Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

SISTEM PARTIKEL DAN KEKEKALAN MOMENTUM

6.1. Pusat massa

Sistem sederhana dua partikel dalam satu dimensi. Ambil x 1 dan x2 sebagai
kordinat partikel relatif terhadap suatu pilihan titik asal sembarang. Kordinat pusat
massa Xcm didefinisikan sebagai MXcm = m1.x1 + m2.x2 dengan M = m1 + m2.

Untuk dua partikel, pusat massa terletak di suatu titik pada garis yang
menghubungkan kedua partikel tersebut. Dapat dilihat jika titik asal dipilih berimpit
dengan salah satu partikel, misalnya m1, maka x2 adalah jarak d antara partikel-partikel.
Kordinat titik massa untuk pilihan titik asal diperoleh dari persamaan di atas : M Xcm =
m₂
m1x1 + m2x2 = m1(0) + m2 d X cm= d
m₁+m ₂

m1 cm m2 m1 cm m2

x1 xcm x2 x1=0 xcm x2

(a) (b)

Pusat massa sistem dua partikel (a) jika partikel-partikel mempunyai massa yang sama,
pusat massa ada di tengah antara keduanya (b) jika titik asal dipilih di m 1.

Dari dua partikel dalam satu dimensi ini dapat membuat ungkapan umum untuk
banyak partikel dalam tiga dimensi. Jika N partikel, kordinat x pusat massa X cm adalah
MX cm=m1 x 1 +m2 x 2 +m 3 x 3 +mN x N =∑ mi x i dengan M =∑ mi . Dengan cara yang sama
seperti persamaan sebelumnya diperoleh : MY cm=∑ mi y i
dan MZ cm =∑ m i z i

Dalam notasi vektor, jika ri = xi i + yi j + zi k adalah vektor posisi ke-i, maka vektor
posisi pusat massa Rcm adalah MR cm=∑ mi r i dengan Rcm = Xcm i + Ycm j + Zcm j Untuk
benda kontinyu , persamaan MR cm=∑ mi r i menjadi MR cm=∫ r dm .

dm

x
z

Elemen massa dm yang ditempatkan di r untuk mendapatkan pusat massa lewat


integrasi.

6.2. Gerakan pusat massa suatu sistem

Gerakan suatu benda besar adalah sangat rumit. Untuk menggambarkannya, di


cari kecepatan pusat massanya dengan mendefensiasi persamaan di atas terhadap
waktu sehingga diperoleh.

d d
( MR ¿¿ cm)= (∑ m i r i ) ¿,
dt dt

d dr 1 dr 2 dr 3
M (R ¿¿ cm)=m1 +m 2 +m 3 + … ¿ atau
dt dt dt dt

Mv cm =m1 v 1+ m2 v 2 +m3 v 3 +…=∑ mi v i.

jika didiferensialkan sekali lagi akan menghasilkan

Ma cm=m1 a1 +m2 a 2+ m3 a3 + …=∑ mi ai.

Menurut hukum II Newton, massa tiap partikel dikalikan dengan percepatannya


sama dengan gaya netto yang bekerja pada partikel, F netto=∑ mi ai =Fi , ∫ ¿+F i,eks ¿

Dengan mensubstitusi ke persamaan di atas diperoleh MA cm =Fi , ∫ ¿+F i,eks ¿

Menurut hukum III Newton, untuk tiap gaya internal yang bekerja pada suatu
partikel, ada gaya yang sama tapi berlawanan arahnya bekerja pada partikel lainnya,
akibatnya jumlah gaya-gaya internal sama dengan nol, sehingga persaman menjadi
MA cm =∑ Fi , eks.

6.3. Kekekalan Momentum

Momentum sebuah partikel adalah hasil kali massa dan kecepatannya,


Momentum sebuah partikel didefinisikan sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan
sebuah partikel p = m v. Hubungan antara gaya dan momentum diperoleh melalui
hukum II Newton, yaitu :

dv d dP
Fnetto = ma = m = (mv) =
dt dt dt
Jika tidak ada gaya luar netto yang bekerja pada sistem partikel, momentum total
sistem adalah kekal. Perhatikan dua partikel yang saling mengerjakan gaya yang sama
dan berlawanan tetapi tidak mempunyai gaya lain yang bekerja pada keduanya. Jika F12
adalah gaya yang dikerjakan partikel satu pada partikel dua dan F21 adalah gaya yang
d P₁ d P₂
dikerjakan partikel dua pada partikel satu, maka diperoleh : F21 = dan F12 = .
dt dt

dP ₁ dP ₂
Menurut hukum III Newton, F12 = - F21, maka 0 =+ atau
dt dt
P1 + P2=konstan . Untuk sistem banyak partikel berlaku P=∑ mi v i . Momentum total
sistem sama dengan massa total M kali kecepatan pusat massa :

P=∑ mi v i =M V cm

Dengan mendeperensialkan persamaan di atas terhadap t, diperoleh :

dP d dp
=M ¿ atau ∑ F i ,eks =F net , eks =
dt dt dt

Ketika gaya eksternal netto yang bekerja pada sistem partikel sama dengan nol,
maka laju perubahan momentrum sistem adalah 0 dan momentum sistem tetap konstan:
P=mvcm =∑ mi v i=konstan Persamaan ini dikenal sebagai hukum kekekalan
momentum.

