3.1. PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas gerak translasi sekelompok partikel (atom atau
molekul) dalam keadaam gas serta menunjukkan bahwa sifat – sifat gas dapat
dibahas melalui gerak translasinya. Kita hanya akan membatasi pembicaraan
pada gerak translasi bebas saja yaitu gerak translasi yang mengabaikan interaksi
antar partikel. Itu artinya kita hanya berbicara mengenai teori kinetik gas. Jika
seluruh pengaruh interaksi dibicarakan maka itu merupakan bidang teori
dinamika gas.
Model yang digunakan dalam teori kinetik gas dapat dideskripsikan
dalam tiga buah asumsi dasar :
a. Gas disusun oleh sejumlah besar partikel (atom atau molekul bermassa m
dengan gerak random kontinyu.
b. Partikel – partikel mempunyai ukuran yang dapat diabaikan karena terlalu
kecil dibandingkan dengan jarak antar partikel.
c. Partikel – partikel tidak saling berinteraksi, kecuali interaksi yang berupa
tumbukan lenting sempurna artinya tidak terjadi perubahan energi kinetik
pada partikel yang saling bertumbukan itu.
Teori kinetik terutama yang berhubungan dengan tumbuhan ini memberi andil
yang sangat besar dalam rangka mendalami sifat – sifat transport serta reaksi
kimia dalam fase gas.
Terdapat dua macam Kalkulasi dasar yang dibicarakan dalam bab ini,
yaitu tentang tekanan gas dan distribusi kecepatan.
Sebuah partikel berada pada posisi menempel pada dinding kiri sebuah kotak,
bergerak lurus ke kanan dengan kecepatan x menumbuk dinding sebelah kanan
dan terpantul kembali ke kedudukan semula dan seterusnya. Jarak tempuh
partikel tersebut adalah 2l. Dengan menggunaan konsep kecepatan, yaitu :
Jarak tempuh
X = maka di peroleh :
waktu
F = 2mX’/t
Sudah barang tentu, pada dinding akan bekerja gaya sebesar yang bekerja pada
partikel, tetapi berlawanan arah ( tanda ), jadi :
Maka :
2
nRT = N <>
3
Karena n = N/NA (NA = bilangan Avogdro), maka :
2
RT = NA. <> (7a)
3
(7b)
Persamaan di atas merupakan salah satu produk teori kinetik yang sangat
penting, karena dari itulah kita dapat mengetahui bahwa molekul gas selalu
bergerak kecuali pada (T = 0 K),karena T > 0 partikel – partikel gas selalu
bergerak maka gerak partikel ini disebut gerak termal partikel. Persamaan juga
memberikan informasi bahwa temperatur merupakan ukuran terhadap energi
kinetik rata – rata pada gerak random partikel gas. Ini perlu ditegaskan agar
tidak menimbulkan persepsi yang keliru. Temperatur sama sekali tidak
berhubungan dengan energi kinetik masing – masing partikel atau tetapi hanya
berhubungan dengan energi kinetik rata – rata atau <>.
3.3.2. PROBABILITAS
Penjelasan mengenai hal ini akan didekati dengan contoh sederhana
berikut :
Dari sebuah tes terhadap 10 orang diperoleh skor sebagai berikut :
35 35 37 37 37 38 38 38 38 40
Atas dasar itu maka probabilitas untuk mendapat skor antara 35 sampai 37
adalah = 5/10
Pembilang 5 berasal dari banyaknya skor antara 35 s/d 40 sedang
penyebut 10 berasal dari banyaknya skor keseluruhan. Jadi secara matematika
dapat ditulis :
banyaknya skor antara 35 sampai 37
P(35;37) =
banyaknya skor
n
(35 ; 40)
P(35;37) =
N
atau :
dni
Pi = =
N
Pi = (Xi) dx
(16)
Khusus untuk kecepatan molekul gas, biasanya tidak dinyatakan dengan v tetapi
c, sehingga persamaan 16 boleh ditulis :
Sedang fungsi distribusinya adalah (c) yang merupakan gabungan dari fungsi
distribusi komponennya yaitu ( VX ), ( Vy ) dan ( V2 ).
