(x(t),t$2)+c*diff(x(t),t)+k*x(t)=f(t);
(2.1)
(2.4)
Mensubstitusikan syarat awal yang merepresentasikan sistim pegas-massa dalam keadaan diam
> X(s):=simplify(subs(x(0)=0,D(x)(0)=0,X(s)));
(2.5)
> x(t):=invlaplace(X(s),s,t);
(2.6)
Memplot solusi pd dengan syarat awal di atas. Perhatikan bahwa frekuensi gaya luar f(t) sama
dengan frekuensi natural sistim pegas-massa, sehingga kondisi ini akan menimbulkan resonansi.
Namun karena gaya luar f(t) hanya ada untuk waktu yang relatif singkat, yaitu maka
getaran sistim pegas-massa tidak membesar tanpa batas.
> ampl(t):= piecewise(t<2*Pi,t/4,Pi/2):
> plot([ampl(t),x(t)],t=0..30,title="Getaran pegas-massa dengan
gaya luar berfrekuensi natural",legend=["envelope","solusi x(t)
"]);
>
Soal-soal:
Gunakan transformasi Laplace untuk menyelesaikan persamaan diferensial tak homogen dengan
syarat awal berikut.
1.
Interpretasikan hasilnya.
2.
(Petunjuk: Terapkan transf. Laplace pada masing-masing persamaannya.
Misalkan juga X(s) dan Y(s) berturut-turut adalah transf Laplace dari x(t) dan y(t))
Tujuan: Menyelesaikan persamaan diferensial tak homogen dengan gaya luar berupa fungsi
Dirac & fungsi periodik
> restart:with(inttrans):with(DEtools):
> dsolve({diff(x(t),t$2)+4*x(t)=0,x(0)=0,D(x)(0)=v_0},x(t));
(2.7)
> pd:=diff(x(t),t$2)+4*x(t)=v_0*Dirac(t):
> X(s):=solve(laplace(pd,t,s),laplace(x(t),t,s)):
> X(s):=simplify(subs(x(0)=0,D(x)(0)=0,X(s))):
> sol(t):=invlaplace(X(s),s,t);
(2.8)
Soal-soal:
Gunakan transformasi Laplace untuk menyelesaikan masalah nilai awal berikut. Selanjutnya
interpretasikan hasilnya.
1.
(a) (b)
Interpretasikan kedua hasil di atas.
Interpretasikan hasilnya.
Answers
Praktikum 7 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
Deret Fourier
Deret Fourier sebagai aproksimasi bagi fungsi periodik.
Sejak SMU Anda telah mengenal deret geometri yang konvergen berikut
Di Kalkulus Anda belajar bahwa ruas kiri merupakan deret Maclaurin bagi fungsi .
Deret tersebut konvergen ke fungsi f(x) jika |x|<1.
Di sini Anda akan belajar bahwa fungsi periodik yang kontinu bagian demi bagian dapat
dinyatakan sebagai jumlahan tak hingga dari fungsi-fungsi
sinus dan cosinus, yang disebut deret Fourier. Selanjutnya deret Fourier tersebut konvergen ke
Rumus
> a:=n -> (1/Pi)*int(f(t)*cos(n*t),t=-Pi..Pi);
(1.1)
Rumus
> b:=n -> (1/Pi)*int(f(t)*sin(n*t),t=-Pi..Pi);
(1.2)
(1.2)
> dFourier4:=a(0)/2+sum(a(n)*cos(n*t)+b(n)*sin(n*t),n=1..4);
(1.3)
> dFourier10:=a(0)/2+sum(a(n)*cos(n*t)+b(n)*sin(n*t),n=1..10);
(1.4)
Perhatikan pula bahwa deret Fourier dari f(t), hanya memuat suku-suku sinus saja. Ingat bahwa
suku-suku sinus merupakan fungsi-fungsi ganjil, dan ini sesuai karena fungsi semula f(t) juga fungsi
ganjil..