6.4. Tumbukan dalam satu dimensi

Dalam sebuah tumbukan, dua benda saling mendekat, berinteraksi dengan kuat
dan saling menjauh. Sebelum tumbukan, ketika masih menjauh, kedua benda itu
bergerak dengan kecepatan konstan. Setelah tumbukan, keduanya bergerak dengan
kecepatan konstan yang berbeda.

1. Tumbukan elastis

Ketika energi kinetik total kedua benda setelah tumbukan adalah sama seperti
sebelumnya, tumbukan disebut tumbukan elastis : ½ m 1 v 21+ ½ m 2 v 22 =½ m 1 v '12 +½ m 2 v '2
2.
Selain berlaku hukum kekekalan energi kinetik, juga kelaku hukum kekekalan
' '
momentum,m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 +m 2 v 2 Penyelesaian serentak dari persamaan
menghasilkan :

( v¿ ¿2 ,−v ,1)=−( v ¿ ¿ 2−v1 )¿ ¿

2 m2 v 2+ v 1 (m1−m2)
v'1 =
m1 +m 2
2 m 1 v 1−v 2 (m 1−m2 )
v'2=
m 1+ m2
, ,
selisih (( v¿ ¿2 −v 1)¿) adalah kecepatan relatif m 2 terhadap m1 setelah tumbukan,
sedangkan ¿ ¿) adalah kecepatan relatifnya setelah tumbukan. Jadi untuk tumbukan
elastis, kelajuan saling menjauh relatif setelah tumbukan sama dengan kelajuan saling
mendekat relatif sebelum tumbukan

2. Tumbukan tak elstis

Pada tumbukan ini kecepatan kedua benda setelah tumbukan adalah sama ( v1’ =

v2 ), sehingga hukum kekekalan energi kinetik menjadi
½ m1 v 21+ ½ m2 v 22 =½(m ¿ ¿ 1+m2)v ¿ dan hukum kekekalan momentum menjadi
m1 v 1+ m2 v 2= ( m1+ m2 ) v dengan v adalah kecepatan kedua benda setelah tumbukan.

6.5. Gaya Impuls dan momentum

Gaya impuls adalah gaya yang cukup besar namun bekerja dalam waktu yang
singkat, seperti tendangan pada bola, tumbukan, bola yang menumbuk tembok dan lain-
lain.

Pada Gambar di bawah menunjukkan perubahan besarnya gaya khas yang


dikerjakan oleh suatu benda pada benda lain terhadap waktu selama suatu tumbukan.
Selama waktu t1, benda-benda berjauhan dan gayanya nol. Ketika benda bertumbukan,
gaya naik dengan cepat dan kemudian jatuh kembali ke nol pada saat t 2, ketika benda-
benda berpisah. Waktu persentuhan ∆t = t2 – t1 biasanya sangat singkat. Impuls I dari
t₂
gaya adalah vektor yang didefinisikan oleh : I = ∫ Fdt
t₁

Luas dibawah kurva F terhadap t adalah besarnya impuls gaya. Dari hukum
kedua Newton F = dp/dt, kita dapat melihat bahwa impuls sama dengan perubahan
momentum total selama waktu itu.
t₂ t₂
dp
I = ∫ Fdt = ∫ dt = P1 −P 2= ∆p
t₁ t₁ dt

t1 ∆t t2

Variasi gaya terhadap waktu yang khas dari gaya yang dikerjakan oleh satu benda pada
benda lainnya selama waktu tumbukan.
Rata-rata waktu sebuah gaya untuk selang waktu ∆t = t2 – t1 didefinisikan sebagai

t₂
1 I
Frata-rata = ∫ F dt =
∆ t t₁ ∆t

Gaya rata-rata adalah gaya konstan yang memberikan impuls yang sama seperti gaya
sesungguhnya dalam selang waktu ∆t. Frata-rata ditunjukkan dalam di bawah ini.

F rata-rata

t1 ∆t t2 t

Gaya rata-rata untuk selang waktu tertentu.


SOAL
1. Tiga massa ditempatkan pada sumbu x: 200 gr pada x = 0,500 gr pada x = 30 cm, dan 400 gr
pada x = 70 cm. Tentukan pusat massa.

Jawab :

Xcm =
∑ xi mi = ( 0 ) ( 0,20 kg ) + ( 0,30 m ) ( 0,50 kg ) + ( 0,70 m ) (0,40 kg) = 0,39 m
∑ mi ( 0,20+0,50+ 0,40 ) kg

Maka koordinat y dan z dari pusat massa adalah nol.