Fungsi distribusi komponen, disebut fungsi partisi.
Menurut teori probabilitas, jika peristiwa A mempunyai probabilitas ½
dan peristiwa B = ¼, maka probabilitas gabungan A dan B adalah 1/8 atau
probabilitas gabungan beberapa peristiwa adalah hasil dari probabilitas
masing – masing.
Jika Pc merupakan gabungan antara PX, PY dan PZ maka :
PC = PV . PV . PV
X y Z
Karena telah kita ketahui bahwa probabilitas sebanding dengan fungsi distribusi
dan segmennya, maka dapat pula kita tulis :
(c) dc = ( VX ), ( VV ) ( VZ ) dVX dVY dVZ
Jadi :
(c) = = ( VX ), ( VV ) ( VZ )
Dari persamaan 19 tampak bahwa fungsi DISTRIBUSI hasil kali fungsi – fungsi
partisinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi distribusi tersebut pasti
merupakan fungsi eksponensial sebab hanya fungsi ekspnensial yang
mempunyai sifat seperti itu (ingat e a+b = ea . eb)
Bentuk umum fungsi eksponensial adalah :
( X ) = Ae X
Karena pertimbangan sifat fisik bahwa makin tinggi kecepatan, makin sedikit
molekulnya maka pangkat yang dikenakan atas e harus bernilai negatif sehingga
fungsi partisinya adalah
2
f ( VX ) = A e -V
X
2
f ( Vy ) = A e -V
y
2
f ( Vy ) = A e -V
y
½
A.=( )
dengan demikian bentuk fungsi partisipnya adalah :
½ 2
- V
f ( VX ) = ( ) e X
½ 2
- V
f ( Vy ) = ( ) e y
½ 2
- V
f ( tZ ) = ( ) e Z
Untuk mendapatkan harga , kita bertolak dari kecepatan rata – rata masing –
masing komponen.
2
<VX > = 1/2β (18)
2 2
Dengan demikian <Vy> dan <Vz> masing – masing juga 1/2. Dengan
menggunakan persamaan 18 diperoleh
atau :
jadi :
Fungsi distribusi Maxwell dapat digunakan untuk menghitung laju rata – rata (mean
average speed), yaitu dengan menggunakan persamaan 16 :
Jadi :
Dengan cara yang sama, kita peroleh energi partisi komponen yang lain, dan secara
keseluruhan energi partisi atau ekipartisi energi ditulis.
(molekul linear)
Untuk tiap mol :
Bagaimana derajat kebebasan serta energi rotasi molekul yang non linear ? Marilah
kita lihat gambar molekul non linear berikut :
A B
( non linear )
untuk tiap mol :
( linear )
( non linear )
Atau :
( per mol )
( per molekul )
untuk tiap mol :
U = 3 Rt + ( 3N – 6) RT
RESUME
VIII.
IX
( per molekul )
XIII.
( per mol )
( per molekul linear )
Lampiran : SOAL :
1.Hitunglah crms , <c> , dan cmp untuk molekul O2 pada T 300 K. Bandingkan hasilnya
dengan pada H2
SOME PROPERTIES OF LIQUIDS AND SOLIDS
Cairan dan Padatan sering disebut CONDENSED PHASES = FASE
TERKONDENSASI.
Beberapa persamaan yang berlaku pada gas juga berlaku pada cairan dan padatan,
misalnya:
Soal :
1. At 25oC a sealed, rigid container filled with liquid water. If the
temperature is raised by 10oC, what pressure will develop in the
container ? For water, α = 2,07 x 10-4/ K-1 , = 4,5 x 10-5 atm-1.
2. The following vapor pressure data are available for liquid metallic
zinc