> plot([f(t),dFourier4,dFourier10],t=-Pi..Pi,color=black);
> dFourier40:=a(0)/2+sum(a(n)*cos(n*t)+b(n)*sin(n*t),n=1..40):
> plot([dFourier40],t=-5..5,color=black);
Perhatikan bahwa untuk n yang cukup besar, maka kurva dfn akan semakin mendekati kurva f. Hal
ini menunjukkan bahwa deret Fourier suatu fungsi f(t) merupakan hampiran bagi fungsi f(t).
PIKIRKAN, bagaimana kita menformulasikan rumus deret Fourier sinus dan cosinus.
Soal A: Tentukan n-suku pertama deret Fourier dari fungsi berperiode berikut. Yakini kebenaran
jawab Anda dengan memplot secara bersamaan
jumlahan n-suku deret Fourier yang diperoleh bersama-sama dengan grafik fungsi f(t).
Amati apakah sifat genap dan ganjil dari fungsi asal tetap dipertahankan oleh suku-suku deret
Fouriernya.
1.
2.
3.
Yakini kebenaran jawab Anda dengan memplot secara bersamaan jumlahan n-suku deret Fourier
yang diperoleh bersama-sama dengan grafik fungsi f(t).
Deret Fourier Sinus dari f(t) adalah deret Fourier biasa dari perluasan f(t) sebagai fungsi ganjil.
3,
Answers
Praktikum 8 MA 2271 PENGANTAR PERSAMAAN DIFERENSIAL
Persamaan panas
Masalah perambatan panas pada batang penghantar 1-D
Misalkan menyatakan suhu tiap titik pada batang tiap saat.
Maka memenuhi persamaan diferensial parsial
pada
Jika tiap saat kedua ujung batang suhunya dipertahankan maka berlaku syarat batas:
untuk
Jika saat awal suhu batang maka berlaku syarat awal : u untuk ..............(3)
Dengan metoda separasi variabel diperoleh solusi dalam bentuk deret dari (1),(2) dan (3) sebagai
Dengan menggunakan Maple akan kita animasikan solusi tersebut selama selang waktu tertentu.
> restart:with(plots):
> u:=(x,t)->4*u0/Pi*sum(1/(2*n+1)*exp(-(2*n+1)^2*Pi^2*k*t/L^2)*
sin((2*n+1)*Pi*x/L),n=0..30):
> L:=50:k:=1:u0:=100:
> plot3d(u(x,t),x=0..50,t=0..3000, axes=normal);Grafik permukaan u(x,t)
menunjukkan bahwa suhu yang semula berkisar 100 derajat berkurang dan menuju nol seiring
dengan bertambahnya waktu.
> animate(plot,[u(x,t),x=0..50],t=0..2500);
Soal-soal:
1. Plot suhu titik tengah batang tiap saat. Jelaskan hasil yang Anda peroleh.
2. Perhatikan masalah perambatan panas pada batang sama seperti di atas, namun dengan kedua
ujung terisolasi.
Syarat batas (2) berubah menjadi: untuk
Persaman gelombang
Masalah getaran senar 1-D
Senar sebuah gitar panjang L T. Misalkan
menyatakan simpangan senar dari posisi setimbang saat t. Persamaan diferensial parsial
beserta syarat batas dan syarat awal yang sesuai adalah
, pada
untuk
Jika saat awal senar diberi simpangan awal dan dilepaskan dengan kecepatan awal maka
syarat awalnya:
untuk ...........................................................................(6)
solusi
.
Gunakan Maple untuk mensimulasikan solusi tersebut selama selang waktu tertentu. Jelaskan hasil
yang Anda peroleh.
Info: perhatikan bahwa solusi di atas dapat dituliskan sebagai .
Rumusan seperti ini dikenal sebagai solusi d'Alembert.
Answers
>
>
0 1
x
>
1
y
0 1
x
Yang terakhir ini jangan sampai tidak dicoba! dan bersiaplah untuk memberikan kejutan
untuk si dia :)
>
>