2. Sebuah sistem yang terdiri dari massa-massa beriku ii berada pada bidang xy: 4,0 kg pada
koordinat (x = 0, y = 5,0 cm ) 7,0 kg pada (3,0 m, 8,0 m) dan 5,0 kg pada (-3,0 m, -6,0 m ).
Tentukan posisi pusat massanya.

Jawab :

Xcm =
∑ xi mi = (0)( 4,0 kg)+(3,0 m)(7,0 kg)+(−3,0 m)(5,0 kg) = 0,38 m
∑ mi ( 4,0+7,0+5.0 ) kg

Ycm =
∑ y i mi = (5,0 m)(4,0 kg)+( 8,0 m)(7,0 kg)+(−6,0 m)(5,0 kg) = 2,9 m
∑ mi 16 kg

Dan zcm = 0.
3. Sebuah partikel bermassa 3 kg menempuh grak lurus beraturan sepanjang 8 m dalam waktu
2 detik. Tentukan momentum partikel tersebut.

Jawab :

ms 3 kg . 8 m
P = mv = = = 12 kg m/s
t 2s

4. Ada sebuah perahu kecil yang massanya 200 Kg. Perahu tersebut dinaiki oleh seorang
nelayan yang bermassa 80 Kg. Mula-mula perahu bergerak dengan kecepatan 10m/s.
Kemudian tiba-tiba orang dalam perahu meloncat kebelakang, berlawanan dengan arah
perahu dengan kecepatan loncatan 2m/s. Berapa kecepatan perahu pada saat orang
tersebut meloncat kebelakang..

Jawab :

Diketahui : m1 = massa perahu = 200 Kg

m2 = massa orang = 80 Kg

Hukum kekekalan Momentum

m1v1 + m2v2 = m1v1’ +  m v2’

pada saat sebelum bergerak kecepatan orang = kecepatan perahu

200 (10) + 80 (10) = 200 v1’ + 80 (-2)

2800 = 200 v1’ -160

2640 = 200 v1’

V1’ = 13,2 m/s

5. Sebuah peluru dengan massa 8,0 gr ditembakkan secara horizontal ke sebuah balok kaya
dengan massa 9,00 kg yang berada dalam kondisi diam, dan menempel pada nalok kayu
tersebut balok tersebut bergerak dan memiliki laju 40 cm/det setelah tumbukan. Tentukan
kecepatan awal peluru.

Jawab :

Sistem (balok + peluru). Kecepatan dan momentum dari sebuah balok sebelm tumbukan
adalah nol. Gerakan awal peluru adalah positif dengan arah x positif. Hukum kekekalan
momentum menyatakan bahwa :

Momentum sistem sebelum tumbukan = momentum sistem setelah tumbukan

(momentum peluru)+(momentum balok)=(momentum peluru+balok)

mB vB + mC vCX = (mB + mC ) vx
(0,0080 kg) vBx + 0 = (9,008 kg )(0,40 m/det)

vBx = 0,45 km, maka vB = 0,45 km/det – arah positif.

6. Benda A(5 kg) dan benda B (1 kg) bergerak saling mendekati dengan kecepatan masing-
masing 2 m/s dan 12 m/s. Setelah tumbukan kedua benda saling menempel. Kecepatan
sesaat kedua benda bertumbukan adalah...

Jawab :

Kedua benda saling menempel

mAvA + mBvB = (mA+ mB)v’

(5)(2) + (1)(-12) = (5 + 1)v’

-2 = 6v’

1
v’ = - = -0,3 (arah berlawanan vA)
3

7. Sebuah bola bermassa 0,3 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s menumbuk sebuah bola lain
bermassa 0,2 kg yang mula-mula diam. Jika setelah tumbukan bola pertama dia maka
kecepatan bola kedua adalah...

Jawab :

m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’

(0,3)(2) + (0,2)(0) = (0,3)(0) + (0,2)v 2’

0,6 + 0 = (0,2)v2’

v2’ = 3 m/s

8. Balok bermassa m1 (2 kg) dan m2 (4 kg) saling mendekati di atas bidang horizontal yang licin.
Kelajuan awal m1 dan m2 adalah v1 = 5 m/s dan v2 = 10 m/s. kedua balok saling tumbukan
maka momentum linear...

Jawab :

P = m1v1 + m2v2

P = (2)(5) + (4)(-10) = -30 kg m/s

9. Apa yang di maksud gaya implus?


Jawab :
Gaya impuls adalah gaya yang cukup besar namun bekerja dalam waktu yang singkat,
seperti tendangan pada bola, tumbukan, bola yang menumbuk tembok dan lain-lain.

10. Sebuah bola yang semula diam, dipukul hingga kecepatannya 20 m/s. jika massa bola 0,1 kg,
impuls dari gaya pemukul adalah...

Jawab :

Diketahui : v1 = 0 (diam)

v2 = 20 m/s

m = 0,1 kg

I = p1 - p1 = mv2 - mv1

= 0,1 (20) – 0,1 (0)

= 2 N.s

Anda mungkin juga menyukai